2.2.3.4 Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan dapat menunjuk pada kondisi individu, kelompok, maupun situasi kolektif masyarakat. Sebuah bangsa atau Negara keseluruhan bias
dikatagorikan miskin. Kemiskinan disebabkan oleh banyak factor. Jarang ditemukan kemiskinan
yang hanya oleh factor tunggal. Seseorang atau keluarga miskin bias disebabkan oleh beberapa factor yang saling terkait satu sama lain, seperti
kecacatan, memiliki pendidikan rendah, tidak memiliki modal atau keterampilan untuk berusaha, tidak tersedianya kesempatan kerja, terkena
pemutusan hubungan kerja PHK, tidak adanya jaminan sosial pension, kesehatan, kematian atau hidup di lokasi terpencil dengan sumber daya alam
dan infrastruktur yang terbatas. Secara konsepsual, kemiskinan bisa diakibatkan oleh empat faktor, yaitu :
1. Faktor individual.
Terkait dengan aspek patalogis, termasuk kondisi fisik dan psikologis si miskin. Orang miskin disebabkan oleh prilaku, pilihan atau kemampuan
dari si miskin itu sendiri dalam menghadapi kehidupannya. 2.
Faktor sosial. Kondisi-kondisi lingkungan sosial yang menjebak seseorang menjadi
miskin. Misalnya, diskriminasi berdasarkan usia, jender, etnis yang menyebabkan seseorang menjadi miuskin. Termasuk dalam factor ini
adalah kondisi sosial dan ekonomi keluarga si miskin yang biasanya menyababkan kemiskinan antar generasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3. Factor cultural.
Kondisi atau kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Faktor ini secara khusus sering menunjuk pada konsep “kemiskinan cultural” atau
“budaya kemiskinan” yang menghubungkan kemiskinan dengan kebiasaan hidup atau mentalitas
4. Factor structural.
Menunjuk pada struktur atau system yang tidak adil, tidak sensitive dan tidak accessible sehingga menyebabkan seseorang atau sekelompok orang
menjadi miskin. Kemiskinan
banyak dihubungkan
dengan: 1.
Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari prilaku, pilihan atau kemampuan si miskin;
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan
pendidikan keluarga; 3.
Penyebab sub-budaya sub cultural, yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari. Dipelajari atau dijalankan dalam
lingkungan sekitar; 4.
Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah dan ekonomi. Suharto, 2009:17
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat Negara terkaya
perkapita di dunia misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan
publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan. http:id.wikipedia.orgwikiKemiskinan
. 2.2.3.5
Bentuk-bentuk Kemiskinan
Menurut Jamasy 2004 : 31 bentuk-bentuk kemiskinan diantaranya: 1.
Kemiskinan absolute yaitu apabila tingkat pendapatannya dibawah garis kemiskinan atau sejumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan minimum antara lain kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan atau pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
2. Kemiskinan relative adalah kondisi dimana pendapatannya berada pada
posisi diatas garis kemiskinan, namun relative lebih rendah dari pendapatan masyarakat sekitarnya.
3. Kemiskinan Struktural, adalah kondisi atau situasi miskin karena
pengaruh kebijakan pembangunan yang balum menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.
4. Kemiskinan Cultural, adalah mengacu pada persoalan sikap seseorang
atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya seperti tidak mau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif, meskipun ada usaha dari pihak luar untuk mambantunya.
Kemiskinan menurut Dapartemen Soaial dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu:
1. Kemiskinan Kronis Chronic Poverty adalah kemiskinan yang telah
berlangsung dalam jangka waktu yang lama, turun temurun atau disebut juga dengan kemiskinan structural. Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial PMKS yang dikategorikan sebagai fakir miskin termasuk kategori kemiskinan kronis, yang membutuhkan penanganan yang sungguh-
sungguh terpadu secara lintas sektor dan berkelanjutan. 2.
Kemiskinan Sementara Transient Povery adalah kemiskinan yang ditandai dengan menurunnya pendapatan dan kesejahteraan anggota
masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan kondisi normal menjadi kondisi kritis. Bencana Alam dan bencana Sosial, seperti
korban konflik sosial, korban gempa bumi, korban pemutusan hubungan.
2.2.4 Program Keluarga Harapan PKH