C. Teknik Bertukar Pasangan dalam Apresiasi Cerita Pendek
a. Unsur-unsur Intrinsik Cerita Pendek
Menurut Notosusanto dalam Firdaus 1986:69, cerpen adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira tujuh belas
halaman kuarto rangkap. Menurut Firdaus 1986:72, cerpen adalah salah satu karya sastra yang menceritakan tentang sebagian kecil kehidupan
manusia yang sangat berkesan. Secara sistematika penulisan, Tarigan 1991:95 memberi kriteria cerpen sebagai suatu karangan dengan jumlah
kata sekitar 10.000 kata, jumlah halaman maksimal 30 halaman, dan jumlah waktu untuk membacanya adalah sepuluh sampai tiga puluh
menit. Sebagaimana dengan karya sastra fiksi yang lain, cerpen
memiliki unsur-unsur instrinsik. Menurut Depdikbud 1994:8 unsur intrinsik cerita pendek yang perlu diajarkan kepada siswa SMA adalah
tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan. Unsur-unsur tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tema
Tema merupakan suatu pokok atau inti pembicaraan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman 1992:50 tema adalah gagasan,
ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra itu. Tema biasanya didukung oleh pelukisan latar, lakuan tokoh, bahkan tema
menjadi faktor mengikuti peristiwa-peristiwa di dalam suatu cerita.
2. Alur
Seorang pengarang dalam menggerakkan cerita tentu dengan jalan mengalirkan kisah itu melalui peristiwa demi peristiwa,
sehingga jalan cerita dapat dimengerti oleh pembacanya. Jalan cerita tersebut layaknya disebut alur. Esten 1984:27 mengatakan bahwa
alur adalah urutan sambung-sinambung peristiwa- peristiwa dalam sebuah cerita rekaan. Aminudin 1987:83 alur adalah rangkaian
cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pengarang dalam
suatu cerita. Alur menurut Stanton dalam Nurgiyantoro, 1995:113 adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu
hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya adalah segala keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.
Menurut Sudjiman 1988:30, peristiwa-peristiwa dalam alur selalu disusun secara logis, peristiwa dalam cerita disusun
diantaranya: alur linear atau tersusun, menyajikan rentetan peristiwanya secara temporal. Sudjiman menjelaskan bahwa struktur
alur terdiri dari tiga bagian yaitu 1 awal cerita, 2 tengah cerita, 3 akhir cerita. 1 awal cerita dibagi menjadi tiga yaitu paparan
exposition, rangsangan inciting moment, dan gawatan rising action. 2 tengah cerita yang terdiri atas leraian tikaian conflict,
rumitan complication, dan klimaks. 3 akhir cerita yang terdiri atas leraian falling action, dan selesaian denonement.
3. Latar
Menurut Sudjiman 1992:44 latar ada dua macam yaitu latar sosial dan latar material. Latar sosial mencakup penggambaran
kepada masyarakat, kelompok-kelompok sosial, adat kebiasaan, cara hidup, dan bahasa.
Adapun latar fisik adalah tempat di dalam wujud fisiknya, yaitu bangunan dan tempat. Menurut Ibrahim 1985:525
menjelaskan bahwa setting atau latar merupakan salah satu unsur yang terpenting dari struktur cerpen karena memperlihatkan
hubungan dengan unsur-unsur lainnya. 4.
Titik Pengisahan Titik pengisahan sering disebut dengan sudut pandang pencerita
atau point of view merupakan pusat pengisahan, sebab posisi pengarang dalam sebuah cerita harus mampu menempatkan diri.
Pendapat Aminuddin 1987:90 bahwa titik pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang
dipaparkannya. Menurut Sutawijaya 1986:255 bahwa dalam menempatkan dirinya pengarang bisa sebagai orang pertama, orang
ketiga, dan sebagai pengamat. Jadi seorang pengarang memainkan dirinya dalam sebuah cerita itu, harus mampu meletakkan diri
semestinya dimana tempat sudut pandangnya, misalnya si pengarang
menjadi tokoh utama atau aku, tetapi kemungkinan juga berposisi sebagai narator, atau pengarang menjadi dalang dalam kisah yang
dibuatnya itu. Adapun menurut Tarigan dalam Ibrahim 1986:527 menjelaskan bahwa titik pengisahan point of view dibagi menjadi
tiga, yaitu sebagai berikut : a.
cerita yang diceritakan oleh tokoh utama. Tukang cerita ini tidak dapat meresapi perasaan pelaku lain.
b. seorang pencerita luaran dapat berkuasa meresapi pikiran dan
perasaan tokoh utama. Cara ini seorang pencerita sebagai orang ketiga.
c. seorang pencerita yang berada di luar cerita itu.
5. Penokohan
Menurut Esten 1978:27 penokohan adalah cara dalam menggambarkan dan mengembangkan tokoh-tokoh dalam sebuah
cerita rekaan. Penggambarannya tergantung oleh pengarang. Sudjiman 1992:26 menjelaskan bahwa watak tokoh dapat
digambarkan secara langsung analitik dan secara tidak langsung dramatik. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-
unsur intrinsik cerpen yang dipelajari siswa SMA, khususnya adalah tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.
b. Langkah-langkah menganalisis cerpen
Karya sastra yang berbentuk cerpen dapat dipahami dengan cara analisis. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur
intrinsik yang terdapat dalam suatu cerpen tersebut. I.G.A.K Wardhani dalam Firdaus 1986:54 menjelaskan bahwa langkah-langkah
menganalisis karya sastra ada tiga bagian besar, yaitu: membaca, menganalisis, dan memberi pesan terhadap analisis. Langkah-langkah
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Membaca keseluruhan cerita terlebih dahulu sehingga memperoleh
gambaran umum tentang isi bacaan. Bahan bacaan karya sastra dibaca kemudian isi yang terkandung di dalam bacaan secara garis
besar secara umum akan diperoleh. Isi yang telah diperoleh tersebut akan dijadikan sebagai informasi pembaca.
2. Menganalisis isi bacaan sesuai dengan unsur-unsur intrinsik yang
akan diungkapkan. Bacaan yang telah dibaca kemudian dianalisis dengan menjabarkan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam
bacaan. Unsur-unsur intrinsik tersebut menurut Depdikbud 1994:8 meliputi tema, alur, latar, titik pengisahan, dan penokohan.
3. Memberi pesan terhadap analisis. Setelah bacaan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur intrinsik kemudian mencari pesan yang terkandung di dalam isi bacaan.
c. Teknik Bertukar Pasangan dalam memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen
Untuk memahami unsur-unsur instrinsik cerpen, diperlukan suatu bentuk analisis yang mudah dan tepat. Dalam skripsi ini, teknik
pembelajaran kooperatif menjadi metode yang dinilai efektif. Dengan metode kooperatif, masing-masing pembelajar secara berkelompok
membaca, menganalisis, dan mencari pesan dari cerpen yang telah dianalisis. Metode kooperatif dikatakan berhasil apabila semua anggota
kelompok memahami analisis yang telah dilakukan, tanpa terkecuali. Skripsi ini memfokuskan penerapan metode kooperatif dalam
memahami unsur-unsur instrinsik cerpen dengan teknik bertukar pasangan. Penulis melihat adanya beberapa keunggulan teknik bertukar pasangan
dibandingkan dengan teknik yang lain, sebagai berikut: 1.
Karena dalam satu kelompok hanya dua pembelajar, analisis cerpen menjadi efektif dan berlangsung cepat.
2. Dalam teknik bertukar pasangan, masing-masing kelompok
membagikan hasil diskusi mereka dengan kelompok lain. Dengan demikian, masing-masing kelompok saling memperkaya.
3. Teknik bertukar pasangan memaksa siswa yang biasanya pasif dan
tidak punya inisiatif untuk aktif dalam diskusi dengan pasangannya.
D. Hipotesis Tindakan