Kriteria Keberhasilan METODE PENELITIAN

76 Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru, berdiskusi perihal proses pembelajaran pemilihan bahan baku busana yang terjadi dan pencapaian kompetensi kelas X busana B SMK Ma’arif 2 Sleman. Berdasarkan studi dokumentasi dan diskusi yang dilakukan menunjukkan pencapaian kompetensi siswa masih sangat beragam. Ada siswa yang mampu meraih nilai tinggi, tetapi banyak siswa yang meraih nilai rendah. Dari hasil pra observasi tersebut peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru yang mengajar dikelas tersebut menggunakan metode ceramah dan menggunakan papan tulis sebagai media pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini menimbulkan partisipasi siswa belum aktif sehingga semangat dan responnya masih rendah terbukti siswa kurang antusias, cenderung pasif, enggan berdiskusi dengan teman, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, kurang memanfaatkan referensi. Hal ini berpengaruh terhadap pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Kompetensi pemilihan bahan baku busana dari 40 yang mengikuti pembelajaran pemilihan bahan baku busana menggunakan metode konvensional yang digunakan oleh guru menunjukkan bahwa siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan kategori tuntas sebanyak 55 dan siswa yang mencapai kategori belum tuntas sebanyak 45. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi pemilihan bahan baku busana belum meningkat karena belum mencapai 75 siswa mendapat nilai diatas KKM. 77 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan pembelajaran diatas perlu diadakan perbaikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Pada proses pembelajaran peneliti melihat guru belum menggunakan media pembelajaran lain selain papan tulis, hal ini yang mungkin mengakibatkan siswa kurang berpartisipasi aktif, kurang termotivasi sehingga banyak siswa yang jenuh, bosan saat pembelajaran dan tidak semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru serta mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, serta enggan berdiskusi. Penggunaan media selain dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi juga dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa untuk menyimak dan mendengarkan isi materi yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran belum terlaksana secara optimal. Secara umum hal ini berdampak pada pencapaian kompetensi siswa itu sendiri. Untuk mengatasi permasalahan yang ada ditempuh dengan penerapan metode Number Head Together yang didalamnya terdapat diskusi kelompok, presentasi kelompok, pemberian skor tambahan. Dalam diskusi kelompok diharapkan siswa dapat berpartisipasi aktif dengan bertanya sesama anggota kelompok, mengemukakan pendapat, menerima ide atau gagasan, saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas, saling menghargai sesama teman, saling melengkapi pendapat teman, dan dapat melatih kepercayaan diri. 78 2. Penerapan Metode Number Head Together Pada Mata Pelajaran Pemilihan Bahan Baku Busana Kelas X Program Keahlian Tata Busana SMK Ma’arif 2 Sleman. Pada bagian ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Tahap pelaksanaan merupakan penerapan rancangan tindakan yang telah di susun berupa pembelajaran kooperatif berbasis Number Head Together NHT. Data yang disajikan merupakan hasil pengamatan meliputi kegiatan pembelajaran selama tindakan dilakukan. Pelaksanaan metode Number Head Together NHT pada mata pelajaran pengetahuan pemilihan bahan baku busana kelas X program keahlian tata busana SMK Ma’arif 2 Sleman adalah sebagai berikut:

a. Siklus I 1 Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus I adalah sebagai berikut: a Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran yang meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan Hand Out media untuk siswa. b Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran dengan metode Number Head Together NHT