C. Definisi Operasional
1. Sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT merupakan seperangkat
alat KCKT fase terbalik yang menggunakan fase diam oktadesilsilan C
18
dan fase gerak metanol :amonium hidroksida 0,1 dalam akuabides dengan
perbandingan yang optimal. 2.
Optimasi dilakukan dengan cara melakukan perubahan terhadap komposisi dan flow rate fase gerak.
3. Pemisahan yang optimal dengan metode KCKT fase terbalik dilihat dari
resolusi Rs, tailing factor Tf, jumlah lempeng, dan nilai HETPyang dihasilkan.
4. Validasi metode yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengukuran
terhadap parameter-parameter validitas yaitu presisi, linearitas, dan sensitivitas.
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan memiliki kualitas pro analysis kecuali dinyatakan lain yaitu baku alopurinol PT. IFARS dengan Certificate of Analysis, metanol
E. Merck, ammonia solution 25 E. Merck, asam klorida E. Merck, kloroform E. Merck, natrium hidroksida E. Merck, etanol teknis, akuades, dan
akuabides yang didapatkan dari Laboratorium Kimia Analisis Instrumen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah beberapa sampel jamu merek “x” yang dibeli di Pasar Bringharjo.
E. Alat Penelitian
Alat yang digunakan berupa seperangkat alat spektrofotometri UV-VIS merek Optima SP 300 Plus, seperangkat KCKT fase terbalik merek Shimadzu
dengan sistem isokratik pompa merek Shimadzu, detektor UV-VIS merek Shimadzu, kolom oktadesilsilan C
18
merek Shimadzu Dimensi 250 x 4,5 mm, 5μm, seperangkat komputer merek Dell B6RDZ1S Connexant System RD01-
D850 A0-0382 JP France S.A.S, printerHP Deskjet D2566 HP-024-000625 730, ultrasonikator merek Retsch tipe T460 No V935922013 EY, destilator aquabidest
merek Thermo Scientific, syringe, neraca analitik Ohaus Carat Series PAJ 1003 maks 60120g, min 0,001g, d=0,010,1mg, penyaring milipore, mikropipet
Socorex, indikator pH E. Merck, organic and anorganic solvent membrane filterWhatman ukuran pori 0,45
m dengan diameter 47 mm, vakum, dan seperangkat alat gelas Pyrex.
F. Tatacara Penelitian
1. Metode Spektrofotometri UV untuk Sediaan Tablet Alopurinol
a. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Sejumlah 1 g pelet NaOH dilarutkan dengan akuades hingga semua larut sempurna lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL dan diencerkan dengan
akuades hingga batas tanda.
N =
b. Pembakuan NaOH
Sejumlah lebih kurang 400 mg kalium biftalat ditimbang secara seksama yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120
°
C selama 2 jam dan larutkan dalam 75 mL air bebas CO
2
lalu ditambahkan 2 tetes indikator fenolftalein. Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan natrium hidroksida
hingga terjadi warna merah muda mantap.Kemudian normalitas dapat dihitung
dengan rumus berikut.
N NaOH = Mursyidi, 2008.
c. Pembuatan larutan stok dan intermediet alopurinol
i. Pembuatan larutan stok baku alopurinol. Sejumlah lebih kurang 50
mg baku alopurinol ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dilarutkan dengan NaOH 0,1 N hingga tanda sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 1000 μgmL.
ii. Pembuatan larutan intermediet 1. Larutan induk dengan konsentrasi
1000 μgmL diambil 1,0 mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL,
diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga batas tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 μgmL.
iii. Pembuatan larutan intermediet 2.Larutan induk intermediet 1 dengan
konsentrasi 100 μgmLdiambil 10 mL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 50
mL, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga batas tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 20
μgmL.