Deskripsi Hasil Penelitian IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAMPEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA JEBLOK TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL.

41 Peneliti menjadikan Kepala Sekolah, guru dan siswa sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian ini sebanyak 1 kepala sekolah dan 1 orang guru kelas yaitu guru ID selaku guru kelas V dan ID selaku Kepala Sekolah. Selain itu peneliti juga mengambil data dari siswa, peneliti mewawancarai beberapa orang siswa kelas V sampai data yang diambil cukup dan tidak perlu ditambah lagi. Siswa yang dijadikan subyek penelitian berjumlah 4 orang yaitu: Mi, Ga, Ak, dan Id. 2. Objek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah impelementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Tematik Integratif Pada Siswa kelas V SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V dan Kepala Sekolah SD Negeri Nirmala menunjukkan bahwa guru kelas V dan Kepala Sekolah sudah memahami dengan baik tentang pendekatan dalam pembelajaran tematik integratif. Menurut guru kelas V pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran, metode dalam mengajar yang menggunakan 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan yang terakhir mengkomunikasikan, dan mengaitkan beberapa tema dalam pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Berdasarkan pertanyaan penelitian pada bab II, hasilnya adalah sebagai berikut: 42 1. Pengetahuan Guru dan Kepala Sekolah tentang Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Pengetahuan tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif diperoleh peneliti dengan teknik wawancara yang dilakukan guru dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V yaitu guru ID, diketahui bahwa guru ID sudah memahami pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan saintifik. Menurut guru ID pembelajaran tematik integratif yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke berbagai tema. Guru ID juga menjelaskan bahwa pendekatan saintifik yang beliau paham yaitu suatu metode dalam pembelajaran dengan anak didik agar mereka lebih aktif. Pertanyaan diatas di dasarkan pada hasil wawancara antara peneliti dan guru kelas V yaitu sebagai berikut: Peneliti : Apa yang Ibu ketahui tentang pendekatan saintifik? Guru : Menurut sepemahaman saya pendekatan saintifik adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan anak didik agar mereka lebih aktif. Peneliti : Kemudian, apa yang ibu ketahui tentang pembelajaran tematik Integratif? Guru : menurut ibu, pembelajaran tematik integratif yaitu, pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema. Peneliti : Adakah hambatan yang ibu temui dalam Pelaksanaan Pembelajaran? Guru : Hambatannya yaitu dimana anak-anak sulit untuk memunculkan keberaniannya disaat memberikan pertanyaan atau bertanya. Peneliti : Apa saja hambatan yang ibu temui dalam proses pembelajaran.? Guru : kalau dari segia anak motivasi belajarnya kurang Semangat untuk belajar kurang. Peneliti : Apakah sebelum mengajar adakah RPP yang sudah ibu sediakan? Guru : Biasanya sudah. Senin 01 Juni 2015, Lamp 6. Hlm... 43 Berdasarkan penuturan guru ID tersebut, dapat diketahui bahwa implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif sudah dilaksanakan di kelas V. Wawancara berikutnya dilakukan kepada kepala sekolah SD Negeri Niramala yaitu RY. RY memberikan pernyataan, di dasarkan pada hasil wawancara antara peneliti dan Kepala Sekolah SD Negeri Nirmala yaitu sebagai berikut: Peneliti : “sebelumnya saya minta maaf bu, disini saya ingin mengetahui lebih lanjut tentang pendekatan saintifik tematik integratif bu. Baik kita langsung mulai saja ya bu.Yang pertama saya ingin bertanya kepada ibu, apa yang ibu ketahui tentang pendekatan saintifik?” Kepala Sekolah : “Iya baik. Dalam kurikulum 2013 ini dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu dengan 5 M mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan itu sangat menyenangkan bagi anak-anak dan membuat mereka lebih aktif dalam pembelajaran.” Peneliti : “kemudian apa yang ibu ketahui tentang pembelajaran tematik integratif?” Kepala Sekolah : “pembelajaran terpadu yang mengaitkan beberapa tema.” Peneliti : “biasanya adakah hambatan yang ibu temui dalam Pelaksanaan pembelajaran?” Kepala Sekolah : “anak-anak sulit untuk menggali pengetahuannya, misalnya bertanya, keberaniannya itu sulit untuk memunculkan.” Peneliti : “kemudian sebelum mengajar adakah RPP yang sudah disediakan oleh guru kelas?” Kepala Sekolah : Sudah diharuskan. 05 juni 2015, Lamp 7. Hlm... 44 SDN Nirmala merupakan SD di kabupaten Bantul yang menerapkan Kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaram tematik lebih mengaktifkan anak-anak dalam menerima pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kelas V sudah menggunakan pendekatan saintifik. Selanjutnya RY memberikan pernyataan tentang implementasi pendekatan pengetahuan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif, adalah pendekatan pembelajaran, metode dalam mengajar yang menggunakan 5 M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan yang terakhir mengkomunikasikan. Pembelajaran lebih terpadu dan mengaitkan beberapa tema pembelajaran. 2. Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Berdasarkan hasil wawancara dengan guru ID pada tanggal 2 Juni 2015 yang didukung dengan hasil studi dokumentasi berupa silabus dan RPP, pada tema ke-8 yaitu Ekosistem peneliti memperoleh data bahwa implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif ada beberapa kegiatan pembelajaran dalam proses sudah sesuai dengan RPP, dan beberapa kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan RPP. Artinya sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru sudah terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan silabus. Aspek-aspek dalam implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif dengan berbagai macam tema. Tema yang 45 digunakan guru ID saat pembelajaran berlangsung yaitu tema 8 Ekosistem, teknik observasi di kelas dan wawancara dengan kepala sekolah maupun guru kelas. Informasi tersebut diperoleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan guru ID, pada 2 juni 2015. Informasi mengenai implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik dengan tema yang digunakan guru ID dalam hasil wawancara, namun juga berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Secara terperinci berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi di bawah ini. Berdasarkan hasil observasi terhadap implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif pada siswa kelas V SDN Nirmala, diperoleh data bahwa guru telah melaksanakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif kelas V melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Hasil observasi ini dilihat berdasarkan hasil observasi pada tema 8 ekosistem, subtema memelihara ekosistem pada pembelajaran kelas V. a Pelaksanaan Kegiatan Mengamati Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, pelaksanaan kegiatan mengamati yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas V sudah ada dan dilaksnakan. Pernyataan ini dilihat pada pernyataan yang dikemukakan oleh guru sendiri ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang cara guru memfasilitasi siswa untuk 46 melakukan kegiatan mengamati pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil wawancara selengkapnya sebagai berikut: ID : “Menggunakan buku panduan sebagai media pembelajaran dan menjelaskan bagaimana cara membuat bangun ruang, jaring-jaring balok menggunakan kertas karton sesuai dengan materi lalu menunjukkannya pada siswa dan siswa mengamatinya.” Hasil wawancara dengan guru kelas V di atas diperkuat dengan pernyataan oleh siswa ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang apakah dalam proses pembelajaran siswa sering melihat-lihat membaca buku, menggunakan alat peraga dan gambar. Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa, yaitu: Mi : “Iya sering. Contohnya matapelajaran Matematika Bu guru menggunakan media bangun- bangun ruang” Ga : “Iya kadang-kadang. Balok, kubus, dan globe, tapi kalau buku tema itu setiap hari.” Ak : “Iya sering. Contohnya matapelajaran Matematika Bu guru menggunakan media bangun- bangun ruang” Id : “Iya kadang-kadang tidak setiap hari pakai media, terutama Ibu menggunakan buku tema setiap hari” Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa di atas menujukkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa sudah melakukan kegiatan mengamati. Selain itu, adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti selama 2 kali menunjukkan bahwa hasil pengamatan tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara dengan guru dan siswa. Pada pengamatan pelaksanaan kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran di kelas dilakukan ketika guru memfasilitasi siswa dengan menggunakan gambar-gambar yang ada dalam buku. Selain itu siswa juga melakukan kegiatan mengamati gambar yang ada 47 di dalam buku tema 8 sambil membaca teks bacaan “Mengenal Lembaga Pendidikan ” Setelah pembelajaran di dalam kelas siswa juga dibawa keluar kelas untuk mengamati benda-benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah yang berbentuk bangun ruang. Berdasarkan hasil wawancara guru, wawancara siswa dan observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Nirmala sudah di laksanakan dengan baik. siswa sudah difasilitasi oleh guru untuk melakukan kegiatan mengamati dengan cara mengamati gambar-gambar cetak yang ditempel di papan atau yang ada di dalam buku, membaca teks bacaan, dan mengamati obyek- obyek yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Gambar 2. Siswa melakukan kegiatan mengamati gambar bangun ruang yang ada pada buku siswa. 48 b Pelaksanaan Kegiatan Menanya Kegiatan menanya adalah langkah kegiatan pembelajaran kedua dalam pendekatan saintifik setelah kegiatan mengamati. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, menyatakan bahwa guru sudah memberikan rangsangan pada siswa untuk bertanya dengan bahasanya mengemukakan tentang hal-hal yang belum dimengerti setelah melakukan kegiatan mengamati. Selain itu, guru juga membimbing siswa ketika ada siswa yang mau bertanya ataupun yang mau menjawab pertanyaan. Siswa aktif saat melakukan kegiatan tanya jawab dalam kelas. Hal ini dilihat pada pernyataan yang disampaikan oleh guru ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang cara guru merangsang siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa. Adapun hasil wawancara dengan guru adalah sebagai berikut: ID : “ Sebelum pembelajaran berlangsung biasanya siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang ingin dibahas atau dipelajari pada saat itu. ” ID : “Sebelum pembelajaran berlangsung siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya mengenai materi yang ingin dibahas atau dipelajari pada saat itu. ” Hasil wawancara dengan guru di atas diperkuat dengan pernyataan dari siswa tentang kegiatan menanya yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas, sebagai berikut: Mi : “Iya biasanya tuh, contohnya menanyakan tentang rumus- rumus diameter, karena kami belum paham tentang rumus- rumus seperti itu.” Ga : “Iya tapi kalau saat bertanya Ibu bilang, gak boleh karena udah pernah dipelajari. Jadi Ibu gak jelasi, dibiarkan saja.” 49 Ak : “Iya biasanya tuh, contohnya menanyakan tentang rumus- rumus diameter, karena kami belum paham tentang rumus- rumus seperti itu.” Id : “Iya kadang-kadang diberi kesempatan kita bertanya dimarahi, kata Ibu sudahpernah dijelasin kok belum tahu.?” Hasil wawancara dengan siswa juga menunjukkan bahwa siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya ketika belum paham dan mencoba menjawab pertanyaan sesuai pemahaman siswa. Hasil wawancara guru dan wawancara siswa di atas didukung lagi dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama dua kali dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hasil pada pengamatan I dan II tidak jauh berbeda dengan hasil dari wawancara. Selama observasi peneliti melihat guru memberikan rangsangan kepada siswa dengan menggunakan media gambar yang pada akhirnya memunculkan pertanyaan dari siswa tentang gambar yang digunakan guru. Selain itu guru juga merangsang siswa berupa pertanyaan awal tentang gambar bangun ruang yang diamati, benda-benda yang berbentuk bangun ruang yang ada di lingkungan sekolah, pertanyaan tentang isi teks cerita “Mengenal Lembaga Pendidikan” dan kemudian dijawab oleh siswa. Setelah itu siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami misalnya pertanyaan tentang gambar bangun ruang dan luas sisi dari bangun ruang . Guru dan siswa melakukan tanya-jawab tentang gambar dan isi teks bacaan “Mengenal Lembaga Pendidikan” dan. Proses menanya yang dilakukan yaitu siswa yang akan bertanya langsung memanggil 50 gurunya tanpa mengacungkan jari sebagai tanda, kemudian ketika sudah mendapat respon dan kesempatan dari guru, siswa mulai mencoba bertanya atau mencoba menjawab pertanyaan dari guru maupun dari siswa yang lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Nirmala dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan menanya dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Nirmala sudah dilaksanakan dengan cara siswa dibimbing dan difasilitasi oleh guru menggunakan media gambar dan buku tema lalu merangsang siswa dengan beberapa pertanyaan awal sehingga siswa dapat memunculkan pertanyaan serta memberikan kesempatan pada siswa yang mau bertanya dan yang mau menjawab pertanyaan. Gambar 3. Siswa bertanya pada saat mengalami kesulitan. 51 c Pelaksanaan Kegiatan Mengasosiasikan Menalar Mengolah Informasi Kegiatan mngasosiasikan menalar mengolah informasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam pendekatan saintifik setelah melakukan kegiatan mengumpulkan informasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa guru sudah membimbing siswa saat melakukan kegiatan mengolah informasi setelah mengumpulkan informasi eksperimen. Data ini dapat dilihat pada pernyataan guru ketika diwawancarai oleh peneliti tentang kegiatan mengasosiasikan menalar mengolah informasi. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru: ID : “ Guru memberi motivasi kepada siswa dengan terus belajar terutama pelajaran matematika karena anak-anak masih kurang dalam berhitung maupun yang lain-lain. ID : “Pada saat siswa membuat jaring-jaring balok menggunakan kertas karton, siswa mengalami kesulitan dalam menentukan jarak antara garis A ke B dan dari garis B ke C, setelah itu siswa menjawab. ” Pernyataan guru juga diperkuat oleh pernyataan dari siswa ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang kegiatan mengaosiasi menalar mengolah informasi yaitu: Mi : “Iya, kami disuruh untuk belajar tentang tema-tema 5-9 karena biasa jawabannya keluar saat ujian.” Ga : “Iya,kata Ibu besok ujian harus dapat nilai 100, bagi yang dapat nilai 100 dikasih hadiah dari ibu.” Ak : “Iya, kami disuruh untuk belajar perkalian.” Id : “Iya, kami disuruh untuk terus belajar, kata Ibu kalau gak belajar gak tau apa-apa nantiny a,” Pernyataan dari guru dan siswa ini juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama dua kali saat proses pembelajaran di dalam kelas. Pengamatan I dan II menunjukkan bahwa siswa sudah mengolah informasi berdasarkan hasil yang telah diperoleh 52 selama kegiatan di luar kelas dengan mengamati benda-benda yang ada di luar kelas, dan berdasarkan hasil saat mencoba Selain itu, siswa juga berdiskusi bersama melakukan kegiatan menalar ketika mencoba membuat bangun ruang menggunakan kertas karton. Berdasarkan hasil wawancara guru, wawancara siswa, dan hasil observasi dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Nirmala dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan mengasosiasikan menalar mengolah informasi sudah dilaksanakan. Siswa sudah dibimbing dan diarahkan oleh guru untuk melakukan kegiatan mengasosiasikan menalar mengolah informasi dengan cara berdiskusi bersama dengan guru dan sesama siswa serta membuat catatan hasil kegiatan sehingga selanjutnya siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan. Gambar 4. Siswa dibimbing guru saat melakukan kegiatan menalar di luar kelas tentang benda-benda yang berbentuk bangun ruang. 53 d Pelaksanaan Kegiatan Mencoba Mengumpulkan Informasi Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V diperoleh data bahwa guru memberikan kegiatan mencoba pada siswa dan memfasilitasi siswa dalam mencoba. Pernyataan ini dapat dilihat pada hasil wawancara yang dikemukakan oleh guru saat peneliti mengajukan pertanyaan tentang bentuk kegiatan dan sikap siswa dalam mencoba, adalah sebagai berikut: ID : “ Siswa bertanya kepada guru dan sesama temannya serta mencari jawaban dari berbagai sumber yang ada di sekitar mengenai bagaimana membuat pertanyaan yang baik dan benar siswa mencoba membuat kalimat menggunakan kata apa, siapa, bagaimana dan mengapa. ” ID : “Siswa bertanya kepada guru dan sesama temannya serta mencari jawaban dari berbagai sumber yang ada di sekitar mengenai bagaimana membuat pertanyaan yang baik dan benar dengan menggunakan kalimat apa, siapa, bagaimana dan mengapa. ” Selanjutnya, hasil wawancara dengan guru di atas diperkuat dengan wawancara siswa yang menyatakan bahwa siswa sudah melaksanakan kegiatan mencoba melalui kegiatan mencoba meski belum semua siswa aktif melaksanakan. Hal ini dilihat pada pernyataan siswa ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang kegiatan dan sikap siswa dalam mencoba. Hasil wawancara selengkapnya sebagai berikut: Mi : “Iya, kami disuruh untuk mencari di perpustakaan tentang kebudayaan dan Ekosistem Ga : “Iya di lingkungan cari benda-benda magnetik dan tidak magnetik, kemudian di perpustakaan IPA, IPS Perang Diponegoro, atlas.” Ak : “Iya, kami disuruh untuk mencari di perpustakaan tentang cerita rakyat.” Id : “Iya, pernah untuk pelajaran IPA, kami di suruk ke luar lingkungan untuk mengamati pohon, ciri-ciri dari akar, buah, 54 daun dan lain-lain. Dan ke perpustakaan pada saat pelajaran IPS, disuruh membaca cerita tentang Perang Diponegoro, setelah itu menger jakan soal.” Selain itu, hal tersebut di atas diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama dua kali. Hasil pengamatan I dan II menunjukkan bahwa guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan mencoba melalui kegiatan mengamati obyek-obyek yang ada di lingkungan sekitar sekolah secara individu. Siswa mencoba menemukan di halaman sekitar sekolah dan menuliskan tentang contoh-contoh benda- benda yang berbentuk bangun ruang seperti kubus, balok dan tabung siswa mencoba membuat bangun ruang sederhana menggunakan peralatan seperti kertas karton, lem, dan gunting. Siswa diarahkan dan dibimbing tentang bagaimana langkah kegiatannya dan kemudian cara menggunakannya, serta bagaimana hasilnya. Siswa secara individu mulai membuat, siswa saling membantu dan saling berbagi meskipun masih ada siswa yang terlihat belum aktif dalam melaksanakan kegiatan yang diberikan. Berdasarkan hasil wawancara guru, Kepala Sekolah, wawancara siswa, dan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan mencoba dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Nirmala, Kasihan Bantul sudah difasilitasi oleh guru dan siswa sudah melaksanakannya dengan mencoba menemukan obyek-obyek di sekitar lingkungan sekolah dan melakukan kegiatan mencoba yaitu membuat bangun ruang sederhana dengan peralatan yang sederhana juga. Guru bertindak sebagai fasilitator, pengarah, dan pembimbing saat kegiatan mencoba yang dilakukan siswa. 55 Gambar 5. Siswa sedang mencoba memberi garis pada kertas karton e Pelaksanaan Kegiatan Mengkomunikasikan Kegiatan mengkomunikasikan merupakan kegiatan terakhir dalam pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa guru sudah membimbing dan mengarahkan siswa saat kegiatan mengkomunikasikan dan memberikan klarifikasi atas hasil kegiatan siswa. Pernyataan ini dapat dilihat pada hasil wawancara dengan guru ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang kegiatan mengkomunikasikan dan klarifikasi atas hasil kegiatan yang disampaikan. Adapun hasil wawancara dengan guru sebagai berikut: ID : “ Salah satu siswa menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas dengan cara membuat berbagai pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, bagaimana dan mengapa. ” ID : “Siswa A, menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas dan teman-teman yang lain memperhatikannya. ” ID : “Guru I, bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan yaitu bagaimana cara membuat pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, bagaimana dan mengapa. ” 56 Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang kegiatan siswa dalam mengkomunikasikan hasil pekerjaan. Hasil wawancara siswa sebagai berikut: Mi : “Iya terutama untuk pelajaran IPS tentang macam-macam magnet, kemudian pelajaran IPA tentang Alam.” Ga : “Iya terutama untuk pelajaran Matematika Ibu menunjuk lalu memberi pertanyaan kepada saya tentang 4 3 berapa..?” “Iya pernah saya menjawab pertanyaan yang di tanyakan buk guru tentang ekosistem lalu saya menjawab .” Ak : “Iya terutama untuk pelajaran matematika tentang pecahan dan luas-luas bangun ruang. Id : “Iya kadang-kadang menjawab pertanyaan dari guru dan menyampaikan pendapat“Iya pernah saya menjawab pertanyaan yang di tanyakan bu guru 4 x 3 =... Pernyataan dari hasil wawancara guru dan wawancara siswa ini didukung dengan data hasil observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas V. Pada pengamatan I dan II menunjukkan bahwa guru sudah memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan mengkomunikasikan dengan kegiatan menyampaikan hasil temuan mereka di luar kelas, dan menyampaikan hasil yang mereka analisis saat menggunakan kertas karton. Siswa menyampaikan hasil kegiatan mereka di depan kelas. Guru akan menunjukkan siswa yang mau membaca hasilnya dan kemudian siswa yang lain diarahkan untuk mendengarkan. Hasil yang disampaikan oleh siswa tidak ditanggapi oleh siswa yang lain. Siswa yang lain hanya mendengar dan menyimak saat temannya menyampaikan hasil. Setelah membacakan hasil guru langsung memberikan tanggapan, menjelaskan kembali dengan bahasa yang dapat 57 dimengerti oleh siswa. Selanjutnya, guru akan mengoreksi pekerjaan siswa secara lisan saat siswa menyampaikan hasil kegiatannya. Berdasarkan hasil wawancara guru, wawancara siswa, dan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan mengkomunikasikan dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Nirmala menunjukkan bahwa siswa sudah difasilitasi dan diarahkan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan melaporkan atau membacakan hasil dari kegiatan yang mereka lakukan sebelumnya. Setelah melaporkan, hasil-hasil kegiatan siswa ditanggapi dan diluruskan oleh guru. Guru menampung semua jawaban siswa dan memberikan kesimpulan agar siswa mendapat pemahaman yang sama. Gambar 6. Salah satu siswa maju menyampaikanmengkomunikasikan hasil kerjanya. Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif pada siswa kelas V diungkapkan juga oleh guru. Dalam hasil 58 wawancara guru kelas V diperoleh data dengan hasil wawancara sebagai berikut: “Ya, saya sudah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik tetapi saya juga masih mengalami hambatan, pendekatan saintifik yang saya gunakan sesuai dengan aspek 5 M yaitu melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan”. I, Kamis 20 mei 2015. Pernyataan tersebut juga didukung dengan hasil wawancara kepala sekolah bahwa SDN Nirmala telah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif sejak kurikulum 2013 dilaksanakan, pelaksanaan pendekatan saintifik sesuai dengan aspek 5 M. Hasil wawancara tersebut juga didukung dengan hasil wawancara siswa sebanyak 4 orang siswa bahwa dalam pembelajaran guru selalu menggunakan pendekatan saintifik melalui aspek 5 M. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi berupa RPP dan silabus dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif telah dilaksanakan di kelas V SDN Nirmala sejak kurikulum 2013 diberlakukan, pendekatan saintifik yang digunakan sesuai dengan aspek 5 M yaitu kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. 3. Hambatan-hambatan Dalam Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V yaitu guru ID, ditemukan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa 59 kurang berani untuk mengajukan pertanyaan. Hambatan yang ditemukan peneliti pada saat melakukan observasi maupun wawancara dengan guru kelas V dan Kepala Sekolah. Dalam menggunakan pendekatan saintifik yaitu 5 M mengamati, menanya, menalar mencoba dan mengkomunikasikan terdapat beberapa hambatan diantaranya yaitu siswa sulit untuk memunculkan keberaniannya untuk bertanya pada saat pembelajaran berlangsung, guru kekurangan waktu dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara guru dan kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif guru mengalami hambatan berupa siswa kurang berani menggali pengetahuan untuk memunculkan pertanyaan pada saat pembelajaran. Guru juga mengalami kendala pada saat membuat RPP karena masalah waktu sehingga guru terkadang menggunakan RPP yang terdapat dalam buku guru. Pelaksanaan penilaian guru juga mengalami kesulitan karena penilaian pada kurikulum 2013 meliputi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Penulisan rapor juga membutuhkan waktu yang lama karena rapor 2013 tidak berupa skor tetapi berupa deskripsi.

D. Pembahasan