Analisis Sistem Pengukuran Kinerja dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) Pada PT. PD. Paya Pinang
(2)
LAMPIRAN 1
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang
Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Tania Alda
No :
Nama :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia. Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari investor di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat b. Pemanfaatan aset secara optimal
c. Kinerja keuangan perusahaan yang baik d. Minimalisasi biaya produksi CPO e. Peningkatan laba perusahaan f. Standarisasi kualitas CPO
(3)
g. Transparansi laporan keuangan h. Tingkat penambahan investasi Jawaban :
……… ... ... ... ...
(4)
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang
Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya Tania Alda
No :
Nama :
Jabatan :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari pelanggan di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard b. Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan c. Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian d. Adanya kemudahan bertransaksi
e. Cepat tanggap terhadap komplain pelanggan f. Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak
(5)
Jawaban :
……… ... ... ... ...
(6)
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang
Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya Tania Alda
No :
Nama :
Jabatan :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari supplier di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Pola order yang teratur b. Tingkat kepuasan supplier
c. Adanya peningkatan volume pembelian d. Kerja sama yang sesuai dengan kontrak
e. Komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak f. Pembayaran tepat waktu
(7)
Jawaban :
……… ... ... ... ...
(8)
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang
Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya Tania Alda
No :
Nama :
Jabatan :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari karyawan di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan b. Peningkatan jenjang karir yang jelas
c. Cepat tanggap terhadap keluhan karyawan d. Akomodasi karyawan yang memadai e. Peningkatan kesejahteraan karyawan f. Lingkungan kerja yang kondusif
(9)
g. Fasilitas kerja yang lengkap
h. Adanya bonus dan reward bila target produksi tercapai i. Tingkat kesehatan dan keselamatan yang terjamin j. Adanya pelatihan terhadap karyawan
k. Adanya Standard Operational Procedures (SOP) Jawaban :
……… ... ... ... ...
(10)
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang
Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya Tania Alda
No :
Nama :
Jabatan :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari masyarakat di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar b. Kepedulian terhadap lingkungan hidup
c. Tersedianya lapangan pekerjaan
d. Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melakukan penelitian, magang dan kerja praktek
(11)
Jawaban :
……… ... ... ... ...
(12)
LAMPIRAN 2
KUESIONER BENCHMARKING ANTARA PT. PD. PAYA PINANG DENGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III
Kuesioner ini bertujuan untuk menentukan target yang ingin dicapai oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kuesioner ini dibuat berdasarkan Requirements atau kebutuhan dari masing-masing stakeholder yang telah teridentifikasi. Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini dengan harapan bahwa hasil penelitian ini berguna bagi perusahaan.
Keterangan Nilai :
1 : Sangat Tidak Memuaskan 2 : Tidak Memuaskan
3 : Cukup Memuaskan 4 : Memuaskan 5 : Sangat Memuaskan
Nama :
Jabatan :
No Requirements (Kebutuhan) Paya
Pinang PTPN III Gap Investor
1
Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat
2 Pemanfaatan aset secara optimal 3 Kinerja keuangan perusahaan yang
baik
(13)
No Requirements Paya
Pinang PTPN III Gap Investor
4 Minimalisasi biaya produksi CPO 5 Peningkatan laba perusahaan 6 Standarisasi kualitas CPO 7 Transparansi laporan keuangan
Pelanggan
1 Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard
2 Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan
3 Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian
4 Adanya kemudahan bertransaksi 5 Cepat tanggap terhadap komplain
pelanggan
6 Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak
Supplier 1 Pola order yang teratur 2 Tingkat kepuasan supplier
3 Adanya peningkatan volume pembelian
4 Kerjasama yang sesuai dengan kontrak
5 Komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak
6 Pembayaran tepat waktu 7 Masa kerja yang jelas
(14)
No Requirements Paya
Pinang PTPN III Gap Karyawan
1 Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan
2 Peningkatan jenjang karir yang jelas
3 Cepat tanggap terhadap keluhan karyawan
4 Akomodasi karyawan yang memadai
5 Peningkatan kesejahteraan karyawan
6 Lingkungan kerja yang kondusif 7 Fasilitas kerja yang lengkap
8 Adanya bonus dan reward bila target produksi tercapai
9 Tingkat kesehatan dan keselamatan yang terjamin
10 Adanya pelatihan terhadap karyawan
11 Adanya SOP (Standard
Operational Procedures)
(15)
No Requirements Paya
Pinang PTPN III Gap Masyarakat
1
Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar
2 Kepedulian terhadap lingkungan hidup
3
Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melakukan penelitian, magang dan kerja praktek
4 Tersedianya lapangan pekerjaan
Mengetahui
( )
(16)
LAMPIRAN 3
KUESIONER
PERBANDINGAN BERPASANGAN ANTARA KRITERIA
UTAMA, SUB KRITERIA DALAM PENENTUAN BOBOT KPI
I. BIODATA Nama : Jabatan : Tanggal :
II. PENGANTAR
Kuesioner ini bertujuan untuk menentukan bobot dari setiap kriteria, sub kriteria dan Key Performance Indicator (KPI) pada perspektif Metode
Integrated Performance Measurement System. Sebelum mengisi kuesioner
ini, diharapkan responden membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner yang diberikan. Informasi yang diberikan dalam kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian mengenai aplikasi proses hierarki analitik dan Integrated Performance Measurement System pada kinerja perusahaan.
III. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti sampaikan kepada Saudara petunjuk pengisian kuesioner pembobotan berikut ini:
1. Pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan kriteria penelitian di sebelah kiri dengan kriteria disebelah kanan.
2. Kolom penelitian di sebelah kiri (kolom sama penting (1) ke kiri) digunakan jika kriteria atau indikator sebelah kiri mempunyai derajat lebih tinggi. Sebaliknya, kolom penilaian di sebelah kanan (kolom sama penting (1) ke kanan) digunakan jika kriteria atau indikator sebelah kanan mempunyai derajat lebih tinggi.
(17)
3. Saudara di minta melingkari atau memberi tanda (x) pada angka yang sesuai dengan arti penilaian sebagai berikut:
Tabel Skala Perbandingan Berpasangan
Intensitas Pentingnya Defenisi
1 3
5 7 9
2,4,6,8
Kedua elemen yang sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya
Elemen yang satu sangat penting ketimbang yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya
Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan
4. Usahakan penilaian Saudara konsisten. Misalnya saudara menyatakan A lebih penting daripada B, dan B lebih penting dari C, maka penilaian Saudara konsisten jika menyatakan C lebih penting dari pada A.
5. Apabila ada keraguan dari perbandingan tingkat kepentingan antar faktor tersebut, dapat diatasi dengan mengisi bilangan genap 2,4,6, dan 8.
6. Peneliti sampaikan contoh pengisian berikut:
Kriteria Penilaian Elemen
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
Keterangan: 1 : Sama pentingnya 3 : Sedikit lebih penting
5 : Lebih penting daripada 7 : Jauh lebih penting
9 : Mutlak lebih penting
2,4,6,8 : Nilai antar dua pertimbangan yang berdekatan
(18)
Arti pengisian di atas:
a. B pada tingkat kepentingan sedikit lebih penting daripada A b. A pada tingkat kepentingan jauh lebih penting daripada C c. B pada tingkatan kepentingan mutlak lebih penting daripada C IV. KUESIONER
1. Level 2
a. Perbandingan berpasangan antar kriteria
Kriteria Penilaian Kriteria
Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelanggan Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemasok Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Karyawan Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Masyarakat Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemasok Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Karyawan Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Masyarakat
Pemasok 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Karyawan Pemasok 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Masyarakat Karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Masyarakat
(19)
2. Level 3
a. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Investor
b. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Pelanggan
c. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Karyawan
Kriteria Penilaian kriteria
Meningkatkan citra perusahaan di masyarakat
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan Meningkatkan citra perusahaan di masyarakat
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan produktivitas perusahaan Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan produktivitas perusahaan
Kriteria Penilaian Kriteria
Mempertahankan kepercayaan pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mempertahankan loyalitas
pelanggan
Kriteria Penilaian Kriteria
Meningkatkan
keamanan dan kenyamanan
karyawan dalam bekerja
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan Meningkatkan keamanan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan
(20)
d. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Masyarakat
3. Level 4
a. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Investor (Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan)
b. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Investor (Meningkatkan produktivitas perusahaan)
Kriteria Penilaian Kriteria
Menjaga
hubungan baik dengan
masyarakat sekitar
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan
KPI Penilaian KPI
Tingkat
penjualan cpo 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Peningkatan laba perusahaan
Tingkat
penjualan cpo 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemanfaatan aset secara optimal Peningkatan laba
perusahaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemanfaatan aset secara optimal
KPI Penilaian KPI
Jumlah (Standard Operational Procedures) perusahaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah absensi karyawan
(21)
c. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Pelanggan (Meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan pelanggan)
d. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Pelanggan (Mempertahankan loyalitas pelanggan)
KPI Penilaian KPI
Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian Mutu CPO yang
dihasilkan sesuai dengan standard
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
pengiriman CPO sesuai dengan kontrak
KPI Penilaian KPI
Pelayanan yang memuaskan
terhadap pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemudahan bertransaksi Pelayanan yang
memuaskan terhadap pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah keluhan pelanggan Kemudahan
bertransaksi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah keluhan pelanggan
(22)
e. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Supplier
(Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik dengan para supplier perusahaan)
f. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Karyawan (Meningkatkan keamanan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja)
KPI Penilaian KPI
Jumlah Pola
order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Tingkat kepuasan supplier
Jumlah Pola
order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah peningkatan volume pembelian Jumlah Pola
order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak Jumlah Tingkat kepuasan supplier
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah peningkatan volume pembelian Jumlah Tingkat kepuasan supplier
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak Jumlah peningkatan volume pembelian
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak
KPI Penilaian KPI
Jumlah keluhan
karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
kecelakaan kerja
(23)
g. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Karyawan (Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan)
h. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Masyarakat (Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar)
i. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Masyarakat (Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan)
KPI Penilaian KPI
Jumlah turn over
karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah keluhan karyawan
Jumlah turn over
karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah prestasi kerja karyawan Jumlah keluhan
karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah prestasi kerja karyawan
KPI Penilaian KPI
Jumlah kegiatan
sosial perusahaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia
KPI Penilaian KPI
Jumlah
mahasiswa yang melakukan
penelitian
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah pelajar yang melakukan magang
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Diky Hajril. 2011. Analisis Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Adolina). Laporan Tugas Sarjana. Jurusan Teknik Industri:
Universitas Sumatera Utara.Medan.
Artley, Will; Stroh, Suzanne. 2001. Establishing an Integrated Performance
Measurement System: Oak Ridge Institute For Science And Education.
Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hendrastuti. 2011. Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems (Studi Kasus: Usahatani dan Industri Kecil Penyulingan dalam Klaster Agroindustri Minyak Nilam di Kabupaten Kuningan): Institut Pertanian Bogor.
Jeffery, Neil. 2009. Stakeholder Engagement: A Road Map to Meaningful
Engagement: Cranfield School of Management.
Kartikasari, Liana. 2004. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems di PT. Cahaya Angkasa Abadi. Laporan Tugas Sarjana: Universitas Kristen Petra.
Kesuma, Hendra. 2011. Analisa Pengukuran Kinerja dengan Metode Performance Prism pada PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek
Nabara Selatan. Laporan Tugas Sarjana. Jurusan Teknik Industri:
Universitas Sumatera Utara.Medan.
(36)
Mukhtarom, Syahrul; Partiwi, Sri Gunani. 2011. Pengukuran Kinerja di PT. Citra Bunga Persada Dengan Menggunakan Metode Integrated performance
Measurement Systems ( IPMS): Institut Teknologi Sepuluh November.
P. Suwignjo, U.S. Bititci, A.S. Carrie, T.J. Turner. Performance Measurement System: Auditing and Prioritisation of Performance Measures: University of Strathclyde, Glasgow, UK.
Prima, Wike Agustin; Santoso, Imam; Sari, Rheysa Permata. 2012. Analisis Pengukuran Kinerja Korporasi Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi, Pasuruan): Universitas Brawijaya.
Riggs, James L and Glen HF. 1983. Productivity By Objectives: Prentice Hall, UK.
Saaty, Thomas L. 1988. Multicriteria Decision Making, The Analytic Hierarchy Process Planning, Priority, Setting, Resource Allocation. University of Pittsburgh.
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.
Siregar, Delfandi P. 2010. Pengukuran Kinerja pada PT PLN Cabang Medan
dengan Metode Performance Prism. Laporan Tugas Sarjana. Jurusan
Teknik Industri: Universitas Sumatera Utara.Medan.
Suartika, I Made. 2007. Perancangan Dan Implementasi Sistem pengukuran
Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems:
Universitas Mataram.
Syukron, Amin. Manajemen Sumber Daya Manusia: Universitas Mercu Buana.
(37)
Wibisono,Dermawan. 2006. Manajemen Kinerja.Jakarta: Erlangga.
(38)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengukuran Kinerja1
Pengukuran kinerja adalah suatu strategi dan pendekatan terpadu untuk menghasilkan keberhasilan yang berkelanjutan pada suatu organisasi dengan peningkatan kinerja dari orang-orang yang bekerja di dalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas kontribusi baik secara tim maupun individu (Amstrong dan Baron, 1998).
Sementara itu, Fletcher dan Amstrong (1998) memberikan alternatif lain tentang defenisi pengukuran kinerja yaitu suatu pendekatan untuk menghasilkan visi dari suatu maksud dan tujuan dari organisasi, membantu setiap karyawan untuk mengerti dan menyadari kontribusi mereka dalam organisasi dan juga mengelola dan meningkatkan kinerja baik individu maupun organisasi.
3.2. Manfaat Pengukuran Kinerja2
Adapun manfaat dilakukannya pengukuran kinerja ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen 2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan 3. Sebagai media monitor, evaluasi, dan koreksi atas pencapaian kinerja
1
Hendrastuti. Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System(Studi Kasus: Usahatani dan Industri Kecil Penyulingan dalam Klaster Agroindustri Minyak Nilam di Kabupaten Kuningan). Jurnal Embryo, Vol. 8 No. 2. Desember 2011. Hal. 82. 2
Wibisono,Dermawan.2006.Manajemen Kinerja.Erlangga: Jakarta. Hal. 3-5.
(39)
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward & punishment) secara obyektif
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan 6. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif
3.3. Kebutuhan Akan Sistem Manajemen Kinerja Baru3
Dalam sebuah perusahaan, terdapat hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder), yaitu penanam modal, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan tersebut mengalami perubahan yang substansial beberapa tahun terakhir ini. Hubungan ini sangat kompleks dan sangat berbeda bahkan jika dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Hal ini dapat diilustrasikan seperti sebuah jejaring (web) yang kompleks yang harus diatur dalam lingkungan bisnis. Hubungan antarbagian mana yang harus diperkuat dan harus mendapatkan prioritas utama untuk proses perbaikan sangat bervariasi, tergantung dari jenis industrinya. Akan tetapi, pada umumnya hubungan yang terkuat adalah antara organisasi dengan penanam modal, pelanggan, karyawan, pemasok (supplier). Hubungan yang kompleks tersebut dapat dijabarkan seperti tampak pada Gambar 3.1.
3Ibid. Hal. 6-8..
(40)
Gambar 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder
Saat ini dan di masa depan, cara terbaik bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang adalah dengan mengetahui keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) dari setiap stakeholder dan berusaha memenuhi hal tersebut. Perubahan orientasi serta fokus kebutuhan dan keinginan (needs &
wants) yang semula hanya menjadi titik perhatian pemegang saham
(shareholders) kini telah bergeser menjadi perhatian pihak yang lebih luas yaitu stakeholder, yang terdiri dari pemegang saham, pelanggan, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat sekitarnya. Perubahan orientasi dan fokus tersebut diperlihatkan pada Gambar 3.2.
(41)
Gambar 3.2. Pergeseran Fokus Perusahaan
Para pemimpin perusahaan atau Chief Executive Officer (CEO) di berbagai belahan dunia menyadari pentingnya memenuhi kepuasan dari setiap stakeholder sehingga perusahaan dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang. Perusahaan-perusahaan mulai menaruh perhatian akan pentingnya memenuhi kepuasan dari setiap stakeholder, di mana hal ini kemudian menjadi sebuah standar baru dalam laporan perusahaan. Sebagai contoh, sebuah organisasi di Inggris, yaitu UK Cooperative Bank telah membuat sebuah laporan mengenai kinerja bisnisnya dari setiap stakeholder (pemegang saham, pelanggan, karyawan dan keluarganya, pemasok, komunitas lokal, serta masyarakat nasional dan internasional) dalam sebuah laporan tahunan yang disebut Partnership Report.
Berbagai pendekatan formal juga mulai dikembangkan guna menghasilkan sebuah bentuk laporan pertanggungjawaban yang standar, seperti yang dilakukan oleh Institute for Social and Ethical Accountability yang terlibat dalam penyusunan The Copenhagen Char-ten A Guide to Stakeholder Reporting dan pengembangan AA1000 Stakeholder Reporting Framework.
(42)
Selain pihak pengelola perusahaan, para investor juga mengerti arti pentingnya perusahaan untuk memenuhi berbagai kepuasan setiap stakeholder. Mereka menyadari apabila perusahaan tidak memberikan perhatian yang cukup kepada kepuasan setiap stakeholder, hal tersebut akan membawa dampak pada reputasi perusahaan dan pangsa pasarnya. Sebaliknya, jika perusahaan memperhatikan dan berusaha memenuhi berbagai permintaan/kepentingan dari masing-masing stakeholder, perusahaan juga dapat menuntut kontribusi yang lebih dari masing-masing stakeholder tersebut. Contoh kontribusi yang dapat diberikan stakeholder kepada perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kontribusi Dari Para Stakeholder
Pihak yang Berkepentingan
(Stakeholder) Kontribusi (Contribution)
Investor
Pertumbuhan modal (Capital growth) Besarnya resiko (Greater risk taking)
Dukungan jangka panjang (Long term support)
Pelanggan (Customer)
Keuntungan (profitability) Pembelian ulang (Retention) Loyalitas (Loyalty)
Umpan balik (Feedback)
Pihak perantara (Intermediaries)
Perencanaan di masa depan (Planning forecasts)
Informasi kebutuhan di masa depan (Forward demand visibility)
Karyawan (Employees)
Fleksibilitas (Flexibility)
Keterampilan ganda (Multiskilling) Sumbang saran (Suggestions)
(43)
Tabel 3.1. Kontribusi Dari Para Stakeholder (Lanjutan) Pihak yang Berkepentingan
(Stakeholder) Kontribusi (Contribution)
Pemasok (Suppliers)
Subpemasok yang lebih luas (More outsourcing)
Pedagang yang lebih sedikit (Fewer vendors) Solusi yang menyeluruh (Total solutions) Integrasi (Integration)
Pemerintah (Regulators)
Konsistensi yang adil (Cross border consistency)
Saran-saran nonformal (Informal advices) Keterlibatan lebih awal (Early involvement)
Masyarakat (Communities)
Ketersediaan tenaga kerja terampil (Skill employment pool)
Hibah-hibah (Grants) Dukungan (Support) Kelompok pesaing
(Pressure groups)
Kerja sama yang lebih erat (Closer cooperation)
Berbagi penelitian (Shared research)
Mitra (Alliance partners)
Saling menjual dan membeli (Cross selling) Pengembangan yang saling mendukung (Co-development)
Berbagi ongkos (Cost sharing)
Bukanlah hal yang sederhana untuk dapat memenuhi semua permintaan dan kepentingan stakeholder dalam sebuah kerangka Sistem Manajemen Kinerja. Permasalahan yang sering muncul antara lain :
1. Perusahaan gagal menerjemahkan keinginan dan kebutuhan (wants and needs) dari setiap stakeholder.
(44)
2. Adanya ketidakcocokan antara keinginan dan kebutuhan (wants and needs)
perusahaan dengan masing-masing stakeholder, bahkan sering kali
menimbulkan pilihan yang saling kontradiksi.
3. Ukuran kinerja yang digunakan tidak sesuai dengan strategi, proses, dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan (wants dan needs) tersebut.
3.4. Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)4
Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) adalah salah satu metode pengukuran kinerja yang bertujuan untuk menggambarkan sistem pengukuran kinerja dalam arti yang tepat, dalam bentuk integrasi, seefektif dan efisien mungkin. Metode Integrated Performance Measurement Systems dikembangkan oleh Centre of Strategic Manufacturing, University of Strathclyde, Glasgow.
Dalam model Integrated Performance Measurement Systems, perusahaan
terbagi dalam empat level bisnis, yaitu: 1. Bisnis (Business Corporate)
2. Unit bisnis (Business Unit) 3. Proses bisnis (Business Process) 4. Aktivitas (Activity)
4Kartikasari, Liana. 2004. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems di PT. Cahaya Angkasa Abadi. Laporan Tugas Sarjana: Universitas Kristen Petra.
(45)
Level bisnis menjabarkan seluruh bisnis perusahaan dengan beberapa unit bisnis yang ada di dalamnya. Unit bisnis adalah bagian dari perusahaan yang memiliki fungsi dan proses bisnis tertentu yang bertujuan untuk melayani sebagian segmen pasar sesuai dengan tuntutan pasar yang semakin ketat. Setiap unit bisnis terdiri dari sejumlah proses bisnis yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu:
1. Proses bisnis inti merupakan alasan dasar bagi keberadaan suatu perusahaan 2. Proses bisnis pendukung, yang mendukung proses bisnis inti. Proses bisnis inti
merupakan stakeholder dari proses bisnis pendukung.
Gambar pembagian level bisnis dari Integrated Performance Measurement Systems dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Pembagian Level Organisasi (Bititci,U.S)
Keempat level bisnis dalam Integrated Performance Measurement Systems kemudian diidentifikasi Key Performance Indicator-nya, berdasarkan
stakeholder requirements, external monitor, dan objectives. Proses perancangan
(46)
sistem pengukuran kinerja berdasarkan Integrated Performance Measurement System berlangsung secara top-down, dari level bisnis ke aktivitas.
Gambar 3.4. Integrated Performance Measurement Systems (Bititci,U.S)
Penjelasan dari setiap elemen-elemennya dapat dilihat di bawah ini.
1. Stakeholders
Stakeholders adalah pihak-pihak yang berkepentingan pada suatu perusahaan,
antara lain pemegang saham, pemilik bisnis, pegawai atau karyawan, konsumen, pemasok, dan masyarakat. Dalam Integrated Performance Measurement Systems, dilakukan identifikasi stakeholder, kemudian diidentifikasi juga apa yang menjadi keinginan dari tiap-tiap stakeholder terhadap bisnis perusahaan.
2. External monitor
Perusahaan harus mengetahui posisinya terhadap pesaingnya untuk mengetahui perkembangan kebutuhan dari bisnis. Posisi persaingan dapat ditunjukkan dengan kejelasan dari stakeholder requirements.
3. Objectives
(47)
Objectives atau tujuan dalam penyusunannya didasarkan atas kebutuhan dengan target dan skala waktu yang tepat. Tujuan didasarkan pada kebutuhan stakeholder.
4. Performance Measure
Pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan adalah suatu hal penting yang harus dilakukan, sehingga perusahaan dapat mengetahui sejauh mana pencapaian tujuannya.
Berikut adalah gambar struktur lengkap metode IPMS dengan
mengkombinasikan keempat level dan keempat elemen pada setiap levelnya.
Gambar 3.5. Struktur Model Integrated Performance Measurement Systems
(Bititci,U.S)
(48)
Tahapan-tahapan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Integrated Performance Measurement Systems dapat dilihat di bawah ini.
1. Mengidentifikasi stakeholder dan membuat daftar kebutuhan (requirements) dari setiap stakeholder yang ada.
2. Melakukan identifikasi dan membandingkan perusahaan dengan external
monitor atau pesaing perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama
(benchmarking).
3. Menetapkan objective dari bisnis.
4. Menentukan ukuran-ukuran kinerja (Measures) yang biasa disebut KPI 5. Melakukan validasi KPI
6. Melakukan spesifikasi KPI
7. Melakukan pembobotan KPI dengan menggunakan metode Analytical
Hierarchi Process (AHP).
8. Melakukan scoring system dengan menggunakan objective matrix.
3.5. Stakeholder5
Stakeholder adalah sekelompok orang yang berperan penting dalam suatu perusahaan disamping merupakan pihak yang menerima dan menggunakan barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan.
Stakeholder wants and needs dapat dilihat pada Tabel 3.2.
5
Syukron, Amin. Manajemen Sumber Daya Manusia: Universitas Mercu Buana.
(49)
Tabel 3.2. Stakeholder Wants and Needs Stakeholder Satisfaction
(Stakeholder Wants and Needs) Stakeholder Stakeholder Contribution
Murah, cepat, tepat, murah Konsumen Kepercayaan, loyalitas,
profit dan keuntungan Kesejahteraan, penggajian,
jenjang karir, peningkatan ketrampilan, budaya kerja yang kondusif Karyawan Semangat, pemikiran, pendapat, motivasi, kemampuan, peningkatan kerja Pengembalian, kepercayaan,
keuntungan Shareholder
Modal, kepercayaan, network
Keuntungan, kesatuan,
kepercayaan Supplier
Murah, cepat, tepat, mudah
Bantuan sosial, lowongan kerja,
ramah lingkungan Masyarakat
Memperkuat citra baik dan brand, kepercayaan
Legal, kontribusi pajak Pemerintah Kebijakan, kejelasan,
pertimbangan dan nasehat
Biasanya suatu perusahaan mempunyai stakeholder antara lain : 1. Konsumen
Konsumen berperan sebagai pengguna atau pembeli barang-barang yang diproduksi oleh produsen. Pelanggan ini biasanya menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu. Dengan demikian pelanggan berperan sangat penting dalam meningkatkan performansi suatu perusahaan. Data penelitian yang dikumpulkan oleh Xerox menunjukkan bahwa konsumen yang sangat puas akan melakukan Repeat Buying dalam waktu 18 bulan berikutnya daripada yang hanya puas saja. Hal inilah yang menghasilkan suatu
(50)
pengembangan konsep yang dikenal sebagai konsumen yang loyal. Tujuan konsep ini adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dimata konsumen melalui datang kembali lagi atau merekomendasikan kepada yang lain.
2. Karyawan
Karyawan adalah semua individu atau sumber daya manusia yang terlibat dalam proses kerja sebuah organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting di dalam perusahaan, karena pencapaian performansi perusahaan yang baik dapat tercapai dengan adanya peningkatan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, masalah kinerja karyawan ini harus mendapat perhatian utama.
3. Investor
Investor merupakan pihak penyelenggara sumber daya finansial yang memiliki tanggung jawab secara keseluruhan terhadap proses yang terdapat di perusahaan.
4. Supplier
Supplier merupakan penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu
perusahaan untuk dapat beroperasi dengan baik. Jadi dapat dikatakan bahwa supplier sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan dalam hal peningkatan kualitas bahan baku.
5. Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan kerja suatu perusahaan dimana meliputi pihak-pihak yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dari perusahaan.
(51)
3.6. Teknik Sampling6
Teknik-teknik pengambilan sampel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Probability sampling
2. Nonprobability sampling
Teknik-teknik sampling ini harus disesuaikan dengan tujuan penggunaannya, situasi yang berbeda membutuhkan teknik sampling yang berbeda pula.
3.6.1. Probability Sampling
Pengambilan sampel secara acak (random) adalah teknik pengambilan sampel dimana semua unsur yang ada di populasi mempunyai peluang yang sama untuk terambil sebagai sampel mewakili populasinya. Terdapat beberapa teknik Random Sampling, antara lain:
1. Simple Random Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel acak secara sederhana. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan bantuan tabel bilangan acak. Dalam hal ini, setiap item dalam populasi diberi nomor sedemikian rupa, kemudian nomor-nomor dipilih dari tabel bilangan random. Setiap nomor pada item yang sesuai dengan nomor yang terpilih pada tabel bilangan random akan diambil sebagai sampel. Demikian seterusnya sampai jumlah sampel yang dikehendaki terpenuhi.
6
Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Graha Ilmu: Yogyakarta. Hal 74-78.
(52)
2. Stratified Random Sampling
Dalam pengambilan sampel pada teknik sampling ini, populasi dibatasi menjadi beberapa lapisan atau strata, dan kemudian diambil contoh acak sederhana dari setiap lapisan. Keseluruhan contoh acak sederhana dari semua lapisan itu menyusun sampel acak berlapis. Dalam pengambilan sampel acak berlapis, populasi yang dibatasi itu harus relatif homogen dalam setiap lapisan. Misalnya untuk meneliti pendapatan guru di suatu kota mungkin akan lebih baik bila populasinya dibatasi menurut spesialisasi dan kemudian dalam setiap spesialisasi diambil contoh acak sederhana. Dengan demikian, diharapkan bahwa keragaman pendapatan dalam setiap spesialisasi itu jauh lebih kecil daripada keragaman pendapatan dalam seluruh populasi.
3. Cluster Sampling
Teknik pengambilan sampel ini, mengambil beberapa kelompok secara acak dari populasi, dan mengambil semua, atau sebagian unsur yang dipilih secara acak dari setiap kelompok yang terpilih untuk dijadikan sampel. Pengambilan sampel kelompok lebih efisien dalam biaya bila populasinya tersebar luas. Misalnya dalam suatu penelitian mengenai kebiasaan merokok di suatu kecamatan, akan jauh lebih murah biaya yang dikeluarkan bila mewawancarai dan mengumpulkan data dari orang-orang yang tinggal relatif berdekatan dalam daerah yang terambil secara acak, daripada mengambil contoh acak sederhana dari seluruh orang di kecamatan tersebut.
(53)
4. Systematic Sampling
Teknik ini memiliki konsep bahwa hanya individu pertama yang terpilih secara acak sedangkan individu lain dipilih menurut pola tertentu. Individu yang berikutnya ditarik dengan interval sampel total populasi dibagi dengan jumlah sampel yang ingin diambil.
3.6.2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana tidak semua unsur didalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk tertarik sebagai sampel. Pengambilan sampel secara nonprobability sampling terdiri atas :
1. Accidental Sampling
Teknik ini mengambil sampel berdasarkan pada orang yang pertama kali dijumpai oleh pengambil sampel.
2. Purposive Sampling
Teknik ini mengambil sampel dimana sampel tersebut dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang diinginkan oleh pengambil sampel.
3. Snowball Sampling
Teknik ini mengambil sampel berdasarkan konsep bola salju dimana sampel diperoleh berdasarkan suatu informasi dari seorang individu terhadap individu lain.
4. Quota Sampling
Teknik ini mengambil sampel yang ditentukan oleh si pengumpul data dan sebelumnya telah ditentukan jumlah yang akan diambil. Jika jumlah tersebut
(54)
sudah dicapai, si pengumpul data berhenti melakukan pengambilan data, selanjutnya hasil itu dipresentasikan.
3.7. Objective Matrix7
Konsep dari pengukuran ini yaitu penggabungan beberapa kriteria kinerja kelompok kerja kedalam sebuah matrik. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan kepentingan terhadap tujuan organisasi. Hasil akhir dari pengukuran dengan metode OMAX ini adalah sebuah nilai tungal untuk suatu kelompok kerja.
langkah-langkah pengukuran kinerja dengan metode OMAX antara lain : 1. Menentukan kriteria produktivitas (Key Performance Indicator)
Langkah pertama ini adalah mengidentifikasi kriteria produktivitas yang sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini dilaksanakan.
2. Menjelaskan Data.
Setelah kriteria produktivitas teridentifikasi dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan kriteria tersebut secara lebih terperinci.
3. Penilaian pencapaian mula-mula (skor 3).
Pencapaian mula-mula diletakkan pada skor 3 dari skala 1 sampai 10 untuk memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan daripada untuk terjadinya penurunan. Pencapaian ini juga biasanya diletakkan pada tingkat yang lebih
7 Riggs, James L and Glen HF. 1983. Productivity By Objectives: Prentice Hall, UK. Hal 222-227.
(55)
rendah lagi agar memungkinkan terjadinya pertukaran dan memberi kelonggaran apabila sekali-sekali terjadi kemunduran.
4. Penilaian target dan kondisi terburuk perusahaan (skor 10 dan skor 0).
Skor 10 berkenaan dengan target yang ingin dicapai dalam dua atau tiga tahun mendatang sesuai dengan lamanya pengukuran ini akan dilakukan dan karenanya harus berkesan optimis tetapi juga realistis, sedangkan skor 0 merupakan pencapaian terburuk yang mungkin dicapai.
5. Menetapkan sasaran jangka pendek.
Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matriks dilakukan langsung setelah butir skala nol, tiga, sepuluh telah terisi. Butir yang tersisa diisi dengan jarak antar skor adalah sama, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
L H L H H L x x y y X
Keterangan : XLH = Interval angka antara level high dan low
H
x = Level high
L
x = Level low
H
y = Angka pada level high
L
y = Angka pada level low
6. Menentukan derajat kepentingan (bobot)
Semua kriteria tidaklah memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya tiap kriteria harus diberi bobot. Pembobotan biasanya dilakukan Oleh pihak pengambil keputusan dan dapat pula dilakukan oleh
(56)
orang-orang yang terpilih karena dianggap paham akan kondisi unit kerja yang akan diukur.
7. Pengoperasian Matriks.
Pengoperasian Matriks baru dapat dilakukan apabila semua butir diatas telah dipenuhi.
Pada Objective Matrix score performance yang digunakan yaitu antara 0-10. Hal ini berarti ada 11 target pencapaian untuk setiap indikatornya,seperti dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Tabel Target Pencapaian Dalam OMAX
Keterangan :
1. Skor 10: Kinerja sangat memuaskan. Perusahaan telah mencapai target realistis dan mempunyai inisiatif untuk meningkatkan kinerja.
2. Skor 9 – 8: Kinerja memuaskan. Hampir di semua aktivitas, perusahaan memperoleh hasil yang memuaskan. Perusahaan telah menguasai kriteria secara konsisten.
(57)
3. Skor 7 – 6: Kinerja yang dihasilkan baik. Perusahaan telah mempelajari fungsi dan kriteria (atribut ukuran kinerja) dan telah mendapatkan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan kinerja sehingga dapat bekerja dengan efektif.
4. Skor 5 – 4: Kinerja yang dicapai sedang atau di atas standar yang ada (cukup baik). Perusahaan masih harus belajar dan mempunyai minat untuk belajar demi peningkatan kinerja.
5. Skor 3: Kinerja standar (rata-rata). Perusahaan telah mencapai kinerja standar yang ada dan tetap dipertahankan dengan tidak berhenti melakukan peningkatan kinerja.
6. Skor 2 – 1: Kinerja yang dicapai buruk. Perusahaan masih berada di tingkat pemula atau dengan kata lain kinerja perusahaan di bawah rata-rata, masih banyak yang harus dipelajari.
7. Skor 0: Kinerja ditolak (sangat buruk). Kinerja perusahaan berlawanan dengan tujuan dan sasaran KPI. Membutuhkan bimbingan yang intensif.
3.8. Traffic Light System8
Traffic light system berhubungan erat dengan scoring system. Traffic light
system berfungsi sebagai tanda apakah score dari suatu indikator kinerja
memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Indikator dari Traffic light system ini direpresentasikan dengan beberapa warna, antara lain :
8 Wike Agustin Prima Dania; Imam Santoso; Rheysa Permata Sari. Analisis Pengukuran Kinerja
Korporasi Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi Pasuruan). Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 13 No. 1. April 2012. Hal. 73-74.
(58)
1. Warna hijau
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level delapan sampai sepuluh. Artinya pencapaian suatu indikator kinerja sudah tercapai, sama, atau bahkan melampaui target.
2. Warna kuning
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level empat sampai tujuh. Artinya pencapaian suatu indikator kinerja belum tercapai meskipun nilainya sudah mendekati target. Jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan adanya berbagai macam kemungkinan.
3. Warna merah
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level nol sampai tiga. Artinya pencapaian suatu indikator kinerja benar-benar dibawah target yang telah ditetapkan dan memerlukan perbaikan dengan segera.
(59)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. PD Paya Pinang yang belokasi di Jalan Samanhudi No. 15 Medan. Penelitian ini dilakukan mulai dari Oktober 2012 hingga Desember 2012.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Penelitian ini juga merupakan penelitian survey yang merupakan bagian dari penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara factual untuk mendapatkan kebenaran (Sinulingga, S, 2011: 23-25).
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah responden yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun objek yang dijadikan responden adalah para stakeholder perusahaan (Investor, Pelanggan, Supplier, Karyawan, dan Masyarakat) dan pihak-pihak yang memiliki hubungan langsung dengan para stakeholder perusahaan.
(60)
4.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Suatu penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedianya sebuah perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka teoritis adalah suatu model konseptual yang menunjukkan hubungan logis antara faktor-faktor yang telah diidentifikasi yang penting atau relevan dengan masalah penelitian. Kerangka teoritis dikembangkan berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari proses interview, observasi dan survei literature (Sinulingga, S, 2011: 79).
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Stakeholder Requirement
External Monitor
Objectives
Key Performance Indicators
Kinerja Perusahaan
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
4.5. Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat dilihat di bawah ini.
(61)
4.5.1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini antara lain :
1. Stakeholder Requirement
Stakeholder requirement didefenisikan sebagai bentuk keinginan dan kebutuhan para stakeholder perusahaan yang meliputi investor, pelanggan, supplier, karyawan, dan masyarakat.
2. External Monitor
External monitor didefenisikan sebagai proses benchmarking yang dilakukan
untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap pesaing sehingga diketahui kelebihan dan kekurangan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya.
3. Objectives
Objectives didefenisikan sebagai tujuan atau target yang ingin dicapai oleh
perusahaan.
4. Key Performance Indicators
Key Performance Indicators di defenisikan sebagai bentuk kriteria untuk meningkatkan kinerja atau mempertahankan kualitas dari kinerja perusahaan.
4.5.2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilai atau valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu variabel kinerja perusahaan. Dengan diketahuinya
(62)
kebutuhan dari para stakeholder (Stakeholder Requirement) menggunakan metode IPMS (Integrated Performance Measurement Systems) diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.
4.6. Sumber Data
Beradasarkan cara memperolehnya maka sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
a. Informasi mengenai stakeholder perusahaan, diperoleh dengan metode wawancara narasumber terpilih.
b. Informasi mengenai kebutuhan dan keinginan stakeholder perusahaan, diperoleh dengan metode wawancara narasumber terpilih dan penyebaran kuesioner narasumber terpilih.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak manajemen. Biasanya berbentuk dokumen, file, arsip, atau catatan-catatan perusahaan. Data tersebut adalah data mengenai sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, unit usaha, data luas areal perkebunan dan struktur organisasi.
(63)
4.7. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek
penelitian.
2. Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara kepada bagian manajemen perusahaan dan narasumber terpilih.
3. Teknik Survey, yaitu teknik untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan. Dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap narasumber terpilih.
4. Teknik kepustakaan, yaitu mencatat dan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pemecahan masalah dari berbagai buku yang sesuai dengan permasalahan yang diamati yaitu pengukuran kinerja perusahaan. 5. Penyebaran kuesioner yaitu Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan
diberikan kepada responden untuk memperoleh variabel keinginan responden. Ada 3 macam kuesioner yang digunakan yaitu: Kuesioner 1 yang diberikan kepada responden bertujuan untuk mendapatkan indikator-indikator kebutuhan dari para stakeholder. Kuesioner 2 Berisikan indikator-indikator yang diperoleh dari kuesioner 1 yang bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap pesaingnya. Kuesioner 3 berisikan indikator kinerja yang diperoleh dari kuesioner 1 dan kuesioner 2. Pada kuesioner ini menggunakan metode AHP yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan dari perusahaan.
(64)
4.8. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kuesioner terbuka, berisi indikator-indikator seputar kebutuhan dan keinginan
para stakeholder. Indikator-indikator kebutuhan stakeholder diperoleh dari: a. Jurnal “Pengukuran Kinerja di PT. Citra Bunga Persada (CBP) Dengan
Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS): oleh Syahrul Mukhtarom”.
b. Tugas Sarjana “Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems di PT. Cahaya Angkasa Abadi: oleh Liana Kartikasari”.
c. Buku “Stakeholder Engagement: A Road Map to Meaningful Engagement: oleh Neil Jeffery”.
Alasan digunakan kuesioner terbuka pada penelitian dikarenakan di dalam penelitian diperlukan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dan pada kuesioner terbuka narasumber diberikan kesempatan untuk menjawab berdasarkan tujuan penelitian, sehingga akan di dapat modus dari tiap pertanyaan yang diberikan.
2. Kuesioner External Monitor
Kuesioner External Monitor digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya. Oleh karena itu, dilakukan perbandingan atau benchmarking. Tujuan dari dilakukannya benchmarking adalah agar penetapan tujuan (Objectives) yang akan dilakukan benar-benar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
(65)
3. Kuisioner AHP (Analytic Hierarchy Process) digunakan untuk menentukan kepentingan bobot KPI (key performance indicator) dari perspektif Integrated Performance Measurement System diisi oleh narasumber yang berasal dari internal perusahaan yang mengetahui kebutuhan perusahaan secara jelas.
4.9. Populasi dan Sampel Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah stakeholder perusahaan yang terdiri dari investor, pelanggan, supplier, karyawan dan masyarakat dan pihak-pihak yang memiliki hubungan langsung dengan para stakeholder perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dikarenakan responden yang heterogen dan penarikan sampel dari setiap strata dilakukan dengan metode purposive sampling dikarenakan sampel yang diambil adalah orang-orang tertentu sebagai sumber data/informasi. Orang-orang tertentu yang dimaksud disini adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan, pengalaman, jabatan dan lain-lain yang dimilikinya menjadikan individu atau kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Untuk kuesioner pendahuluan jumlah sampel yang diambil dari penelitian ini yaitu investor berjumlah 3 orang, pelanggan berjumlah 3 orang, supplier berjumlah 5 orang, karyawan berjumlah 6 orang dan masyarakat berjumlah 4 orang dengan total 21 responden.
Sampel yang dipilih sebagai responden untuk kuesioner tertutup adalah pengambil keputusan di perusahaan yaitu para Manajer perusahaan yang berjumlah 6 orang.
(66)
4.10. Blok Diagram Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah tahapan-tahapan dalam melaksanakan suatu penelitian. Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari pendeskripsian masalah untuk mendapatkan akar dari permasalahan yang akan diselesaikan. Tujuan ditetapkan dari masalah yang akan diselesaikan yaitu memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan teknik wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode IPMS, Metode AHP dan Metode OMAX. Adapun prosedur dalam penelitian ini dapat dilihat pada metodologi penelitian Gambar 4.2.
4.11. Pengolahan Data
Pada pengolahan data ini, akan dilakukan perumusan masalah mengenai indikator-indikator kebutuhan stakeholder. Data yang dikumpulkan dari kuesioner terbuka menghasilkan indikator-indikator yang menjadi kebutuhan stakeholder. Indikator-indikator tersebut kemudian dituangkan kedalam penilain tingkat kepentingan yang diuji dengan menggunakan metode AHP. Kemudian setelah mendapatkan nilai bobot dengan menggunakan metode AHP maka dilakukan scoring system dengan menggunakan metode objective matriks. Blok diagram pengolahan dapat dilihat pada Gambar 4.3.
(67)
Identifikasi Masalah
Pengukuran kinerja perusahaan yang belum mempertimbangkan seluruh stakeholder
perusahaan Perumusan Masalah Mempertimbangkan seluruh kebutuhan stakeholder perusahaan Penetapan Tujuan Meningkatkan kinerja perusahaan
Pengumpulan Data Primer 1. Identifikasi stakeholder perusahaan 2. Identifikasi kebutuhan stakeholder 3. Identifikasi external monitor 4. Identifikasi objectives 5. Identifikasi key performance indicators
Pengumpulan Data Sekunder 1. Visi dan misi perusahaan 2. Struktur organisasi 3. Target dan realisasi pencapaian kinerja perusahaan
Pengolahan Data
1. Menentukan bobot key performance indicators dengan metode AHP
2. Melakukan scoring system dengan menggunakan metode objective matriks
3. Menentukan tanda warna dari key performance indicators dengan metode traffic light system
Analisis Pemecahan Masalah: Analisis dengan menggunakan metode traffic light system untuk mengetahui KPI tergolong warna merah (sangat buruk), kuning (cukup
baik) dan hijau (sangat baik) Kesimpulan dan Saran
Mulai
Selesai
Gambar 4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian
(68)
Data kebutuhan stakeholder dari Hasil Kuesioner
Pembobotan KPI
Melakukan scoring system
Analisis dengan metode traffic light system
Key Performance Indicators
Inconsistency ratio
=0,1 atau < 0,1? Penyebaran Kuesioner Mulai
Selesai
N Y
Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data
4.12. Analisis Pemecahan Masalah
Analisis ini meliputi analisi mengenai perbandingan pengukuran kinerja yang baru dengan yang telah dilakukan sebelumnya, analisis mengenai pencapaian kinerja perusahaan serta rencana tindakan untuk melaksanakan program peningkatan kinerja berdasarkan KPI yang perlu segera diperbaiki dengan menggunakan metode Traffic Light System.
4.13. Kesimpulan dan Saran
Tahap kesimpulan berisi butir-butir penting dalam penelitian ini. Kesimpulan merupakan perumusan dari tahap analisis sebelumnya. Saran- saran yang diberikan
(69)
berguna untuk perbaikan kepada pihak perusahaan untuk mengimplementasikan hasil penelitian ini.
(70)
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Sebelum dilakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian, adapun data yang diperlukan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
5.1.1. Identifikasi Level Perusahaan
Model Integrated Performance Measurement Systems membagi level
bisnis suatu organisasi atau perusahaan menjadi 4 level yaitu bisnis induk, unit bisnis, proses bisnis dan aktivitas bisnis. Pembagian level bisnis dari PT. PD. Paya Pinang adalah sebagai berikut :
1. Level Bisnis Induk
Level Bisnis Induk adalah PT. PD. Paya Pinang yang artinya seluruh aktivitas bisnis dari PT. PD. Paya Pinang sebagai penghasil crude palm oil.
2. Level Unit Bisnis
Level Unit Bisnis adalah departemen-departemen yang ada di PT. PD. Paya Pinang. Departemen-departemen tersebut adalah bagian dari perusahaan yang memiliki fungsi masing-masing dan bertujuan untuk menciptakan CPO dengan kualitas terbaik sehingga dapat memberikan kepuasaan kepada pelanggan perusahaan ditengah persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif.
(71)
3. Level Proses Bisnis
Level Proses Bisnis PT. PD. Paya Pinang menyangkut para stakeholder yang memiliki fungsi terpenting di dalam perusahaan agar tetap membuat perusahaan dapat bersaing di tengah persaingan yang semakin kompetitif. Para
stakeholder tersebut yaitu Investor, Pelanggan, Supplier, Karyawan dan
Masyarakat.
4. Level Aktivitas Bisnis
Level Aktivitas Bisnis adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap departemen yang ada di dalam sebuah perusahaan.
5.1.2. Identifikasi Stakeholder Perusahaan
Sebelum merancang dan mengukur kinerja perusahaan, terlebih dahulu dilakukan identifikasi stakeholder yang memegang peranan penting bagi
keberlangsungan perusahaan. Stakeholder adalah sekelompok orang yang
berperan penting dalam suatu perusahaan disamping merupakan pihak yang menerima dan menggunakan barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan. Stakeholder dari PT. PD. Paya Pinang adalah sebagai berikut.
(72)
Gambar 5.1. Stakeholder PT. PD. Paya Pinang
1. Investor
Saham PT. PD. Paya Pinang sepenuhnya dimiliki oleh pihak swasta karena PT. PD. Paya Pinang merupakan murni perusahaan swasta nasional.
2. Pelanggan
PT. PD. Paya Pinang merupakan penghasil CPO (Crude Palm Oil) sehingga yang menjadi pelanggan dari perusahaan ini yaitu Musim Mas Group, Multimas Nabati Asahan, PT. Pacific Palmindo Industri.
3. Supplier
Supplier dari PT. PD. Paya Pinang adalah pihak III yaitu perkebunan
masyarakat. 4. Karyawan
Karyawan di PT. PD. Paya Pinang terdiri dari karyawan di bagian produksi ± 400 orang, karyawan di bagian administrasi ± 80 orang, Bagian keamanan, dan lain-lain ± 150 orang.
(73)
5. Masyarakat
Masyarakat adalah pihak-pihak yang turut serta menciptakan kebijakan yang bersifat norma-norma baik tertulis ataupun tidak tertulis. Hal ini biasanya menyangkut tentang masalah lingkungan dan sosial. Masyarakat yang dimaksud antara lain masyarakat di lingkungan sekitar pabrik dan perkebunan, keluarga para karyawan perusahaan, mahasiswa maupun pelajar yang sedang melakukan penelitian, kerja praktek ataupun magang di perusahaan tersebut.
5.1.3. Identifikasi Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements)
Setelah mengidentifikasi stakeholder perusahaan, maka tahap berikutnya adalah melakukan identifikasi kebutuhan stakeholder (Stakeholder Requirements) yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner pendahuluan kepada para responden. Adapun hasil dari kebutuhan stakeholder (Stakeholder Requirements) perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements)
No Stakeholder Requirements
1 Investor
Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat
Standarisasi kualitas CPO
Kinerja keuangan perusahaan yang baik Minimalisasi biaya produksi CPO Peningkatan laba perusahaan Transparansi laporan keuangan Pemanfaatan aset secara optimal
(74)
Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements) (Lanjutan)
No Stakeholder Requirements
2 Pelanggan
Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard
Pengiriman CPO tepat waktu sesuai perjanjian Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan
Adanya kemudahan bertransaksi
Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak Cepat tanggap terhadap komplain pelanggan
3 Supplier
Tingkat kepuasan supplier Pola order yang teratur
Adanya peningkatan volume pembelian Kerjasama yang sesuai dengan kontrak
Komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak
Pembayaran tepat waktu Masa kerja yang jelas
4 Karyawan
Peningkatan jenjang karir yang jelas
Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan Cepat tanggap terhadap keluhan karyawan Akomodasi karyawan yang memadai Peningkatan kesejahteraan karyawan Lingkungan kerja yang kondusif
Adanya bonus dan reward bila target tercapai
(75)
Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements) (Lanjutan)
No Stakeholder Requirements
4 Karyawan
Fasilitas kerja yang lengkap
Tingkat kesehatan dan keselamatan yang terjamin
Adanya SOP (Standard Operational Procedures)
Adanya pelatihan terhadap karyawan
5 Masyarakat
Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar
Kepedulian terhadap lingkungan hidup
Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melakukan penelitian, magang dan kerja praktek
Tersedianya lapangan pekerjaan
5.1.4. Identifikasi External Monitor Perusahaan
External monitor perusahaan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan perusahaan dengan proses perbandingan (Benchmarking) yang bertujuan agar penetapan Objective dapat mewakili peningkatan kinerja perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan yang dijadikan perbandingan harus memiliki karakteristik yang sama dengan perusahaan yang diteliti. PT. PD. Paya Pinang merupakan penghasil CPO. Oleh karena itu, perusahaan yang dijadikan pesaing/perbandingan harus perusahaan yang bergerak di bidang penghasil CPO juga.
(76)
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang peneliti lakukan, maka perusahaan yang dipandang sebagai pesaing adalah PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN III). Beberapa alasan yang mendukung bahwa PT. Perkebunan Nusantara III adalah perusahaan yang layak untuk dijadikan bahan pembanding adalah sebagai berikut :
1. Mutu dari produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan pasar internasional.
2. Pengiriman pasokan yang selalu tepat waktu kepada pembeli.
3. PT. Perkebunan Nusantara III peduli terhadap lingkungan hidup. Hal tersebut dibuktikan dengan keikutsertaan PT. Perkebunan Nusantara III dalam keanggotaan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang sangat peduli terhadap pengelolaan sawit lestari.
4. PT. Perkebunan Nusantara III mendapatkan Sertifikat OHSAS 18001:2007 yaitu suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sertifikat yang diterima PT. Perkebunan Nusantara III berlaku selama 3 tahun sampai dengan bulan November 2014.
Orang yang mengisi kuesioner adalah seseorang yang mengetahui dan
mengenal perusahaan dengan baik. Benchmarking dilakukan berdasarkan
requirements yang telah didapatkan berdasarkan penyebaran kuesioner
pendahuluan.
Hasil dari kuesioner external monitor dapat dilihat pada Tabel 5.2.
(77)
Tabel 5.2. Hasil Kuesioner External Monitor Perusahaan
No Requirements (Kebutuhan) Paya
Pinang PTPN III Gap Investor
1
Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat
3 4 -1
2 Pemanfaatan aset secara optimal 3 3 0
3 Kinerja keuangan perusahaan yang
baik 4 5 -1
4 Minimalisasi biaya produksi CPO 3 3 0
5 Peningkatan laba perusahaan 4 5 -1
6 Standarisasi kualitas CPO 4 4 0
7 Transparansi laporan keuangan 4 4 0
Pelanggan
1 Mutu CPO yang dihasilkan sesuai
dengan standard 4 4 0
2 Pelayanan yang memuaskan
terhadap pelanggan 3 4 -1
3 Pengiriman CPO tepat waktu
sesuai perjanjian 4 5 -1
4 Adanya kemudahan bertransaksi 5 5 0
5 Cepat tanggap terhadap komplain
pelanggan 3 3 0
6 Jumlah pengiriman CPO sesuai
dengan kontrak 3 3 0
(78)
Tabel 5.2. Hasil Kuesioner External Monitor Perusahaan (Lanjutan)
No Requirements Paya
Pinang PTPN III Gap
Supplier
1 Pola order yang teratur 3 3 0
2 Tingkat kepuasan supplier 3 4 -1
3 Adanya peningkatan volume
pembelian 3 3 0
4 Kerjasama yang sesuai dengan
kontrak 4 4 0
5 Komunikasi yang efektif antara
kedua belah pihak 4 4 0
6 Pembayaran tepat waktu 4 5 -1
7 Masa kerja yang jelas 4 4 0
Karyawan
1 Adanya jaminan keselamatan kerja
karyawan 4 5 -1
2 Peningkatan jenjang karir yang
jelas 3 4 -1
3 Cepat tanggap terhadap keluhan
karyawan 3 3 0
4 Akomodasi karyawan yang
memadai 4 4 0
5 Peningkatan kesejahteraan
karyawan 3 3 0
6 Lingkungan kerja yang kondusif 3 4 -1
7 Fasilitas kerja yang lengkap 4 4 0
8 Adanya bonus dan reward bila
target produksi tercapai 4 4 0
9 Tingkat kesehatan dan
keselamatan yang terjamin 4 5 -1
(79)
Tabel 5.2. Hasil Kuesioner External Monitor Perusahaan (Lanjutan)
No Requirements Paya
Pinang PTPN III Gap Karyawan
10 Adanya pelatihan terhadap
karyawan 4 4 0
11 Adanya SOP (Standard
Operational Procedures) 3 4 -1
Masyarakat
1
Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar
4 5 -1
2 Kepedulian terhadap lingkungan
hidup 4 5 -1
3
Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melakukan penelitian, magang dan kerja praktek
4 5 -1
4 Tersedianya lapangan pekerjaan 4 4 0
Skala nilai yang digunakan antara 1 sampai dengan 5. 1. Sangat tidak memuaskan = 1
2. Tidak memuaskan = 2
3. Cukup memuaskan = 3
4. Memuaskan = 4
5. Sangat Memuaskan = 5
Gap diperoleh setelah masing-masing requirements dibandingkan. Nilai gap negatif berarti perusahaan pesaing lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan yang diteliti sehingga perusahaan harus memperhatikan requirements
(80)
tersebut. Nilai gap positif berarti perusahaan yang diteliti lebih unggul jika dibandingkan dengan perusahaan pesaing .
5.1.5. Identifikasi Objectives
Objectives disusun berdasarkan identifikasi kebutuhan stakeholder
perusahaan dan berdasarkan hasil benchmarking dengan perusahaan pesaing. Hasil dari objectives yang telah teridentifikasi dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Objectives Perusahaan
Requirements Objectives
Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat
Meningkatkan citra baik perusahaan di masyarakat
Pemanfaatan aset secara optimal
Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan yang baik
Minimalisasi biaya produksi CPO Peningkatan laba perusahaan Transparansi laporan keuangan Standarisasi kualitas CPO
Meningkatkan produktivitas perusahaan
Fasilitas kerja yang lengkap
Adanya SOP (Standard Operational Procedures)
(81)
Tabel 5.3. Objectives Perusahaan (Lanjutan)
Requirements Objectives
Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard
-Mempertahankan kepercayaan pelanggan -Mempertahankan loyalitas pelanggan Pelayanan yang memuaskan terhadap
pelanggan
Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian
Adanya kemudahan bertransaksi
Cepat tanggap terhadap komplain pelanggan
Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak
Pola order yang teratur
Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik dengan
para supplier perusahaan Tingkat kepuasan supplier
Adanya peningkatan volume pembelian
Kerjasama yang sesuai dengan kontrak Komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak
Pembayaran tepat waktu Masa kerja yang jelas
Adanya jaminan keselamatan kerja
karyawan Meningkatkan keamanan dan
kenyamanan karyawan dalam bekerja Lingkungan kerja yang kondusif
(82)
Tabel 5.3. Objectives Perusahaan (Lanjutan)
Requirements Objectives
Peningkatan jenjang karir yang jelas
Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan
Cepat tanggap terhadap keluhan karyawan
Akomodasi karyawan yang memadai Peningkatan kesejahteraan karyawan Adanya bonus dan reward bila target produksi tercapai
Tingkat kesehatan dan keselamatan yang terjamin
Adanya pelatihan terhadap karyawan Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan
Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar
-Menjaga hubungan baik dengan
masyarakat sekitar
-Meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan Kepedulian terhadap lingkungan hidup
Tersedianya lapangan pekerjaan
Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melakukan penelitian, magang dan kerja praktek
Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan
5.1.6. Identifikasi Key Performance Indicators
Setelah diperoleh objectives berdasarkan requirements yang telah
teridentifikasi untuk masing-masing stakeholder dan berdasarkan hasil
benchmarking dengan perusahaan pesaing, maka langkah berikutnya adalah
melakukan identifikasi key performance indicators. KPI ditetapkan sebagai ukuran untuk mengetahui tingkat pencapaian masing-masing objectives. Dalam penelitian ini berhasil diidentifikasi 27 KPI, yang dapat dilihat pada Tabel 5.4.
(83)
Tabel 5.4. Key Performance Indicators Perusahaan
Objectives Key Performance Indicators
Meningkatkan citra perusahaan di masyarakat
Adanya pengembangan pabrik dan perusahaan
Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
Tingkat penjualan CPO Peningkatan laba perusahaan Pemanfaatan aset secara optimal
Meningkatkan produktivitas perusahaan
Jumlah SOP (Standard Operational Procedures) perusahaan
Jumlah absensi karyawan
Mempertahankan kepercayaan pelanggan
Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard
Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian
Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak
Mempertahankan loyalitas pelanggan
Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan
Kemudahan bertransaksi Jumlah keluhan pelanggan
Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik dengan para supplier perusahaan
Jumlah Pola order yang teratur Jumlah Tingkat kepuasan supplier
Jumlah peningkatan volume pembelian
Jumlah kerjasama yang sesuai dengan kontrak
Meningkatkan keamanan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja
Jumlah keluhan karyawan Jumlah kecelakaan kerja
(84)
Tabel 5.4. Key Performance Indicators Perusahaan (Lanjutan)
Objectives Key Performance Indicators
Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan
Jumlah turn over karyawan Jumlah keluhan karyawan Jumlah prestasi kerja karyawan Meningkatkan kualitas sumber daya
manusia perusahaan
Jumlah pelatihan terhadap karyawan
Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar
Jumlah kegiatan sosial perusahaan Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
Jumlah kritik dan saran dari masyarakat
Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan
Jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian
Jumlah pelajar yang melakukan magang
5.1.7. Validasi Key Performance Indicators
Seluruh key performance indicators yang telah diperoleh kemudian divalidasi sehingga key performance indicators tersebut dapat dipertanggung jawabkan keakuratannya. Pihak yang berhak melakukan validasi atas KPI tersebut adalah Manajer Kantor yang dianggap bertanggung jawab atas kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dari 27 KPI yang telah diidentifikasi, semua KPI tersebut diterima oleh pihak perusahaan yaitu Manajer Kantor. 27 key performance indicators yang telah disetujui tersebut antara lain :
1. Adanya pengembangan pabrik dan perusahaan
(85)
2. Tingkat penjualan CPO 3. Peningkatan laba perusahaan 4. Pemanfaatan aset secara optimal
5. Jumlah SOP (Standard Operational Procedures) perusahaan 6. Jumlah absensi karyawan
7. Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard 8. Pengiriman CPO tepat waktu sesuai perjanjian 9. Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak 10. Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan 11. Kemudahan bertransaksi
12. Jumlah keluhan pelanggan 13. Jumlah Pola order yang teratur 14. Jumlah Tingkat kepuasan supplier 15. Jumlah peningkatan volume pembelian
16. Jumlah kerjasama yang sesuai dengan kontrak 17. Jumlah keluhan karyawan
18. Jumlah kecelakaan kerja 19. Jumlah turn over karyawan 20. Jumlah keluhan karyawan 21. Jumlah prestasi kerja karyawan 22. Jumlah pelatihan terhadap karyawan 23. Jumlah kegiatan sosial perusahaan 24. Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia
(86)
25. Jumlah kritik dan saran dari masyarakat 26. Jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian 27. Jumlah pelajar yang melakukan magang
5.1.8. Spesifikasi Key Performance Indicators
Setelah seluruh KPI divalidasi, maka dilakukan spesifikasi KPI. Spesifikasi masing-masing KPI terdiri dari :
1. Nama KPI 2. Deskripsi 3. Tujuan
4. Terkait dengan 5. Cara mengukur 6. Frekuensi pengukuran
7. Siapa yang melakukan pengukuran 8. Sumber data
Data untuk key performance indicators dapat dilihat pada Tabel 5.5.
(1)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
6.4. Analisis Stakeholder Karyawan ... VI-4 6.5. Analisis Stakeholder Masyarakat ... VI-5
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(2)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Ketentuan Jam Kerja Karyawan PT. PD. Paya Pinang ... II -13 3.1. Kontribusi Dari Para Stakeholder ... III -5 3.2. Stakeholder Wants and Needs ... III-12 3.3. Tabel Target Pencapaian Dalam OMAX ... III-19 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements) ... V-4 5.2. Hasil Kuesioner External Monitor Perusahaan ... V-8 5.3. Objectives Perusahaan ... V-11 5.4. Key Performance Indicators Perusahaan ... V-14 5.5. Data Key Performance Indicators (KPI)... V-18 5.6. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... V-24 5.7. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria Investor ... V-25 5.8. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria Pelanggan .. V-26 5.9. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria Karyawan .. V-27 5.10. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria Masyarakat V-28 5.11. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Investor O-2 ... V-29 5.12. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Investor O-3 ... V-30 5.13. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Pelanggan O-4 ... V-31 5.14. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Pelanggan O-5 ... V-32 5.15. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Supplier O-6 ... V-33 5.16. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Karyawan O-7 ... V-34
(3)
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.17. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Karyawan O-8 ... V-35 5.18. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Masyarakat O-10 . V-36 5.19. Matriks Perbandingan Berpasangan KPI Kriteria Masyarakat O-12 . V-37 5.20. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... V-39 5.21. Pembagian Kriteria Dengan Hasil Penjumlahan MPBAntar Kriteria V-40 5.22. Consistensi Rasio (CR) Pada Level 2, 3 dan 4 ... V-42 5.23. Nilai Bobot KPI Terhadap PT. PD. Paya Pinang ... V-43 5.24. Scoring OMAX Stakeholder Investor ... V-49 5.25. Scoring OMAX Stakeholder Pelanggan ... V-50 5.26. Scoring OMAX Stakeholder Supplier... V-51 5.27. Scoring OMAX Stakeholder Karyawan ... V-52 5.28. Scoring OMAX Stakeholder Masyarakat ... V-53
(4)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. PD Paya Pinang ... II-5 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder ... III -3 3.2. Pergeseran Fokus Perusahaan ... III -4 3.3. Pembagian Level Organisasi (Bititci,U.S) ... III-8 3.4. Integrated Performance Measurement Systems (Bititci,U.S) ... III-9 3.5. Struktur Model IPMS (Bititci,U.S) ... III-10 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-9 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-10 5.1. Stakeholder PT. PD. Paya Pinang ... V-3 5.2. Hierarki Key Performance Indicators PT. PD. Paya Pinang ... V-21
(5)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement ... L-1 2. Kuesioner Benchmarking ... L -2 3. Kuesioner Perbandingan Berpasangan ... L -3 4. Form Tugas Akhir ... L -4 5. Surat Penjajakan ... L -5 6. Surat Balasan Perusahaan ... L -6 7. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L -7 8. Lembar Asistensi ... L -8
(6)
ABSTRAK
Dalam era globalisasi saat ini, industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pengukuran kinerja sangat penting bagi perusahaan, dapat membantu perusahaan untuk mengetahui tingkat performansi kerja yang baik. Saat ini, cara terbaik dalam mengukur kinerja adalah dengan mempertimbangkan stakeholder perusahaan dan mengidentifikasi kebutuhan stakeholder tersebut. PT. PD. Paya Pinang adalah salah satu perusahaan kelapa sawit swasta nasional yang melakukan pengukuran kinerja secara tradisional, hanya terfokus pada aspek keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan stakeholder
perusahaan dan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan dengan menerapkan metode integrated performance measurement systems.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan metode Integrated Performance Measurement Systems yang dikombinasikan dengan metode Analytic Hierachy Process, Objective Matrix dan Traffic Light System.
Hasil dari pengukuran kinerja ini diidentifikasi 4 KPI tergolong merah, 13 KPI tergolong kuning dan 9 KPI tergolong hijau. Usulan perbaikan yang diberikan yaitu dengan memanfaatkan lahan perkebunan seoptimal mungkin dan dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit seperti pelepah sawit untuk pakan ternak, batang sawit untuk perabotan dan tempurung sawit untuk arang aktif. Usulan perbaikan yang lain yaitu perusahaan harus menjalin keakraban dengan masyarakat seperti melakukan kegiatan penanaman pohon bersama dan mengadakan program kemitraan dengan UKM sehingga masyarakat dapat menyampaikan kritik dan saran kepada perusahaan dan hubungan kerjasama dengan kedua belah pihak dapat terjalin dengan baik.
Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, Integrated Performance Measurement Systems, Key Performance Indicators.