Uji Kesesuaian Sistem dalam Periode Pertama 2013

maka dikatakan memiliki presisi yang baik.Pada penelitian ini dilakukan uji presisi terhadap parameter t R danAUC yang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel XI. Persen koefisien variasi nilai t R dan AUC baku alopurinol periode II Massa Alopurinol ng t R AUC 3 Rep. 1 4,9 27433 Rep. 2 4,8 26991 Rep. 3 4,8 27438 Rata-rata 4,8 27287,3 SD 0,01 256,6 CV 0,3 0,9 Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa metode KCKT yang digunakan masih cukup optimal karena CV t R danAUC yang diperoleh dibawah 16 untuk konsentrasi  1 gmL Horwitz, 2007. ii. Linearitas kurva baku alopurinol periode kedua Kegiatan ini dilakukan pada bulan Februari 2014dengan menggunakan hasil optimasi komposisi fase gerak dan flow rate yang optimal yaitu fase gerak I dengan perbandingan 10:90 dan flow rate 0,5 mLmenit. Pada periode kedua dilakukan pembuatan kurva baku alopurinol untuk perhitungan LOD sebanyak 3 kali replikasi dengan 4 konsentrasi yaitu 0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4 gmL yang selanjutnya diaplikasikan pada KCKT yang telah dioptimasi dengan volume inject sejumlah 10 L, sehingga diperoleh massa alopurinol sebesar 1, 2, 3, dan 4 ng. Pada penelitian ini pembuatan kurva baku dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dan semua data diplotkan pada program Powerfit sehingga dapat ditentukan regresi linear yang mampu mencakup ketiga kurva baku tersebut. Berikut adalah data kurva baku alopurinol periode pertama. Tabel XII. Data kurva bakualopurinol periode II Replikasi Massa Alopurinol ng AUC Persamaan Persamaan kumulatif 1 1 18307 Fx = 12280.5 + 5346.5 x r = 0.992 Fx = 11013 + 5686.2 x r = 0,993 2 22397 3 27433 4 34450 2 1 16573 Fx = 10111.5 + 5923.7 x r = 0.995 2 21598 3 26991 4 34521 3 1 16871 Fx = 10647 + 5788.3 x r = 0.997 2 21857 3 27438 4 34305 Berdasarkan tabel XIIdiperoleh nilai koefisien korelasi r sebesar 0,993 dengan n = 4, maka dapat dikatakan linear secara statistik karena nilai r 0,950 Tabel V. iii. Sensitivitas Pada bulan Februari 2014 dilakukan uji sensitivitas kembali untuk mengetahui sensitivitas terhadap metode analisis selama periode waktu tertentu. Sensitivitas dapat ditentukan oleh nilai LOD.Semakin kecil nilai LOD maka dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan memiliki sensitivitas yang baik. Polynomial Degree is: 1 , based on 12 data points 1 to 12 POLYNOMIAL is: Fx = 11013.00000 + 5686.16667 x Coefficients, Standard Deviations and 95.0 Confidence Limits are: Coefficient Std.Dev. Min.Limit Max.Limit a0 1.10130E+004 5.85995E+002 9.70697E+003 1.23190E+004 a1 5.68617E+003 2.13975E+002 5.20927E+003 6.16306E+003 Variance Y, S2 = 6.867800500E+005 Covariance matrix of Coefficients: 3.43390E+005 -1.14463E+005 -1.14463E+005 4.57853E+004 Correlation Coefficient: 0.99299 x value at y = 0: -1.937 Std.Dev.: 0.172 Range: -2.3E+000 x0 -1.6E+000 Berdasarkan data diatas didapatkan persamaan kurva baku yang digunakan adalah y = 5686.2 x + 11013dengan nilai koefisien korelasi r 0,993 dan nilai Sa = 5,86.10 2 . Sensitivitas juga ditentukan dari nilai slope yang menunjukkan respon dari alat. Nilai slope dapat ditunjukkan dari nilai b pada persamaan kurva baku yang diperoleh yaitu sebesar 11013. Dari perhitungan menggunakan rumus LOD maka didapatkan nilai LOD sebesar 0,3ng10 L. Apabila data uji kesesuaian sistem dan validasi metode dalam dua periode, yaitu parameter tR, N, HETP, Tf, Rs, sensitivitas slope, LOD, linearitas r dan presisi S yx dibandingkan, maka hasilnya terlihat pada tabel XIII. Tabel XIII. Perbedaan uji kesesuaian sistem dalam periode tertentu Parameter Periode I Periode II tR 4,7 4,8 N 6048 1600 HETP 24,9 94,8 Tf 1,0 1,3 Rs 2,0 1,2 Sensitivitas Slope 6876,6 5686,2 LOD ng 12,5 0,3 Linearitas r 0,999 0,993 Presisi S yx 47958,3 824,6 Berdasarkan tabel XIII dapat dilihat bahwa terjadi perubahan nilai pada parameter selama periode tertentu. a. Waktu retensi Waktu retensi pada kedua periode masih memenuhi syarat yaitu  10 menit Depkes RI, 1995.Namun pada periode kedua terjadi pergeseran waktu menjadi lebih lama yang ditunjukkan pada tabel XIII. b. Jumlah lempeng N dan HETP Semakin besar nilai N maka semakin efisien metode analisis dalam memisahkan analit.Nilai N berbanding terbalik dengan nilai HETP.Berdasarkan pada tabel XIII terjadi penurunan nilai N dan peningkatan HETP pada periode kedua.Hal ini menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan sudah mengalami penurunan kualitas kolom HPLC. c. Tailing factor Nilai Tf yang memenuhi syarat yang baik, yaitu nilai Tf  2Synderdkk., 2010. Semakin kecil nilai Tf maka puncak yang terbentuk akan semakin simetris. Pada tabel XIII menunjukkan bahwa kedua periode masih memenuhi persyaratan karena nilai Tf  2.Namun pada periode kedua terjadi peningkatan nilai Tf, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kualitas metode analisis. d. Resolusi Resolusi menunjukkan kualitas pemisahan suatu analit. Nilai Rs yang memenuhi syarat yang baik, yaitu nilai Rs  1,5Synder dkk., 2010 sehingga dapat memisahkan analit dengan baik. Apabila nilai jumlah lempeng N yang diperoleh semakin kecil, maka nilai HETP yang diperoleh akan semakin besar sehingga dapat menyebabkan pada periode kedua diperoleh nilai Rs  1,5 yaitu 1,2. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi overlapping sehingga dapat dikatakan bahwa metode analisis sudah mengalami penurunan kualitas resolusi dan tidak memenuhi persyaratan nilai minimal Rs.