Mendekatkan Diri Dengan Tuhan

72 Abinawa dipercayai oleh masyarakat desa Pekuncen dan sekitarnya sebagai tokoh wali yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam melalui ceramah-ceramahnya di daerah kabupaten Kendal dan sekitarnya. Sampai beliau wafat jasa-jasa beliau masih tetap dikenang bahkan sudah melekat dalam diri masyarakat sampai sekarang. Tradisi khaul Jumat Kliwon di makam Sunan Abinawa membuktikan bahwa masyarakat desa Pekuncen dan sekitarnya masih mempercayai keberadaan roh-roh leluhur sebagai perantara kepada Allah SWT yang dapat menyampaikan doa yang mereka penjatkan untuk mendapatkan berkah bagi kehidupan mereka. Tradisi ini dilaksanakan secara rutin oleh masyarakat pendukungnya sehingga tradisi dapat hidup dan berkembang dalam kehidupan sosial budaya masyarakat.

4.6.1.2 Mendekatkan Diri Dengan Tuhan

Tradisi khaul Jum’at Kliwon di makam Sunan Abinawa dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada hari Kamis Wage pada bulan Sura dan setiap satu bulan sekali pada malam Jum’at Kliwon. Bulan Sura bagi masyarakat Jawa dianggap sebagai bulan yang khusus untuk melaukan introspeksi diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Bulan Sura bagi masyarakat Jawa juga merupakan sebuah jeda untuk merenung dan menata batin dan tingkah laku dalam kehidupannya. Dalam masa introspeksi diri dan mendekatkan diri dengan Tuhan ini, kita harus lebih arif dalam memandang waktu, perjalanan usia, sekaligus mereposisi kembali kedudukan kita di tengah pergaulan masyarakat, alam semesta, dan dihadapan tuhan. 73 Makam pasareyan Sunan Abinawa telah dianggap sebagai tempat yang keramat oleh masyarakat desa Pekuncen dan sekitarnya sehingga muncul tradisi khaul yang sampai sekarang masih hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Masyarakat pendukung tradisi mempercayai bahwa dengan berdoa di makam Sunan Abinawa akan lebih khusyuk dan akan mendapatkan barokah dengan harapan dikabulkan hajatnya oleh Allah SWT melalui roh Sunan Abinawa sebagai perantaranya yang dianggap orang suci atau wali. Tradisi khaul Jum’at Kliwon di makam Sunan Abinawa dengan sederetan rangkaian upacara di dalamnya dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendidik menusia dalam mendekatkan diri kepada sang Pencipta sehingga manusia dapat menerapkan nilai-nilai yang ada dalam upacara ritual tradisi terutama nilai-nilai yang ada dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an, nasehat-nasehat, dan ilmu-ilmu baru yang didapat dari ceramah keagamaan oleh kyai sehingga dapat dijadikan untuk pedomanhidup dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Tradisi khaul Jum’at Kliwon di makam Sunan Abinawa juga dapat dijadikan pedoman agar selalu mengingatkan manusia untuk selalu mengingat akan keberadaan dan kebesaran Allah SWT. Dengan berziarah ke makam para wali dapat mengingatkan manusia tentang asal dan tujuan hidupnya nanti, dimana semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT akan kembali menghadap kepada-NYA. Masyarakat Islam Jawa sangat mempercayai bahwa semua yang hidup di ala mini akan mengalami kematian dan di akherat nanti akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukan semasa hidupnya di dunia. Manusia 74 juga dituntut untuk melakukan hal-hal yang baik semasa hidupnya di dunia sebagai bekal di akherat nanti. Hal ini merupakan wujud fungsi ketuhanan yang ada dalam tradisi khaul jum’at Kliwon di makam Sunan Abinawa.

4.6.1.3 Ungkapan Rasa Syukur