Sifat dan Karakteristik Kayu

28 Tabel 2. Komponen Kimia Dalam Kayu Sumber: Dumanauw, 2001

b. Kuat Tekan Kayu dan Kuat Tarik Kayu

Menurut Dumanauw 2001: 27 kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu sejajar dengan arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat. Keteguhan ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan. Dumanauw 2001: 27 mengutarakan bahwa keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini dibedakan dua macam kompresi, yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan kompresi tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban, seperti halnya berat rel kereta api oleh bantalan di bawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu pada keteguhan geser. Keteguhan kompresi tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil dibandingkan keteguhan kompresi sejajar arah serat. 29

c. Keawetan Kayu

Widjojo 1977: 13-14 mengungkapkan bahwa keawetan kayu serta klasifikasinya berdasarkan percobaan-percobaan, tanpa diadakan pengawetan lebih dahulu. Kayu dibiarkan rusak oleh pengaruh air dari tanah, panas, hujan dan oleh serangga maupun cendawan. Hal-hal yang menentukan kelas awet tercantum dibawah ini: 1 Lamanya kayu bertahan sebagai tonggak yang ditanam di tanah dan dibiarkan kena hujan dan panas. 2 Lamanya kayu bertahan bila dibiarkan kena hujan dan panas, tetapi tidak berhubungan dengan tanah basah. 3 Lamanya kayu bertahan sebagai konstruksi yang terlindungi atau tertutup atap. 4 Diserang rayap. 5 Diserang bubuk. Tabel 3. Kelas Awet Kayu sumber: Widjojo, 1977 30 Menurut Dumanauw 2001: 50 keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya. Kayu dikatakan awet jika mempunyai umur pakai lama. Kayu berumur pakai lama kjikamampu menahan bermacam-macam faktor perusak kayu. Dapat disimpulkan bahwa keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktor-faktor perusak yang dating dari luar tubuh kayu itu sendiri. Dumanauw 2001: 50 juga mengungkapkan bahwa ada faktor-faktor penyebab kayu menjadi tidak awet seperti: 1 Penyebab nonmahluk hidup, terdiri dari: a faktor fisik, b faktor mekanik, dan c faktor kimia. 2 Penyebab mahluk hidup, terdiri dari: a jenis jamur aneka macam, b jenis serangga aneka macam, dan c jenis binatan laut aneka macam. Dengan adanya kelas awet kayu maka kayu juga perlu dilakukan pengawetan. Menurut Widjojo 1977: 23 bahwa jenis-jenis kayu dari kelas awet I dan II, bila digunakan untuk konstruksi yang terlindungi dari panas dan hujan, dapat tahan ratusan tahun. Jenis-jenis kayu kelas awet III, IV, dan V, tidak tahan terhadap serangan serangga-serangga tertentu. Dalam hal ini ada beberapa tindakan yang dilakukan untuk mengawetkan kayu seperti yang diutarakan oleh Widjojo 1977: 23-26 seperti, dengan meni, cat, plitur atau vernis, ter, cara impregnasi, cara “kyan”-isasi dan cara “wolman”-isasi. Menurut Dumanauw 2001: 52 bahan pengawet kayu ialah bahan-bahan kimia yang telah ditemukan dan sangat beracun terhadap mahluk perusak kayu, antara lain: arsen As, tembaga Cu, seng Zn, flour F, krom Cr, dan lain- lain. Tidak semua bahan pengawet baik digunakan dalam pengawetan kayu. Dalam penggunaan, harus diperhatikan sifat-sifat bahan pengawet agar sesuai dengan tujuan pemakaian. 31 Tabel 4. Penggolongan Kelas Awet Kayu Sumber: Dumanauw, 2001

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 2 28

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 27

HUBUNGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHASISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 29

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 2 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AUTOCAD PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT.

1 10 26

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 STABAT.

0 2 29

PENERAPAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 STABAT.

0 3 30

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TEORI KESETIMBANGAN PADA MATA PELAJARAN STATIKA DI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA.

0 1 15

STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN METODE EKSPOSITORI TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 7 SEMARANG -

0 0 85