Perundang-Undangan Nasional
83
E
Pemberantasan Korupsi di Indonesia
1. Pengertian Korupsi
Korupsi adalah sebuah tindak pidana yang di lakukan seseorang dan merugikan negara. Berdasarkan UU No.
20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Pasal 2 tentang Pem berantasan Tindak
Pidana Korupsi, menyatakan bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah sebagai berikut:
a. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau per ekonomian negara, dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
empat tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 dua ratus
juta rupiah dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah.
b. Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dalam keadaan
tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Pasal 3: “Setiap orang yang dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat satu 1 tahun dan paling lama dua puluh 20 tahun danatau denda
paling sedikit Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 satu miliar.”
Dari pasal tersebut dapat diketahui bahwa pelaku
tindak pidana korupsi adalah setiap orang dan korporasi. Maksud setiap orang adalah semua orang, baik pegawai
negeri maupun bukan pegawai negeri dan korporasi. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan
yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum. Selain itu, Pasal 3
menegaskan bahwa setiap orang yang dapat melakukan tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang
memangku jabatan atau kedudukan. Adapun tindakan yang dilakukannya adalah sebagai berikut:
Z
O O M
1. Undang-Undang Dasar
2. Konvensi
Pelaku tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme belum
jera karena hukuman yang diberikan tidak sesuai dengan
tindakan yang dilakukan. Para pelaku korupsi, kolusi, dan
nepotisme dapat membayar uang ganti penahanan.
Bagaimana dengan UU No. 31 Tahun 1999? Apakah denda
uang telah sesuai dengan perilaku korupsi, kolusi, dan
nepotisme? Laporkan hasilnya pada gurumu.
Telaah
Di unduh dari : Bukupaket.com
84
Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk Kelas VIII
1 tindakan melawan hukum; 2 memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi; 3 merugikan keuangan negara.
Tindakan melawan hukum adalah mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil dan
materiil. Meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam perundang-undangan, tetapi jika perbuatan tersebut
dianggap tercela dan tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat,
perbuatan tersebut dapat dipidana. Adapun yang dimaksud dengan memperkaya diri adalah perbuatan
yang dilakukan untuk menjadikan orang yang belum kaya menjadi kaya dan yang kaya menjadi lebih kaya
lagi. Perbuatan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya menjual atau membeli barang-barang narkotika,
memindahbukukan dalam bank dengan syarat dilakukan secara melawan hukum.
Seseorang yang telah melakukan tindak pidana korupsi tetap harus diadili dalam pengadilan pidana dan
hartanya dikembalikan kepada negara. Setelah hartanya dikembalikan ke negara maka pelaku tetap dipidana.
2. Upaya Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan Korupsi