Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama sains dan teknologi Hudojo, 1988:74. Matematika merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika bukan hanya sekedar mata pelajaran yang harus ditempuh pada jenjang pedidikan, tetapi ada tujuan secara umum mengapa matematika diajarkan di berbagai jenjang pendidikan. Menurut Soedjadi 19992000:43 tujuan diberikannya pendidikan matematika salah satunya adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Matematika berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari yang dapat membantu dalam memecahkan masalah seperti masalah yang sederhana misalnya masalah berhitung dan bernalar. Banyak siswa yang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dipelajari, sehingga pelajaran matematika ditakuti oleh siswa karena tidak mudah untuk dipahami. Hal ini disebabkan karena matematika memiliki objek kajian yang abstrak bagi siswa. Banyak siswa yang merasa ada hambatan-hambatan tertentu dalam mempelajari matematika maupun mengerjakan soal-soal matematika. Adanya hambatan yang dialami siswa saat belajar dapat diketahui dengan kesalahan- kesalahan yang dilakukan siswa tersebut. Kesalahan muncul akibat dari siswa mengalami kesulitan belajar. Saat peneliti melakukan kegiatan diagnosis, remediasi dan pengayaan pada salah satu siswa SMP kelas VII dengan materi aritmetika sosial, peneliti menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal aritmetika sosial. Dari tugas diagnosis, remediasi dan pengayaan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti apakah masalah yang terjadi pada siswa tersebut juga terjadi pada siswa yang lain dan pada sekolah yang berbeda pula. Materi aritmetika sosial ada di semseter genap hanya pada kurikulum 2013. Di Yogyakarta terdapat beberapa sekolah yang ,menggunakan kurikulum 2013, salah satunya yaitu SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakrta. Peneliti lalu melakukan observasi dan bertemu dengan guru mata pelajaran matematika SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Untuk mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal aritmetika sosial, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan peneliti mengadakan tes pendahuluan untuk 9 siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang sudah pernah mempelajari materi aritmetika sosial. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru bidang studi matematika kelas VII dan hasil tes pendahuluan untuk 9 siswa kelas VIII dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan untuk materi aritmetika sosial, sehingga peneliti memilih SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai tempat penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan bersama guru bidang studi matematika kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta peneliti mendapatkan informasi bahwa banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal aritmetika sosial. Hal ini disebabkan karena soal-soal aritmetika sosial berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat siswa sulit untuk menterjemahkan terlebih dahulu dari soal ceritanya ke bentuk aljabar dibandingkan dengan langsung mengerjakan soal yang sudah dalam bentuk aljabar. Berdasarkan hasil tes pendahuluan untuk 9 siswa kelas VIII peneliti menemukan 7 dari 9 siswa tidak menuliskan informasi yang ada pada soal seperti tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal, namun pada soal peneliti juga tidak mencantumkan bahwa siswa harus menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal. Siswa hanya melakukan perhitungan tanpa menuliskan jawaban dari pertanyaan pada soal di akhir jawaban, dari 9 siswa hanya 1 siswa yang menuliskan kesimpulan pada akhir jawaban. Ada 4 soal yang dibuat untuk dikerjakan 9 siswa. Soal 1 terkait dengan menentukan harga pembelian, harga penjualan, untung dan besar keuntungan. Dari hasil tes menunjukkan 9 siswa dapat menentukan harga pembelian, 8 siswa dapat menentukan harga penjualan, 8 siswa dapat menentukan untung atau rugi, dan 8 siswa dapat menghitung besar keuntungan. Soal 2 terkait dengan menentukan rugi, besar kerugian, dan persentase kerugian. Dari hasil tes menunjukkan 7 siswa dapat menentukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keuntungan atau kerugian, 6 siswa dapat menghitung besar kerugian, dan 4 siswa dapat menentukan persentase kerugian tetapi 2 dari 4 siswa tidak menuliskan dalam bentuk persen. Soal 3 terkait dengan menentukan harga beli setelah mendapat diskon. Dari hasil tes menunjukkan 5 siswa dapat menentukan besar diskon tetapi 2 dari 5 siswa tersebut kurang teliti dalam perhitungan dan 3 siswa dapat menentukan harga pembelian tetapi 1 dari 3 siswa tersebut kurang teliti dalam perhitungan. Soal 4 terkait dengan konsep netto dan tara. Dari hasil tes menunjukkan 2 siswa dapat menentukan besar netto dan 3 siswa dapat menentukan besar tara tetapi 2 dari 3 siswa tersebut kurang teliti dalam melakukan perhitungan. Berdasarkan hasil tes pendahuluan yang telah diberikan kepada 9 siswa kelas VIII dapat disimpulkan bahwa 9 siswa tersebut masih kurang dalam menentukan persentase keuntungan dan kerugian, diskon, bruto, tara, dan netto. Sehingga dari hasil tes pendahuluan tersebut peneliti hanya akan melakukan penelitian pada materi aritmetika yang meliputi persentase keuntungan dan kerugian, diskon, bruto, tara, dan netto. Salah satu cara untuk mengetahui kesalahan yang dialami siswa yaitu dengan menganalisis kesalahan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal- soal matematika. Dengan menganalisis kesalahan yang dialami siswa dan dibantu dengan wawancara diharapkan guru dapat mengetahui penyebab kesalahan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika dan dapat memberikan petunjuk kepada siswa untuk mengurangi kesalahan- kesalahan yang dialami siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melakukan penelitian mengenai “Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII E Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk Materi Aritmetika Sosial”. Kesalahan yang dilakukan siswa dapat dikurangi dengan mengadakan pengajaran remedial. Remedial adalah kegiatan penanganan dan memperbaiki atau membetulkan kesulitan belajar yang dialami siswa agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran reguler dengan baik. Pengajaran remedial merupakan bagian dari proses pengajaran secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pengajaran remedial penting untuk diperhatikan dan dipahami karena memiliki fungsi khusus, yaitu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar Irham dan Wiyani, 2014:291. Guru perlu menentukan pendekatan dan metode yang tepat untuk membantu menangani kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa agar kesalahan-kesalahan tersebut dapat dikurangi dan tidak terulang kembali pada pokok bahasan matematika yang lain.

B. Rumusan Masalah