39
Wawan dan Dewi 2011 faktor sosial dan budaya mempengaruhi perkembangan dan pengetahuan individu.
2. Pengetahuan responden mengenai obat untuk pengobatan mandiri
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang over behavior. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2010.
a. Pengenalan responden mengenai obat
Obat merupakan obat yang dapat digunakan dalam pengobatan mandiri. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat adalah
bahan atau paduan bahan, termasuk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka pencegahan,
penetapan diagnosis, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan. Obat yang dapat digunakan untuk pengobatan mandiri adalah obat bebas, obat bebas
terbatas dan obat wajib apotek yang diserahkan langsung oleh apoteker. Obat dalam penelitian ini merupakan obat bebas dan obat bebas terbatas.
Berdasarkan Gambar 8 didapatkan bahwa sebesar 60 18 responden menyatakan bahwa tidak pernah mendengar tentang obat. Sebanyak 40 12
responden yang menyatakan pernah mendengar obat, 11 responden mengatakan bahwa obat untuk pengobatan mandiri dapat dibeli di warung dan 1 responden
lainnya mengatakan dapat dibeli di pedagang keliling.
40
Gambar 9. Persentase pengetahuan responden tentang obat untuk pengobatan mandiri, n=30
Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan responden mengenai obat bebas dan bebas terbatas masih sangat rendah tetapi ada kemungkinan responden
yang tidak pernah mendengar tentang obat mengetahuinya tetapi tidak memahami bahwa obat yang sering mereka gunakan untuk pengobatan mandiri merupakan
obat sehingga perlu adanya peran serta tenaga kesehatan dan pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap obat.
Berdasarkan hasil penelitian 11 responden yang pernah mendengar tentang obat mengatakan bahwa obat dapat dibeli di warung. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Supardi 2000 yang mengatakan bahwa salah satu sumber obat obat dalam upaya pengobatan mandiri di masyarakat
adalah warung. Warung merupakan suatu usaha swadaya masyarakat yang menjual secara eceran aneka ragam bahan kebutuhan pokok sehari-hari. Obat
merupakan kebutuhan masyarakat yang tersedia di warung dalam jumlah yang terbatas tetapi obat tidak dapat disamakan dengan barang yang dijual di warung
karena terkait dengan perundang-undangan kesehatan Supardi, 2000. Di Desa
Pernah mendengar
mengenai obat 40
Tidak pernah Mendengar
60
41
Dieng, membuka warung merupakan kegiatan ibu rumah tangga, disamping kesibukan sehari-hari mengurus rumah tangga dan juga kegiatan membuka
warung merupakan keuntungan yang dimanfaatkan para warga terkait Desa Dieng yang merupakan tempat wisata. Pendidikan dan status pemilik warung umumnya
tidak berbeda dengan masyarakat lingkungannya. Penelitian Supardi 2000 menyatakan bahwa persentase terbesar pemilik warung mendapat informasi dari
toko obat, brosur dan kemasan obat sehingga bila responden membeli obat obat di warung maka sumber informasi mengenai obat yang mereka dapatkan berasal dari
pemilik warung yang mana mendapatkan informasi dari kemasan obat, brosur dan toko obat. Berdasarkan hal tersebut, informasi yang responden dapatkan mengenai
obat obat untuk pengobatan mandiri masih sangat minim dan dapat terjadi pengobatan yang tidak rasional.
Berdasarkan penelitian Kristina 2008 menyatakan bahwa upaya pencarian pengobatan yang dilakukan penduduk Indonesia yang mengeluh sakit
sebagian besar adalah pengobatan mandiri, sisanya mencari pengobatan ke puskesmas, paramedis, dokter praktik, rumah sakit, dan balai pengobatan.
Pemahaman masyarakat terhadap obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter yang mana untuk menolong dirinya sendiri merupakan salah satu indikator pemahaman
tercapainya Indonesia Sehat Rakhmawatie dan Anggarini, 2010.
42
Gambar 10. Pengetahuan responden mengenai perlu tidaknya resep dokter untuk pengobatan mandiri, n=12
Sebanyak 67 8 responden menyatakan bahwa obat untuk pengobatan mandiri dapat dibeli tanpa resep dokter. Dengan adanya pengetahuan responden
bahwa obat dapat dibeli tanpa resep dokter maka tidak dapat dipungkiri akses untuk melakukan pengobatan mandiri semakin mudah tetapi dapat juga terjadi
pengobatan mandiri yang boros atau tidak rasional. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara langsung sudah mengetahui konsep pengobatan mandiri tetapi
mungkin mereka tidak menyadari bahwa obat yang mereka beli dan gunakan merupakan tindakan pengobatan mandiri.
b. Pengenalan responden mengenai bentuk obat untuk pengobatan mandiri.