Kembang Buka Kelambu Pengajian Umum Khataman Al- Quran Shalawatan

88 sebagai wangi-wangian. Kemenyan mempunyai makna simbolik yaitu sebagai wewangian agar sang roh dirasakan masih tetap dekat dengan menusia yang masih hidup.

4.7.4 Kembang

Kembang adalah salah satu perlengkapan untuk upacara nyekar di makam Sunan Abinawa yang dilaksanakan setelah upacara tahlil khaul selesai. Kembang yang biasanya digunakan untuk nyekar adalah kembang telasih, kembang kenanga, kembang mawar.Kembang mempunyai makna simbolik sebagai penghormatan kepada Sunan Abinawa yaitu sebagai wujud bahwa masyarakat pendukung tradisi khaul ini tetap mengenang jasa-jasa Sunan Abinawa yang telah mengajarkan ajaran-ajaran Islam.

4.7.5 Buka Kelambu

Upacara buka kelambu dulu dilaksanakan setiap satu tahun sekali setiap malam Jumat Kliwon pada bulan Suro. Upacara dilaksanakan sebelum upacara tahlil dimulai. Setelah kelambu dicopot dan diganti dengan kelambu yang baru, kelambu yang lama disimpan dengan rapi dan hati- hati di ruangan khusus penyimpanan perlengkapan masjid. Buka kelambu mempunyai makna simbolik yaitu sebagai penghormatan terhadap Sunan Abinawa dan sebagai peringatan hari wafatnya beliau.

4.7.6 Pengajian Umum

Setiap memasuki tahun baru Islam bulan Muharam atau bulan suro sudah menjadi tradisi bagi kaum muslim untuk melakukan doa yang disebut doa awal dan akhir tahun. Pengajian umum ini diadakan sebagai simbol untuk 89 menggali ilmu baru yang nantinya akan berguna bagi kehidupan di tahun berikutnya.

4.7.7 Khataman Al- Quran

Khataman Al-Quran dilaksanakan di sekeliling makam Sunan Abinawa yang dibacakan oleh 30-40 orang ahli Quran. Khataman Al-Quran diadakan sebagai simbol pemanjatan doa yang khusus dihadiahkan kepada Sunan Abinawa.

4.7.8 Shalawatan

Shalawatan adalah suatu jenis nyanyian sebagai simbol memuja roh Sunan Abinawa yang memberikan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat desa Pekuncen. 4.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adanya Tradisi Khaul di Makam Sunan Abinawa Pangeran Benawa Tradisi khaul Jumat Kliwon di makam Sunan Abinawa merupakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun yang masih bertahan sampai sekarang. Bahkan semakain berkembang di luar masyarakat Kendal. Sebuah tradisi muncul dalam masyarakat berawal dari sebuah kebiasaan. Kebiasaan akan selalu ada dalam diri manusia sehingga kebiasaan tersebut diteruskan bahkan berkembang seiring perkembangan zaman dan di kenal oleh manusia lain sehingga kebiasaan tersebut menjadi kebiasaan bersama dan masyarakat menganggapnya sebagai sebuah tradisi. Tradisi dapat muncul dalam masyarakat karena adanya pengaruh dari berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya tradisi khaul 90 Jumat Kliwon di makam Sunan Abinawa Pangeran Benawa adalah sebagai berikut.

4.7.1 Faktor Masyarakat