Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah

4 Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna’ atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 5 Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad qard atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6 Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan Akad ijarah dan sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bil- tamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 7 Melakukan pengambilalihan utang berdassarkan akad hawalah atau Akad lain yang tak bertentangan dengan prinsip syariah; 8 Melakukan usaha kartu kredit dan kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah; 9 Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri surat berharaga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transanksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; 10 Membeli surat berharta berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkann oleh pemerintah dan Bank Indonesia; 11 Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharta dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah; 12 Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; 4 13 Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah; 4 Ibid h. 62 14 Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah; 15 Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan Akad wakalah; 16 Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; 17 Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan dibidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3.3 Kegiatan–Kegiatan Yang Dilarang Bagi Bank Syariah

Menurut ketentuan Pasal 24 dan 25 UU Perbankan Syariah larangan bagi bank umum syariah, antara lain dilarang: 5 1 Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah; 2 Melakukan kegiatan jula beli saham secara langsung di pasar modal; 3 Melakukan penyertaan modal, kecuali sebagai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Ayat 1 huruf b dan huruf c; dan 4 Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah.

3.4 Bank Syariah Tidak Menerapkan Sistem Bunga

Sebagaimana dipahami dari ketentuan Pasal 1 Ayat 3 dan 4 UU Perbankan, bahwa bank syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Sehingga dapat dipahami bahwa meskipun antara bank syariah dengan 5 Ibid h. 65 bank konvensional sama-sama merupakan lembaga perantara keuangan intermediary financial institution yang berorientsai pada keuntungan profit oriented. Namun, dalam upaya untuk mencari keuntungan tersebut,bank syariah tidak boleh bertentangan dengan ketentuan syariah islam. Salah satu ketentuan syariah islam yang sangat prinsip dan erat kaitannya dengan dunia perbankan adalah mengenai larangan terhadap praktek riba dalam segala bentuk transanksi, seperti pembayaran dan penarikan bunga sebagaimana terjadi dalam sistem perbankan konvensional yang secara terang-terangan dilarang oleh Al-Qur’an. Oleh karena itu, bank syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanya atau dalam mencari keuntungannya tidak menerapkan sistem bunga untuk mencari keuntugan, melainkan dengan prinsip bagi hasil profit and loss sharing principle, atau jual beli atau sewa menyewa. Sedangkan bunga interest dianggap identik dengan riba yang dilarang dalam Islam. 6

3.5 Pembiayaan dalam Perbankan Syariah dengan menggunakan Prinsip Jual Beli

Untuk menjalankan fungsi pembiayaan disini nasabah atau debitur menggunakan akad jual beli murabahah, dimana definisi dari pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana atas tagihan oleh bank syariah untuk transanksi jual beli barang sebesar harga pokok ditambah dengan margin atau keuntungan berdasarkan kesepakatan dengan nasabah yang harus membayar sesuai dengan akad, yang diawali dengan adanya pengajuan permohonan pembiayaan barang atau komoditas oleh nasabah selaku pembeli kepada pihak Bank Bukopin syariah selaku penjual, dengan spesifikasi tertentu. 6 Ibid h. 42