Landasan Teori LANDASAN TEORI
4 Ciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok- kelompok.
5 Hadirkan model sebagi contoh pembelajaran. 6 Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7 Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Melalui langkah-langkah pembelajaran kontekstual CTL di
atas, dapat dilakukan implementasi metode kontekstual terhadap proses pembelajaran tokoh dan penokohan sebagai berikut:
1 Membuat Sinopsis Siswa membuat sinopsis atau ringkasan cerita novel sesuai
dengan pemahaman siswa. Hal ini berkaitan dengan metode kontekstual dimana siswa berperan aktif sehingga siswa
dapat menghubungkan cerita novel dengan situasi siswa sehari-hari dan siswa dapat menemukan hasil penemuan
sendiri. 2 Mengidentifikasi unsur tokoh
a Tokoh Terdapat dua jenis tokoh menurut peranannya yaitu
tokoh utama dan tokoh tambahan. Langkah-langkah identifikasi tokoh utama dan tokoh tambahan adalah
sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Membaca novel dengan seksama. 2 Memahami teori definisi tokoh utama dan tokoh
tambahan, kemudian mengartikan atau menangkap makna sesuai dengan konsep pemahaman siswa
sendiri, selanjutnya
menghubungkan definisi
dengan novel. 3 Menganalisis atau mencari tokoh utama dan tokoh
tambahan dalam novel. 4 Menemukan tokoh utama dan tokoh tambahan
berdasarkan hasil penemuan sendiri inquiry. 5 Mengkomunikasikan hasil temuan.
Berdasarkan fungsi penampilannya, terdapat dua jenis tokoh yaitu tokoh protagonis dan antragonis.
Langkah-langkah identifikasi tokoh antagonis dan protagonis adalah sebagai berikut.
1 Membaca cerita novel dengan seksama dan teliti. 2 Memahami definisi tokoh protagonis dan tokoh
antagonis, mengartikan definisi dengan sederhana sesuai dengan pemahaman sendiri.
3 Mencari dan menganalisis tokoh antagonis dan protagonis dalam novel berdasarkan konsep
pemahamannya sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Menemukan tokoh antagonis dan protagonis berdasarkan hasil penemuan sendiri inquiry.
5 Mengkomunikasikan hasil temuan. b Penokohan
Langkah-langkah menemukan penokohan dalam novel berdasarkan metode kontekstual adalah sebagai
berikut. 1 Membaca secara seksama novel dan memahami
isinya. 2 Memahami
teori definsi
penokohan yang
diterangkan oleh guru melalui pemahamannya sendiri secara sederhana.
3 Mencari dan menganalisis penokohan dalam novel berdasarkan pemahamannya.
4 Menemukan penokohan tokoh yang terdapat dalam novel dan menyusun menggunakan bahasa yang
baik dan benar sesuai dengan pemahaman siswa Inquiry.
5 Mengkomunikasikan hasil analisis atau temuan.
Melalui langkah-langkah pembelajaran kontekstual CTL itu pula, dapat dilakukan Implementasi metode kontekstual dalam RPP
pembelajaran unsur tokoh dan penokohan novel Rumah Tanpa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jendela karya Asma Nadia pada siswa SMA kelas XI semester I. Langkah-langkah pembelajaran CTL tersebut adalah sebagai berikut:
1 Identifikasi novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia
Pada langkah awal, siswa secara individu diberikan waktu untuk mengerjakan tugas membaca novel Rumah Tanpa
Jendela karya Asma Nadia dan memahami isi ceritanya, kemudian siswa menuliskan sinopsis atau ringkasan cerita agar
lebih memahami secara mendalam isi cerita tersebut. 2
Mengidentifikasi unsur tokoh dan penokohan novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia
Pada langkah ketiga, siswa menganalisis unsur tokoh dan penokohan sesuai dengan Standar Kompetensi SK dan
Kompetensi Dasar KD yang terdapat dalam silabus Bahasa Indonesia pada novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma
Nadia. Oleh karena itu, siswa diharapkan terlebih dahulu mengetahui definisi tokoh dan penokohan.
3 Bertanya
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik berkaitan dengan pembelajaran tokoh dan penokohan. Begitu
juga sebaliknya, guru akan memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk membangkitkan motivasi belajar peserta
didik. Melalui bertanya diharapkan agar siswa mampu mengaitkan antara analisis tokoh dan penokohan dalam novel
Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia dengan kehidupan siswa sehari-hari.
4 Diskusi kelompok
Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok dibagikan teks bab sembilan belas 19
dari bacaan novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia. Kemudian siswa mendiskusikan tokoh dan penokohan yang
terdapat pada bab sembilan belas novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia. Belajar dalam kelompok akan menambah
pengetahuan peserta didik dalam proses belajar. Kemudian, siswa melalui perwakilan kelompok menyampaikan hasil
diskusi. 5
Pemodelan Pada langkah kelima ini, guru menyediakan dan
memberikan contoh atau model sebuah novel yang telah dianalisis. Contoh yang diberikan kepada peserta didik dapat
menjadi acuan bagi peserta didik untuk menganalisis unsur tokoh dan penokohan novel Rumah Tanpa Jendela karya Asma
Nadia. 6
Refleksi Untuk
menguji pemahaman
siswa, setelah
pembelajaran akan selesai, siswa membuat catatan kecil mengenai pemahamannya pada materi yang telah dibahas.
7 Penilaian autentik
Ciri khusus dalam pendekatan kontekstual yaitu melakukan penilaian autentik. Tujuannya agar guru mengetahu
sejauh mana pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh peserta didik. Peserta didik akan diuji mengenai
pemahamannya dengan memberikan tugas baru mengenai pembelajaran menganalisis novel Rumah Tanpa Jendela karya
Asma Nadia.
2. Hakikat Novel Novel merupakan cerita rekaan yang menyajikan tentang aspek
kehidupan manusia yang lebih mendalam yang senantiasa berubah-ubah dan merupakan kesatuan dinamis yang bermakna Wahyuningtyas
Santoso, 2011: 47. Novel memiliki dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri sedangkan unsur ekstrinsik yaitu unsur-unsur yang berada di
luar karya sastra tetapi tidak secara langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra Nurgiyantoro, 2007: 23. Unsur-unsur
intrinsik terdiri dari peristiwa, cerita, plot, tokoh, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa. Unsur ekstrinsik
menurut Wellek Warren melalui Nurgiantoro 2007: 24 antara lain subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan
pandangan hidup yang semuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Dalam hal ini, unsur intrinsik dan ekstrinsik saling berkaitan
guna terciptanya suatu karya sastra berupa novel.
3. Tokoh Sudjiman via Budianta, dkk 2008: 86 mendefinisikan tokoh
adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Jenis tokoh menurut peranannya terdiri
dari tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama central character adalah tokoh yang diutamakan
penceritaannya dalam novel yang bersangkutan Nurgiyantoro, 2007: 176- 177. Tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Tokoh utama sangat menentukan
perkembangan plot secara keseluruhan, tokoh utama selalu hadir sebagai pelaku yang dikenai kejadian dan konflik. Tokoh utama dalam novel,
dapat lebih dari satu orang, meskipun kadar keutamaannya tidak sama. Keutamaan ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan
pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan. Tokoh tambahan peripheral character adalah tokoh yang hanya
dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun dalam porsi penceritaan yang relatif pendek Nurgiyantoro, 2007: 176- 177.
Pemunculan tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan
tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh dalam cerita terbagi
atas 2 macam, sebagai berikut. 1 Tokoh Protagonis adalah tokoh yang dikagumi, tokoh yang
merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita Altenbernd Lewis via Nurgiantoro, 2007:
178. 2 Tokoh Antagonis adalah tokoh yang melawan protagonis.
Penyebab terjadinya konflik dalam sebuah novel adalah tokoh antagonis, kekuatan antagonis, atau keduanya sekaligus
Nurgiantoro, 2007: 179. Di dalam penelitian ini akan dibahas mengenai tokoh protagonis
dan antagonis pada bab IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan. 4. Penokohan
Secara etimologi karakterisasi berasal dari bahasa Inggris character atau karakter yang berarti watak atau peran. Character atau
karakter bisa juga berarti orang, masyarakat, ras, sikap mental dan moral, kualitas nalar, orang terkenal, tokoh dalam karya sastra
Minderop, 2011: 2. Kemudian kata character mendapat tambahan akhiran –ization yang artinya proses sehingga characterization atau
karakterisasi berarti pemeranan, pelukisan watak. Watak, perwatakan dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang
ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh.
Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku Jauhari, 2013: 161. Penokohan dan karakterisasi-karakterisasi sering
juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu
dalam sebuah cerita. Metode penokohankarakterisasi dalam karya sastra adalah metode
melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi Minderop, 2011: 2. Beberapa cara yang dapat dipergunakan oleh
pengarang untuk melukiskan rupa, watak atau pribadi para tokoh Jauhari, 2013: 161 adalah sebagai berikut.
1 Melukiskan bentuk lahir pelakon physical description. 2
Melukiskan jalan pikiran pelakon atau apa yang terlintas dalam pikirannya portrayal of thought stream or of conscious thought.
3 Melukiskan bagaimana reaksi pelakon itu terhadap kejadian- kejadian Reaction to events.
4 Pengarang langsung menganalisis watak pelakon direct author
analysis. 5 Pengarang melukiskan keadaan sekitar pelakon discussion of
environment. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Pengarang melukiskan bagaimana pandangan pelakon lain dalam
suatu cerita terhadap pelaku utama reaction of other aboutto character.
7 Pelakon-pelakon lain dalam suatu cerita memperbincangkan
keadaan tokoh utama conversation of other about character.
Pelukisan atau penggambaran karakter watak tokoh, pada umumnya pengarang menggunakan dua cara atau metode dalam karyanya,
metode langsung telling dan metode tidak langsung showing
Minderop, 2011: 6. Metode langsung telling dilakukan secara langsung oleh si
pengarang Minderop, 2011: 6-7. Metode ini biasanya digunakan oleh kisah-kisah rekaan zaman dahulu sehingga pembaca hanya mengandalkan
penjelasan yang dilakukan pengarang semata. Metode ini mencakup: 1 Karakterisasi melalui penggunaan nama tokoh chararterizkoh,
action through the use of the names. Nama tokoh dalam suatu karya sastra kerap kali digunakan untuk memberikan ide atau
menumbuhkan gagasan, memperjelas serta mempertajam perwatakan tokoh. Pemberian nama pada tokoh bertujuan
untuk melukiskan kualitas karakteristik yang membedakannya dengan tokoh yang lain.
2 Karakterisasi melalui penampilan tokoh chararterization through appearance. Dalam karya sastra, penampilan tokoh
memegang peranan penting dengan telaah karakterisasi. Penampilan tokoh dapat berbentuk apa yang dikenakan dan
bagaimana ekspresinya. Metode perwatakan menggunakan penampilan tokoh memberikan kebebasan pengarang untuk
mengekspresikan persepsi dan sudut pandangnya. 3 Karakterisasi melalui tuturan pengarang chararterization by
the author. Metode ini memberikan tempat yang luas dan bebas kepada pengarang atau narator dalam menentukan
kisahnya. Pengarang berkomentar tentang watak dan kepribadian para tokoh sehingga menembus ke dalam pikiran,
perasaan, dan gejolak batin tokoh. Di samping itu, dalam metode ini pengarang tidak sekadar menggiring perhatian
pembaca terhadap komentarnya tentang watak tokoh, tetapi juga mencoba membentuk persepsi pembaca tentang tokoh
yang dikisahkannya.
Metode tidak langsung adalah metode yang lebih banyak dipilih penulis modern. Pada metode ini, pembaca harus memahami watak tokoh
dengan melalui dialog dan action mereka Minderop, 2011: 7-9. Metode tidak langsung terdiri dari:
1 Karakterisasi melalui dialog
Karakterisasi melalui dialog terdiri atas apa yang dikatakan penutur, jatidiri penutur, lokasi dan situasi
percakapan, jatidiri tokoh yang dituju oleh penutur, kualitas mental para tokoh, nada suara, penekanan, dialek, dan kosa
kata. Melalui dialog yang dilakukan oleh tokoh, maka pembaca dapat menganalisis dan menarik kesimpulan
berkaitan dengan penokohan perwatakan tokoh yang dimaksud.
2 Lokasi dan situasi percakapan
Lokasi dan situasi percakapan berperan penting dalam sebuah cerita agar pembaca memiliki gambaran
cerita. Melalui lokasi percakapan, pengarang dapat menggambarkan
suatu keadaan.
Melalui situasi
percakapan, pengarang dapat juga menggambarkan watak para tokoh dalam suatu cerita.
3 Jati diri tokoh yang dituju oleh penutur
Penutur yang dimaksudkan disini adalah tokoh lain dalam cerita yang menyampaikan tuturan atau cerita
mengenai tokoh tertentu yang berperan pula dalam cerita tersebut.
4 Kualitas mental para tokoh
Kualitas mental para tokoh dapat diketahui ketika tokoh berbicara atau bercakap-cakap dengan tokoh lain
melalui alunan dan aliran tuturan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Nada, suara, tekanan, dialek
Nada suara jika di ekspresikan baik secara eksplisit maupun implisit maka dapat memberikan gambaran kepada
pembaca berkaitan dengan watak si tokoh. Penekanan suara memberikan gambaran penting tentang tokoh karena
memperlihatkan keaslian watak tokoh. Misalnya watak pemarah, penyabar, dan bijaksana. Selain itu, penekanan
suara juga dapat merefleksikan pendidikan, profesi dan dari kelas mana si tokoh berasal.
Dialek dan kosa kata dapat memberikan fakta penting
tentang seorang
tokoh karena
keduanya memperlihatkan
keaslian watak.
Bahkan, dapat
Mengungkapkan pendidikan profesi dan status sosial si tokoh, apakah ia seorang berpendidikan, dari kalangan
tertentu, pekerjaan dan wataknya yang hakiki. 6
Karakterisasi melalui tindakan para tokoh. Watak tokoh dapat di amati melalui tingkah laku.
Tingkah laku di sini diartikan sebagai tindakan tokoh dalam cerita. Tokoh dan tingkah laku bagaikan dua sisi mata uang.
Untuk membangun watak dengan landaasan tingkah laku, pembaca harus mampu mengamati secara lebih rinci pada
setiap alur peristiwa tersebut. Selain karakterisasi melalui tindakan para tokoh yang dapat dilakukan untuk
menganalisis watak tokoh yaitu dengan melalui ekspresi wajah dan motivasi tokoh berperilaku demikian.
Berdasarkan kesesuaian penelitian yang dilakukan,
peneliti memilih menggunakan metode tidak langsung dalam menganalisis
penokohankarakterisasi tokoh yang terdapat pada novel Rumah tanpa Jendela karya Asma Nadia karena sesuai dengan tujuan penelitian.