Siklus II Hasil Penelitian

98 a. Tahap Pendahuluan Pada siklus I kegiatan yang ada pada tahap pendahuluan beberapa telah terlaksana dengan baik sesuai rencana pembelajaran. Guru melakukan salam pada saat membuka KBM dan mempimpin doa bersama siswa sebelum memulai pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru mengabsen siswa, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran pemilihan bahan baku busana sesuai kesempatan pakai. Setelah tujuan disampaikan, kemudian guru memberikan apersepsi diawal materi tentang pemilihan bahan baku busana. Beberapa kegiatan pada tahap pendahuluan di atas telah terlaksana namun respon siswa mengenai tindakan yang telah guru lakukan pada siswa masih kurang. Hanya sedikit siswa yang berani menyampaikan pendapat dan bertanya kepada guru. Hal ini disebabkan siswa masih malu dan kurang termotivasi untuk belajar siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang baru dimana siswa dituntut untuk lebih dominan dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II guru memberikan penguatan motivasi dan reward berupa hadiah alat tulis untuk kelompok yang terbaik dan reward penambahan skor nilai pada siswa yang aktif. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini mulai diterapkan metode Number Head Together. 99 Pada siklus I dan II kegiatan yang telah dilakukan terdiri dari guru menyampaikan secara singkat tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran Number Head Together. Guru membagikan Hand Out pemilihan bahan baku busana sesuai kesempatan pakai pada siswa, siswa memperhatikan pengarahan yang diberikan guru dan membaca Hand Out yang telah dibagikan. Kegiatan berikutnya yaitu penerapan metode Number Head Togetherer yaitu terdiri dari: 1 Pembentukan kelompok: guru membagi kelompok secara heterogen. Pembagian kelompok dilakukan oleh guru dan peneliti berdasarkan prestasi belajar siswa serta sudah dipertimbangkan kemaslahatannya. 2 Pemberian tugas: guru memberikan bahan materi atau tugas pada masing-masing kelompok, tugas yang diberikan berbeda. Pada siklus I materi pemilihan bahan baku busana berdasarkan kesempatan pakai busana formal. Pada siklus II materi pemilihan bahan baku busan sesuai kesempatan pakai busana kasual dan activewear. 3 Diskusi: masing-masing kelompok berdiskusi. Dalam kegiatan diskusi, siswa yang pandai mengajari siswa yang kurang mampu karena semua anggota di dalam kelompok diwajibkan mengetahui dan memahami hasil diskusi tersebut. Disinilah semua siswa dituntut untuk bekerjasama secara sungguh-sungguh, saling bertukar pikiran dan pendapat. Pada siklus I masih ada beberapa anggota kelompok yang bertanya pada kelompok lain. Hal ini disebabkan karena teman dekat mereka ada pada kelompok lain, sikap aktif seperti ini perlu dibenahi 100 pada siklus II karena tidak sesuai dengan pelaksanaan metode Number Head Together siswa harus berdiskusi dengan kelompoknya masing- masing. Guru memberikan reward berupa hadiah alat tulis untuk kelompok yang terbaik. Pada siklus II setelah tugas diberikan, siswa tanpa harus menunggu langsung berdiskusi mengenai materi pemilihan bahan baku busana sesuai kesempatan pakai pada kelompok masing-masing tanpa ada yang bertanya pada kelompok lain. Hal inilah yang membuat persaingan antar kelompok pada siklus II semakin ketat. Kondisi kelas menjadi kondusif dan pembelajaran sangat efektif. 4 Presentasi: guru memanggil salah satu nomor siswa, nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil diskusinya. Semua siswa harus siap untuk mewakili kelompoknya melaporkan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Hal ini melatih siswa untuk tanggung jawab terhadap pembelajaran secara kelompok. Presentasi kelompok pada siklus I masih belum maksimal , beberapa siswa masih belum antusias dalam mengikuti kegiatan diskusi. Siklus II guru memberikan reward berupa penambahan skor nilai. Skor penambahan nilai dicantumkan pada lembar observasi. Semua siswa sudah ikut berpartisipasi aktif dan berlomba-lomba menjadi kelompok yang terbaik. Metode NHT menuntut siswa untuk aktif dan bisa bekerja secara kelompok serta bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri ataupun pembelajaran orang lain.