Evaluasi Relaksasi Autogenik Cara Kerja Relaksasi Autogenik Terhadap Respon Tubuh

2.4.3.3 Evaluasi Relaksasi Autogenik

2.4.3.3.1 Respon verbal Latihan autogenik ini dilakukan secara terus menerus, minimal 15 menit dalam sehari sampai di dapatkan perasaan berbeda atau rileks, sehingga secara verbal dapat didengarkan perkataan pada fase akhir “keseluruhan tubuhku tenang dan rileks” Kanji, et al., 2006 2.4.3.3.2 Respon non verbal Respon verbal dapat diobservasi melalui frekuensi nafas, jantung dan mengukur tekanan darah segera setelah selesai melakukan relaksasi autogenik. Bila berhasil dan terampil dalam melakukan tehnik ini, maka pernafasan akan lebih tenang dan tekanan darah dalam batas fisiologis National Safety Council, 2004.

2.4.3.4 Cara Kerja Relaksasi Autogenik Terhadap Respon Tubuh

Relaksasi autogenik menguntungkan baik secara fisiologis maupun psikologis. Efek fisiologi relaksasi autogenik sama dengan respon fisiologi pada jenis relaksasi lainnya. Frekuensi nadi, frekuensi nafas, ketegangan otot dan level kolesterol akan menurun sebagai respon fisiologis. Gelombang otak alfa dan aliran darah pada tangan dan kaki akan meningkat Greenberg, 2002 dalam Setyawati, 2010. Beberapa studi lain juga menemukan bahwa relaksasi ini menolong menurunkan kecemasan, menurunkan nyeri, menurunkan sakit kepala, meningkatkan tidur, menenangkan suasana hati, meningkatkan kekuatan otot dan Universitas Sumatera Utara kebugaran jantung Simeit, et al., 2004; Kanji, et al., 2006; Ring-Dimitro, et al., 2009; Bowden, et al., 2012; Prato Yucha, 2012. Pada klien DM dianjurkan untuk melakukan relaksasi autogenik ini dengan rasional bahwa relaksasi ini akan mempengaruhi fungsi pulau-pulau langerhans sehingga dapat mengalirkan hormon-hormonnya dengan baik ke seluruh tubuh dan diduga relaksasi ini akan menurunkan kebutuhan mereka akan terapi insulin DiNardo, 2009. Greenberg 2002 dalam Setyawati, 2010 mengatakan bahwa relaksasi autogenik akan memberikan hasil setelah dilakukan sebanyak tiga kali latihan. DMT2 disebabkan oleh kurang berfungsinya kelenjar pankreas dalam menghasilkan insulin. Kelenjar pankreas juga memproduksi glukosa sebagai makanan darah dan juga insulin yang berfungsi mengatur keseimbangan kadar gula yang masuk ke dalam darah. Secara medis penanganan DM adalah dengan pemberian minum OHO atau suntik insulin, yang pada dasarnya tidak menormalkan kembali pankreas sebagai penghasil insulin Joyce Hawks, 2005. Relaksasi autogenik dapat membantu keseimbangan dengan memperbaiki keseimbangan antara organ tubuh dan sirkulasi tubuh. Hal ini dicapai dengan mengendorkan pembuluh darah sehingga aliran darah ke pankreas akan lancar. Perbaikan sirkulasi darah dimaksudkan untuk membawa unsur-unsur yang dibutuhkan untuk memperbaiki dan membuat keseimbangan dengan lingkungan. Relaksasi autogenik menurut Greenberg 2002 akan mampu : 1 Menstimulasi kelenjar adrenal, paru-paru, pankreas dan hati untuk dapat membantu menjaga glukosa darah dalam batas normal. Universitas Sumatera Utara 2 Menstimulasi sistem saraf parasimpatis yang membuat otak memerintahkan pengaturan rennin angiotensin pada ginjal sehingga ginjal membantu menjaga tekanan darah 3 Menjaga organ-organ yang terluka , artinya dengan relaksasi autogenik yang teratur maka akan menjaga pasien dari situasi-situasi yang cepat berubah sehingga stresor terkurangi dan relaksasi terjadi 4 Relaksasi akan mengurangi stres dan tekanan, dimana hal ini disebabkan oleh banyaknya masalah.

2.4.4. Relaksasi Autogenik sebagai Intervensi Keperawatan