Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP BIAYA EKUITAS PADA

PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

FADHILAH PERMATA SARI 100503050

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yanng terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,………

NIM : 100503050 Fadhilah Permata Sari


(3)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP BIAYA EKUITAS PADA

PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap biaya ekuitas.Sampel dalam penelitian ini adalah 26 perusahaan properti dan real estate yanng terdaftar di Bursa efek Indonesia untuk periode 2011-2012.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan instiitusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas.Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas.Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap biaya ekkuitas.


(4)

ABSTRACK

THE EFFECT

OFMANAGERIALOWNERSHIPANDINSTITUTIONALOWNERSHIP ON COST OF EQUITY IN PROPERTYAND

REALESTATECOMPANYLISTED INBEI

This study aimstodetermine the effect ofmanagerial ownershipandinstitutional ownershipon the cost ofequity. The samplesin this study were26propertyandreal estatecompanylisted on theIndonesia Stock Exchangeforthe period 2011-2012. The

results ofthis studydemonstratethatmanagerialownershipandinstitutional ownershiphas no significant effecton the cost ofequity. Managerial ownershipdoes notaffect the cost ofequity. Institutional ownershipdoes notaffect the cost ofequity.


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas yanng Terdaftar di BEI”.

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaatan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesoa c.q Kementrian Pendidikan Nasional yang telah memberikan bantua beasiswa pendidikan selama pendidikan hingga Penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan batuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1.Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Suatera Utara.

2. Bapak Dr. Syyafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. Selaku Keta Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. Selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumateraa Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. Selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. Selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak. Selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan sripsi ini.

5. Kepada orang-orang yang saya sayangi, kedua orang tua saya. Ayahanda tercinta Sariaman saragih, S.H., C.N., dan Ibunda tersayang Megarita S.H, C.N., M.Hum., yang telah mengasuh dan membesarkan penulis dengan tidak pernah lelah dan penuhkasih sayang, juga membantu memberi bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi penulis. Dan kepada kakak saya Putri Rizkita Sari, S.H., adik saya Kamilah Agita Sari serta teman dekat pria saya yang selalu mendorong saya untu menyelesaikan pendidikan ini tepat waktu.

6. Sahabat-sahabat di Fakultas Ekonomi angkatan 2010 serta seluruh staf pengajar, staf Departemen Akuntansi, dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi.Oleh karena itu, penulis mengarapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikn


(7)

acuan dalam penulsan karya-karya ilmiah selanjutnya.Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, April 2014 Penulis

Fadhilah Permata Sari NIM : 100503050


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasa Ruang Lingkup... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis ... 8

2.1.1 Biaya Ekuitas ... 8

2.1.1.1 Defenisi Biaya Ekuitas ... 8

2.1.1.2 Manfaat Biaya Ekuitas ... 10

2.1.1.3 Sumber Biaya Ekuitas ... 11

2.1.2 Teori Agensi ... 12

2.1.3 Struktur Kepemilikan ... 14

2.1.3.1 Kepemilikan Manajerial ... 16

2.1.3.2 Kepemilikan Institusional ... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

2.3.1 Hubungan Kepemilikan Manajerial Terhadap BiayaEkuitas ... 29

2.3.2 Hubungan Kepemilikan Institusional Terhadap Biaya Ekuitas ... 30

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber DataPenelitian ... 32

3.2 Populasi dan Samoel Penelitian ... 32

3.2.1 Populasi ... 32

3.2.2 Sampel ... 33

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.3.1 Variabel Dependen ... 35


(9)

3.3.2 Variabel Independen ... 36

3.3.2.1 Kepemilikan Manajerial ... 36

3.3.2.2 Kepemilikan Institusional ... 36

3.4 Teknik Analisis Data ... 37

3.4.1 Persamaan Regresi ... 37

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.4.2.1 Uji Normalitas ... 38

3.4.2.2 Uji Multikolinieritas ... 39

3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 40

3.4.2.4 Pengujian Autokorelasi... 40

3.4.3 Pengujian Hipotesis ... 41

3.4.3.1 Pengujian Signifikansi Model (F-test) .... 41

3.4.3.2 Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 42

3.4.3.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 42

BAB IV. HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Hasil Penelitian ... 44

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 44

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 46

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 46

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 48

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.1.2.4 Uji Autokorelasi ... 50

4.2 Hasil Analisis Data ... 51

4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 51

4.3 Hasil Penguian Hipotesis ... 52

4.3.1 Uji Simultan (Uji F) ... 53

4.3.2 Uji Parsial (Uji t) ... 53

4.3.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 54

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 58

5.3 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Peneliti Terdahulu ... 25

3.1 Daftar Pengambilan Sampel ... 34

3.2 Defenisi Operasional dan Variabel ... 37

4.1 Statistik Deskriptif ... 44

4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogornov-Smirnov ... 47

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 49

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 50

4.5 Persamaan Regresi Linear Berganda ... 51

4.6 Hasil Uji Statistik F ... 53

4.7 Hasil Uji Statistik t ... 54


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Uji Normalitas (1) : Histogram ... 47

4.2 Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plots ... 48


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Properti dan

Real Estate……… 65

2 Data Persentase Kepemilikan Manajerial ……….. 67

3 Data Persentase Kepeilikan Institusional ... 68

4 Data Return Saham (Ri) ... 69

5 Data Return IHSG (Rm) ... 70

6 Data Tingkat SBI (Rf) ... 71

7 data Beta Saham (β) ... 72

8 Data Biaya Ekuitas ... 73

9 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ... 74

10 Hasil Uji Normalitas ... 74

11 Hasil Uji Multikolineaitas ... 75

12 Hasil Ui Heteroskedastisitas ... 75

13 Hasil Uji Autokorelasi ... 76

14 Hasil Uji Hipotesis ... 76


(13)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP BIAYA EKUITAS PADA

PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap biaya ekuitas.Sampel dalam penelitian ini adalah 26 perusahaan properti dan real estate yanng terdaftar di Bursa efek Indonesia untuk periode 2011-2012.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan instiitusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas.Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas.Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap biaya ekkuitas.


(14)

ABSTRACK

THE EFFECT

OFMANAGERIALOWNERSHIPANDINSTITUTIONALOWNERSHIP ON COST OF EQUITY IN PROPERTYAND

REALESTATECOMPANYLISTED INBEI

This study aimstodetermine the effect ofmanagerial ownershipandinstitutional ownershipon the cost ofequity. The samplesin this study were26propertyandreal estatecompanylisted on theIndonesia Stock Exchangeforthe period 2011-2012. The

results ofthis studydemonstratethatmanagerialownershipandinstitutional ownershiphas no significant effecton the cost ofequity. Managerial ownershipdoes notaffect the cost ofequity. Institutional ownershipdoes notaffect the cost ofequity.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan (Zainal, 2005). Ada beberapa pokok penting yang menjadi pembahasan atau keterkaitan mengenai biaya ekuitas dan biaya hutang terutama dalam teori struktur modal . Teori struktur modal muncul dari teori agency cost / tax shield trade of model;pecing order hypohesis; signaling model of financial structure, teori tersebut merupakan gagasan secara teoritik munculnya struktur modal. Tujuan teori tersebut adalah pertimbangan yang paling pokok perusahaan adalah memaksimumkan kinerja dengan baik. . Biaya ekuitas dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian yag diharapkan investor atas dana yang dipergunakan perusahaan.

Di dalam suatu perusahaan terdapat struktur kepemilikan yang berbeda-beda.Struktur kepemilikan mencerminkan proporsi kepemilikan perusahaan.Struktur kepemilikan mencerminkan hak principal (pemilik).

Dalam struktur kepemilikan terjadi pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.Pemisahan antara fungsi kepemilikan dan pengelolaan menimbulkan terjadinya agency problem, dimana muncul konflik kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajer.Agency problem ini sendiri dapat menyebabkan


(16)

melakukan tindakan sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengabaikan kepentingan pemegang saham (principal) (Jensen dan Meckling, 1976).Agency conflict terjadi karena adanya asimetri informasi di pasar yang disebabkan karena pemegang saham tidak dapat secara langsung mengamati tindakan manajer, sehingga manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai informasi yang lebih mengenai nilai perusahaan dibandingkan pemegang saham. Dan untuk meminimalisir konflik tersebut, dibutuhkan mekanisme pengawasan yang akan menimbulkan agency cost.Menurut Jensen dan Meckling (1976) pengertian agency cost itu sendiri adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik dalam rangka memastikan dan mengawasi apakah pihak pengelola bekerja sesuai kontrak atau kesepakatan dengan pemilik.

Maka dari itu dapat dikatakan bahwa struktur kepemilikan ini berpengaruh terhadap biaya-biaya yang muncul pada perusahaan (Ang et al, 1999).Untukmengurangi agency cost dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikanmanajerial. Dengan memberikan kesempatan manajer untuk terlibat dalamkepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan kepentingan denganpemegang saham. Dengan keterlibatan kepemilikan saham, manajer akanbertindak secara hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi ataskeputusan yang diambilnya. Selain itu dengan adanya keterlibatan kepemilikansaham, manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalammengelola perusahaan. Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkanmanajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena


(17)

meningkatkannilai perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Agency cost juga dapatdikurangi dengan kepemilikan institusional dengan cara mengaktifkanpengawasan melalui investor-investor institusional. Dengan kepemilikaninstitusional akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerjamanajerial.

Pada penelitian ini akan difokuskan pada bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap besarnya biaya ekuitas perusahaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dapat mengurangi masalah keagenan dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham (Jensen dan Murphy,1990), sehingga akan terjadi hubungan negative antara kepemilikan manajerial dan biaya ekuitas.

Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lain. Investor institusional memiliki kapasitas yang lebih besar dalam memantau manajemen dan kebijakan perusahaan. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti kepemilikan oleh institusional akan dapat memonitor tim manajemen secara lebih efektif dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisasi tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Pemegang saham eksternal mengurangi perilaku manajer yang oportunis, sehingga menngakibatkan rendahnya konflik agensi langsung antara manajemen dan pemegang


(18)

saham. Dengan kata lain, pemantauan yang efektif dan efisien dari investor institusional dapat mengurangi agency cost dan mengarah pada berkurangnya biaya ekuitas.Pernyataan ini didukung oleh Collins dan Huang (2010) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional memiliki dampak negative terhadap biaya ekuitas perusahaan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Rebecca (2012) menganalisis kepemilikan keluarga dan kepemilikan institusional dari adanya isu good corporate governance.Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan, yang diukur dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap biaya ekuitas dengan periode dan sampel perusahaan yang berbeda.

Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dalam penelitian ini dijadikan sebagai variabel independen yang mempengaruhi besarnya biaya ekuitas perusahaan karena konflik keagenan antara agen dan principal yang terjadi dalam suatu perusahaan.

Perusahaan real estate dan properti dipilih karena merupakan perusahaan yang masuk dalam kategori High IC Intensive Industry berdasarkan Global Industry Classification Standard, artinya perusahaan yang memerlukan modal yang banyak dan fixed assetyang banya untuk berproduksi dalam Woodcock dan Whiting (2009).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mendapatkan bukti empiris yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan


(19)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah mengenai pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan intitusional terhadap biaya ekuitas, maka berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya permasalahan yang akan diteliti adalah :

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap besarnya biaya ekuitas perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI?

2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap besarnya biaya ekuitas perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI?

3. Apakah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap besarnya biaya ekuitas perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji apakah ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap besarnya biaya ekuitas perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.

2. Untuk meguji apakah ada pengaruh kepemilikan institusional terhadap besarnya biaya ekuitas perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.


(20)

3. Unuk menguji apakah ada pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap besarnya biaya ekuitas perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan bahan pertimbangan dalam menentukan struktur kepemilikan yang dapat mengurangi biaya ekuitas perusahaan sehingga memaksimalkan keuntungan perusahaan.

2. Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang penerapan struktur kepemilikan tiap perusahaan manufaktur di Indonesia sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan biaya ekuitas perusahaan dan mengambil keputusan investasi yang tepat.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dari berbagai sumber dengan keadaan yang sesungguhnya sehingga dapat dijadikan bekal apabila berkarir di industri manufaktur.


(21)

Dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis pada waktu yang akan datang dan dapat dijadikan sumber bacaan yang dapat menambah wacana baru.

1.5 Batasan Ruang Lingkup

Penelitian ini akan meneliti mengenai pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sebagai variabel independen pada perusahaan properti dan

real estate yang terdaftar di bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 - 2012.


(22)

Dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis pada waktu yang akan datang dan dapat dijadikan sumber bacaan yang dapat menambah wacana baru.

1.5 Batasan Ruang Lingkup

Penelitian ini akan meneliti mengenai pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sebagai variabel independen pada perusahaan properti dan


(23)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Biaya Ekuitas

2.1.1.1 Defenisi Biaya Ekuitas

Biaya ekuitas menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2009) adalah suatu rate

tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan untuk dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected return) oleh para pemegang saham biasa (common stockholders) atas dana yang telah ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan resiko yang akan diterimanya. Biaya ekuitas juga dapat diartikan sebagai suatu tingkat diskonto (discount rate) dari arus kas masa depan yang diharapkan (expected future cash flow) oleh pemegang saham biasa (Yao dan Sun, 2008).

Biaya ekuitas disini hanya mengacu pada tingkat pengembalian yang merupakan hak investor atas investasinya di perusahaan tertentu (Ross et al.

1998:404).

Konsep biaya ekuitas dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya secara riil yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber atau penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana yang dipergunakan perusahaan tersebut (Karinaputria, 2012:26).

Biaya modal (cost of capital)dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya hutang (cost of debt) dan biaya ekuitas (cost of equity). Biaya hutang cenderung lebih mudah dinilai dibandingkan dengan biaya ekuitas yang cenderung lebih sulit dan harus


(24)

diestimasi karena tidak ada cara untuk mengamati atau mengetahui secara langsung tingkat return yang diharapkan oleh investor (Susanto, 2012:34).Menurut Ross et al, (2010) dalam Susanto (2012), biaya ekuitas mengacu pada tingkat pengembalian yang diinginkan investor atas investasinya di perusahaan tertentu.

Berdasarkan definisi di atas, maka biaya ekuitas pada dasarnya merupakan cerminan biaya yang ditanggung perusahaan untuk kepentingan publik (Chancera, 2011).Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengungkap mengenai perusahaan yang tentunya berdampak terhadap biaya yang dikeluarkan.Oleh karena itu, biaya ekuitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyediakan informasi bagi publik (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan masyarakat secara umum).

Biaya ekuitas mencerminkan besar ekuitas yang dimiliki perusahaan.Semakin besar biaya ekuitas yang ditanggung perusahaan maka semakin tinggi pula ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Pontoh, 2008). Pada kondisi seperti ini biasanya perusahaan tidak akan menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya, perusahaan cenderung mengungkap laporan keuangannya tanpa ragu-ragu. Akan tetapi jika biaya ekuitas kecil perusahaan cenderung menutupi laporan keuangannya. Tetapi di lain pihak, investor ingin mengetahui kondisi perusahaan pada saat itu sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasinya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah biaya ekuitas yang ditanggung perusahaan maka perusahaan dituntut untuk mengungkapkan laporan keuangannya secara lebih luas.


(25)

Jones (2007) salah satu cara menghitung biaya ekuitas adalah dengan menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Penggunaan CAPM relatif mudah sehingga banyak digunakan oleh banyak perusahaan dalam menghitung biaya ekuitasnya. Perhitungan biaya ekuitas dengan menggunakan CAPM adalah sebagai berikut:

COE = Rf + β (Rm – Rf) COE = Rf + β Rp

Dimana:

COE = estimasi cost of equity (biaya ekuitas)

Rf = risk free rate (tingkat pengembalian dari sekuritas bebas resiko) β = resiko sistematis dari ekuitas

Rm = pengembalian historis dari pasar saham keseluruhan (IHSG)

Rp =market risk premium (selisih pengembalian historis dari pasar saham dengan pengembalian dari sekuritas bebas resiko (Rm Rf))

2.1.1.2 Manfaat Biaya Ekuitas

Menurut Weston dan Brigham (1994) ada tiga alasan mengapa biaya ekuitas merupakan hal penting.Pertama, biaya ekuitas harus diminimalkan untuk memaksimalkan nilai perusahaa.Kedua, biaya ekuitas perlu diestimasi agar manajer keuangan dapat mengambil keputusan di bidang penganggaran barang modal.Ketiga, estimasi biaya ekuitas diperlukan dalam berbagai macam keputusan lainnya yang diambil oleh manajer.


(26)

2.1.1.3 Sumber Biaya Ekuitas

Perusahaan memiliki beberapa sumber dana agar memiliki struktur biaya ekuitas yang optimal. Biaya ekuitas dihitung berdasarkan sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan. Ada 4 sumber dana jangka panjang (Purba, 2012) , yaitu:

1. Hutang jangka panjang adalah biaya hutang setelah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman,

2. Saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen,

3. Saham biasa atau biaya ekuitas adalah besarnya rate (tingkat nilai, harga, kecepatan perkembangan) yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan akan diterima pada masa mendatang. Yang dimaksud dengan diskonto adalah jumlah yang dikurangkan dari surat-surat berharga karena diperjualbelikan sebelum jatuh tempo, yang diberikan oleh pembeli karena pembayarannya tunai, cepat, dalam jumlah besar, atau akan dijual kembali,

4. Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan, tetapi ditambahkan pada modal.


(27)

2.1.2 Teori Agensi

Teori agensi (agency theory)adalah teori yang menjelaskan agency relationship dan masalah-masalah yang ditimbulkannya (Jensen dan Meckling, 1976).Agencyrelationship merupakan hubungan antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai prinsipal/pemberi amanat dan pihak kedua disebut agen yang bertindak sebagai perantara yang mewakili prinsipal dalam melakukan transaksi dengan pihak ketiga.Pada agency theory yang disebut prinsipal adalah pemegang saham dan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Pihak prinsipal memberi kewenangan kepada agen untuk melakukan transaksi atas nama prinsipal dan diharapkan dapat membuat keputusan terbaik bagi prinsipalnya (Hartono dan Atahau, 2007).

Dalam perusahaan yang telah go public, agency relationship dicerminkan oleh hubungan antara investor dan manajemen perusahaan, baik board ofdirectorsmaupun

board of commissioners. Persoalannya adalah diantara kedua pihak tersebut seringkali terjadi perbedaan kepentingan.Perbedaan tersebut mengakibatkan keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan kurang mengakomodasi


(28)

kepentingan pihak pemegang saham.Hal inilah biasa dikenal dengan agency problem

(Sari, 2010).

Jensen dan Smith (1984) tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil (The belief revision role). Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (Theperformance evaluation role).

Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham.Prinsipal atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak manajemen. Manajer sebagai pihak yang diberi wewenang atas pengambilan keputusan dan berkewajiban menyediakan laporan keuangan akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan kepentingan pemegang saham. Sebagai pengelola perusahaan, manajer akan lebih banyak memiliki informasi internal perusahaan dibandingkan dengan pemilik perusahaan. Manajer wajib memberikan informasi yang diketahuinya kepada pihak pemilik, namun informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya sehingga hal ini memacu terjadinya konflik keagenan.Dalam kondisi yang demikian ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric)(Permanasari, 2010:15).


(29)

Pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak independen memerlukan biaya atau monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang merupakan salah satu dari agency cost.Jensen dan Meckling (1976) adanyamasalah keagenan memunculkan biaya agensi yang terdiri dari:

1. The monitoring expenditure by the principle, yaitu biaya pengawasan yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengaawasi perilaku dari agen dalam mengelola perusahaan

2. The bounding expenditure by the agent (bounding cost), yaitu biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak bertindak yang merugikan prinsipal.

3. The Residual Loss, yaitu penurunan tingkat utilitas prinsipal maupun agen karena adanya hubungan agensi.

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa asimetri informasi yang terbagi atas dua yakni moral hazard dan adverse selection menghasilkan risiko agensi (agency risk). Investor yang bersifat rasional akan memberikan harga atas risiko agensi ini dalam penentuan biaya ekuitas. Pelaporan keuangan yang dapat diandalkan serta struktur kepemilikan yang baik diyakini dapat mengurangi risiko agensi.


(30)

Menurut Wardhani (2006)menyatakan struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan juga menjelaskan komitmen pemilik untuk mengelola dan menyelamatkan perusahaan. Para pihak yang berkepentingan seperti halnya pemilik modal (sebagai principal) bisa mempercayakan kepada para profesional (managerial) untuk mengelola perusahaan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam suatu perusahaan publik terdapat struktur kepemilikan perusahaan, struktur kepemilikan merupakan suatu proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajer perusahaan (kepemilikan manajerial), pihak institusi (kepemilikan institusional), pihak individu (kepemilikan individu), pihak publik/masyarakat (kepemilikan publik), dan pihak pemerintah (kepemilikan pemerintah) (Shinta dan Ahmar, 2011:146).

Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan.Struktur kepemilikan mencerminkan proporsi kepemilikan perusahaan. Dengan kata lain struktur kepemilikan mencerminkan proporsi hak principal

(pemilik). Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi manajer. Pemilik akan berusaha membuat berbagai strategi untuk mencapai tujuan perusahaan, setelah strategi ditentukan maka langkah selanjutnya akan mengimplementasi strategi dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuanperusahaan. Salah satu karakteristik struktur


(31)

kepemilikan, yaitu kepemilikan terkonsentrasi dan kepemilikan menyebar.Menurut Dallas (2004) dalam Shinta dan Ahmar (2011) menyatakan bahwa:

Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang relative dominan dibandingkan dengan yang lainnya.Kepemilikan saham dikatakan menyebar, jika kepemilikan saham menyebar secara relative merata ke publik, tidak ada yang memiliki saham dalam jumlah sangat besar dibandingkan dengan yang lainnya”.

Berdasarkan teori keagenan, dalam struktur kepemilikan terdapat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan (Rebecca, 2012:1). Pemisahan antara fungsi kepemilikan dan pengelolaan perusahaan menimbulkan kemungkinan terjadinya agency problem yang dapat menyebabkan agency conflict, yaitu konflik yang timbul sebagai akibat keinginan manajemen (agent) untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal).Untuk itu diperlukan sebuah kontrol dari pihak luar dimana peran monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan tujuan sebagaimana mestinya.

2.1.3.1 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial (managerial ownership) adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan, misalnya direktur dan komisaris (Wahidahwati, 2002). Kepemilikan manajerial ini diukur dengan proporsi saham yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun dan dinyatakan dalam presentase. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam


(32)

perusahaan maka manajemen akan berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adalah mereka sendiri (Mahadwartha dan Hartono, 2002). Argumentasi di atas menjustifikasi perlunya managerialownership. Program

managerial ownership termasuk ke dalam program kebijakan remunerasi untuk mengurangi masalah keagenan antara manajemen dan pemegang saham. Smith dan Watts (1992) menjelaskan bagaimana paket kompensasi fixed (gaji) dan contingent

(bonus) terbukti dapat digunakan sebagai insentif untuk menyamakan kepentingan manajemen dan pemegang saham.

Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan sahamdengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan inidiharapkan manajer dapat menghasilkan kinerja yang baik serta mengarahkandividen pada tingkat yang rendah (Dewi, 2008). Dengan penetapan dividen rendahperusahaan memiliki laba ditahan yang tinggi sehingga memiliki sumber danainternal relatif tinggi untuk membiayai investasi di masa yang akan datang.

Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer danpemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut

agencyconflict.Konflik kepentingan yang sangat potensial ini menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan guna melindungi kepentingan pemegang saham(Jensen dan Meckling, 1976).


(33)

Menurut Shleifer dan Vishny (dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006)menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnyamemiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemenrendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistikmanajer akan meningkat (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Sehingga menurutJensen dan Meckling (1976) kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaandipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegangsaham luar dengan manajemen.

Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akanmenimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagaiakibat kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemenyang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan (Permanasari, 2010).

2.1.3.2 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimilikioleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaaninvestasi, dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Menurut Che Hat et al. (dalam Putra, 2013) kepemilikan institusional adalah persentase saham yangdimiliki oleh orang di luar perusahaan terhadap total saham perusahaan.

Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-upayapengawasan yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku


(34)

opportunisticmanajer, yaitu manajer melaporkan laba secara oportunis untuk memaksimalkan

kepentingan pribadinya (Scott dalam Dewi, 2008).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusionalmemiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenanyang terjadi antara manajer dan pemegang saham.Keberadaan investorinstitusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalamsetiap keputusan yang diambil oleh manajer.Hal ini disebabkan investorinstitusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudahpercaya terhadap tindakan manipulasi laba.

Penelitian Smith (1996) (dalam Suranta dan Midiastuty, 2003) menunjukkan bahwa aktivitas monitoring institusi mampu mengubah strukturpengelolaan perusahaan dan mampu meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Hal ini didukung oleh Cruthley et al., (dalam Midiastuty,2004) yang menemukan bahwa

monitoring yang dilakukan institusi mampu mensubstitusi biaya keagenan lain sehingga biaya keagenan menurun dan kinerja perusahaan semakin meningkat.

Anggraini (2011) menyatakan semakin besar kepemilikan institusional suatu perusahaan akan meningkatkan efisiensi pemakaian aktiva perusahaan. Dengan demikian diharapkan akan ada monitoring atas keputusan manajemen,sehingga mengurangi potensi kebangkrutan. Pengawasan yang optimal mempengaruhi kinerja manajemen untuk bekerja lebih baik dan melakukan sesuai dengan apa yang


(35)

kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau bahkan sebaliknya terhadap kinerja manajemen.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai struktur kepemilikan khususnya kepemilikan publik dan kepemilikan institusional yang terfokus pada biaya ekuitas masih sangat sedikit. Adapun beberapa penelitian yang menjadi acuan dan referensi bagi penulis untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penelitian Susanto (2012)yang berjudul Corporate Governance, Kualitas Laba, dan Biaya Ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaptar di BEI.Sampel penelitian sebanyak 98 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009. Dengan variabel kontrol yaitu Market to book ratio (MB): nilai pasar ekuitas dibagi nilai buku ekuitas; Ukuran perusahaan (SIZE): dihitung dengan natural log nilai pasar ekuitas; Arus kas dari aktivitas operasi (STD CFO): dihitung dengan menggunakan rasio standar deviasi arus kas dari aktivitas operasi selama tiga tahun sebelum tahun penelitian terhadap total aset; dan Leverage (LEV): dihitung dengan menggunakan rasio total utang terhadap total aset.Dengan hasil penelitian bahwa kualitas laba cenderung berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya ekuitas. Efektivitas dewan komisaris memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap biaya ekuitas. Efektivitaskomite audit cenderung berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya ekuitas. Kualitas audit menggunakan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas. Namun tenure KAP terbukti berpengaruh


(36)

positif terhadap biaya ekuitas dengan signifikansi marjinal ketika kualitas laba diproksikan dengan earnings variability dan common factor.

Rebecca (2012) bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap biaya ekuitas dan biaya utang. Penelitian ini menggunakan 3 variabel untuk mengukur tata kelola perusahaan: Indeks tata kelola perusahaan, kepemilikan keluarga, dan kepemilikan institusional. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar 71 di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2010.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang diukur dengan indeks tata kelola perusahaan memiliki dampak negatif yang signifikan pada biaya ekuitas dan biaya utang. Kepemilikan keluarga memiliki efek positif yang signifikan terhadap biaya ekuitas, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya hutang. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas, namun memiliki efek negatif yang signifikan terhadap (biaya hutang) cost of debt.

Handayani (2007) menganalisapengaruhkepemilikansahaminstitusi, kepemilikansahammanajemen, kepemilikansahampublikdan debt to equity ratio

(DER) terhadap return on equity (ROE).Penelitianinididasarkanpadabeberapapenelitianterdahulu yang menunjukkanhasilbervariasiatauadanya research gap dalamobyekpenelitiandenganvariabeltersebut.Sampelpenelitianiniadalahperusahaanin

dustrimanufaktur yang sahamnyaterdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) padaperiode 2003-2005 denganjumlahperusahaan 36 perusahaan.Perusahaan yang


(37)

sebagiansahamnyadimilikiolehmanajemendanolehinstitusi.Sumber data penelitiandiperolehdaripublikasilaporankeuanganperusahaanoleh BEJ yaitu

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) terbitanTahun 2006 yang merupakanpublikasiterakhirpadasaatpenelitian yang dilakukan. Data penelitian

diolahmenggunakanperangkatlunak SPSS, denganteknikanalisisregressi.Hasilanalisamenunjukkanbahwakepemilikansahammana

jemendankepemilikansahaminstitusiberpengaruhsignifikannegatifterhadap DER, Kepemilikan saham publik tidaksignifikanterhadap DER sedangkan DER berpengaruhsignifikanpositifterhadap ROE.

Putra (2013) menganalisapengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, dan kepemilikanmanajerial terhadap kinerja perusahaan serta dampaknya terhadap nilaiperusahaan.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan di SektorIndustri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2011 sejumlah 141 perusahaan. Sampel diambil dengan teknik pemilihan sampelbertujuan sehingga terpilih 26 perusahaan.Penelitian ini menggunakan datasekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yangdipublikasikan di Bursa EfekIndonesia. Metode analisis dilakukan dengan Analisis Jalur (Path Analysis)dengan bantuan Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakanprogram AMOS 19.0. Hasil analisa menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan (SIZE)berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA),kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerjaperusahaan (ROA), kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan


(38)

signifikanterhadap kinerja perusahaan (ROA), ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruhpositif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), kepemilikan manajerialberpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), dan kinerjaperusahaan (ROA) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasilpada analisis jalur menunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secaratidak langsung terhadap nilai perusahaan (PBV) melalui kinerja perusahaan(ROA).

Cempaka (2013) menggunakan populasi perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI.Jumlah populasi adlah 40 perusahaan. Penelitian menggunakan data sekunder berupa annual report tahun 2009-2011 dan IDX Fact Book tahun 2010-2012. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan regresi linear sederhana.Regresi linear berganda digunakan untuk menguji factor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure,sedangkan regresilinear sedrhana untuk menguji pengaruh intellectual capital disclosure terhadap cost of equity capital.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, leverage, tipe auditor berpengaruh terhadap intellectual capital disclosure sebesar 30,8%. Pengujian secara individual membuktikan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap intellectual capital disclosure.Leveragedan tipe auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap intellectual capital disclosure. Intellectual capital disclosure berpengaruh signifikan negatif terhadapcost of equity capital. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan besar yang cenderung memiliki


(39)

biaya modal yang tinggi dapat menurunkan cost of equity capital melalui peningkatan

intellectual capital disclosure.

Purba (2012) meneliti untuk mengetahui pengaruh tingkat disclosuresecara parsial terhadap biaya ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2010.Pemilihan sampel dilakukan dengan metode

purposive samplingdan dari 146 perusahaan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis regresi berganda digunakan dalampengujian hipotesis. Analisis regresi berganda menguji pengaruh pengungkapan sukarela, beta saham, ukuran perusahaan terhadap biaya ekuitas.Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa tingkat disclosure, beta saham dan ukuran perusahaan berpengaruh negartif terhadap biaya ekuitas.

Huang et al.(2009) meneliti apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi hubungan antara hak-hak pemegang saham dan biaya ekuitas. Penelitian ini meneliti perusahaan tertutup termasuk perusahaan besar Amerika Serikat sebanyak 8.281 perusahaan pada periode tahun 1989-2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial sejalan dengan kepentingan manajer para pemegang saham, yang mengarah mengurangi tingkat agency problem dan biaya ekuitas yang lebih rendah. Selain itu bukti menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial bisa menggantikan hak-hak pemegang saham dalam mempengaruhi biaya ekuitas, membuat hak pemegang saham yang kuat menjadi kurang penting dalam pengaturan kepemilikan manajerial yang tinggi.


(40)

Ringkasan penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Peneliti Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Susanto (2012) Corporate Governance, Kualitas Laba, dan Biaya Ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Dependen:

Kualitas Laba, Biaya Ekuitas

Independen:

Efektivitas dewan komisaris (DEKOM),

Efektivitas komite audit (KOMAUD),

Tenure KAP (AT), Ukuran KAP (BIG 4).

Kontrol:

Market to book ratio (MB), Ukuran perusahaan (SIZE), Arus kas dari aktivitas operasi (CFO),Volatilitasaruskasdariaktiv itasoperasi (STD CFO), Leverage (LEV)

Efektivitas komite audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas laba. Efektivitas dewan komisaris dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap kualitaslaba dan biaya ekuitas. Efektivitas komite audit dan tenure KAP berpengaruh terhadap biaya ekuitas. Kualitas laba berpengaruh negative terhadap biaya ekuitas. Kualitas laba berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas 2. Rebecca

(2012) PengaruhCorpor ate Governance Index, Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang. Studi Empiris Dependen:

Biaya Ekuitas, Biaya Hutang.

Independen:

Corporate Governance Index (CGI), Kepemilikan Keluarga (FAM), dan Kepemilikan Institusional (INST)

Kontrol:

Leverage, market to book ratio, kinerja dan ukuran perusahaan, interest coverage ratio.

Corporate Governance Index berpengaruh signifikan negatif terhadap biaya ekuitas dan biaya utang.

Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan positif terhadap biaya

ekuitas, tidak berpengaruh terhadap

biaya utang. Kepemilikan


(41)

Manufaktur yang Terdaftar Di BEI.

berpengaruh terhadap biaya ekuitas, namun berpengaruh negatip terhadap biaya utang 3. Handay ani (2007) Analisis Pengaruh Proporsi Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Pendanaan Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Dependen:

Return On Equity (ROE)

Independen:

Kepemilikan Institusi, Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Publik,

Debt To Equity Ratio (DER)

Kepemilikan saham manajemen dan kepemilikan saham institusi berpengaruh signifikan negatif terhadap DER, Kepemilikan saham public tidak signifikan

terhadap DER sedangkan DER berpengaruh signifikan positif terhadap ROE 4. Surya

Andika Putra (2013) Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan Serta Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2011)

Dependen :

Kinerja Perusahaan (ROA), Nilai Perusahaan (PBV).

Independen :

Ukuran Perusahaan , Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerjaperusahaan

(ROA), kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan, kepemilikan

manajerialberpengaruh negatif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan (PBV), dan

kinerjaperusahaan

(ROA) tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan (PBV).

5. Mahara ni Dian Cempa ka (2013) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure dan Pengaruh nya terhadap Cost of Equity Capital (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di BEI 2009-2011)

Dependen : Intellectual Capital Disclosure dan Cost of Equity Capital (Biaya Ekuitas)

Independen : Ukuran

Perusahaan, Leverage, Tipe Auditor

Secara simultan ukuran perusahaan, leverage,

tipe auditor berpengaruh terhadap intellectual capital disclosure sebesar. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap intellectual capital disclosure. Leverage dan tipe auditor tidak berpengaruh signifikan

terhadap intellectual capital disclosure. Intellectual capital


(42)

disclosure berpengaruh signifikan negatif terhadap cost of equity capital. Perusahaan besar yang cenderung memiliki biaya modal yang tinggi dapat menurunkan cost of equity capital melalui peningkatan

intellectual capital disclosure.

6. Wiri Astuti Purba (2012) Pengaruh Tingkat Disclosure terhadap Biaya Ekuitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Dependen : Biaya Ekuitas

Independen : Tingkat Disclosure

Tingkat disclosure, beta saham dan ukuran perusahaan

berpengaruh negartif terhadap biaya ekuitas.

7. Henry Huang dan Xiao-nong Zhang (2009)

The Effect of Managerial Owneship and Sareholder Rights on Cost of Equity Capital

Dependen : Biaya Ekuitas

Independen : Hak-hak Pemeang Saham

Pemoderat : Kepemilikan

Mnajerial

Kepemilikan

manajerial sejalan dengan kepentingan manajer para pemegang saham, yang mengarah mengurangi tingkat agency problem dan biaya ekuitas yang lebih rendah. Selain itu bukti menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial bisa menggantikan hak-hak pemegang saham dalam mempengaruhi biaya ekuitas, membuat hak pemegang saham yang kuat menjadi kurang penting dalam pengaturan

kepemilikan manajerial yang tinggi.


(43)

Kepemilikan Manajerial (MOWN)

H3

2.3 Kerangka Konseptual

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan suatu perusahaan terhadap biaya ekuitasperusahaan tersebut.Struktur kepemilikan yang digunakan adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.Sehingga dari penjelasan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang disajikan dalam gambar berikut ini:

H1

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dengan semakin besarnya proporsi kepemilikan manajerial pada suatu perusahaan, maka tingkat pengungkapan kegiatan dari manajemen semakin besar.Sehingga megurangi asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham

Biaya Ekuitas (COE) Kepemilikan


(44)

minoritas yaitu pihak publik (masyarakat).Dengan keterbukaan informasi dari pihak manajemen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat (publik) dalam menanamkan modal. Dengan kata lain, pemegang saham minoritas tidak terlalu mengkompensasi resiko atas dana yang mereka tanamkan di perusahaan tersebut. Dan ini akan berdampak pada berkurangnya biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Pada kepemilikan institusional, investor institusional diyakini memiliki kemampuan yang lebih untuk memonitor tindakan manajemen dibandingkan dengan investor individual dimana investor institusional tidak mudah untuk diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen. Hal akan menyebabkan berkurang perilaku oportunistik yang mengarah pada agency cost dan biaya ekuitas yang lebih rendah.

2.3.1 Hubungan Kepemilikan Manajerial Terhadap Biaya Ekuitas

Struktur kepemilikan manajerial dapat dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan ketidakseimbangan.Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu instrument atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap sebuat perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dengan outsider melalui pengungkapan


(45)

informasi didalam perusahaan.Dengan meningkatkan kepemilikan manajerial dapat mengakibatkan biaya ekuitas yang lebih rendah, akibat dari efek keselarasan antara

insider dan outsider (Huang, 2009).

Meningkatkan kepemilikan manajerial digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah yang ada di perusahaan. Dengan meningkatnya kepemilikan manajerial maka manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta memenuhi keinginan dari para pemegang saham. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya karena manajemen mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Manajemen akan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan, karena manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari keputusan yang diambil. Selain itu manajemen juga ikut menanggung kerugian apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah (Muttaqin, 2013).

2.3.2 Hubungan Kepemilikan Institusional Terhadap Biaya Ekuitas

Juniarti dan Sentosa (2009) menegaskan bahwa investor institusional memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memonitor tindakan manajemen dibandingkan dengan investor individual dimana investor institusional tidak mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen. Selain itu,


(46)

investor institusional, yang umumnya juga berperan sebagai fidusiari, memiliki insentif yang lebih besar untuk memantau tindakan manajemen dan kebijakan perusahaan. Kondisi ini dapat menyebabkan berkurangnya perilaku oportunistik manajemen yang mengarah pada biaya ekuitas yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Collins dan Huang (2010) membuktikan bahwa kepemilikan institusional memiliki dampak negatif terhadap biaya ekuitas perusahaan. Fidyati (2004) menjelaskan bahwa investor institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi investor lain. Investor institusional berperan secara aktif dalam corporate governance dengan mengurangi tingkat risiko dari perusahaan tempat mereka menginvestasikan portofolionya melalui pengawasan manajemen yang efektif. Oleh karena itu, kepemilikan oleh investor institusional diduga dapat menurunkan biaya ekuitas perusahaan.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka penelitian dan konsep penyusunan hipotesis yang telah dibuat, dapat disusun rumusan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap biaya ekuitas pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.

H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap biaya ekuitas pada perusahaan properti dan real estate terdaftar di BEI.


(47)

H3 : Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap biaya ekuitas pada perusahaan properti dan real estate terdaftar di BEI.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2010:18) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainya atau bagaimana pengaruh satu variabel dengan variabel lain. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2012. Laporan keuangan tersebut diperoleh dari website BEI yaitu Yahoo Finance.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi


(48)

H3 : Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap biaya ekuitas pada perusahaan properti dan real estate terdaftar di BEI.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2010:18) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainya atau bagaimana pengaruh satu variabel dengan variabel lain. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2012. Laporan keuangan tersebut diperoleh dari website BEI yaitu Yahoo Finance.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi


(49)

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. (Erlina, 2008:74). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2011-2012. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 49 perusahaan dengan periode penelitian selama dua tahun.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:74). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” (Erlina, 2008:83)

Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2012,

2. Perusahaan properti dan real estate yang tidak mengalami rugi selama periode penelitian,

3. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI yang menerbitkan data laporan tahunan selama periode penelitian,

4. Perusahaan properti dan real estate yang aktif memperdagangkan sahamnya, 5. Perusahaan properti dan real estate yang memiliki nilai ekuitas positif.


(50)

Berikut ini merupakan rincian dalam pemilihan sampel yang dilakukan pada penelitian ini.

Tabel 3.1

Daftar Pengambilan Sampel

No. Keterangan Jumlah

1. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI

pada tahun 2011-2012 49

2. Perusahaan properti dan real estate yang mengalami rugi

selama periode penelitian (6)

3. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI yang tidak menerbitkan data laporan tahunan selama periode penelitian

(10) 4. Perusahaan properti dan real estate yang tidak aktif

memperdagangkan sahamnya (4)

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ekuitas negatif (3)

Jumlah akhir sampel penelitian 26

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, peneliti mengambil 26 perusahaan properti dan real estate sebagai sampel, sehingga jumlah untuk periode


(51)

2011-2012 adalah 52 observasi. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2012 disajikan dalam Tabel 3.1.

3.3 Defenisi Operasional Variabel 3.3.1 Variabel Dependen

3.3.1.1 Biaya Ekuitas

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah besarnya biaya ekuitas perusahaan. Perhitungan biaya ekuitas dalam penelitian ini menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM), seperti yang juga digunakan Susanto (2012) dan Rebecca (2012). Penggunaan CAPM ini tidak terlepas dari ketersediaan data-data yang ada. Perhitungan biaya ekuitas dengan menggunakan CAPM sebagai berikut:

COE = Rf + β Rp COE = estimasibiaya ekuitass

Rf = risk free rate yang diukur dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia bulanan dengan rata-rata selama satu tahun

β = nilai betayang diperoleh dari hasil regresi antara returnsaham perusahaan dengan return market yang diproksi dengan IHSG dan menggunakan data bulanan selama satu tahun.


(52)

Rp = risiko premium atau (Rm Rf)diartikan sebagai return tambahan (additional return) yang diinginkan oleh investor karena berinvestasi pada sekuritas yang berisiko.

3.3.2 Variabel Independen 3.3.2.1 KepemilikanManajerial

Kepemilikan manajerial adalah pemegang sahamdari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan di dalam perusahaan, misalnya direktur dan komisaris (Wahidahwati, 2002).Kepemilikan manajerial diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki manajemen pada akhir tahun. Pengukuran kepemilikan manajerial ini sesuai dengan yang digunakan dalam penelitian Wahidahwati (2002) dan Haruman (2008) :

Kepemilikan Manajerial (MOWN) =�������������������������

����������������� ����%

3.3.2.2 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan saham institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi lain. Kepemilikan saham perusahaan dimilki oleh pemeatgang saham dalam bentuk institusi, seperti perusahaan asuransi, bank, pemerintah, perusahaan investasi, institusi luar negeri dan perwalian serta institusi lainnya


(53)

Menurut Wahidahwati (2002), variabel ini diberi simbol (INST) yaitu proporsi saham yang dimiliki institusional pada akhir tahun yang diukur dalam %. Variabel ini menggambarkan tingkat kepemilikan saham oleh institusional dalam suatu perusahaan. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan persentase atau proporsi kepemilikan institusional dalam struktur saham perusahaan. Kepemilikan institusional dirumuskan sebagai berikut (Karinaputri 2012):

Kepemilikan Institusional (INST) = ����������������������������

����������������� ����% Untuk mempermudah pembahasan, ringkasan mengenai defenisi operasional variabel dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Operasional Rumus Skala

Biaya Ekuitas Tingkat return yang

diharapkan pemegang saham atas dana yang digunakan perusahaan.

COE = ( Rf + β Rp ) Rasio

Kepemilikan Manajerial (MOWN)

Rasio kepemilikan saham umumnya dimiliki oleh pihak manajemen terhadap jumlah saham yang beredar

MOWN=

Jumlah saham pihak manajemen Total saham

beredar �100% Rasio Kepemilikan Institusional (INST)

Rasio saham yang dimiliki oleh institusional atau perusahaan lain terhadap jumlah saham yang beredar.

INST =

Jumlah saham yang dimiliki institusional Total saham

beredar

�100%

Rasio

3.4 Teknik Analisis Data

Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan


(54)

bantuan Software SPSS (Statistical Package Social Science.)Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.4.1 Persamaan Regresi

Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dalam menentukan besarnya pengaruh antara variabel independen yaitu kepemilikan manajerial (MOWN) dan kepemilikan institusional (INST) terhadap biaya ekuitas. Model regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

COE = a + b1MOWN + b2INST + e

Dimana :

COE = Biaya Ekuitas

a = Konstanta

b1-b2 = Koefisien Variabel MOWN = Kepemilikan Manajerial

INST = Kepemilikan Institusional


(55)

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak.Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistibusi dengan normal.Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005).Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.Cara pengujiannya adalah dengan uji kolmogorov smirnov.Jika probabilitas signifikan ≥ 0,05 maka distribusi residualnya normal (Ghozali, 2005:110). Dan apabila data tidak normal maka dapat dilakukan dengan caramengubah model regresi tersebut menjadi normal dengan melakukan transformasi data ke bentuk Logaritma natural (Ln). Setelah melakukan transformasi data ke bentuk logaritma natural maka normalitas data dilihat kembali dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

3.4.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Ortogonal yang dimaksud adalah variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005:91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005:91):


(56)

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat nilai korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

c. Mengamati nilai tolerance dan VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah apabila nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2005:105). Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterodastisitas.


(57)

Asumsi klasik statistik heterokedastisitas dapat dideteksi dari output SPSS pada grafik Scatter-plot dengan cara melihat ada atau tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas ( Ghozali, 2005).

3.4.2.4 Pengujian Autokorelasi

Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005:95). Dalam penelitian ini asumsi autokorelasi diuji dengan uji Durbin-Watson (DW test) yang digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada lagi diantara variabel independen. Menurut Setiaji (2004) pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai D-W berada di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika nilai D-W berada diatas 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi autokorelasi. 3. Jika nilai D-W berada di atas 2,5 berarti ada autokorelasi negatif.


(58)

3.4.3 Pengujian Hipotesis

3.4.3.1 Pengujian Signifikansi Model (F-test)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2005).

1. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif a. Ho : β1= β2 =0,

artinyakepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional secara simultan tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas perusahaan

b. Ha : β1= β2≠ 0

Artinya kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusionalsecara simultan berpengaruh terhadap biaya ekuitas perusahaan.

2. Menentukan kriteria pengujian hipotesis

a. Jika Fsignifikan< α = 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak b. Jika Fsignifikan> α = 0.05, maka Ha ditolak dan H0 diterima.

3.4.3.2 Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Uji statistika t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

1. Merumuskanhipotesis null dan alternatif Ho : β = β


(59)

Artinya kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional secara parsial tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas.

b. Ha : β1= β2 ≠ 0

Artinya kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh terhadap biaya ekuitas.

2. Menentukan kriteria pengujian hipotesis

a. Jika tsignifikan< α = 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak b. Jika tsignifikan>α = 0.05, maka Ha ditolak dan H0 diterima

3.4.3.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:83).Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen hampir memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Penggunaan koefisien determinasi (R2) memiliki kelemahan yakni timbulnya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap terjadi penambahan satu variabel independen, maka R2akan mengalami peningkatan pula tanpa memperdulikan variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh sebab itu, banyak peneliti menganjurkan untuk lebih menggunakan nilai Adjusted R2 untuk


(60)

mengevaluasi mana model regresi terbaik.Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Sebelum melakukan pengujian hipotesa melalui pengujian model, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan dengan uji asumsi klasik. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi.

4.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti.Jumlah sampel pada tiap tahunnya adalah berimbang, yaitu 26 perusahaan untuk tahun 2011-2012 sehingga total observasi dari penelitian ini adalah 52.Statistik


(61)

deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maximum, rata-rata dan standar deviasi sebagaimana yang terdapat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MOWN 52 .000 50.310 5.12442 11.300282

INST 52 17.960 94.740 61.00500 22.672630

COE 52 -18.150 26.978 5.41025 6.411887

Valid N (listwise) 52

Hasil analisis deskriptif variabel independen kepemilikan institusional menunjukkan bahwasanya variabel ini memiliki nilai rata-rata sebesar 61,005%.Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan properti dan real estate yang dijadikan sampel rata-rata dimiliki oleh pihak institusional. Kemudian pada variabel ini nilai minimum adalah sebesar 17,96% yang artinya proporsi kepemilikan institusional terendah dalam penelitian ini adalah sebesar 17,96%. Nilai maksimum sebesar 94,74% artinya proporsi kepemillikan pada perusahaan sampel mayoritas dimiliki oleh pihak institusional yaitu sebesar 94,74%. Standar deviasi 22,67% artinya data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata.

Kepemilikan manajerial didefenisikan sebagai persentase atau proporsi kepemilikan yang dimiliki oleh pihak manajemen.Rata-rata untuk kepemilikan manajerial adalah sebesar 5,124%.Angka ini menunjukkan rata-rata perusahaan sampel memiliki kepemilikan manajerial relatif lebih kecil yaitu sebesar 5,124% dibandingkan dengan kepemillikan institusional. Dengan kata lain, kepemilikan manajerial secara rata-rata tidak berpengaruh dalam perusahaan. Kemudian pada


(62)

variabel ini nilai minimum adalah sebesar 0,00% yang artinya dalam perusahaan sampel proporsi kepemilikan manajerial terendah dalam suatu perusahaan adalah sebesar 0,00% dimiliki oleh pihak manajemen. Nilai maksimum sebesar 50,310% artinya proporsi kepemillikan pada perusahaan sampel mayoritas dimiliki oleh pihak manajemen sebesar 50,310%. Standar deviasi kepemilikan manajerial sebesar 11,30% artinya data yang digunakan menyebar dan bervariasi.

Dari hasil analisis deskriptif dapat diketahui rata-rata COE (cost of equity) yang ada pada perusahaan sampel adalah 5,41% artinya perusahaan sampel dalam penelitian ini rata-rata mengeluarkan biaya sebesar 5,41% untuk mendapatkan pendanaan dari saham biasa. Nilai minimum biaya ekuitas sebesar -18,15% yang atinya dalam perusahaan sampel besarnya biaya ekuitas yang terendah adalah sebesar -18,15%. Nilai maksimum sebesar 26,97% artinya besar biaya ekuitas terbesar pada perusahaan sampel adalah sebesar 26,97%. Standar deviasi pada variabel biaya ekuitas adalah sebesar 6,41% artinya data biaya ekuitas menyebar dan bervariasi.

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang baik dan layak di uji adalah model regresi yang bebas dari masalah asumsi klasik.Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi harus melakukan pengujian asumsi klasik sebelum dan apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu (Ghozali:2005).


(63)

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian berdistribusi secara normal atau tidak.Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk mengetahui hasil uji normalitas dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Hasil UjiKolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.18780181 Most Extreme

Differences

Absolute .097

Positive .067

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .697

Asymp. Sig. (2-tailed) .715

Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua data variabel yang diuji normal dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data variabel yang digunakan telah berdistribusi secara normal.

Untuk uji normalitas dengan grafik histogram, pengujian normalitas data dapat dilakukan secara kasat mata yaitu pada grafik histogram dan grafik PP Plots. Data


(64)

akan berdistribusi normal jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik berikut ini:

Gambar 4.1 Uji Normallitas (1) : Histogram

Sementara dilihat dari grafik PP Plot, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran data menggambarkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada normal probability plot.Kedua grafik ini menunjukkan bahwa normalitasdataterpenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik normal probability plot sebagai berikut:


(65)

Gambar 4.2 Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plots

4.1.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi antar variabel bebas, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.906 3.229

MOWN .160 .093 .281 .709 1.411


(66)

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas diketahui melalui Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF >10. Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance pada variabel MOWN dan INST > 0,10 dan nilai VIFnya < 10. Dari hasil uji multikolinieritas tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel independen sehingga model regresi yang digunakan terbebas dari gejala multikolinieritas.

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik

Scatter-Plot antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dari grafik Scatter-Plot pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatter-Plot berikut ini :


(67)

Gambar 4.3 Uji Heteroskedatisitas

4.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW). Hasil uji autokorelasi dengan regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .262 .069 .031 6.312821 1.614


(68)

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini sebesar 1,614. Nilai D-W tersebut berada di antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi yang digunakan.

4.2 Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik yang dilakukan menunjukkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang

Best LinierUnbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.

4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian pada model regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Persamaan Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 3.906 3.229 1.210 .232

MOWN .160 .093 .281 1.718 .092

INST .011 .046 .040 .243 .809

Dari tabel tersebut, maka model regresi berganda antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan berikut ini :


(69)

Berdasarkan parameter dalam persamaan regresi berganda tersebut, maka hubungan masing-masing variabel independen terhadap biaya ekuitas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta (b0) sebesar 3,096 artinya jika tidak ada variabel independen yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional yang mempengaruhi biaya ekuitas, maka besarnya biaya ekuitas akan mengalami penurunan sebesar 3,096.

b. Koefisien regresi b1 sebesar 0,160 artinya setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1% maka biaya ekuitas akan meningkat sebesar 16% dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara kepemilikan manajerial dengan biaya ekuitas menunjukkan hubungan yang searah (positif) artinya setiap kenaikan kepemilikan manajerial akan diikuti oleh kenaikan biaya ekuitas, sebaliknya penurunan proporsi kepemilikan manajerial akan mengakibatkan penurunan biaya ekuitas.

c. Koefisien regresi b1 sebesar 0,011 artinya setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1% maka biaya ekuitas akan menigkat sebesar 1,1% dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara kepemilikan institusional dengan biaya ekuitas menunjukkan hubungan yang searah (positif) artinya setiap kenaikan proporsi kepemilikan institusional akan diikuti kenaikan biaya ekuitas, sebaliknya penurunan kepemilikan institusional akan mengakibatkan penurunan biaya ekuitas.


(70)

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhkepemilikan manajerial dan kepemilikan institusoal terhadap biaya ekuitas baik secara simultan maupun parsial.

4.3.1. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik F dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Uji Anova

Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig. 1 Regression 143.994 2 71.997 1.807 .175

Residual 1952.733 49 39.852

Total 2096.727 51

Dari hasil uji F diatas menunjukkan bahwa nilai Fsig sebesar 0,175 lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan maajerial dan kepemilikan institusional secara simultan tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas.


(1)

Lampiran 7 Data Beta Saham (β)

NO KODE

PERUSAHAAN

TAHUN

2011 2012

1 APLN -0.484 0.513

2 ASRI -0.988 -0.347

3 BAPA -1.226 1.359

4 BCIP -2.002 -0.429

5 BSDE 0.246 0.280

6 CTRA 0.702 -0.250

7 CTRP 0.152 0.102

8 CTRS -1.121 1.504

9 COWL -0.508 0.718

10 SCBD -0.630 0.685

11 DART -0.186 1.271

12 DUTI -0.470 1.425

13 GMTD -0.054 0.103

14 DILD 0.721 0.607

15 JIHD 0.761 0.767

16 JRPT -0.640 0.241

17 LAMI 1.282 0.207

18 LPKR 1.162 -0.116

19 MKPI -0.515 -0.688

20 MDLN 0.638 -0.172

21 PWON -1.276 5.103

22 GPRA 0.964 1.759

23 RBMS 0.929 -4.524

24 RDTX 0.158 0.098

25 BKSL -0.405 0.332


(2)

Data Biaya Ekuitas NO

KODE TAHUN

PERUSAHAAN 2011 2012

1 APLN 9.577 3.366

2 ASRI 12.694 7.397

3 BAPA 14.166 -0.6

4 BCIP 18.965 7.782

5 BSDE 5.062 4.458

6 CTRA 2.242 6.943

7 CTRP 5.643 5.293

8 CTRS 13.516 -1.279

9 COWL 9.725 2.405

10 SCBD 10.48 2.56

11 DART 7.734 -0.187

12 DUTI 9.49 -0.909

13 GMTD 6.917 5.288

14 DILD 2.124 2.925

15 JIHD 1.877 2.175

16 JRPT 10.541 4.641

17 LAMI -1.345 4.8

18 LPKR -0.603 6.315

19 MKPI 9.768 8.996

20 MDLN 2.638 6.577

21 PWON 14.475 -18.15

22 GPRA 0.621 -2.475

23 RBMS 0.838 26.978

24 RDTX 5.606 5.311

25 BKSL 9.088 4.215


(3)

Lampiran 9 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MOWN 52 .000 50.310 5.12442 11.300282

INST 52 17.960 94.740 61.00500 22.672630

COE 52 -18.150 26.978 5.41025 6.411887

Valid N (listwise) 52

Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.18780181 Most Extreme

Differences

Absolute .097

Positive .067

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .697


(4)

(5)

Lampiran 11 Hasil Uji Mulltikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.906 3.229

MOWN .160 .093 .281 .709 1.411

INST .011 .046 .040 .709 1.411

Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 13 Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .262 .069 .031 6.312821 1.614


(6)

Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.906 3.229 1.210 .232

MOWN .160 .093 .281 1.718 .092

INST .011 .046 .040 .243 .809

a. Dependent Variable: COE

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 143.994 2 71.997 1.807 .175a Residual 1952.733 49 39.852

Total 2096.727 51

a. Predictors: (Constant), INST, MOWN b. Dependent Variable: COE

Lampiran 15 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .262 .069 .031 6.312821 1.614

a. Predictors: (Constant), INST, MOWN b. Dependent Variable: COE


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 113 118

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, dan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 31 97

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI 2010-2014

1 14 69

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (STUDI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 12 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (STUDI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

4 20 95

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI).

0 26 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKANINSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI).

0 4 14

PENDAHULUAN PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI).

0 2 13

PENUTUP PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI).

0 2 6

1.5 Batasan Ruang Lingkup - Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

2 1 26