commit to user
110
Gambar 7.4 Model Hasil Tanggapan Pembeli di Dalam
Business Buyer Behavior
C. Proposisi Mayor
Berdasarkan hasil eksplorasi tahap aktifitas pembelian yang dilakukan oleh pembeli
ini dapat dirumuskan dalam bentuk proposisi mayor, yaitu bahwa:
P1: Faktor struktur politikal internal yaitu aspek pendapat pemberi pengaruh memperkuat
keputusan pembelian yang akan ditetapkan oleh pembeli
.
Membeli
Kemungkinan Membeli
Menolak Membeli
Analisis dan Penilaian
Aspek Esensial
Tanggapan Pembeli
Kuantitas Pesanan
Harga per Unit
Potongan Harga
Pengiriman
Bentuk Program Promosional
Termin Pembayaran
n
Kemungkinan Menolak
Membeli
Surat Pesanan:
Termin Perdagangan
commit to user
111
P2: Keseluruhan hasil + dan - dari analisis dan penilaian aspek esensial tanggapan
pembeli menentukan bentuk dimensi keputusan pembeli yaitu membeli, kemungkinan
membeli, menolak membeli dan kemungkinan menolak membeli
.
P3: Penetapan salah satu bentuk keputusan pembeli berdasarkan orientasi bisnisnya dan hubungan dengan pemasoknya yang terkandung di dalam analisis dan penilaian aspek
esensial tanggapan pembeli. P4: Bentuk akhir dari hasil tanggapan pembeli
yaitu memutuskan membeli berupa
pesanan pembelian
“termin perdagangan” atau memutuskan menolak membeli
.
Temuan dari eksplorasi keseluruhan tahap aktifitas pembelian berkontribusi
mengidentifikasi dan menjelaskan secara rinci konsep Peter dan Donnelly Jr. 2011
tentang tahap aktifitas pembelian serta konsep Kotler Armstrong 2013 tentang
business buyer behavior,
secara spesifik aktifitas pembelian grosir industri
FMCG
di pasar
tradisional. Kebaruan dari hasil penelitian ini yaitu mengajukan konsep hasil tanggapan
pembeli di dalam
business buyer behavior
, secara spesifik keperilakuan grosir industri
FMCG
di pasar tradisional.
D. Rekonstruksi Proses Keputusan Pembelian di Dalam
Business Buyer Behavior
Rekonstruksi terhadap keseluruhan hubungan antar tema aspek-aspek esensial tanggapan pembeli dan hasilnya digambarkan dalam bentuk konsep proses keputusan
pembelian produk baru di dalam
business buyer behavior
Gambar 7.5. Kebaruan dari hasil penelitian ini yaitu mengajukan konsep komprehensip proses keputusan pembelian
produk baru di dalam
business buyer behavior
, secara spesifik keperilakuan grosir industri
FMCG
di pasar tradisional.
commit to user
112 Lngkungan
Aspek Esensial Tanggapan Pembeli Hasil Tanggapan
Pembeli Ekonomi Internal
Struktur Politikal Internal
Ekonomi Eksternal Persaingan
Sosio-Kultural
Pemasaran
Persaingan
Gambar 7.5 Model Komprehensip Proses Keputusan Pembelian Produk Baru di Dalam
Business Buyer Bahavior
Multidimensi Keputusan Pembelian
Kapabilitas Grosir
Peranan Organisasional Tingkat Permintaan
Kualitas Hubungan
Performa Produk Merek
Tingkat Distribusi Bagian Pasar
Pajangan Produk Kebijakan Strategik Perusahaan
Tingkat Putaran Penjualan
Termin Perdagangan
Loyalitas Merek
Produk Harga
Distribusi Promosi
commit to user
113
Konsep
business buyer behavior
dibangun berbasiskan pada pengalaman subjektif pembeli dan penjual telah diolah melalui langkah deskripsi struktural. Pemahaman atas
fenomena yang dialami partisipan diidentifikasi melalui langkah horizonalisasi dan
deskripsi tekstural ke dalam kelompok makna dalam bentuk berbagai tema. Fenomena
yang dialami merupakan bentukan imajinatif yang ada dalam diri pembeli dan penjual atas transaksi pemasaran
B2B.
Imajinasi atau kognitif pembeli terproses dari historikal alamiah dan berlangsung sepanjang pengalamannya sebagai individaul pembeli dan penjual produk.
Fenomena bisnis grosir menunjukkan bahwa produk-produk yang diperjual-belikan terdiri dari ratusan produk kategorial dengan ribuan item produk. Proses ketersediaan produk-
produk yang diperjual-belikan merupakan hasil strategi pemasaran dari berbagai pemasok distributor atau produsen produk prinsipal. Akumulasi dari fenomena alamiah terus
berlangsung dari bentukan atau luaran strategi pemasaran para pemasoknya. Dalam kontek
business buyer behavior
ini, perspektif pembeli berada pada posisi pasar
demand
dan prinsipal sebagai pasokan pasar
supply.
Kontsruk
business buyer behavior
merupakan
refleksi dari fenomena pasar dan pemasok pasar. Oleh karena fenomena ini, maka
akhiran dari konseptualisasi dan teoretisasi
business buyer behavior
adalah berujung pada
strategi pemasaran
B2B .
Hasil rekonstruksi konsep-konsep pada tahap proses keputusan pembelian produk
baru selanjutnya berkontribusi untuk memperluas konsep
business buyer behavior
ini sendiri dalam teori pemasaran serta strategi pemasaran
B2B
. Upaya rekonstruksi
business buyer behavior
merupakan proses membangun konsep dan teori dari bawah dan diabstraksikan ke atas
bottom-up.
Berikut ini adalah konseptualisasi dan teoretisasi dari abstraksi
business buyer behavior
yang berhasil dibangun dalam penelitian ini.
Pertama, berkontribusi menggambarkan situasi pembelian tipe pembelian campuran
yaitu tipe pembelian baru dan pembelian berulang.
Penggambaran hasil penelitian ini mengajukan identitas teoretis kepada Robinson
et at.
1967, Webster, Jr. dan Wind 1972, Wilkie, 1990, Evans dan Berman 1992, Dwyer
commit to user
114
dan Welsh 1985, Garido dan Gutierrez 2004, Cravens dan Piercy 2009, Peter dan
Donnelly, Jr. 2011, Solomon 2013 serta Kotler dan Armstrong 2013 yaitu teori
situasi tipe pembelian, secara spesifik tipe pembelian campuran yaitu pembelian baru
dan pembelian berulang oleh grosir dari distributor industri
FMCG
di pasar tradisional dalam pemasaran relasional Tabel 7.4.
Tabel 7.4 Tabulasi Tipe Pembelian Campuran
Situasi Tipe Pembelian Permasalahan
Pengetahuan Kebutuhan
Informasi Memperhatikan
Alternatif Baru
Pembelian Campuran Tinggi
Maksimum Tidak Ada
Kedua, berkontribusi untuk menggambarkan konsep kinerja organisasional
pemasaran manajemen saluran di dalam persaingan pasar bisnis. Hasil penelitian mengungkap bahwa kebijakan strategik bauran pemasaran merupakan dasar dari capaian
tingkat distribusi bagian pasar produk. Temuan juga mengidentifikasi bahwa hasil kebijakan strategik bauran pemasaran
menentukan 4 aspek aspek yaitu kualitas hubungan antar rekanan
,
tingkat permintaan produk, kapabilitas grosir sebagai penyalur, tingkat
distribusi bagian pasar produk serta performa produk merek produk. Sebaliknya, diidentifikasi bahwa kebijakan strategik bauran pemasaran ditentukan 3 tiga aspek yaitu
tingkat permintaan, kapabilitas penyalur dan capaian putaran penjualan. Hasil temuan ini
dapat dideskripsikan bahwa kebijakan strategik bauran pemasaran yang ditetapkan dan
diimplementasikan oleh fungsional manajemen saluran menghasilkan capaian volume putaran penjualan produk
.
Nilai putaran penjualan bersifat terukur langsung dalam satuan kuantitas dan mata uang secara periodik. Rekonstruksi dari temuan ini
mengajukan konsep hasil kinerja organisasional manajemen saluran di dalam persaingan
pasar bisnis, secara spesifik fungsional organisasi departemen pemasaran industri
FMCG
di pasar tradisional Gambar 7.6.
commit to user
115
Gambar 7.6 Model Hasil Kinerja Organisasional Manajemen Saluran di Dalam Persaingan
Pasar Bisnis
Ketiga, berkontribusi untuk menggambarkan konsep pemasaran relasional bersaing
langsung
.
Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa hubungan antar pembeli-penjual
dibangun berdasarkan kepercayaan dan komitmen di dalam situasi persaingan langsung antar rekanan pemasok
.
Kepercayaan dan komitmen antara indidual pembeli-penjual menentukan kualitas hubungan Trihatmoko
et al.,
2016
.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kualitas hubungan ditentukan dan dipengaruhi oleh persaingan langsung antar
kategorial produk dari para pemasok. Hal ini dapat dideteksi dari konsep
multidimensi bentuk keputusan pembeli yaitu menunjukkan bahwa kualitas hubungan berkaitan secara langsung dan tidak langsung dengan kebijakan strategik pemasok, tingkat
Tingkat Distribusi
Bagian Pasar
Performa Produk dan
Merek
Kebijakan Strategik Perusahaan
Bauran Pemasaran
Kualitas Hubungan antar Pembeli-Penjual
Kapabilitas Penyalur
Tingkat Permintaan
Loyalitas Merek
Pajangan Produk
Putaran Penjualan
commit to user
116
permintaan produk, kapabilitas grosir dan performa produk dan merek. Temuan ini dapat
dideskripsikan bahwa kepercayaan dan komitmen antara penjual dengan pembeli dapat mengalami perubahan atau pergeseran ketika kualitas hubungan
antar pembeli-penjual
juga mengalami perubahaan, karena faktor pergerakan persaingan kategorial produk antara pemasok. Rekonstruksi dari temuan ini mengajukan konsep keseimbangan
pemasaran relasional bersaing langsung di dalam
business buyer behavior
, secara spesifik hubungan antara distributor dengan grosir industri
FMCG
di pasar tradisional Gambar 7.7.
Gambar 7.7 Model Keseimbangan Pemasaran Relasional Bersaing Langsung di dalam
Business Buyer Behavior
Keempat, berkontribusi menggambarkan teori
pemasaran relasional bersaing langsung di lingkungan pasar bisnis. Konseptualisasi multidimensi keputusan pembelian
menunjukkan bahwa kualitas hubungan merupakan pendekatan pemasaran relasional dari stimulus kebijakan strategik bauran pemasaran
.
Hasil penelitian merumuskan hubungan pemasaran antar saluran manajemen
FMCG
yaitu dideskripsikan bahwa sifat kontinuitas dan termin hubungan antar masing-masing rekanan merupakan perdedaan utama antara
pemasaran relasional dan pemasaran transaksionl. Penggambaran temuan ini mengajukan
identitas teori pemasaran relasional bersaing langsung di dalam
business buyer behavior
, Kualitas
Hubungan antar Pembeli-Penjual
Persaingan Langsung antar
Kategorial Produk
Kepercayaan Komitmen
commit to user
117
secara spesifik hubungan antar rekanan distributor dan grosir industri
FMCG
di pasar tradisional Gambar 7.8.
Gambar 7.8 Paradigma Pemasaran Relasional Bersaing Langsung di Dalam
Business Buyer Behavior
Identitas teoritis tentang pemasaran relasional bersaing langsung menambahkan
paradigma pemasaran relasional dan transaksional dari teoretisasi Gronroos 1997, Sally dan Chad 2002 serta Zineldin dan Philipson 2007 yaitu tentang terapan pendekatan
pemasaran transaksional dan pemasaran relasional, secara spesifik diterapkan pada industri
FMCG
di pasar tradisional.
Kelima, berkontribusi untuk menggambarkan konsep penentuan segmentasi produk
baru di lingkungan pasar bisnis. Hasil penelitian mengungkap bahwa pembeli
di dalam menetapkan keputusan pembelian melakukan penilaian dan analisis terhadap produk baru
berdasarkan keterkaitan antar aspek-aspek dari faktor lingkungan ekonomi eksternal persaingan dan ekonomi internal
yaitu aspek tingkat permintaan dan kapabilitas grosir
serta lingkungan pemasaran yaitu aspek bauran pemasaran
.
Tingkat permintaan mencakup
kerterkaitan antara produk pesaing dan kategorial dengan segmen produk. Tingkat
Pemasaran Relasional Bersaing Langsung
Pemasaran Relasional Pemasaran Transaksional
commit to user
118
Permintaan bekaitan secara langsung dan tidak langsung dengan kebijakan strategik bauran
pemasaran dan kapabilitas grosir. Rekonstruksi dari temuan ini mengajukan konsep
penetapan strategi segmentasi produk baru di lingkungan persaingan pasar bisnis, secara spesifik segmentasi produk
FMCG
di lingkungan pasar tradisional Gambar 7.9.
Gambar 7.9 Model Penetapan Strategi Segmentasi Produk Baru di Lingkungan Persaingan Pasar Bisnis
Keenam, berkontribusi untuk menggambarkan konsep strategi bauran pemasaran
produk baru di lingkungan pasar bisnis
.
Hasil eksplorasi terhadap tahap analisis pemasok menggambarkan bahwa masing-masing faktor lingkungan pemasaran tentang aspek
produk, harga, distribusi dan promosi berkaitan langsung dan tidak langsung dengan faktor lingkungan ekonomi tentang aspek tingkat permintaan. Konseptualisasi kinerja
Lingkungan Ekonomi Internal Penyalur
Lingkungan Ekonomi Eksternal
dan Persaingan
Lingkungan Pemasaran
Kapabilitas Penyalur
Permintaan Produk, Performa Produk
Merek
Kebijakan Strategik Bauran Pemasaran
commit to user
119
organisasional pemasaran menggambarkan bahwa akhiran hasil kebijakan bauran pemasaran yaitu volume putaran penjualan melalui aspek intregral mediatornya yaitu
tingkat permintaan dan kapabilitas grosir, kembali menentukan kebijakan strategik bauran
pemasaran. Rekonstruksi dari temuan ini mengajukan konsep strategi bauran pemasaran
produk baru di lingkungan persaingan pasar bisnis, secara spesifik bauran pemasaran produk
FMCG
di lingkungan pasar tradisional Gambar 7.10.
Gambar 7.10 Model Penetapan
Strategi Bauran Pemasaran Produk Baru di Lingkungan Persaingan Pasar Bisnis
Ketujuh, berkontribusi untuk menggambarkan konsep perluasan strategi merek
produk baru di lingkungan pasar bisnis
.
Hasil penelitian mengungkap bahwa pembeli di dalam mengambil keputusan pembelian didorong oleh aspek-aspek esensial
yang tercakup di dalam faktor lingkungan
yaitu ekonomi internal struktur politikal
,
ekonomi eksternal persaingan
,
sosio-kultural serta pemasaran. Produk baru merupakan hasil dari perluasan
strategi merek yang ditetapkan oleh prinsipal yaitu dalam bentuk perluasan merek baru atau lama pada kategorial produk lama atau baru. Penggambaran hasil kinerja
Harga
Produk Promosi
Distribusi Tingkat
Permintaan
commit to user
120
organisasional manajemen saluran dimaknai bahwa proses hasil dan akhiran hasil kebijakan strategi bauran pemasaran sebagai alat untuk merencanakan atau mengevaluasi kembali
penetapan kebijakan strategi bauran pemasaran selanjutnya. Rekonstruksi dari temuan ini
mengajukan konsep perluasan strategi merek dalam rangka peluncuran produk baru di
lingkungan persaingan pasar bisnis, secara spesifik strategi peluncuran produk
FMCG
pada lingkungan pasar tradisional Gambar 7.11.
Gambar 7.11 Model Penetapan Strategi Perluasan Merek dan Peluncuran Produk
Baru di Lingkungan Persaingan Pasar Bisnis
Lingkungan Ekonomi Struktur Politikal
Internal Penyalur
Lingkungan Ekonomi Eksternal
Persaingan
Lingkungan Pemasaran
Lingkungan Sosio- Kultural
Kapabilitas Penyalur dan Peran
Organisasional
Permintaan Produk dan Performa Produk
Merek
Kualitas Hubungan antar Penjual-
Pembeli
Kebijakan Strategik Bauran Pemasaran
commit to user
121
E. Kebaruan dan Kontribusi Teoretis dari Tahap Aktifitas Pembelian di Dalam