Pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan
dan ketentuan yang berlaku.Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak independen memerlukan biaya atau monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang
merupakan salah satu dari agency cost.Jensen dan Meckling 1976 adanyamasalah keagenan memunculkan biaya agensi yang terdiri dari:
1. The monitoring expenditure by the principle, yaitu biaya pengawasan yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengaawasi perilaku dari agen dalam
mengelola perusahaan 2. The bounding expenditure by the agent bounding cost, yaitu biaya yang
dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak bertindak yang merugikan prinsipal.
3. The Residual Loss, yaitu penurunan tingkat utilitas prinsipal maupun agen karena adanya hubungan agensi.
Jensen dan Meckling 1976 menjelaskan bahwa asimetri informasi yang terbagi atas dua yakni moral hazard dan adverse selection menghasilkan risiko agensi
agency risk. Investor yang bersifat rasional akan memberikan harga atas risiko agensi ini dalam penentuan biaya ekuitas. Pelaporan keuangan yang dapat diandalkan
serta struktur kepemilikan yang baik diyakini dapat mengurangi risiko agensi.
2.1.3 Struktur Kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wardhani 2006menyatakan struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan juga
menjelaskan komitmen pemilik untuk mengelola dan menyelamatkan perusahaan. Para pihak yang berkepentingan seperti halnya pemilik modal sebagai principal bisa
mempercayakan kepada para profesional managerial untuk mengelola perusahaan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam suatu perusahaan publik terdapat struktur kepemilikan perusahaan, struktur kepemilikan merupakan suatu proporsi kepemilikan saham yang dimiliki
oleh pihak manajer perusahaan kepemilikan manajerial, pihak institusi kepemilikan institusional, pihak individu kepemilikan individu, pihak publikmasyarakat
kepemilikan publik, dan pihak pemerintah kepemilikan pemerintah Shinta dan
Ahmar, 2011:146.
Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan.Struktur kepemilikan mencerminkan proporsi kepemilikan perusahaan.
Dengan kata lain struktur kepemilikan mencerminkan proporsi hak principal pemilik. Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi
pemilik dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi manajer. Pemilik akan berusaha membuat berbagai strategi untuk mencapai
tujuan perusahaan, setelah strategi ditentukan maka langkah selanjutnya akan mengimplementasi strategi dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk mencapai tujuanperusahaan. Salah satu karakteristik struktur kepemilikan adalah konsentrasi kepemilikan yang terbagi dalam dua bentuk struktur
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan, yaitu kepemilikan terkonsentrasi dan kepemilikan menyebar.Menurut Dallas 2004 dalam Shinta dan Ahmar 2011 menyatakan bahwa:
“Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut
memiliki jumlah saham yang relative dominan dibandingkan dengan yang lainnya.Kepemilikan saham dikatakan menyebar, jika kepemilikan saham menyebar
secara relative merata ke publik, tidak ada yang memiliki saham dalam jumlah sangat besar dibandingkan dengan yang lainnya”.
Berdasarkan teori keagenan, dalam struktur kepemilikan terdapat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan Rebecca, 2012:1.
Pemisahan antara fungsi kepemilikan dan pengelolaan perusahaan menimbulkan kemungkinan terjadinya agency problem yang dapat menyebabkan agency conflict,
yaitu konflik yang timbul sebagai akibat keinginan manajemen agent untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan
kepentingan pemegang saham principal.Untuk itu diperlukan sebuah kontrol dari pihak luar dimana peran monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan
tujuan sebagaimana mestinya.
2.1.3.1 Kepemilikan Manajerial