17
Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu : 1. Rusaknya sel-sel pancreas karena pengaruh ddari luar virus, zat kimia tertentu,
dll ataupun dari dalam penyakit autoimune 2. Desensitasi penurunan sensitivitas reseptor glukosa pada kelenjar pankreas
3. Desensitasikerusakan reseptor insulin down regulation di jaringan perifer Tjokroprawiro, 1996.
Menurut Soegondo 2011, patogenesis DM berbeda berdasarkan tipe penyakit yaitu:
1. DM Tipe 1
Insulin tidak ada dan hal ini disebabkan karena jenis penyakit ini ada reaksi autoimun. Pada individu yang rentan susceptible terhadap tipe 1, terdapat
adanya ICA Islet Cell Antibody yang meningkat kadanya oleh karena beberapa faktor pencetus seperti infeksi virus, diantarnya virus cocksakie, rubella, CMV,
herpes dan lain-lain, hingga timbul peradangan pada sel beta insulitis yang akhirnya menyebabkan kerusakan permanen sel beta. Pada insulitis yang diserang
hanya sel beta, biasanya sel alfa dan delta tetap utuh. Pada studi populasi ditemukan adanya hubungan antara DM tipe 1 dengan HLA DR3 dan DR4.
2. DM Tipe 2
Patogenesis pada DM tipe 2 ditandai dengan adanya resistensi insulin perifer, gangguan Hepatic Glucose Production
HGP, dan penurunan fungsi cell β, yang akhirnya akan menuju ke kerusakan total sel β.
18
2.1.5. Patofisiologi Diabetes Mellitus
Diabetes melitus tipe 2 merupakan bagian terbesar dari penderita diabetes melitus dan mempunyai riwayat perjalanan alamiah yang unik dan patofisiologi
penyakit yang kompleks. Patofisiologi diabetes melitus tipe 2 ditandai dengan adanya gangguan metabolik ganda yang progresif yaitu resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin oleh sel beta pankreas Soewondo, 2007. Awalnya resistensi insulin menyebabkan kemampuan insulin menurunkan
kadar gula darah menjadi berkurang. Akibatnya pankreas harus mensekresi insulin lebih banyak untuk mengatasi kenaikan kadar gula darah. Pada tahap ini,
kemungkinan individu tersebut akan mengalami gangguan toleransi glukosa tahap pradiabetes, tetapi belum memenuhi kriteria penderita diabetes melitus. Kondisi
resistensi insulin akan terus berlanjut dan semakin bertambah berat, sementara pankreas tidak mampu lagi terus menerus meningkatkan kemampuan sekresi insulin
yang cukup untuk mengontrol gula darah. Peningkatan produksi glukosa hati, penurunan pemakaian glukosa dan lemak oleh otot berperan atas terjadinya
hiperglicemia kronik saat puasa dan setelah makan. Akhirnya sekresi insulin oleh sel beta pankreas akan menurun dan kenaikan kadar gula darah bertambuah berat.
Perubahan proses toleransi glukosa, mulai dari kondisi normal, toleransi glukosa terganggu dan diabetes tipe 2 dapat dilihat sebagai keadaan yang berkesinambungan
Soewondo, 2007.
19
2.1.6 Komplikasi Diabetes Mellitus
Jika gula darah tidak terkontrol dengan baik beberapa tahun kemudian akan timbul komplikasi. Komplikasi akibat diabetes yang timbul dapat berupa komplikasi
akut dan kronis.
a. Komplikasi Akut
Komplikasi akut adalah komplikasi yang muncul secara mendadak. Keadaan bisa fatal jika tidak segera ditangani. Termasuk dalam kelompok ini adalah:
1. Hipoglikemia Glukosa Darah Turun Terlalu Rendah
Menurut Fishbein dan Palumbo, hipoglikemia adalah suatu keadaan di mana konsentrasi atau kadar gula di dalam darah terlalu rendah 60mgdl, yang dapat
terjadi pada pasien yang menerima suntikan insulin dan obat anti diabetes. Hipoglikemia ini terjadi jika pemberian dosis insulin atau obat anti diabetes tidak
tepat, latihan fisik atau olah raga berlebihan, menunda jadwal makan setelah minum obat, serta kebiasaan konsumsi alkohol Kronerberg, 2008.
Pada saat mendapat suntikan penderita harus makan dengan kalori yang sesuai untuk mengimbangi efek insulin. Jadwal makan juga haruslah teratur, tiga kali makan
utama dan selingan dua kali di antara makan utama, makan snack pada malam hari sangat penting karena makanan hanya dapat tahan hingga jam tiga pagi Nabil,2009.
Olahraga membakar glukosa dalam tubuh, tetapi perlu diperhatikan kesesuaian antara olahraga dengan dosis obat dan pola diet penderita. Latihan fisik
dan olahraga berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemia pada malam hari atau keesokan harinya disebut dengan delayed onset low blood sugar. Pengaruh alkohol
20
bekerja dengan menghambat kemampuan hati untuk melepaskan glukosa alkohol juga menghambat kerja hormon yang menaikkan glukosa darah serta meningkatkan efek
insulin, dan dapat menyebabkan hipoglikemia berat Tandra, 2007. Tanda dari gejala hipoglikemia dapat bervariasi tergantung penurunan kadar
glukosa darah. Keluhan pada dasarnya dapat berupa keluhan pada otak, ini dikarenakan otak tidak mendapat kalori yang cukup sehingga mempengaruhi fungsi
intelektual, antara lain sakit kepala, kurang konsentrasi, mata kabur, lelah, kejang hingga koma. Keluhan lain seperti lapar, nadi cepat, kejang atau koma. Keluhan
akibat efek samping hormon lain yang berusaha menaikkan kadar glukosa darah, misalnya pucat, berkeringat, nadi cepat, berdebar, cemas serta rasa lapar Tandra,
2007.
2. Hiperosmolar Non-Ketotik