sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antarpembelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-
masing pembelajar bertanggungjawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani Kagan, 1992:8.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar
dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif
setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya Priyanto,
2007. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha
memanfaatkan teman sejawat siswa lain sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar lainnya.
5. Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen atau unsur- unsur yang saling terkait. Unsur-unsur tersebut menurut Roger dan David
dalam Lie 2010:31 meliputi saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi
proses kelompok. Kelima unsur tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1
Saling ketergantungan yang positif Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu
menyusun tugas sedemikian rupa sehingga tiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Keberhasilan kelompok tergantung usaha dari setiap anggota.
Setiap siswa dapat memberikan kontribusi kepada kelompok. Hal ini disebabkan karena pola penilaian yang unik, yaitu nilai kelompok
dibentuk dari poin yang disumbangkan oleh tiap anggota. 2
Tanggungjawab perseorangan Siswa akan merasa bertanggungjawab terhadap tugasnya masing-
masing. Hal ini akibat dari pola penilaian pembelajaran kooperatif. Pembagian tugas yang jelas akan mengatasi sikap kurang
bertanggungjawab siswa, karena dapat diketahui dengan mudah siswa tersebut dapat melaksanakan tugasnya atau tidak, sehingga rekan-
rekannya akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak menghambat yang lainnya.
3 Tatap muka
Interaksi antar anggota akan menciptakan sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti sinergi adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing- masing anggota.
4 Komunikasi antar anggota
Setiap siswa perlu dibekali keterampilam berkomunikasi yang efektif seperti bagaimana menyanggah pendapat orang lain tanpa
menyinggung perasaannya. Keterampilan ini memerlukan proses panjang, namun siswa perlu menempuh proses ini untuk memperkaya
pengalaman belajar dan membina perkembangan mental dan emosional siswa.
5 Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu mengevaluasi proses kerja kelompok agar selanjutnya siswa bisa bekerjasama secara aktif.
6. Teknik Pembelajaran Kooperatif