Perundang-Undangan Nasional
79
No. Lembaga NegaraPemerintah Pasal Pendapatmu
Tuliskan pasal-pasal hasil Amandemen dalam UUD 1945 yang memberikan kewenangan kepada lembaga pemerintah dalam menyusun peraturan
perundang-undangan sesuai dengan kolom berikut. Kemudian, kerjakan dalam buku tugasmu. Presentasikan hasilnya di depan kelas.
K e r j a M a n d i r i 3.2
1. 2.
3.
Isi Pasal
e. Direktorat Jenderal Departemen
Direktorat Jenderal Departemen adalah lembaga di bawah menteri yang bertugas menjabarkan lebih
lanjut keputusan menteri. Keppres No. 44 Tahun 1974 menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Departemen
menyelenggarakan fungsi perumusan kebijaksanaan peraturan-peraturan atas namanya sendiri, yang
isinya memberikan rincian yang bersifat teknis dan ke bijaksanaan bidang pemerintahan yang digariskan
oleh menteri. Direktorat Jenderal Departemen berhak membuat Surat Keputusan Direktorat Jenderal.
f. Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 10 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Perundang-Undangan, menegas kan bahwa Peraturan Daerah dibentuk oleh gubernur, bupati, atau
walikota bersama dengan DPRD provinsi, dan DPRD KabupatenKota.
D
Menaati Peraturan Perundang-Undangan Nasional
1. Sikap Kritis terhadap Perundang-Undangan yang Tidak Mengakomodasi Aspirasi Rakyat
Seperti telah diketahui bersama bahwa bangsa Indonesia mem perjuangkan kemerdekaannya untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya,
politik, atau hukum. Hukum dan perundang-undangan
Z
O O M
1. Filosifis 2. Sosiologis
3. Yuridis
Di unduh dari : Bukupaket.com
80
Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk Kelas VIII
Diskusikan dalam kelompok belajarmu mengenai sikap
kritis masyarakat terhadap perundang-undangan nasional
yang ada. Laporkan hasilnya pada gurumu.
Diskusi
yang telah dibuat oleh bangsa penjajah bertentangan dengan harapan dan cita-cita masyarakat Indonesia.
Dalam masa penjajahan, Belanda dan Jepang telah membuat perundang-undangan yang merugikan bangsa
Indonesia dan menyebabkan bangsa kita mengalami penderitaan panjang. Setelah bangsa Indonesia merdeka
lebih dari 60 tahun, apakah menurutmu peraturan yang ada sekarang sudah dapat mengakomodasi aspirasi
rakyat?
Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sulit untuk dijawab karena setiap orang akan berbeda
dalam meman dang pertanyaan tersebut. Untuk melihat apakah sebuah perundang-undangan tersebut dapat
dikatakan baik maka perundang-undangan tersebut sekurang-kurangnya harus memiliki tiga landasan
sebagai berikut. a. Landasan
Filosofis Landasan
filosofis menyatakan bahwa dalam setiap penyusunan perundang-undangan harus dengan
sungguh-sungguh mem perhatikan cita-cita moral dan cita-cita hukum sebagaimana diamanatkan oleh
Pancasila.
b. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis menyatakan bahwa peraturan perundang-undangan yang dibuat harus berkaitan
dengan kondisi atau kenyataan yang tumbuh dan hidup di masyarakat.
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis menyatakan bahwa peraturan perundangan dibuat oleh lembaga berwenang,
mengikuti prosedur tertentu, dan tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
Sebagai warga negara kita juga memiliki hak untuk menolak suatu peraturan. Jika peraturan tersebut
ternyata bertentangan dengan kondisi masyarakat. Pada 1992, masyarakat banyak yang menolak berlakunya
Undang-Undang No. 14 Tahun 1992. Undang-Undang tersebut memuat sanksi bagi orang yang tidak memiliki
Surat Izin Mengemudi SIM maksimal denda sebesar enam juta rupiah. Undang-Undang ini banyak ditolak
masyarakat karena masyarakat menilai denda itu terlalu berat, tidak sebanding dengan harga sepeda
motor yang pada waktu itu sebesar empat juta rupiah.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Perundang-Undangan Nasional
81
Beberapa tahun kemudian, Undang-Undang tersebut diber laku kan dan hampir tidak ada yang menolaknya
karena masyarakat sudah dapat menerima. Penolakan masyarakat terhadap suatu peraturan
perundang-undangan juga dapat dilakukan dengan cara mengajukannya secara langsung ke Mahkamah
Konstitusi. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga yang berhak menguji perundang-undangan terhadap Undang-
Undang Dasar. Jika hasil pengujian Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa suatu perundang-undangan
bertentangan dengan UUD, perundang-undangan tersebut harus diubah, sebagian atau seluruhnya.
Mahkamah Konstitusi juga berhak untuk menolak gugatan pengujian jika perundang-undangan tersebut
tidak bertentangan dengan UUD.
Di samping itu, kita dapat menyampaikan aspirasi dan melak sanakan perundang-undangan, kita juga dapat
ikut serta mengawasi dan memberikan evaluasi terhadap peraturan perundang-undangan. Misalnya, tentang
pelaksanaan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Kita dapat meng evaluasi, misalnya pengadaan
buku, ruang kelas, dan sarana atau prasarananya menunjang atau tidak. Jika semua yang diharapkan
UU tersebut belum terlaksana, kita dapat memberikan masukan kembali kepada pembuat dan pelaksana
kebijakan agar tercipta suasana yang lebih baik.
2. Sikap Patuh terhadap Perundang-Undangan Nasional