7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Karsinoma Tiroid Papiler
Karsinoma tiroid papiler KTP merupakan neoplasma ganas sel epitel folikel tiroid yang membentuk pola pertumbuhan papiler atau disertai dengan pola folikuler dan
utamanya ditandai oleh karakteristik inti khas KTP. Gambaran inti yang khas KTP meliputi ukuran inti membesar, berbentuk oval, mengalami elongasi, saling tumpang
tindih dengan gambaran
clearing
atau
ground glass appearance
atau dengan kontur inti yang ireguler mencakup adanya
groove
dan inklusi sitoplasma intranuklear. KTP tergolong tumor ganas tiroid yang berdiferensiasi baik De Lellis
et al.,
2004.
2.2 Klasifikasi Karsinoma Tiroid
Berdasarkan WHO, tumor primer tiroid diklasifikasikan menjadi epitelial dan nonepitelial, jinak atau ganas, dengan kategori yang terpisah untuk limfoma dan
keganasan lainnya tabel 2.1 De Lellis
et al
., 2004. Klasifikasi karsinoma tiroid berdasarkan garis besar diferensiasinya dijabarkan menurut
American Joint Commission on Cancer
AJCC sesuai yang dijabarkan tabel 2.2 Rubin
et al
., 2012. Penelitian ini mengacu pada sistem klasifikasi WHO dan AJCC.
Tabel 2.1 Klasifikasi histologik tumor tiroid berdasarkan WHO Rubin
et al
., 2012 I. Tumor epitelial
A. Jinak 1. Adenoma Folikuler
2. Lainnya B. Ganas
1. Karsinoma Folikuler 2. Karsinoma Papiler
3. Karsinoma Meduler 4. Karsinoma
Undifferentiated
anaplastik 5. Lainnya
II. Tumor Non-epitelial A. Jinak
B. Ganas III. Limfoma maligna
IV. Lainnya V. Tumor sekunder
VI. Tumor yang tidak dapat diklasifikasikan VII. Lesi yang menyerupai tumor
Karsinoma sel non epitelial folikel
Tabel 2.2 Tipe Histopatologis Karsinoma Sel Folikel Tiroid Rubin
et al
., 2012
A. Karsinoma papiler mencakup KTPVF B. Karsinoma folikuler mencakup karsinoma sel hurtle
C. Karsinoma
poorly differentiated
D. Karsinoma
undifferentiated anaplastic
2.3 Epidemiologi
Karsinoma tiroid merupakan keganasan tersering dari organ endokrin. Karsinoma ini merupakan 3 dari insiden terbaru seluruh kanker yang terdiagnosis di Amerika
Serikat dan 1,7 dari insiden terbaru seluruh kasus kanker di dunia. Insiden dan prevalen karsinoma tiroid mengalami peningkatan yang tetap selama tiga dekade
terakhir, terutama sejak pertengahan tahun 1990-an di berbagai negara di dunia. Saat ini insiden karsinoma tiroid diperkirakan antara 5 hingga 8 kasus per 10
5
penduduk per tahun di negara-negara berkembang Frasca
et al
., 2008. Data lain menyebutkan telah ditemukan lebih dari 213.000 kasus baru karsinoma tiroid di seluruh dunia pada
tahun 2008, dengan angka insiden kasar 3,1100.000 Cossu
et al
., 2013. Temuan kasus baru meningkat lagi pada tahun 2010 berdasarkan penelitian terbaru yang
didukung oleh WHO yaitu ditemukan sekitar 44.670 kasus baru De Matos
et al.,
2012. Berdasarkan data SEER
Surveillance, Epidemiology, and End Results
di Amerika Serikat, insiden karsinoma tiroid meningkat tiga kali lipat sejak tahun 1973,
dengan kecepatan pertumbuhan 2,4 per tahun antara tahun 1980 hingga 1997 dan 6,5 per tahun sejak tahun 1997 serta saat ini menduduki lima besar karsinoma yang
mengalami peningkatan insiden tercepat, baik pada pria maupun wanita. Insiden karsinoma tiroid di seluruh dunia bervariasi pada masing-masing daerah geografis
dan secara keseluruhan lebih tinggi pada negara ekonomi berkembang Nikiforov, 2009.
Peningkatan insiden karsinoma tiroid terutama terjadi pada KTP, sedangkan tipe lain seperti folikuler, meduler, maupun anaplastik tidak menunjukkan perubahan
yang signifikan. KTP berjumlah sekitar 83 dari keseluruhan keganasan tiroid dan 80 dari keseluruhan tumor ganas tiroid yang berdiferensiasi baik Nikiforov, 2009;
Meng
et al
., 2012; Zidan
et al
., 2003. Peningkatan insiden KTP mencakup KTP klasik dan KTPVF, baik pada tumor yang berukuran 1 cm maupun 1 cm atau
bahkan 4 cm hingga 5 cm. Peningkatan temuan insiden KTP kemungkinan terkait dengan semakin maraknya metode deteksi dini melalui pemeriksaan ultrasonografi
maupun biopsi jarum halus FNA
fine needle aspiration
. Alasan lainnya yaitu karena telah dikenalnya perubahan inti yang khas menjadi kriteria morfologi KTP
Nikiforov, 2009; Kondo
et al,.
2006. Di Indonesia tidak ditemukan data khusus tentang insiden KTP, data yang
dilaporkan adalah keseluruhan kasus kanker tiroid. Menurut Registrasi Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia, dari tahun 2008-2010 kanker tiroid menempati
urutan ke 5 dari 10 kanker terbanyak dan urutan ke 4 dari 10 kanker terbanyak pada
perempuan. Di Denpasar pada rentang tahun yang sama kanker tiroid menduduki urutan ke 3 dari 10 kanker terbanyak dengan prevalensi secara berurutan yaitu
1552000 kasus, 84865 kasus, 1181124 kasus. Diantara keseluruhan kasus tersebut, diperkirakan sekitar 80 merupakan kasus KTP, dengan varian klasik KTP Klasik
sebagai subtipe KTP terbanyak 80 dan diikuti oleh KTPVF sebagai subtipe kedua terbanyak 9-22,5 kasus KTP Ditjen Yan Med, 2008-2010; Gupta et al., 2012.
2 4
6 8
10
2008 2009
2010 Denpasar
Gambar 2.1 Grafik prevalensi kasus karsinoma tiroid di Denpasar tahun 2008-2010
berdasarkan data registrasi kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Anatomi Indonesia Ditjen Yan Med, 2008-2010.
Hingga saat ini epidemiologi KTP masih sangat menarik untuk ditelusuri. Penelitian berbagai negara di dunia telah membandingkan insiden tumor ini pada
populasi yang tinggal di area dataran tinggi pegunungan dengan populasi yang tinggal di sekitar pantai membuktikan bahwa konsentrasi asupan iodium
mempengaruhi insiden KTP bahkan pada beberapa kasus berkaitan dengan morfologi
Pr evalens
i k asu
s
Tahun
KTP LiVolsi., 2011. Dilaporkan bahwa insiden KTP lebih sering pada daerah dengan asupan iodium yang cukup, sedangkan insiden KTF berkaitan dengan
defisiensi iodium Knobel
et al
., 2007. Kasus goiter baik endemik maupun non endemik sporadik diyakini merupakan
prekursor perkembangan kanker tiroid. Prevalensi goiter di seluruh dunia pada populasi umum sekitar 4-7, dan insiden keganasan terjadi pada 10 kasus tiroid
goiter. Dilaporkan bahwa insiden karsinoma tiroid tercatat meningkat pada daerah goiter endemik seperti Kolumbia dan Austria serta daerah non endemik seperti
Jerman. Peningkatan insiden karsinoma tiroid terkait goiter juga menjadi permasalahan di negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. WHO mencatat sekitar
655 juta jiwa di dunia mengalami goiter dan 27 diantaranya berada di Asia Tenggara Htwe, 2012. Adapun perbandingan hasil studi epidemiologi karsinoma
tiroid terkait goiter di beberapa Negara Asia Tenggara sesuai tabel 2.3. Di RSUP Sanglah Denpasar sekitar 70 kasus KTP berasal dari nodul goiter
baik nodul soliter tunggal maupun multipel. Pada kasus tersebut umumnya secara mikroskopis akan ditemukan adanya latar belakang gambaran goiter di sekitar area
neoplastik. Hal ini menunjukkan bahwa kasus KTP di RSUP Sanglah Denpasar juga berkaitan dengan kasus goiter.
Tabel 2.3 Tabel temuan beberapa studi di Malaysia dan Myanmar tentang hubungan antara
karsinoma tiroid dan goiter Htwe, 2012
Studi; tahun Sarawak;
2000
–2004
Kelantan; 1994
–2004
Perak; 2004
–2007
Myanmar; 1996
–1998 Kesimpulan dan diskusi
•Insiden secara signifikan lebih tinggi pada pria p=0,01
•Prevalensi tertinggi pada rentang usia 21-40 tahun
•Tipe histologis tersering: KTP •28,1 dari 1.480 lesi tiroid merupakan
lesi neoplastik •Tersering adalah KTP 76,6
•Mayoritas kasus 59.9 terjadi dengan latar belakang hiperplasia noduler
•Studi menunjukkan karsinoma tiroid yang berkembang dari MNT terbanyak
pada area defisiensi iodium
•Bukan merupakan area endemik , sampel sedikit tetapi Karsinoma tiroid
lebih tinggi dari daerah lain 11 dan KTP 57,5
•Rentang usia 21-60 tahun, tertinggi pada ras malay, diikuti india kemudian china.
•Kejadian karsinoma tiroid diantara keseluuhan kasus lebih tinggi secara
signifikan; p 0,0001
•Frekuensi secara signifikan lebih tinggi pada pasien usia 21-60 tahun; p 0,008
•KTP dan adenoma folikuler secara signifikan lebih tinggi dari tipe lainnya; p
= 0,003
•Peningkatan insiden tiap tahun;p 0.034
Studi epidemiologis lain telah melaporkan kaitan KTP dengan radiasi. Pada pertengahan abad yang lalu, karsinoma tiroid seringkali terdiagnosis pada individu
yang sebelumnya pernah menjalani terapi radiasi dosis rendah pada bagian kepala leher untuk penyakit jinak seperti hemangioma, limfangioma, pembesaran kelenjar
tymus, pembesaran tonsil dan adenoid. Laporan selanjutnya menyebutkan KTP dijumpai pada korban serangan bom atom di Jepang pada akhir perang dunia II
LiVolsi., 2011. Terakhir diketahui terjadi peningkatan tajam KTP pada anak-anak usia di bawah 15 tahun akibat bencana
Chernobyl
di Belarusia pada bulan april 1986 yang dikenal sebagai epidemik KTP LiVolsi., 2011; De Lellis
et al.
, 2004. Tabel 2.4
Prevalensi kasus karsinoma tiroid selama 3 tahun 2008-2010 di Indonesia berdasarkan kelompok usia
Kelompok Prevalensi
Usia 2008
2009 2010
15 1,34
1,17 1,45
15-24 10,96
8,73 7,79
25-34 20,96
18,18 18,55
35-44 22,11
23,22 23,61
45-54 20,86
23,85 24,73
55-64 12,40
13,50 12,69
65-74 7,59
6,12 8,51
≥75 1,53
2,07 1,12
Berdasarkan kelompok usia, KTP bermanifestasi pada usia dewasa antara 20-50 tahun median usia 43 tahun dengan rasio perbandinganan antara perempuan dan
laki-laki yaitu 4:1. Jika terjadi diatas usia 50 tahun, dominasi perempuan berkurang. Sedangkan median usia untuk kasus KTPVF sama dengan KTP pada umumnya yaitu
44 tahun dengan rasio perbandingan perempuan terhadap laki-laki yaitu 6:1 De Lellis
et al.,
2004; Gupta
et al
., 2012; Chen
et al.,
2012. Sesuai tabel 2.4 di Indonesia, selama tahun 2008-2010 lebih dari 75 kasus karsinoma tiroid terjadi
pada rentang usia 25-64 tahun, median usia yaitu 49 tahun, dengan rasio perbandingan antara kelompok perempuan terhadap laki-laki yaitu 4:1.
Tingkat mortalitas akibat karsinoma tiroid masih rendah, namun kejadiannya telah mengalami peningkatan sejak tahun 1992 dengan kecepatan 0,6 per tahun.
Pada tahun 2010, data terbaru WHO menyebutkan insiden mortalitas karsinoma tiroid sebanyak 3,78. Sedangkan untuk karsinoma berdiferensiasi baik seperti KTP, angka
harapan hidup tergolong tinggi yaitu sekitar 82-86 dan sebanding antara KTP klasik maupun KTPVF De Matos
et al.,
2012
2.4 Faktor risiko