IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAMPEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA JEBLOK TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL.

(1)

i

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI NIRMALA JEBLOK TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Justus Benyamin Batmalo NIM 11108249025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

Hidup adalah perjuangan, jangan pernah takut akan suatu kegagalan sebelum mencoba

(Penulis)

Biasakanlah untuk berpikir bahwa sukses hanya tinggal selangkah lagi dan pasti akan diraih, niscaya masa depan cerah akan ada di depan anda.”


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan motivasi dan do,a 2. Almamaterku


(7)

vii

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAMPEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI NIRMALA JEBLOK TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

Oleh

Justus Benyamin Batmalo NIM 11108249025

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif pada siswa kelas V SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas V, siswa kelas V, dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) guru dan kepala sekolah mengetahui tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif, 2) guru melaksanakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik yang mencakup 5 M pada tema 9 tentang ekosistem yaitu: a) mengamati, kegiatan mengamati pada siswa kelas V SDN Nirmala pada umumnya sudah terlaksana, karena dalam proses pembelajaran siswa dapat mengamati sendiri misalnya mengamati gambar tentang bangun ruang di dalam buku siswa; b) menanya, kegiatan menanya yang dilakukan oleh siswa sudah dapat memunculkan pertanyaan, karena dalam proses pembelajaraan siswa selalu bertanya apabila mengalami kesulitan; c) menalar yang dilakukan dalam proses pembelajaran sudah terlaksanakan, karena guru selalu membimbing siswa dalam proses pembelajaran; d) mencoba yang dilakukan dalam proses pembelajaran sudah dilaksanakan, karena siswa sudah mencoba untuk bekerja kelompok; e) mengkomunikasikan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran sudah terlaksana, karena siswa dapat menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam mengamati dan mencoba. 3) adanya hambatan yang ditemui dalam implementasi pendekatan saintifik yaitu, keberanian siswa dalam bertanya kurang, pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang berani untuk mengajukan pertanyaan.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala hikmat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pemmbelajaran Tematik Integratif pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Nirmala Tirtonirmolo Kasihan Bantul” dapat saya selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan studi tingkat sarjana pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut.

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi pada program studi S1 PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan izin penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah membantu kelancaran

dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Mujinem, M. Hum selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama menyelesaikan tugas ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang selalu memberikan ilmu.

6. Semua Staf dan Karyawan UNY, saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(9)

(10)

x DAFTAR ISI

hal

JUDUL………...… i

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... …….. v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR TABEL……….. xiii

DAFTAR GAMBAR………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...….... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Fokus penelitian ………... 9

D. Perumusan Masalah ……….... 9

E. Tujuan Penelitian ……….... 10

F. Manfaat Penelitian ……….. 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian tentang Kurikulum 2013……… 12

B. Kajian tentang Pembelajaran Tematik Integratif………. 14

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif………... 14

2. Manfaat Pembelajaran Tematik Integratif………. 15

3. Karakteristik Tematik Integratif……….... 16


(11)

xi

C. Kajian tentang Pendekatan Saintifik ……….. 19

1. Pengertian Pendekatan Saintifik……….... 19

2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik………….. 20

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik …. 21 4. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik .…………..……….. 21

D. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... ... 27

E. Pertanyaan Penelitian ………... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….... 29

B. Subjek dan Objek Penelitian ………... 30

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 30

D. Jenis Data Penelitian ………... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 32

F. Instrumen Penelitian ………... 33

G. Teknik Analisis Data ………...………….... 36

H. Keabsahan Data ………....………... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 40

B. Deskripsi Subjek dan Objek penelitian ... 40

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

1. Pengetahuan Guru dan Kepala Sekolah Tentang Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 42

2. Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 44

3. Hambatan-hambatan Dalam Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 58

D. Pembahasan ... 59

1. Pengetahuan Guru dan Kepala Sekolah tentangPendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 60

2. Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 62


(12)

xii

3. Hambatan-hambatan Dalam Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... ... 72


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal Table 1 Kisi-kisi Instrumen Implementasi pendekatan saintifik

Dalam pembelajaran tematik integratif ... 34 Tabel 2 Triangulasi ... 38


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1 Langkah-langkah Teknik Analisis Data Model

Miles dan Huberman ... 37 Gambar 2 Siswa melakukan kegiatan mengamati gambar

bangun ruang yang ada pada buku siswa ... 47 Gambar 3 Siswa bertanya pada saat mengalami kesulitan ... 50 Gambar 4 Siswa dibimbing guru saat melakukan kegiatan menalar

di luar kelas tentang benda-benda yang berbentuk

bangun ruang ... 52 Gambar 5 Siswa sedang mencoba memberi garis pada kertas

karton ... 55 Gambar 6 Salah satu siswa maju ke depan untuk mempresentasikan


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1 Pedoman Observasi Implementasi Pendekatan Saintifik

dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 75 Lampiran 2 Hasil Observasi Implementasi Pendekatan Saintifik

Dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 76 Lampiran 3 Daftar pertanyaan wawancara Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif dengan guru kelas V... 80 Lampiran 4 Daftar pertanyaan wawancara Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif dengan Kepala Sekolah SDN Nirmala ... 81 Lampiran 5 Daftar Pertanyaan Wawancara Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif dengan Siswa Kelas V ... 82 Lampiran 6 Transkrip Wawancara Implementasi Pendekatan Saintifik

Dalam Pembelajaran Tematik Integratif dengan Guru

Kelas V ... 83 Lampiran 7 Transkrip Wawancara Implementasi Pendekatan Saintifik

dalam Pembelajaran Tematik Integratif dengan Kepala

Sekolah SDN Nirmala ... 85 Lampiran 8 Transkrip Wawancara Implementasi Pendekatan Saintifik

dengan Siswa KelasV... 86 Lampiran 9 Reduksi Data Hasil Observasi Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 94 Lampiran 10 Reduksi Data Hasil Wawancara Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Dengan Guru Kelas V ... 97 Lampiran 11 Reduksi Data Hasil Wawancara Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Dengan Kepala Sekolah Nirmala ... 99 Lampiran 12 Reduksi Data Hasil Wawancara Implementasi Pendekatan

Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Dengan Guru Kelas V ... 100 Lampiran 13 Surat Izin Penelitian Awal ... 108 Lampiran 14 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan ... 109


(16)

xvi

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Daerah

Istimewah Yogyakarta ... 110

Lampiran 16 Surat Izin penelitian dari Daerah Bantul ... 111

Lampiran 17 Surat Keterangan ... 112


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju apabila memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas tergantung pada pendidikan yang diberikan melalui sekolah. Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan berjangka panjang, dimana berbagai aspek yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan satu sama lain dan bermuara pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan hidup dan keterampilan hidup. Untuk mensukseskannya tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebab dalam prosesnya banyak hal yang harus diperhatikan, diantaranya, kebijakan pemerintah yang memihak kepada masyarakat, anggaran dana pendidikan direalisasikan, visi, misi dan tujuan pendidikan yang jelas, peningkatan profesionalisme guru, sarana dan prasarana yang memadai serta kurikulum yang matang dan mudah diakses oleh seluruh pelaksana pendidikan di berbagai satuan pendidikan.

Pendidikan merupakan sebuah proses penyempurnaan diri yang dilakukan manusia secara terus-menerus. Raka Joni, dkk (Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto dan Dwi Siswoyo, 1995: 3) mengemukakan bahwa selama ini konsep pendidikan diajarkan di lembaga pendidikan oleh guru menggambarkan pendidikan sebagai bantuan pendidik untuk membuat siswa mengenal kedewasaan. Apabila siswa sudah mencapai kedewasaan pendidikan itu berhenti begitu saja sehingga tidak perlu lagi.


(18)

2

Kedewasaan yang dimaksud, yaitu kedewasaan kemampuan dalam menetapkan pilihan atau keputusan serta siswa mampu mempertanggungjawabkan setiap perbuatan dari perilaku secara mandiri.

Menurut Carter V. Good (Dirto Hadisusanto Suryati Sidharto dan Dwi Siswoyo, 1995: 6), pendidikan merupakan (1) kegiatan dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap, sikap itu bernilai positif dalam masyarakat dimana tempat tinggalnya. (2) proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang diawasi sehingga siswa dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara (1977: 20) pendidikan merupakan tuntutan dalam setiap tumbuh kembangnya siswa. Adapun yang dimaksud dalam pendidikan menuntut segalah kekuatan kodrat yang terdapat pada siswa itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai pendidikan yang baik dalam mencapai kebahagian yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan pendidikan memerlukan adanya beberapa faktor agar kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Suryosubroto (2010: 15-24) menjabarkan bahwa terdapat lima faktor utama dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan yaitu tujuan pendidikan, pendidik, anak didik, sarana pendidikan, dan lingkungan. Dari kelima faktor ini yang sangat besar pengaruhnya demi ketercapaian tujuan pendidikan adalah pendidik atau guru. Guru harus memiliki empat kompetensi guru yakni komptensi


(19)

3

professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik mencakup pemahaman dan pengembangan potensi siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta sistem evaluasi pembelajaran (Siswoyo, dkk 2011: 130). Guru memiliki peran besar dalam mencapai tujuan pendidikan. Selain itu guru dituntut dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah berdasarkan kurikulum yang berlaku. Guru harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan termasuk perubahan-perubahan kurikulum.

Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Semua kurikulum Nasional dikembangkan mengacu pada landasan yuridis Pancasila dan UUD 1945 (Sholeh Hidayat 2013: 2). Kurikulum sebagai wadah dan sekaligus kesadaran bagi isi pendidikan dari keseluruhan mata pelajaran atau bidang studi atau kegiatan yang disusun secara sistematis dan secara berurutan sehingga ketika disajikan kepada siswa di sekolah maupun di luar sekolah dapat berjalan dengan baik dan sesuai perkembangan ilmu dan teknologi, kegiatan-kegiatan tersebut meliputi berbagai mata pelajaran atau bidang studi.


(20)

4

Pembaharuan suatu kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan, harus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah dan terus berkembang. Perubahan kurikulum dimulai dari perubahan konseptual yang fundamental kemudian diikuti oleh perubahan struktural misalnya kurikulum 2013 .

Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan kurikulum 2013 mengacu pada Pasal 36 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan Daerah dan Nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agama, dinamika perkembangan global, dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan (Riduwan Abdullah Sani 2014: 45).

Pengimplementasian kurikulum 2013 dalam pembelajaran menekankan penggunaan pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum dan prinsip melalui tahapan-tahapan atau yang dikenal


(21)

5

dengan sebutan 5 M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu oleh guru. Aktifitas-aktifitas tersebut dapat dilakukan di kelas, sekolah atau diluar sekolah sehingga kegiatan pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut hanya sebagai fasilitator dan atau motivator belajar, dan bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga bantuan guru harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau tingginya kelas siswa.

Pelaksanaan kurikulum 2013 tidak dilaksanakan merata untuk semua sekolah di Indonesia, tetapi hanya dilaksanakan untuk sekolah-sekolah tertentu. Pada tahun ajaran 2013/2014 kurikulum 2013 dilaksanakan pada semua sekolah akan tetapi karena permasalahan yang dialami dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi suatu pertimbangan bagi para perancang kurikulum yang kemudian memutuskan untuk memberhentikan sekolah yang baru melaksanakan selama satu semester.


(22)

6

Sedangkan sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 selama tiga semester tetap melanjutkan kurikulum 2013.

Menurut Kepala Disdikpora DIY saat ini jumlah sekolah dasar yang menerapkan kurikulum 2013 ada 64 sekolah (Koran KR tanggal 22 Januari 2015 hal 7). Khususnya daerah Bantul masih banyak sekolah yang ragu kembali ke kurikulum KTSP, dikarenakan bagi sekolah yang baru melaksanakan satu semester dan harus kembali KTSP akan mengalami kerepotan, hal ini disebabkan karena buku panduan belum banyak tersedia, dan jumlah yang ada di pasaran cukup terbatas, berdasarkan data, diklat sekolah untuk kurikulum 2013 sudah mencapai 98 persen, sedangkan diklat bagi guru mencapai 87 persen, bahkan buku pendamping di Bantul sudah terpenuhi 100 persen.

Masharun menyatakan kurikulum 2013 saat ini sudah baik diterapkan, hanya saja perlu penyempurnaan seperti untuk penilaian terkesan dan perlu disederhanakan. Untuk beberapa matapelajaran (mapel) karena kebijakan ini mendekati ujian semester, kami terpacu segera menentukan sikap akan menggunakan kurikulum mana. Maka Dinas koordinasi dengan Kepala Sekolah dari koordinasi tersebut ternyata hampir sekolah menghendaki Kurikulum 2013 jalan terus. Masharun menyatakan “kita menunggu surat izin Dirjen, apakah memakai kurikulum 2013 atau kurikulum 2006 kalau diperbolehkan melanjutkan kami lanjut kalau tidak kami siap mengganti.”


(23)

7

Ketua Komisi D DPRD Bantul, Enggar Suryo Jatmiko SE, menambahkan Komisi D telah melakukan klarifikasi dengan Diknas dan Dikmenof terkait indikasi pemaksaan Implementasi Kurikulum 2013 oleh Dinas. Dari hasil klarifikasi Komisi D menilai tak ada unsur pemakasaan kesiapan Bantul mengimplementasikan Kurikulum 2013. Seperti yang dikemukakan oleh Kepala Dikmenof Drs Masharun Ghozalie MM bahwa terdapat 98% sekolah di Bantul masih ingin tetap melanjutkan kurikulum 2013 dan enggan kembali ke kurikulum 2006. Data ini dikutip dari Koran KR tanggal 14 Januari 2015 halaman 4.

Berdasarkan pengamatan awal di SD Negeri Nirmala, pada saat proses pembelajaran guru sudah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan 5 M yaitu, mengamati, kegiatan mengamati pada siswa kelas V SDN Nirmala pada umumnya sudah terlaksana. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran siswa dapat mengamati sendiri seperti: siswa mengamati gambar tentang tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan di buku panduan (melihat, membaca dan mendengar); b) menanya, kegiatan menanya yang dilakukan oleh siswa sudah dapat memunculkan pertanyaan. Proses pembelajaraan siswa selalu bertanya apabila mengalami kesulitan seperti: siswa bertanya tentang gambar yang diamati, dan siswa bertanya tentang materi pembelajaran yang belum mengerti; c) menalar yang dilakukan dalam proses pembelajaran sudah terlaksanakan. Guru selalu membimbing siswa dalam proses pembelajaran seperti: guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari informasi yang berbeda


(24)

8

tentang konsep yang dipelajari dan menarik kesimpulan; d) mencoba yang dilakukan dalam proses pembelajaran sudah dilaksanakan. Siswa sudah mencoba untuk bekerja kelompok seperti: setiap kelompok menggambar tentang bangun ruang pada kertas karton; e) mengkomunikasikan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran sudah terlaksana. Siswa dapat menulisakan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam mengamati dan mencoba seperti: siswa menceritakan hasil pengamatan tentang benda-benda yang ada di lingkungan sekolah yang termasuk bangun ruang yaitu tiang bendera, knalpot motor, dan ruang kelas, serta siswa mempresentasikan atau melaporkan hasil diskusi kelompok tentang bangun ruang.

Sesuai pengamatan awal, sekolah tersebut sudah melaksanakan kurikulum 2013 selama tiga semester dengan penerapan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengenal lebih dalam lagi bagaimana cara penerapan berdasarkan isu-isu yang telah dikemukakan di atas dan berdasarkan pengamatan awal peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang implementasi pendekatan saintifik di salah satu sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013 yaitu SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul dengan mengangkat judul “Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Pada Siswa Kelas V SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul”


(25)

9 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.

1. Pelaksanaan kurikulum hanya bagi sekolah yang sudah melaksanakan selama tiga semester.

2. Guru mengalami kesulitan dalam penilaian. 3. Penggunaan pendekatan saintifik yang belum jelas. 4. Guru harus mampu berperan ganda.

5. Kurangnya perhatian orang tua. C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif pada kelas V SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengetahuan guru dan kepala sekolah tentang pembelajaran pendekatan saintifik?

2. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif di SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul?

3. Adakah hambatan yang dihadapi guru dan siswa dalam implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif di SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul?


(26)

10 E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan pengetahuan guru, kepala sekolah tentang pembelajaran tematik yang menerapkan pendekatan saintifik di SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul?

2. Mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas V SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul?

3. Mendeskripsikan hambatan guru dan siswa dalam implementasi pendekatan saintifik pada siswa kelas V SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul?

F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan berbagai informasi mengenai implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif terutama penerapan 5 M yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

2. Secara Praktis

a. Bagi kepala sekolah

penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan membuat kebijakan dalam pelaksanaan pendekatan saintifik terutama pembelajaran tematik saintifik.

b. Bagi guru

sebagai refleksi tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif.


(27)

11 c. Bagi siswa

1) Memberi informasi kepada siswa tentang pembelajaran saintifik yang dikembangkan di sekolah sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

2) Meningkatkan daya berpikir ilmiah bagi siswa melalui pembelajaran saintifik.


(28)

12 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian tentang Kurikulum 2013

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih menuntut adanya perubahan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan iptek. Sehingga, siswa mampu bersaing di masa depan. Kurikulum di Indonesia berulang kali mengalami perubahan, seperti saat ini kurikulum KTSP diganti dengan kurikulum 2013. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 mengenai pendidikan dasar dan pendidikan menengah pasal 1 ayat 1 mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dilanjutkan pada pasal 2 ayat 1 pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik interaktif dan inspiratif; menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; kontekstual dan kolaboratif; memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk mencapai karakteristik tersebut pada pasal 2 ayat 7 dan 8 menjelaskan bahwa pembelajaran harus menggunakan pendekatan saintifik yang merupakan pendekatan berbasis keilmuan dengan urutan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

Daryanto (2014:1) mengemukakan bahwa secara konseptual kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Oleh karena itu kurikulum perlu disesuaikan dengan tuntutan zaman. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah


(29)

13

untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi.

Pengembangan kurikulum 2013 didasarkan pada prinsip bahwa sikap, keterampilan, dan pengetahuan harus dimiliki setiap peserta didik. Daryanto (2014: 16–19) mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran kurikulum 2013 diantaranya: 1. siswa aktif mencari tahu sebelum dijelaskan guru, dalam pembelajaran kegiatan

dimulai dengan siswa mengamati objek atau fenomena tertentu. Oleh sebab itu guru hendaknya menyediakan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa;

2. guru bukan sumber informasi, siswa perlu didorong untuk memanfaatkan sumber informasi yang ada misalnya perpustakaan, internet, dapat pula dengan cara bertanya kepada nara sumber;

3. pembelajaran berbasis kompetensi, artinya pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dinilai adalah sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa;

4. pembelajaran terpadu, pembelajaran tidak lagi dipisahkan tiap mata pelajaran tetapi dari berbagai mata pelajaran dikemas dalam bentuk tema.

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis ilmiah, siswa dituntut aktif selama proses pembelajaran dan guru pun dituntut kreatif untuk menyediakan alat bantu pembelajaran atau media serta harus mampu mendorong siswa untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.


(30)

14

B. Kajian tentang Pembelajaran Tematik Integratif 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif

Prabowo (Daryanto 2014: 77) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan atau mengaitkan berbagai bidang studi agar dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak didik. Hal ini serupa dengan pengertian lain yang dikemukan oleh Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2014: 75) bahwa dalam pembelajaran tematik integratif siswa tidak lagi belajar tiap mata pelajaran secara terpisah tetapi siswa belajar tema yang di dalamnya sudah mencakup seluruh mata pelajaran dan kompetensinya. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Dijelaskan lebih lanjut bahwa tujuan tematik integratif adalah agar siswa lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang mereka ketahui. Tujuan lainnya adalah agar siswa lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif tidak hanya bisa menghafal atau hanya bisa menerima apa yang diberi tetapi siswa dapat belajar untuk menemukan sendiri. Untuk memjembatani hal tersebut, objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.

Admin (2014: TH) menyatakan bahwa pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian terwujud dalam dua hal, yakni: (1) integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran; dan (2) integrasi berbagai konsep dasar yang terkait. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.


(31)

15

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran dalam sebuah tema tertentu sehingga siswa tidak belajar mata pelajaran secara terpisah.

2. Manfaat Pembelajaran Tematik Integratif

Tim Puskur (Daryanto 2014: 33–34) mengemukakan beberapa manfaat pembelajaran tematik sebagai berikut:

a. Banyak materi-materi yang tertuang dari beberapa mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep, sehingga siswa pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh;

b. Siswa mudah memusatkan perhatian karena beberapa mata pelajaran dikemas dalam satu tema yang sama;

c. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan menyumbangkan berbagai kompetensi beberapa mata pelajaran dalam tema yang sama;

d. Pembelajaran tematik melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan mata pelajaran, sehingga mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirannya dan memungkinkan berbagai jaringan konsep;

e. Menghemat waktu karena beberapa pelajaran dikemas dalam suatu tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan sehingga waktu yang lain dapat digunakan untuk kegiatan lain misalnya pemantapan, pengayaan, pembinaan keterampilan dan remedial.

Sedangkan menurut Andi Prastowo (2013: 147 – 149) pembelajaran tematik memiliki manfaat bagi guru dan siswa.

a. Bagi guru

1) waktu lebih banyak untuk pembelajaran karena materi pembelajaran tidak dibatasi jam pelajaran tetapi dapat dilanjutkan sepanjang hari,

2) hubungan antar mata pelajaran dapat diajarkan secara logis dan alami, 3) guru bebas dalam melihat masalah dari berbagai sudut pandang, serta 4) pengembangan masyarakat belajar dapat terfasilitasi.

b. Bagi siswa

1) dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar daripada hasil belajar, 2) menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dan menyediakan

pendekatan belajar yang integratif,

3) kurikulum berpusat pada minat dan kebutuhan siswa,

4) merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam maupun di luar kelas,


(32)

16

6) siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema,

7) siswa dapat mengungkapkan pendapat dengan bebas. 3. Karakteristik Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif memiliki ciri-ciri tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2014: 192-193) sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Artinya proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa

Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling berkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Oleh karena itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup agar siswa dapat dibimbing untuk lebih aktif dalam pembelajaran.


(33)

17

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran

Bahan ajar yang diajarkan kepada siswa dikemas dalam bentuk tema dari beberapa mata pelajaran.

e. Bersifat fleksibel

Pelaksanaan pembelajaran tematik integratif tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran tetapi dikembangkan secara fleksibel berdasarkan tema.

f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan anak.

Pendapat yang sama dikemukakan juga oleh Daryanto (2014: 87 – 88) bahwa karakteristik pembelajaran tematik adalah pembelajaran berpusat pada siswa, menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, belajar melalui pengalaman langsung, lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata, serta sarat dengan muatan keterkaitan. Sedangkan menurut Depag RI (Andi Prastowo 2013: 150) cirri khas pembelajaran tematik seperti yang telah disebutkan tetapi ditambah satu lagi yaitu menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

4. Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran terpadu atau tematik merupakan sistem pembelajaran yang dianggap tepat untuk dikembangkan di pendidikan dasar. Akan tetapi model pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Daryanto (2014: 92 – 94) menjelaskan kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu sebagai berikut. Kelebihan pembelajaran tematik antara lain.

a. Materi pembelajaran dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dapat memahami sekaligus melaksanakan konsep yang dipelajari.


(34)

18

b. Siswa dapat dengan mudah mengaitkan hubungan materi pelajaran antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.

c. Dalam bekerja kelompok siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnya baik kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan

d. Guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

Kelebihan pembelajaran termatik menurut Kunandar (2007: 315), mempunyai kelebihan yakni:

a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.

b. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

d. Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi.

e. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

f. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Dari hasil penelitian yang peneliti laksanakan dimana dalam proses pembelajaran siswa sudah mempunyai kelebihan dalam proses pembelajaran yaitu apa yang mereka belum paham mereka langsung mengancungkan tangan dan bertanya mengenai materi yang dipelajari pada saat itu.


(35)

19 C. Kajian tentang Pendekatan Saintifik

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

M. Hosnan (2014: 32) mengemukakan bahwa pendekatan adalah suatu cara atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa agar mereka dapat memiliki kompetensi yang diharapkan melalui upaya menumbuhkan serta mengembangkan sikap/attitude, pengetahuan/knowledge, dan keterampilan/skill. Oleh karena itu, kurikulum 2013 mengembangkan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Daryanto (2014: 51) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep yang ditemukan.

M. Hosnan (2014: 34) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik agar siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pembelajaran diharapkan mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, bukan hanya diberi tahu.


(36)

20

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang bersifat ilmiah dan sangat membutuhkan keaktifan siswa dalam mencari informasi sampai menyimpulkan serta mengkomunikasikan informasi yang didapatkan.

2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Daryanto (2014: 54) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan ini, diantaranya.

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi

e. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

f. Untuk mengembangkan karakteristik siswa.

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum sifatnya dinamis serta dilakukan perubahan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Dalam perubahan tersebut, kurikulum harus memiliki prinsip yang dianut agar pelaksanaan selalu berdasarkan prinsip sebagai suatu landasan, begitu juga dengan kurikulum 2013. Daryanto, 2014: 58-59 mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai berikut:

a. pembelajaran berpusat pada siswa,


(37)

21 c. pembelajaran terhindar dari verbalisme

d. pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep,

e. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, f. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar

guru,

g. melatih siswa dalam berkomunikasi, dan h. adanya validasi terhadap konsep, hukum. 4. Langkah –langkah Pembelajaran Saintifik

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Daryanto (2014: 59-81) mengemukakan tentang langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

a. Mengamati

Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran dan memiliki keunggulan tertentu seperti menyediakan media suatu objek secara nyata sehingga peserta didik merasa senang dan tertantang serta dapat memenuhi rasa ingin tahu siswa. Oleh karena itu, guru perlu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan secara matang sebelum proses pembelajaran.

Kegiatan mengamati yang baik pada dasarnya melibatkan siswa secara langsung dengan suatu benda atau objek yang diamati secara nyata yang dapat mempengaruhi siswa untuk senang belajar dan merasa tertantang serta mudah dilaksanakan. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana yang disampaiakan dalam Permendikbud No 81A/2013, hendaknya guru membuka


(38)

22

secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan membaca. Guru juga memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda yang diamati.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dialkukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) menentukan objek apa yang akan diobservasi, (2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi, (3) menentukan secara jelas data-data yang akan diobservasi, (4) menentukan tempat objek yang akan diobservasi, (5) menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan dengan lancar, (6) menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, misalnya menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat lainnya. Observasi dalam pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang objek yang dipelajari. Oleh karena itu, observasi yang dilakukan harus terstruktur dan terencana serta pelaksanaan dibawah bimbingan guru.

Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan guru dan siswa selama pelaksanaan observasi: cermat, objektif, jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi; sebelum observasi dilaksanakan, guru dan siswa sebaiknya menentukan cara dan prosedur pengamatan, dan guru dan siswa perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, atau sejenisnya.


(39)

23 b. Menanya

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud No 81A tahun 2013, adalah “mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau perrtanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati”. Guru perlu membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan karena melalui kegiatan bertanya rasa ingin tahu dapat dikembangkan dan siswa akan semakin terlatih serta dapat mengembangkan krativitas siswa.

1. Fungsi bertanya

a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian siswa tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

b. Mondorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari untuk dirinya sendiri.

c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.

d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

e. Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

f. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.

g. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial.


(40)

24

h. Membiasakan siswa berpikir spontan dan cepat, serta sikap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

i. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

2. Kriteria pertanyaan yang baik

Kriteria pertanyaan yang baik diantaranya: singkat padat dan jelas, mengisnspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, serta bersifat validatif atau penguatan.

3. Tingkatan pertanyaan

Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif siswa. c. Menalar

Menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Menalar adalah aktivitas mental khusus dalam melakukan inferensi. Inferesnsi adalah menarik kesimpulan berdasarkan pendapat, data, fakta atau informasi, (Ridwan Abdullah Sani 2014: 66). Upaya untuk melatih siswa dalam melakukan penalaran dapat dilakukan dengan meminta mereka untuk menganalisis data yang telah diperoleh sehingga mereka dapat menemukan hubungan antar konsep.

Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada


(41)

25

Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. Dalam menalar siswa dapat mengambil hikmah dari sikap dan pengetahuan yang didapat dari proses belajarnya.

Kegiatan menalar yang baik dapat dilakukan dengan cara memberi tugas kepada siswa untuk mencari informasi yang berbeda tentang konsep yang dipelajari kemudian menarik kesimpulan. Kegiatan menalar pada anak sekolah dasar membutuhan bmbingan dari guru.

d. Mencoba

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi yang sesuai. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Agar pelaksanaan


(42)

26

percobaan dapat berjalan maka guru hendak merumuskan tujuan eksperimen sampai pelaksanaan eksperimen.

Kegiatan mencoba dapat dengan melakukan eksperimen tentang suatu topik. Untuk teknik pelaksanaannya, siswa bisa dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan minta setiap kelompok untuk mempersiapkan sendiri alat dan bahan percobaan. Sebelum melakukan eksperimen siswa diminta membuat sebah hipotesis atau jawaban sementara tentang apa yang akan terjadi setelah eksperimen. Kegiatan mencoba yang baik harus melibatkan semua siswa dalam satu kelompok. Jika eksperimen yang dilakukan mudah dilaksanakan setiap siswa dapat diminta bereksperimen.

e. Mengkomunikasikan

Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapakan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan berbahasa yang baik dan benar.

Kegiatan mengkomunikasikan yang baik dapat dilihat dari informasi yang diperoleh dari seluruh rangkaian pembelajaran, dari kegiatan mengamati, mencoba tentang konsep yang dipelajari. Jika memungkinkan setiap siswa diminta untuk mengkomunikasikan konsep yang telah dipelajari melalui sebuah tulisan atau disampaikan secara lisan.


(43)

27

D. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Prabowo (Daryanto 2014: 77) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan atau mengaitkan berbagai bidang studi agar dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak didik. Hal ini serupa dengan pengertian lain yang dikemukana oleh Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2014: 75) bahwa dalam pembelajaran tematik integratif siswa tidak lagi belajar tiap mata pelajaran secara terpisah tetapi siswa belajar tema yang di dalamnya sudah mencakup seluruh mata pelajaran dan kompetensinya. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Dijelaskan lebih lanjut bahwa tujuan tematik integratif adalah agar siswa lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang mereka ketahui. Tujuan lainnya adalah agar siswa lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif tidak hanya bisa menghafal atau hanya bisa menerima apa yang diberi tetapi siswa dapat belajar untuk menemukan sendiri. Untuk memjembatani hal tersebut, objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara yang dilakukan peneliti pada saat pembelajaran sudah terlihat, dimana guru menggabungkan beberapa matapelajarn kedalam tema yaitu yang terdapat pada tema 8, pembelajaran ke 4 yaitu Ekosistem.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran dalam sebuah tema tertentu sehingga siswa tidak belajar mata pelajaran secara terpisah.


(44)

28 E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana pengetahuan guru dan kepala sekolah tentang pembelajaran pendekatan saintifik?

2. Bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif di SDN Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul?

3. Adakah hambatan yang dihadapi guru dan siswa dalam implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif di SDN Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul?


(45)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif karena peneliti mendeskripsikan suatu fenomena sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya dialami oleh subjek penelitian dan menyajikan data tersebut dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Menurut Denzin, dkk (Zainal Arifin 2011: 141), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang melibatkan pengumpulan dan penggunaan berbagai peristiwa, fenomena, pengalaman pribadi, introspeksi, riwayat hidup, wawancara, pengamatan, kepercayaan, dan pemikiran secara individual maupun kelompok.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Zainal Arifin (2011: 54), menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk menjawab fenomena-fenomena atau suatu peristiwa yang terjadi pada saat ini. Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat tentang suatu peristiwa atau kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberi perlakuan khusus pada peristiwa.

Penelitian ini memaparkan apa adanya tentang pengetahuan guru dan kepala sekolah tentang pendekatan saintifik, dan implementasi pendekatan saintifik di SD Negeri Nirmala tanpa memberikan perlakuan pada subjek yang diteliti. Hasil penelitian ini bukan berupa data angka melainkan deskripsi tentang pengetahuan guru dan kepala sekolah tentang pendekatan


(46)

30

saintifik dengan pembelajaran tematik integratif di SD Negeri Nirmala dan implementasinya.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian menggunakan subjek dan objek untuk memperoleh data yang diinginkan.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang atau informan yang akan diperoleh datanya untuk keperluan penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas V dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Nirmala. Penetapan subjek dalam penelitian ini didasarkan pada alasan kepala sekolah, guru dan siswa merupakan pelaksana utama pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah informasi yang didapatkan dari subjek penelitian. Objek dalam penelitian ini antara lain:

a. Pengetahuan kepala sekolah tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif.

b. Implementasi pembelajaran tematik integratif yang menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas V SDN Nirmala.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SD Negeri Nirmala Jeblok, Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Peneliti menentukan kelas yang digunakan untuk penelitian


(47)

31

ini adalah kelas V. Penetapan lokasi dalam penelitian ini dengan alasan SD Negeri Nirmala merupakan satuan pendidikan tingkat sekolah dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai sekolah dasar yang menerapkan kurikulum 2013. Alasan lainnya karena SD Negeri Nirmala terutama untuk kelas V belum pernah digunakan sebagai lokasi penelitian tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2015.

D. Jenis Data Penelitian

Jenis data dalam penelitian deskriptif terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data pokok yang diperoleh peneliti dari subjek penelitian berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan telaah dokumentasi terhadap pihak-pihak terkait. Pihak-pihak tersebut adalah kepela sekolah SDN Nirmala, guru kelas V, dan siswa kelas V SDN Nirmala.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang dalam pembahasan hasil penelitian. Data penunjang yang dimaksud antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dimiliki guru dan portofolio siswa.


(48)

32 E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

1. Observasi Pembelajaran

Dalam penelitian ini, teknik observasi untuk memperoleh data tentang implementasi pendekatan saintifik pembelajaran tematik integratif oleh guru dan siswa. Observasi ini dilakukan di ruang kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Peneliti mengamati peran guru dalam mengimplementasi pendekatan saintifik tematik integratif dalam proses pembelajaran di kelas. Pedoman observasi yang digunakan peneliti yaitu pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran tematik integratif dengan menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan) pada siswa kelas V SD Negeri Nirmala Kasihan.

2. Wawancara

Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011: 130) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Dalam penelitian ini, wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang pengetahuan guru, kepala sekolah dan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran tematik integratif dengan


(49)

33

menggunakan pendekatan saintifik. Wawancara dilakukan dengan guru kelas V, 4 orang siswa kelas V, dan kepala sekolah SD Negeri Nirmala Kasihan. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti yaitu pedoman wawancara guru, kepala sekolah, dan siswa tentang pengetahuan pelaksanaan pembelajaran tematik integratif dengan menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan).

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai dari pengguna metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Suharsimi Arikunto (2002: 206) mengemukakan bahwa dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya yang bersifat tertulis. Artinya dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara meneliti sumber tertulis yang sudah tersedia.

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah silabus dan RPP di kelas V SD Negeri Nirmala Kasihan Bantul.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2010: 305), instrumen penelitian dalam pendekatan kualitatif adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke


(50)

34

lapangan. Nasution (Sugiyono 2013: 306), menyatakan bahwa pendekatan kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadi manusia sebagai intrumen peneliitian utama. Peneliti menggunakan alat bantu seperti observasi, wawancara dan dokumentasi untuk megumpulkan data.

Berikut ini adalah aspek yang diamati dan indikator dalam implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif yang akan dikembangkan dalam instrument tambahan meliputi pedoman observasi dan pedoman wawancara.

Table 1. Kisi-kisi Instrumen Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif

No Aspek yang diamati Indikator

1. Pendekatan saintifik Pengertian pendekatan saintifik

2. Pembelajaran tematik integratif Pengertian pembelajaran tematik integratif

3. Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif

Mengamati Menanya Menalar Mencoba

Mengkomunikasikan Alat bantu instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman studi dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran tematik integratif yang menggunakan pendekatan saintifik. Observasi ini dilakukan di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Peneliti mengamati peran guru dalam melaksanakan langkah-langkah pendekatan saintifik


(51)

35

dalam pembelajaran tematik integratif. Tujuan membuat pedoman observasi adalah agar kegiatan observasi dapat dilaksanakan dengan terarah dan terfokus sesuai rencana dan tidak keluar dari konteks. Berikut pedoman observasi pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif.

a. Pedoman observasi pelaksanaan pendekatan saintifik berdasarkan langkah-langkahnya dalam pembelajaran tematik integratif pada siswa kelas V SDN Nirmala.

b. Pedoman observasi pelaksanaan pendekatan saintifik berdasarkan peran siswa kelas V SDN Nirmala dalam pembelajaran tematik integratif.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang pemahaman guru dan kepala sekolah tentang pendekatan saintifik serta pelaksanaannya dalam pembelajaran tematik integratif. Pedoman wawancara dibuat agar wawancara yang dilaksanakan dapat terarah dan teratur. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, guru kelas V dan beberapa siswa kelas V SDN Nirmala. Berikut pedoman wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini meliputi:

a. pedoman wawancara guru dan kepala sekolah tentang pemahaman pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif,

b. pedoman wawancara guru, kepala sekolah dan siswa tentang pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif berdasarkan langkah-langkahnya.


(52)

36 3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian akan lebih akurat apabila didukung oleh dokumen-dokumen yang ada. Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk merekam hasil wawancara. Selain itu, studi dokumentasi juga dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis format pelaksanaan pembelajaran dari silabus, RPP, di kelas V SD Negeri Nirmala Kasihan Bantul.

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk diambil kesimpulan. Sugiyono (2013: 335) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain.

Miles & Huberman (Sugiyono: 2013 : 337-345) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.


(53)

37

Gambar 1. Langkah-langkah Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman

1. Reduksi Data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data (data display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/Verivikasi


(54)

38 3. Verification (conclusion drawing)

Tahap verification merupakan tahap penarikan kesimpulan berdasarkan data yang telah dipilah, dan yang telah disajikan.

H. Keabsahan Data

Sugiyono (2013: 366) mengemukakan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas interbal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan

confirmability (obyektivitas). Dalam penelitian ini keabsahan data peneliti

menggunakan uji kredibilitas, dalam pengujian kredibilitas peneliti menggunakan triangulasi.

Tabel. 2 Triangulasi No Aspek yang

diamati Observasi Wawancara Dokumentasi

Keterangan Ya Tidak 1. Mengamati

2. Menanya 3. Menalar 4. Mencoba 5.

Mengkomu-nikasikan

Wiliam Wiersma (Sugiyono 2013: 372) mengemukakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik pengumpulan data dan sumber data. Triangulasi sumber untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti menggali informasi dari


(55)

39

kepala sekolah, guru kelas V lalu triangulasi ke siswa. Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi.


(56)

40 BAB IV

HASIL PENILITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nirmala, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. SD Negeri Nirmala ini terletak di jalan Jeblog Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta, merupakan tempat yang digunakan untuk lokasi penelitian. SD Negeri Nirmala secara administrasi berada di kecamatan Kasihan, kondisi sekolah ini secara fisik cukup baik demikian pula untuk sarana dan prasarana yang ada disekolah ini cukup memadai walaupun dengan lahan yang terbatas jumlah guru sebanyak 11 orang. Potensi pembelajaran di sekolah cukup baik karena situasi dan kondisi sekolah yang cukup mendukung sebagai tempat untuk belajar mengajar, para guru yang berpengalaman. Kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00-12.00, ada juga waktu-waktu tertentu yang digunakan untuk les belajar, biasanya dilakukan pada pukul 12.30-13-30.

B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru dan siswa kelas V SD Negeri Nirmala. Guru, Kepala Sekolah dan siswa dijadikan subjek dalam melakukan observasi dan wawancara untuk memperoleh data mengenai implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif pada siswa kelas V SD Negeri Nirmala, Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul.


(57)

41

Peneliti menjadikan Kepala Sekolah, guru dan siswa sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian ini sebanyak 1 kepala sekolah dan 1 orang guru kelas yaitu guru ID selaku guru kelas V dan ID selaku Kepala Sekolah. Selain itu peneliti juga mengambil data dari siswa, peneliti mewawancarai beberapa orang siswa kelas V sampai data yang diambil cukup dan tidak perlu ditambah lagi. Siswa yang dijadikan subyek penelitian berjumlah 4 orang yaitu: Mi, Ga, Ak, dan Id.

2. Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah impelementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Tematik Integratif Pada Siswa kelas V SD Negeri Nirmala Jeblok Tirtonirmolo Kasihan Bantul.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V dan Kepala Sekolah SD Negeri Nirmala menunjukkan bahwa guru kelas V dan Kepala Sekolah sudah memahami dengan baik tentang pendekatan dalam pembelajaran tematik integratif. Menurut guru kelas V pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran, metode dalam mengajar yang menggunakan 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan yang terakhir mengkomunikasikan, dan mengaitkan beberapa tema dalam pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Berdasarkan pertanyaan penelitian pada bab II, hasilnya adalah sebagai berikut:


(58)

42

1. Pengetahuan Guru dan Kepala Sekolah tentang Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Pengetahuan tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif diperoleh peneliti dengan teknik wawancara yang dilakukan guru dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V yaitu guru ID, diketahui bahwa guru ID sudah memahami pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan saintifik. Menurut guru ID pembelajaran tematik integratif yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke berbagai tema. Guru ID juga menjelaskan bahwa pendekatan saintifik yang beliau paham yaitu suatu metode dalam pembelajaran dengan anak didik agar mereka lebih aktif. Pertanyaan diatas di dasarkan pada hasil wawancara antara peneliti dan guru kelas V yaitu sebagai berikut:

Peneliti : Apa yang Ibu ketahui tentang pendekatan saintifik?

Guru : Menurut sepemahaman saya pendekatan saintifik adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan anak didik agar mereka lebih aktif.

Peneliti : Kemudian, apa yang ibu ketahui tentang pembelajaran tematik Integratif?

Guru : menurut ibu, pembelajaran tematik integratif yaitu,

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema.

Peneliti : Adakah hambatan yang ibu temui dalam Pelaksanaan Pembelajaran?

Guru : Hambatannya yaitu dimana anak-anak sulit untuk memunculkan keberaniannya disaat memberikan pertanyaan atau bertanya.

Peneliti : Apa saja hambatan yang ibu temui dalam proses pembelajaran.?

Guru : kalau dari segia anak motivasi belajarnya kurang/ Semangat untuk belajar kurang.

Peneliti : Apakah sebelum mengajar adakah RPP yang sudah ibu sediakan?

Guru : Biasanya sudah. (Senin 01 Juni 2015, Lamp 6. Hlm...)


(59)

43

Berdasarkan penuturan guru ID tersebut, dapat diketahui bahwa implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif sudah dilaksanakan di kelas V.

Wawancara berikutnya dilakukan kepada kepala sekolah SD Negeri Niramala yaitu RY. RY memberikan pernyataan, di dasarkan pada hasil wawancara antara peneliti dan Kepala Sekolah SD Negeri Nirmala yaitu sebagai berikut:

Peneliti :“sebelumnya saya minta maaf bu, disini saya ingin mengetahui lebih lanjut tentang pendekatan

saintifik tematik integratif bu. Baik kita langsung mulai saja ya bu.Yang pertama saya ingin bertanya kepada ibu, apa yang ibu ketahui tentang pendekatan saintifik?”

Kepala Sekolah :“Iya baik. Dalam kurikulum 2013 ini dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu dengan 5 M (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan) itu sangat menyenangkan bagi anak-anak dan membuat mereka lebih aktif dalam pembelajaran.”

Peneliti :“kemudian apa yang ibu ketahui tentang pembelajaran tematik integratif?”

Kepala Sekolah :“pembelajaran terpadu yang mengaitkan beberapa

tema.”

Peneliti :“biasanya adakah hambatan yang ibu temui dalam

Pelaksanaan pembelajaran?”

Kepala Sekolah :“anak-anak sulit untuk menggali pengetahuannya, misalnya bertanya, keberaniannya itu sulit untuk

memunculkan.”

Peneliti :“kemudian sebelum mengajar adakah RPP yang sudah disediakan oleh guru kelas?”


(60)

44

SDN Nirmala merupakan SD di kabupaten Bantul yang menerapkan Kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaram tematik lebih mengaktifkan anak-anak dalam menerima pelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kelas V sudah menggunakan pendekatan saintifik. Selanjutnya RY memberikan pernyataan tentang implementasi pendekatan pengetahuan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif, adalah pendekatan pembelajaran, metode dalam mengajar yang menggunakan 5 M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan yang terakhir mengkomunikasikan. Pembelajaran lebih terpadu dan mengaitkan beberapa tema pembelajaran.

2. Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru ID pada tanggal 2 Juni 2015 yang didukung dengan hasil studi dokumentasi berupa silabus dan RPP, pada tema ke-8 yaitu Ekosistem peneliti memperoleh data bahwa implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif ada beberapa kegiatan pembelajaran dalam proses sudah sesuai dengan RPP, dan beberapa kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan RPP. Artinya sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru sudah terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus.

Aspek-aspek dalam implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif dengan berbagai macam tema. Tema yang


(61)

45

digunakan guru ID saat pembelajaran berlangsung yaitu tema 8 Ekosistem, teknik observasi di kelas dan wawancara dengan kepala sekolah maupun guru kelas. Informasi tersebut diperoleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan guru ID, pada 2 juni 2015.

Informasi mengenai implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik dengan tema yang digunakan guru ID dalam hasil wawancara, namun juga berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Secara terperinci berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi di bawah ini.

Berdasarkan hasil observasi terhadap implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif pada siswa kelas V SDN Nirmala, diperoleh data bahwa guru telah melaksanakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif kelas V melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Hasil observasi ini dilihat berdasarkan hasil observasi pada tema 8 ekosistem, subtema memelihara ekosistem pada pembelajaran kelas V.

a) Pelaksanaan Kegiatan Mengamati

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, pelaksanaan kegiatan mengamati yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas V sudah ada dan dilaksnakan. Pernyataan ini dilihat pada pernyataan yang dikemukakan oleh guru sendiri ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang cara guru memfasilitasi siswa untuk


(62)

46

melakukan kegiatan mengamati pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil wawancara selengkapnya sebagai berikut:

ID : “Menggunakan buku panduan sebagai media pembelajaran dan menjelaskan bagaimana cara membuat bangun ruang, jaring-jaring balok menggunakan kertas karton sesuai dengan materi lalu menunjukkannya pada siswa dan siswa mengamatinya.”

Hasil wawancara dengan guru kelas V di atas diperkuat dengan pernyataan oleh siswa ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang apakah dalam proses pembelajaran siswa sering melihat-lihat/ membaca buku, menggunakan alat peraga dan gambar. Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa, yaitu:

Mi : “Iya sering. Contohnya matapelajaran Matematika Bu guru menggunakan media bangun-bangun ruang”

Ga : “Iya kadang-kadang. Balok, kubus, dan globe, tapi kalau buku tema itu setiap hari.”

Ak :“Iya sering. Contohnya matapelajaran Matematika Bu guru menggunakan media bangun-bangun ruang”

Id : “Iya kadang-kadang tidak setiap hari pakai media, terutama Ibu menggunakan buku tema setiap hari”

Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa di atas menujukkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa sudah melakukan kegiatan mengamati. Selain itu, adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti selama 2 kali menunjukkan bahwa hasil pengamatan tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara dengan guru dan siswa. Pada pengamatan pelaksanaan kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran di kelas dilakukan ketika guru memfasilitasi siswa dengan menggunakan gambar-gambar yang ada dalam buku. Selain itu siswa juga melakukan kegiatan mengamati gambar yang ada


(63)

47

di dalam buku tema 8 sambil membaca teks bacaan “Mengenal Lembaga Pendidikan” Setelah pembelajaran di dalam kelas siswa juga dibawa keluar kelas untuk mengamati benda-benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah yang berbentuk bangun ruang.

Berdasarkan hasil wawancara guru, wawancara siswa dan observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Nirmala sudah di laksanakan dengan baik. siswa sudah difasilitasi oleh guru untuk melakukan kegiatan mengamati dengan cara mengamati gambar-gambar cetak yang ditempel di papan atau yang ada di dalam buku, membaca teks bacaan, dan mengamati obyek-obyek yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

Gambar 2. Siswa melakukan kegiatan mengamati gambar bangun ruang yang ada pada buku siswa.


(64)

48 b) Pelaksanaan Kegiatan Menanya

Kegiatan menanya adalah langkah kegiatan pembelajaran kedua dalam pendekatan saintifik setelah kegiatan mengamati. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, menyatakan bahwa guru sudah memberikan rangsangan pada siswa untuk bertanya dengan bahasanya mengemukakan tentang hal-hal yang belum dimengerti setelah melakukan kegiatan mengamati. Selain itu, guru juga membimbing siswa ketika ada siswa yang mau bertanya ataupun yang mau menjawab pertanyaan. Siswa aktif saat melakukan kegiatan tanya jawab dalam kelas. Hal ini dilihat pada pernyataan yang disampaikan oleh guru ketika peneliti mengajukan pertanyaan tentang cara guru merangsang siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa. Adapun hasil wawancara dengan guru adalah sebagai berikut:

ID : “Sebelum pembelajaran berlangsung biasanya siswa diberi kesempatan

untuk bertanya mengenai materi yang ingin dibahas atau dipelajari pada saat itu.”

ID : “Sebelum pembelajaran berlangsung siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya mengenai materi yang ingin dibahas atau dipelajari pada saat itu.”

Hasil wawancara dengan guru di atas diperkuat dengan pernyataan dari siswa tentang kegiatan menanya yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas, sebagai berikut:

Mi : “Iya biasanya tuh, contohnya menanyakan tentang rumus- rumus diameter,

karena kami belum paham tentang rumus-rumus seperti itu.” Ga : “Iya tapi kalau saat bertanya Ibu bilang, gak boleh karena udah


(1)

118 selembar kertas.

i. Kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas.

j. Guru membahas tentang pentingnya pendidikan.

k. Guru membahas tentang anak – anak yang kurang beruntung tidak dapat bersekolah dan anak-anak yang tidak memanfaatkan sekolah dengan baik. l. Siswa membuat sebuah pantun berisi

nasihat tentang pentingnya pendidikan dan belajar dengan bersungguh-sungguh untuk menggapai cita - cita.

m. Siswa membacakan pantunnya di depan kelas.

n. Siswa membaca teks percakapa yang terdapat pada buku siswa.

o. Guru menstimulus siswa dengan pertanyaan tentang berbagai bentuk bangun ruang yang sudah mereka pelajari.

p. Guru membahas tentang rumus untuk mencari volume, luas, dan tinggi bangun ruang.

q. Siswa mengamati contoh soal mencari tinggi sebuah bangun ruang.

r. Siswa membuat jaring-jaring berdasarkan data pada contoh di atas.

s. Setelah melakukan latihan di atas siswa mencoba untuk memecahkan beberapa soal matematika yang terdapat pada buku siswa.

t. Siswa menjawab soal dengan teliti

Penutup a. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari.

b. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi).

c. Melakukan penilaian hasil belajar.

d. Mengajak semua siswa berdo’a menurut Agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran).

e. Mengamati sikap siswa dalam berdo’a (sikap duduknya, cara membacanya, cara


(2)

melafalkannya dsb).

f. Apabila ada siswa yang kurang benar dan kurang sempurna dalam berdo’a, maka setelah selesai kegiatan berdo’a, langsung diberi nasehat agar besok kalau berdoa lebih disempurnakan

H. SUMBER DAN MEDIA

Buku Guru, buku siswa, dan kartu tanya. I. PENILAIAN

a. Unjuk kerja dalam mengukur dan ketepatan dalam mengukur b. Teknik pembuatan bangun datar dan ruang

c. Penilaian produk bangun datar dan ruang

d. Produk peta wilayah Indonesia yang menggambarkan daerah dari mana makanan, tarian atau alat musik tradisional tersebut berasal

e. Penilaian diri dalam menggunakan produk tradisional

f. Tes tertulis atau lisan: menuliskan pokok-pokok informasi dan membuat tabel benda-benda disekitar.

g. Kekompakan pada permainan pergeseran dan cara bergeser antar peserta dan kecepatannya.

Mengetahui Kepala Sekolah,

Rudiyatun, S.Pd

NIP.196203211982012001

Nirmala, 14 Juli 2014 Guru Kelas V

A.Isti Darminingsih, S.Pd NIP 19590205 197912 2 003


(3)

120 Contoh Silabus

IPS

1.2 Menjalankan ajaran agama dalamberfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia denganmempertimbangkan kelembagaansosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, sopan,estetika dan memiliki motivasi internal ketika berhubungan dengan lembagasosial, budaya, ekonomi dan politik 3.4 Memahami manusia Indonesia dalam aktivitasyang yang terkait dengan fungsi dan peran kelembagaan sosial, ekonomi dan budaya, dalam masyarakat Indonesia 4.4 Menceritakan secara tertulis pemahaman tentang manusia Indonesia dan

aktivitasnya yang yang terkait dengan fungsi dan peran

IPS

Indikator:

3.4.1.Mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan peran kelembagaan pendidikan yang ada di masyarakat.

4.4.1 Membuat artikel sederhana

mengenaimanusia Indonesia dan aktivitasnya yang terkait dengan fungsi dan perannya di lembaga sosial, ekonomi, dan budaya. Matematika :

3.3.1 Menyajikan pernyataan

matematika secara lisan, tertulis, dan diagram

4.11.1 Membentuk balok yang volumenya sudah ditentukan Ayo Bacalah Ayo Mengamati Ayo Berdiskusi Ayo Mengumpulka n Informasi Mengungkapk an Pertanyaan Ayo Mengasosiasik an 1. Prosedur Penilaian 2. Penilaian Proses 3. Penilaian Hasil Belajar 4. Instrumen Penilaian 5. Penilaian Proses 6. Penilaian Kinerja 7. Penilaian Produk 8. Penilaian Hasil Bejalar 9. Penilaian ganda 10. Isian singkat 11. Esai atau

uraian

1. Diri anak, lingkungan keluarga, dan lingkunagn sekolah. 2. Software pengajaran kelas 5 SD/MI dari buku tematik terpadu. 3. Gambar latihan menjaga daya tahan jantung dan paru. 4. Video tentang seni tari dan teknik dasar estafet. 5. Teks bacaan

tentang hasil

…. X …. Jam Pembelajaran


(4)

kelembagaan sosial, ekonomi dan budaya, dalam masyarakat Indonesia

Matematika

1. 2. Menghargai nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukkan sikap kritis, cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin waktu, tidak mudah menyerah serta bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas

3.3 Memilih prosedur pemecahan masalah dengan menganalisis hubungan antar simbol, informasi yang relevan, dan mengamati pola 4.11 Membentuk berbagai bangun ruang yang volumenya sudah ditentukan

PPKn

1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa

PPKn

3.3.1 Menunjukkan keanekaragaman budaya dalam bingkaiBhinneka Tunggal Ika di lingkungan masyarakat.

4.3.1 Menceritakan pengalaman atau peristiwa

dalammembantu warga

dalammelaksanakan suatu kegiatan di lingkungan masyarakat tanpa membedakan agama, suku bangsa, dan sosial ekonomi

B.Indonesia

3.4.1Mendeskripsikankeb eragamanbudayabangsa melaluipantun dan syair. 4.4.1 Menulis pantun dan

bumi rotan, fungsi propeti dalam seni tari.

6. Properti tari. 7. Replika

tubuh manusia. 8. Buku

referensi lain yang

terdaftar dalam daftar pustaka.


(5)

122 2.2 Menunjukkan perilaku

sesuai hak dan kewajiban dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum sebagai warganegara dalam kehidupan sehari-hari sesuai Pancasila dan UUD 1945

3.3 Memahami

keanekaragaman sosial, budaya dan ekonomi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan rumah sekolah dan masyarakat

4.3 Membantu masyarakat dalam melaksanakan suatu kegiatan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat tanpa membedakan agama, suku bangsa, dan sosial ekonomi BAHASA INDONESIA 1.2. Meresapi anugerah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan proses kehidupan bangsa dan lingkungan alam 2.1. Memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap makanan dan rantai makanan

syair tentang

keberagaman budaya bangsa


(6)

serta kesehatan melalui pemanfaatan Bahasa Indonesia 3.4 Menggali informasi dari teks pantun dan syair tentang bencana alam serta kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 4.4 Melantunkan dan menyajikan teks pantun dan syair tentang bencana alam serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku