tanaman pangan dari perangkap kemiskinan sehingga mampu menyongsong masa depan yang lebih sejahtera dan bermartabat Swastika 2011.
2.4.3 Rediversifikasi pangan
Strategi pengembangan melalui rediversifikasi pangan lokal di Indonesia adalah suatu usaha yang dilakukan sungguh-sungguh dengan kebijakan
pemerintah. Tetapi bukan diversifikasi pangan yang sekarang ini dipahami banyak orang, melainkan rediversifikasi. Penganekaragaman kembali pangan lokal pada
masing-masing wilayah rediversifikasi pangan lokal mutlak dilakukan dengan menggunakan hasil-hasil penelitian etnobiologi pada masing-masing tempat.
Penganekargaman pangan dari sumberdaya lokal yang sudah dimanfaatkan secara turun-temurun sesuai dengan eko-fisiologi dan budaya masyarakat setempat.
Sangat perlu dukungan masyarakat, peran perguruan tinggi, IPTEKS, secara bersama-sama dalam upaya menekan sekecil mungkin ancaman yang
menyebabkan kerusakan habitat alam, terutama hutan hujan tropika Indonesia. Pengrusakan lahan produktif dan pengrusakan kawasan hutan alam yang masih
berlangsung, harus dihentikan sehingga sumber-sumber plasma nutfah untuk rediversifikasi pangan lokal dapat dikembangkan dan dilestarikan Zuhud 2011.
2.5 Pengertian Tumbuhan Obat dan Pengobatan Tradisional
Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan menjadi : 1 tumbuhan
obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional; 2 tumbuhan obat modern, yaitu tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawabahan bioaktif yang berkhasiat obat dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis; 3 tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawabahan
bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiahmedis atau penggunaanya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri Zuhud et al. 1994.
Menurut Aliadi dan Roemantyo 1994, tumbuhan obat merupakan salah satu hasil hutan yang bernilai ekonomi tinggi. Pengobatan tradisional secara
langsung atau tidak langsung mempunyai kaitan dengan upaya pelestarian
pemanfaatan tumbuhan obat. Kaitan tersebut dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam pengobatan tradisional, antara lain pandangan tentang sakit,
pengetahuan ramuan obat tradisional, serta aturan adat dalam pemanfaatan sumberdaya alam hayati yang sering dijumpai pada masyarakat aslitradisional.
Berdasarkan intensitas pemanfaatannya, masyarakat pemanfaat tumbuhan obat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1 Kelompok masyarakat asli, masyarakat tersebut hanya menggunakan
pengobatan tradisional. Umumnya masyarakat tersebut tinggal di pedesaan atau daerah terpencil yang tidak memiliki sarana dan prasarana
kesehatan. Cara pengobatan yang dilakukan kelompok ini sangat dipengaruhi oleh adat atau norma dan tradisi setempat.
2 Kelompok masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional dalam
skala keluarga. Masyarakat ini umumnya tinggal di daerah pedesaan dengan sarana dan prasarana kesehatan yang terbatas.
3 Kelompok industriawan obat tradisional.
Budaya pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku pengobatan tradisional telah menjadi catatan sejarah seperti yang tertulis dalam berbagai kitab daerah,
seperti kitab Primbon dan serat Centhini dari Jawa, Tombo dari Sumatera, Usadha Sari atau Lontar Usadha dari Bali, Usadha Bone di Sulawesi Selatan, dan lain-
lain. Etnis atau suku bangsa memiliki konsep tertentu dalam memanfaatkan kekayaan lingkungan sekitarnya dalam suatu hubungan yang harmonis. Sumber
utama tumbuhan obat adalah hutan alam yang terdapat di sekitar pemukiman penduduk, sehingga secara otomatis masyarakat telah ikut menjaga sumber alami
tumbuhan obat Permanasari 2001. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
galenik atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman BPOM 2005.
Pengobatan tradisional dan obat tradisional telah menyatu dengan masyarakat, digunakan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan baik di desa
maupun di kota-kota besar. Kemampuan masyarakat untuk mengobati sendiri, mengenai gejala penyakit dan memelihara kesehatan. Untuk ini pelayanan
kesehatan tradisional merupakan potensi besar karena dekat dengan masyarakat,
mudah diperoleh dan relatif lebih murah daripada obat modern. Undang-undang No.09 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasal 2 ayat 4 yang berbunyi:
Usaha-usaha pengobatan tradisional berdasarkan ilmu atau cara lain daripada ilmu kedokteran diawasi oleh pemerintah agar tidak membahayakan masyarakat.
2.6 Taman Hutan Raya Tahura