Pengaruh Hasrat Membayar Pajak dengan Penghindaran Pajak Pengaruh Kedisiplinan Wajib Pajak dengan Penghindaran Pajak

mungkin. Bohari 1985:93 menyatakan bahwa para wajib pajak pada saat mengisi surat pemberitahuan SPT tersebut, mengisinya dengan tidak benar atau tidak lengkap, dengan maksud untuk menghindari pajak yang tinggi. Karena pada dasarnya pengenaan pajak atau besarnya pajak banyak ditentukan oleh SPT yang telah diisi oleh wajib pajak. Soemitro 1987:134 menyatakan banyak wajib pajak melakukan pembukuan ganda untuk mengelabui Dirjen Pajak dalam urusan pajak, pembukuan ini dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri. Menurut Tunggal 1995:62 menyatakan bahwa dengan self assessment system para wajib pajak dapat leluasa mengabaikan formalitas-fomalitas yang harus dilakukan atau memalsukan dokumen- dokumen serta mengisinya kurang lengkap. Jadi dengan wajib pajak menyembunyikan kekayaan atau penghasilannya, memberikan keterangan yang tidak benar, memberikan data-data yang tidak benar, hal ini membuat wajib pajak tidak jujur dalam kewajibannya sebagai wajib pajak. Semakin rendah tingkat kejujuran yang dimiliki oleh wajib pajak menyebabkan semakin besar terjadinya kecenderungan dalam penghindaran pajak.

2.2.10. Pengaruh Hasrat Membayar Pajak dengan Penghindaran Pajak

Hasrat untuk membayar pajak adalah satu keinginan yang kuat untuk membayar pajak. Hasrat ini akan muncul disebabkan adanya kesadaran yang tinggi akan kewajiban dalam perpajakan yaitu membayar pajak sesuai dengan penghasilan yang diperoleh. Hasrat untuk membayar pajak oleh wajib pajak masih rendah disebabkan rasa keraguan pajak yang telah disetorkan ke Negara. Keraguan yang muncul dari wajib pajak mengakibatkan kecenderungan penghindaran pajak. Menurut Soemitro 1983:8, administrasi pajak yang rumit menimbulkan beban berat bagi wajib pajak sehingga menimbulkan keengganan wajib pajak untuk membayar pajak. Semakin sulit prosedur dan proses dalam pembayaran pajak yang harus dilakukan oleh wajib pajak maka hasrat wajib pajak untuk membayar pajak semakin rendah sehingga menimbulkan kecenderungan penghindaran pajak. Menurut Srinivasan dalam Nurmantu 2003:158, semakin tinggi jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak semakin tinggi penghindaran pajak yang terjadi. Berdasarkan penelitian di Chile, Amerika Latin Nurmantu, 2003:154 bahwa ada 8 penyebab seseorang tidak mau membayar pajak dengan judul “Why I don’t to pay my tax” yaitu: 1. Karena saya tidak menerima manfaat 2. Karena tetangga saya juga tidak membayar pajak 3. Karena jumlah pajaknya terlalu besar 4. Karena mereka mencuri uang saya 5. Karena saya tidak tahu bagaimana melaksanakannya 6. Karena saya telah mencoba tapi saya tidak mampu 7. Karena jika mereka menangkap saya, maka saya akan dapat menyelesaikannya 8. Walaupaun saya tidak bayar, tidak akan terjadi apa-apa

2.2.11. Pengaruh Kedisiplinan Wajib Pajak dengan Penghindaran Pajak

Menurut Tunggal 1995:44 tax discipline adalah disiplin wajib pajak terhadap pelaksanaan peraturan pajak-pajak, sehingga pada waktunya wajib pajak dengan sendirinya memenuhi kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya oleh undang-undang seperti memasukkan SPT pada waktunya, membayar pajak pada waktunya, tanpa diperingatkan untuk melakukan hal itu. Pengembalian SPT dengan tepat waktu, membayar pajak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan merupakan suatu wujud sikap disiplin wajib pajak. Dan bagi masyarakat yang tidak melakukan hal tersebut maka merupakan suatu sikap ketidakdisiplinan yang bermuara pada kecenderungan penghindaran pajak. Menurut Nurmantu 2003:148, bahwa walaupun sudah ada ancaman hukuman administratif maupun ancaman hukum pidana bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya, tetapi kenyataan masih banyak wajib pajak yang tidak atau belum sepenuhnya memenuhi kewajibannya, hal ini terkait dengan kepatuhan perpajakan atau tax compliance. Norman D. Novak Kiryanto, 1999:8 menyatakan bahwa suatu iklim kepatuhan wajib pajak sebagai berikut: 1. Wajib pajak paham dan berusaha memahami undang-undang perpajakan 2. Mengisi formulir pajak dengan benar 3. Menghitung pajak dengan jumlah yang benar dan membayar pajak tepat pada waktunya. Nurmantu 2003:149 menyatakan, sebab utama wajib pajak tidak patuh adalah bahwa bila seseorang bekerja dan kemudian dapat menghasilkan uang, maka mereka secara naluriah uang itu pertama-tama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarganya. Tapi pada saat yang bersamaan jika telah memenuhi syarat-syarat tertentu, timbul kewajiban untuk membayar pajak kepada negara. Pada umumnya kepentingan pribadi dan keluarga yang selalu dimenangkan. Sebab yang lain adalah wajib pajak kurang sadar tentang kewajiban bernegara, kurang patuh pada pemerintah, kurang menghargai hukum, tingginya tarif pajak dan kondisi lingkungan seperti ketidakstabilan pemerintahan, penghamburan keuangan Negara yang berasal dari pajak. Semakin tinggi tingkat kebenaran menghitung dan memperhitungkan, ketepatan menyetor, serta mengisi dan memasukkan SPT, maka diharapkan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban pajaknya. Adanya kecenderungan wajib pajak untuk menghindari kewajiban perpajakannya, dikarenakan faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kedisiplinan wajib pajak dalam membayar pajak, akhirnya dapat menyebabkan adanya penghindaran pajak yang dilakukan oleh masyarakat.

2.2.12. Teori-teori yang Melandasi Penerapan Self Assessment System

Dokumen yang terkait

Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

9 51 73

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Sidoarjo Utara).

0 0 101

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Rungkut).

0 0 107

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Rungkut).

0 0 107

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Industri Kecil di Wedoro).

1 3 110

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Pedagang Batu Permata di Surabaya).

0 0 88

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus Wajib Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada KPP Pratama Sidoarjo Barat)

0 0 24

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Pedagang Batu Permata di Surabaya)

0 0 21

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Rungkut)

0 0 23

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Sidoarjo Utara)

0 0 20