59
kelamin perempuan, dengan rincian responden kasus 37 orang 64,9 dan kontrol juga 37 orang 64,9.
Tabel 4.3. Distribusi Gaya Hidup Penderita Diabetes Melitus DM Tipe 2 di RSUD Kota Padangsidimpuan
Karakteristik Penderita Status Responden
Kasus Kontrol
n n
Konsumsi sayur dan buah a. Cukup
19 33,3
35 61,4
b. Kurang 38
66,7 22
38,6
Aktifitas fisik a. Cukup
18 31,6
38 66,7
b. Kurang 39
68,4 19
33,3
Kebiasaan Merokok a. Berisiko
18 31,6
9 15,8
b. Tidak Berisiko 39
68,4 48
84,2
Konsumsi Alkohol a. Berisiko
15 26,3
7 12,3
b. Tidak Berisiko 42
73,7 50
87,7 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus
variabel konsumsi sayur dan buah lebih banyak pada responden dengan konsumsi sayur dan buah yang kurang yaitu sebanyak 38 orang 66,7, pada variabel aktivitas
fisik lebih banyak pada responden dengan aktivitas fisik yang kurang sebanyak 39 orang 68,4, pada variabel kebiasaan merokok lebih banyak pada responden
dengan kebiasaan merokok yang tidak berisiko sebanyak 39 orang 68,4, Variabel konsumsi alkohol lebih banyak pada responden dengan konsumsi alkohol tidak
berisiko sebanyak 42 orang 73,7. Pada kelompok kontrol variable konsumsi sayur dan buah lebih banyak pada responden dengan konsumsi sayur dan buah yang cukup
sebanyak 35 orang 61,4, pada variable aktifitas fisik lebih banyak pada responden
60
dengan aktivitas fisik yang cukup sebanyak 38 orang 66,7, pada variable kebiasaan merokok lebih banyak pada responden dengan kebiasaan merokok yang
tidak Berisiko sebanyak 48 orang 84,2 dan pada variabel konsumsi alkohol lebih banyak pada responden konsumsi alkohol tidak Berisiko sebanyak 50 orang 87,7.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu gaya hidup ,konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, kebiasaan
merokok, dan konsumsi alkohol dengan variabel dependen yaitu kejadian DM tipe 2, serta untuk mengetahui variabel mana yang masuk ke dalam model analisis
multivariat. Uji statistik yang dilakukan pada analisis bivariat ini adalah uji chisquare dengan derajat kepercayaan 95
α = 0,05. Setelah melakukan wawancara dengan responden dan menguji hasil
wawancara tersebut dengan uji statistik chi square maka hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini:
Tabel 4.4. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Diabetes Melitus DM Tipe 2 di RSUD Kota Padangsidimpuan
Variabel Kejadian DM Tipe 2
Nilai p
OR 95 CI
Kasus Kontrol
n n
Konsumsi Sayur dan Buah Cukup
19 33,3
35 61,4
0,003 3,33
Kurang 38
66,7 22
38,6 1,14-3,67
Aktifitas Fisik Cukup
18 31,6
38 66,7
0,001 2,23
Kurang 39
68,4 19
33,3 1,10-2,50
61
Tabel 4.4 Lanjutan
Variabel Kejadian DM Tipe 2
Nilai p
OR 95 CI
Kasus Kontrol
n n
Kebiasaan Merokok
Berisiko 18
31,6 9
15,8 0,047
2,46 Tidak Berisikok
39 68,4
48 84,2
1,99-6,08
Konsumsi Alkohol
Berisiko 15
26,3 7
12,3 0,058
2,55 Tidak Berisikok
42 73,7
50 87,7
0,95-6,84 Hasil analisis pengaruh konsumsi sayur dan buah dengan kejadian DM tipe 2
diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 38 orang 66,7 dengan konsumsi sayur dan buah kurang, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 22 orang
38,6 dengan konsumsi sayur dan buah kurang. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 19 orang 33,3 dengan konsumsi sayur dan buah cukup, sedangkan pada
kelompok kontrol ada sebanyak 35 orang 61,4 dengan konsumsi sayur dan buah cukup. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,003 0,05, artinya ada
pengaruh antara variabel konsumsi sayur dan buah dengan kejadian DM tipe 2, dengan OR sebesar 3,33 95CI = 1,14-3,67, menunjukkan bahwa responden yang
menderita DM tipe 2 3,3 kali kecenderungan dengan konsumsi sayur dan buah kurang dibanding dengan responden yang tidak menderita DM tipe 2.
Hasil analisis pengaruh aktifitas fisik dengan kejadian DM tipe 2 diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 39 orang 68,4 dengan aktifitas fisik kurang,
sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 19 orang 33,3 dengan aktifitas fisik kurang. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 18 orang 31,6 dengan
62
aktifitas fisik cukup, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 38 orang 66,7 dengan aktifitas fisik cukup. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai
p=0,001 0,05, artinya ada pengaruh antara variabel aktifitas fisik dengan kejadian DM tipe 2, dengan OR sebesar 2,23 95CI = 1,10-2,50, menunjukkan bahwa
responden yang menderita DM tipe 2 2,2 kali kecenderungan dengan aktifitas fisik kurang dibanding dengan responden yang tidak menderita DM tipe 2.
Hasil analisis pengaruh kebiasaan merokok dengan kejadian DM tipe 2 diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 39 orang 68,4 yang tidak
Berisiko, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 48 orang 84,2 yang tidak Berisiko. Kemudian kelompok kasus ada sebanyak 18 orang 31,6 yang
Berisiko, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 9 orang 15,8 yang Berisiko. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,047 0,15, artinya ada
pengaruh antara variabel kebiasaan merokokdengan kejadian DM tipe 2 dengan OR sebesar 2,46 95CI = 1,99-6,08, menunjukkan bahwa responden yang menderita
DM tipe 22,5 kali kecenderungan dengan kebiasaan merokok tidak Berisiko dibanding dengan responden yang menderita DM tipe 2.
Hasil analisis pengaruh konsumsi alkohol dengan kejadian DM tipe 2 diperoleh bahwa kelompok kasus ada sebanyak 42 orang 73,7 dengan konsumsi
alkohol tidak Berisiko, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 50 orang 87,7 dengan pengaruh konsumsi alkohol tidak Berisiko. Kemudian kelompok
kasus ada sebanyak 15 orang 26,3 dengan konsumsi alkohol Berisiko, sedangkan pada kelompok kontrol ada sebanyak 7 orang 12,3 dengan konsumsi alkohol
63
Berisiko. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,058 0,05, artinya tidak ada pengaruh antara variabel konsumsi alkohol dengan kejadian DM tipe 2.
4.4. Analisis Multivariat