Uji Construct Reliability dan Variance Extracted Uji Normalitas

4.3.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama Purwanto, 2002. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted dapat dilihat dalam table 11 berikut : Tabel 11 : Hasil Uji Construct Reliability dan Variance Extracted Konstrak Indikator Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error [ εj] Construct Reliability Variance Extrated X11 0.650 0.423 0.578 X12 0.582 0.339 0.661 X13 0.643 0.413 0.587 X14 0.943 0.889 0.111 Kepercayaan X1 X15 0.717 0.514 0.486 0.838 0.516 X21 0.720 0.518 0.482 X22 0.778 0.605 0.395 X23 0.747 0.558 0.442 Komitmen X2 X24 0.660 0.436 0.564 0.818 0.561 Y1 0.835 0.697 0.303 Y2 0.502 0.252 0.748 Y3 0.932 0.869 0.131 Y4 0.613 0.376 0.624 Loyalitas Y Y5 0.624 0.389 0.611 0.836 0.517 Batas Dapat Diterima ≥ 0,7 ≥ 0,5 Sumber: Lampiran 3 Hasil pengolahan data Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.6 Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat dalam table 12 berikut : Tabel 12. Hasil Uji Assessment of normality Variable min max kurtosis c.r. y5 2 7 -0.509 -1.156 y4 2 7 -0.142 -0.323 y3 2 7 -0.557 -1.265 y2 2 7 0.491 1.116 y1 2 7 -0.523 -1.189 x2.1 3 7 -0.253 -0.575 x2.2 2 7 -0.503 -1.144 x2.3 2 7 -0.128 -0.292 x2.4 1 7 -0.111 -0.251 x1.5 2 7 -0.166 -0.377 x1.4 2 7 -0.517 -1.175 x1.3 2 7 -0.189 -0.429 x1.2 1 7 0.027 0.06 x1.1 3 7 -0.663 -1.507 Multivariate -1.754 -2.187 Batas Normal ± 2,58 Sumber: Lampiran 3 Hasil pengolahan data Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.4. Pengujian Hipotesis

4.4.1. Evaluasi Model

One Step Approach To SEM Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan