Mekanisme Kerja antifungi Sterilisasi

optimal, dengan meletakkan cakram kertas atau paper disk yang mengandung antibiotik atau zat uji diatas agar. Besarnya daerah difusi sesuai dengan pertumbuhan atau hambatan mikroba uji dan sebanding dengan kadar yang diberikan Hugo dan Russel, 1987. b. Cara tuang pour plate Metode ini dilakukan dengan cara menginokulasikan suspensi mikroba uji ke tabung reaksi yang mengandung agar cair yang telah didinginkan pada suhu 45 °C. Isi dalam tabung reaksi diaduk untuk memencarkan mikroba uji ke seluruh media. Campuran dituang ke dalam cawan Petri steril dan dibiarkan menjadi padat Volk dan Wheeler, 1990. c. Cara sumuran Penyiapan dilakukan seperti cara Kirby-Bauwer. Pada agar yang telah ditanami mikroba uji, dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu. Ke dalam sumuran diberi larutan uji dan diinkubasikan pada 37 °C selama 18-24 jam. Kemudian hasilnya dibaca dengan mengukur daerah hambatan yang terbentuk Ristanto, 1989.

H. Mekanisme Kerja antifungi

Mekanisme kerja antifungi dibagi menurut target sasaran dari agen, yakni: 1. Merusak membran sel Obat-obat golongan antibiotik poliena terikat kuat ke membran sel jamur dan berikatan dengan ergosterol tertentu serta akan mengganggu sifat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI permeabilitas dan transport membran itu. Hal ini akan menyebabkan hilangnya makromolekul serta ion dari sel serta menghasilkan kerusakan tak reversible. 2. Penghambatan Sintesis DNA Sel akan rentan bila ia merubah flusitosin menjadi fluorourasil yang akhirnya menghambat timidilat sintase dan sintesis DNA. 3. Penghambatan biosintesis lipid Imidazole antifungi sintetik ini menghambat jamur oleh penghambatan biosintesis lipid jamur terutama ergosterol didalam membran sel, dan mungkin dengan mekanisme tambahan Katzung, 1995.

I. Media

Media adalah suatu bahan atau substrat yang mengandung unsur-unsur makanan, dan digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan mikroba. Unsur-unsur makanan tersebut dapat berupa garam-garam anorganik dan senyawa-senyawa organik seperti protein, pepton, asam-asam amino, dan vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan. Berdasarkan konsistensinya, media dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu: 1. Media padat, dengan contoh media kentang, nasi, wortel. 2. Media cair, yaitu media yang berbentuk cair, misalnya media susu, nutrien broth kaldu daging, glukosa, pepton. 3. Media semi padat semi solid media, yaitu media yang dapat berbentuk padat, apabila suhunya dingin dan dapat berbentuk cair apabila suhunya panas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Media ini merupakan media yang dibubuhi atau ditambah agar-agar sebgai bahan pemadat Tarigan, 1988.

J. Sterilisasi

Yang dimaksud dengan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda baik alat maupun bahan-bahan. Ada dua macam cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu sterilisasi fisik dan sterilisasi kimia. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah atau lembab, tetapi bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. 1. Sterilisasi Fisik a. Sterilisasi basah Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklav atau sterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan dengan suhu 121 °C selama 15 menit. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat tembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar 110 °C dan 121 °C. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet Hadioetomo, 1993. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Sterilisasi kering Pemanasan kering biasanya untuk alat-alat gelas dengan suhu 160 °C-180°C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis. Proses sterilisasi akan lebih cepat jika dilengkapi dengan sirkulasi udara panas Fardiaz, 1992. c. Sterilisasi dengan penyaringan Proses sterilisasi lain yang juga dilakukan pada suhu kamar ialah penyaringan. Dengan cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua mikroorganisme hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecil 0,45 atau 0,22µ sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya ditampung didalam wadah yang steril Hadioetomo, 1993. 2. Sterilisasi Kimia Pelaksanaanya dilakukan dengan menggunakan gas atau cairan pembunuh kuman yang khusus diterapkan untuk bahan yang tidak tahan pemanasan, sediaan atau barang yang jika dipanaskan sekali atau berulang kali sedikit banyak akan mengalami perubahan. Sterilisasi secara kimia dapat menggunakan etilen oksida, asam perasetat, dan formaldehide Hadioetomo, 1993.

K. Landasan Teori