Populasi Sampel Populasi dan Sampel

1069MenkesSKXI2008 tentang Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan, RSUD Dr Djasamen Saragih dinyatakan menjadi RS Pendidikan ke-2 di Sumut setelah RS Adam Malik Medan. RSUD Dr Djasamen Saragih dikelola oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar. Rumah Sakit Vita Insani RSVI Pematangsiantar didirikan pada 4 Juli 1983 di Pematangsiantar, Sumatera Utara. RSVI berlokasi di Jalan Merdeka Nomor 329, Pematangsiantar, Kode Pos 21132, Sumatera Utara, Indonesia Telepon : 0622-22520 E-mail : vitainsaniyahoo.com, Website :www.vita- insani.co.id. RSVI adalah Rumah Sakit dengan klasifikasi tipe Madya atau Kelas C, diselenggarakan berdasarkan izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Memiliki lokasi yang sangat strategis, sangat mudah dijangkau dari segala arah.

3.2.2. Waktu Penelitian

Proses penelitian dimulai dari penyusunan proposal yang dimulai sejak September 2013, pengumpulan data mulai 27 April hingga 13 Juni 2014 di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dan di RSVI Pematangsiantar.

3.3. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh klien DM Tipe 2 yang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah RSUD dr. Djasamen saragih Pematangsiantar dan Rumah Sakit Vita Insani RSVI Pematangsiantar.

3.2.2. Sampel

Universitas Sumatera Utara Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, yaitu merekrut semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dalam waktu tertentu. Menurut Sastroasmoro, 2006 consecutive sampling merupakan jenis non probability sampling paling baik dan paling sering digunakan dalam studi klinis. Sampel yang diambil dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang dibuat peneliti. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah 1 Penderita DMT2 dengan atau tanpa penyakit penyerta yang menjalani rawat inap. Dengan kadar glukosa darah waktu saat masuk rumah sakit ≥ 200 mgdl. 2 Bersedia menjadi subjek penelitian. 3 Belum pernah melakukan relaksasi autogenik. 4 Mendapat obat hiperglikemia oral OHO. 5 Mendapat ijin dari dokter yang merawatnya. 6 Bersedia mematuhi program yang dijalankan mematuhi diet rumah sakit dan menjalankan terapi OHO dibawah observasi peneliti atau asisten peneliti selama penelitian berlangsung. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1 Pasien pulang sebelum mencapai 6 kali perlakuan. 2 Pasien menolak melanjutkan perlakuan sebelum mencapai 6 kali latihan relaksasi autogenik. 3 Pasien mengalami stres dan kecemasan berat. 4 Pasien mengalami gangguan kesadaran. Dalam penelitian ini subjek dibagi dalam 2 kelompok yaitu: 1 Kelompok DMT2 yang mendapat latihan relaksasi autogenik, dan kelompok pembanding atau kelompok kontrol yaitu kelompok DMT2 yang dirawat sesuai standar perawatan rumah sakit dan tidak mendapat latihan relaksasi otogenik. Penentuan Universitas Sumatera Utara kelompok dibedakan pada ruang rawat pasien. Kelompok intervensi diambil pada pasien yang dirawat di RSUD dr. Djasamen Saragih, Pematangsiantar, sedangkan kelompok kontrol diambil pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit Vita Insani. Besar sampel yang dalam penelitian ini adalah 62 orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan 31 orang masing-masing kelompok. Jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus berdasarkan perhitungan sampel kasus kontrol sebagai berikut Sastroasmoro, 2008, yaitu: n = 2 � ��∔��� ��−�2 � ² Keterangan : n : besar sampel kelompok intervensi dan kelompok kontrol Zα : Deviat baku α = 0,05 yaitu 1,96 Zβ : Deviat baku β , yaitu 1.64 Sd : Simpangan baku dari rerata selisih dari pustaka X1-X2 : Selisih rerata kedua kelompok yang bermakna clinical judgment Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyawati, 2010 : diketahui Sd = 51,87, selisih kadar glukosa yang dianggap bermakna 50, maka n = 2 � 1,96 ∔1,6451,87 50 � ² Universitas Sumatera Utara n = 2 � 3,6.51,87 50 � ² n = 2 � 186,7 50 � ² n = 2x13.942 n = 27,8 Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel yang diperlukan untuk masing-masing kelompok intervensi dan kelompok kontrol 27,8 mengantisipasi drop out maka jumlah sampel ditambah 10. Oleh karena itu jumlah sampel yang diperlukan 27,8+2,8=30.6 Sehingga sampel kontrol = 31 responden dan sampel intervensi 31 responden.

3.4 Metode Pengumpulan Data