c. Optimasi Komposisi Fase Gerak dan Flow Rate
Optimasi yang dilakukan dengan menggunakan metode KCKT ini adalah mengubah komposisi fase gerak dan flow rate untuk mendapatkan pemisahan
yang optimal. Komposisi fase gerak yang dilakukan adalah 10:90; 20:80 dan 30:70 campuran metanol dan amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides
dengan flow rate 0,5; 0,8 dan 1 mLmenit. Berikut ini merupakan kromatogram optimasi komposisi fase gerak dan
flow rate kurva baku alopurinol.
a Fase gerak I metanol : amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides
10:90
Gambar 13. Kromatogram baku alopurinol dengan komposisi fase gerak metanol :amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides 10:90. Keterangan : 1 baku
flow rate 0,5 mLmenit; 2 baku
flow rate 0,8 mLmenit; 3 baku flow rate 1 mLmenit
b Fase gerak II metanol : amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides
20:80
Gambar 14. Kromatogram baku alopurinol dengan komposisi fase gerak metanol :amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides 20:80. Keterangan : 1 baku
flow rate 0,5 mLmenit; 2 baku
flow rate 0,8 mLmenit; 3 baku flow rate 1 mLmenit
c Fase gerak III metanol : amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides
30:70
Gambar 15. Kromatogram baku alopurinol dengan komposisi fase gerak metanol :amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides 30:70. Keterangan : 1 baku
flow rate 0,5 mLmenit; 2 baku
flow rate 0,8 mLmenit; 3 baku flow rate 1 mLmenit
Dari kromatogram diatas dilakukan pengukuran terhadap parameter jumlah waktu retensi,jumlah lempeng N,HETP,tailing factor, dan Rs yang
disajikan pada tabel berikut.
Tabel VIII. Nilai parameter
t
R
, N, HETP, Tf, dan Rs
Fase Gerak Flow
rate mL
menit N
HETP Tf
2,0 Rs
1,5 Keterangan
Metanol : Amonium
hidroksida 0,1 dalam akuabides
10 : 90 0,5
7381 20,3
0,9 2,2
Memenuhi 0,8
6007 25,0
1,0 1,8
Memenuhi 1,0
4969 30,2
1,1 1,7
Memenuhi
20 : 80 0,5
5491 27,3
1,1 1,2
Rs tidak memenuhi
0,8 4632
32,4 1,1
1,2 Rs tidak
memenuhi 1,0
4015 37,4
1,1 1,4
Rs tidak memenuhi
30 : 70 0,5
7550 19,8
1,1 1,1
Rs tidak memenuhi
0,8 5092
29,4 1,2
0,2 Rs tidak
memenuhi 1,0
4332 34,6
1,2 -
Rs tidak memenuhi
i. Waktu retensi Alopurinol
Waktu retensi t
R
merupakan karakteristik fisiko kimiawi suatu senyawa, oleh karena itu masing-masing analit memiliki waktu retensi yang berbeda.
Sebelum dilakukan optimasi komposisi dan flow rate pada fase gerak, terlebih dahulu dilakukan orientasi untuk mengetahui letak peak tunggal dari senyawa
analit. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa peak yang muncul pada larutan baku adalah alopurinol dan juga melihat parameter optimasi yang memenuhi
syarat yaitu 10 menit Depkes RI, 1995.
Pada tabel VIII dapat diamati bahwa waktu retensi yang diperoleh memenuhi persyaratan
10 menit, baik dengan perbandingan komposisi fase gerak dan flow rate. Pada sistem KCKT terbalik, kekuatan fase gerak dalam
mengelusi akan semakin meningkat seiring dengan menurunnya polaritas. ii.
HETP danJumlah LempengTeoretis N HETP menggambarkan kinetika interaksi molekul - molekul senyawa
didalam sistem KCKT yang digunakan Noegrohati, 1994, oleh karena itu penggunaan fase gerak yang lebih polar dan laju alir yang lebih lambat,
memberikan HETP terendah, dengan konsekuensi jumlah lempeng teoretis tertinggi.Pada fase gerak III dengan flow rate 0,5 mLmenit menghasilkan nilai
HETP yang lebih kecil dibandingkan fase gerak I dan II dengan flow rate yang sama. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar kurva van Deemter berikut.