Wawancara Teknik Pengumpulan Data

35

3.4.1 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara intervieuwer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong 2007: 186. Teknik wawancara digunakan untuk menggali pemerolehan cerita yang dituturkan. Teknik wawancara dilakukan dengan cara dialog yang dilakukan oleh lebih dari satu orang yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyan kepada beberapa informan untuk mendapatkan informasi. Informan adalah orang yang memberikan informasi. Untuk mendapatkan data yang akurat maka pewawancara harus menentukan nara sumber yang akan dijadikan informan. Orang yang dijadikan seorang informan adalah orang yang dianggap menguasai dan dipercaya sebagai sumber data yang jelas. Wawancara dilakukan untuk mengungkapkan data yang berupa pertanyaan. Wawancara dengan beberapa informan bertujuan untuk memperoleh data yang valid mengenai bentuk, keterlibatan informan, asal- usul sejarah dan latar belakang tradisi, nilai- nilai yang ada dalam masyarakat, dan fungsi- fungsi yang terdapat dalam Tradisi Khaul Di makam Sunan Abinawa. Sebelum melakukan wawancara, harus menentukan siapa yang akan menjadi informan kunci terlebih dahulu melalui beberapa pertimbangan diantaranya: a. orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti b. usia yang bersangkutan telah dewasa 36 c. orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani d. orang yang bersangkutan bersifat netral, tidak mempunyai kepentingan pribadi untuk menjelekkan orang lain e. orang yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang luas mengenai permasalahan yang diteliti dan lain- lain Sudikan 2001:91. Dalam teknik wawancara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum wawancara dimulai, diantaranya: a. waktu untuk wawancara diusahakan pada saat informan istirahat b. jangan terlalu lama dalam mewawancarai lebih baik dating berulang- ulang c. jangan menanyakan hal- hal yang bersifat sensitife d. jangan menggurui informan e. jangan membantah jawaban informan f. jangan menyela pembicaraan informan Sudikan 2001: 177. Secara garis besar ada dua macam pedoman dalam wawancara, yaitu: 1 Pedoman wawancara tidak tersruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Krativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancara sebagai pengemudi jawaban responden. 2 Pedoman wawancara tersruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v chek pada nomor yang sesuai Arikunto 2006: 227. 37 Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak tersruktur, wawancara yang berlangsung dengan bebas, santai, dan memberi informan kesempatan untuk memberikan keterangan sesuai yang ditanyakan. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, artinya dalam kurun waktu yang sesingkat- singkatnya dapat diperoleh data sebanyak- banyaknya, bahasa harus jelas, suasana harus rileks agar data yang diperoleh merupakan data yang objektif dan dapat dipercaya. Adapun langkah- langkah dalam melakukan wawancara dengan informan pada penelitian Tradisi Khaul Di Makam Sunan Abinawa ini antara lain: 1 Juru kunci yang terlibat langsung dalam pelaksanaan upacara ritual tersebut. 2 Para sesepuh desa orang yang dituakan dan tokoh masyarakat yang tahu persis tentang tradisi tersebut. 3 Para pelaku ritual tradisi yang berasal dari masyarakat desa Pekuncen dan masyarakat sekitarnya. 4 Perangkat desa Pekuncen kecamatan Pegandon kabupaten Kendal. Dengan menggunakan langkah-langkah tersebut diatas, maka penelitian ini akan mendapatkan data yang lengkap yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lokasi tanpa ada hal- hal yang dirahasiakan oleh nara sumber.

3.4.2 Observasi