5.1.4 Keanekaragaman tipe habitat
Sebagian besar tumbuhan dapat hidup pada beberapa habitat dan hanya sebagian kecil yang hidup pada satu habitat, hal tersebut terkait dengan
lingkungan tempat tumbuh dimana tumbuhan dapat hidup dan berkembang secara alami. Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat berasal dari pekarangan
sebesar 53, selanjutnya sebanyak 2 merupakan spesies tumbuhan dari hutan Tabel 11. Keterangan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Spesies tumbuhan
yang dapat ditemukan di hutan yaitu julang-jaling Archidendron microcarpum dan pakis sayur Pteredium aqualium. Menurut Sosef et al. 1998, penyebaran
Archidendron microcarpum diketahui terbatas di Indonesia hanya ditemukan di Sumatra. Jenis ini belum banyak dibudidayakan seperti kerabatnya, yaitu
jengkol Pithecellobium lobatum. Masyarakat mengkonsumsi biji julang-jaling
Archidendron microcarpum sebagai penambah nafsu makan, namun Menurut Burkill 1935 diacu dalam Rahayu et al. 2007 jika berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan organ ginjal. Selain bijinya yang dimakan, menurut Perry dan Metzger 1980 diacu dalam Rahayu et al. 2007 menyatakan
bahwa kulit kayu julang-jaling Archidendron microcarpum berkhasiat mengobati sakit panasobat demam. Julang-jaling Archidendron microcarpum
yang ada di lokasi penelitian jarang sekali ditemukan, pada suatu kebun biasanya belum tentu ada. Menurut keterangan masyarakat, belum tentu dalam 10 Ha
ditemukan satu atau dua batang pohon. Tabel 11 Keanekaragaman tipe habitat tumbuhan pangan
No. Habitus
Jumlah Spesies Persentase
1. Hutan
2 4
2. Pekarangan
24 53
3. Pekarangan, kebun
7 16
4. Sawah
2 5
5. Sekitar jalan, pekarangan
10 22
Total 45
100
Pekarangan memegang peranan yang cukup besar di pedesaan dalam kegiatan pemanfaatan lahan untuk menghasilkan bahan pangan, Masyarakat
memelihara berbagai tanaman yang dianggap berguna untuk hidupnya di pekarangan. Oleh sebab itu tidak jarang pekarangan dianggap sebagai warung
hidup atau lumbung hidup Sastrapradja et al. 1980. Spesies tumbuhan yang ada
di kebun ataupun di pekarangan sebagian besar merupakan tumbuhan yang sering dimanfaatkan dan adanya campur tangan masyarakat, serta adanya nilai ekonomi
dari tumbuhan-tumbuhan tersebut Gambar 4.
Gambar 4 Pekarangan. Sebanyak 91 tumbuhan pangan dibudidayakan dan sebanyak 9
tumbuhan pangan tersebut tumbuh liar. Spesies tumbuhan yang hidup secara liar, yaitu kekara Phaseolus lunatus, pakis sayur Diplazium esculentum, petai cina
Leucaena glauca, dan sintrongjinakh Crassocephalum crepidioides. Menurut
Wijaya et al. 2011, Crassocephalum crepidioides digunakan sebagai antioksidan, anti inflamasi, sitotoksisitas dan memilik sifat sitoprotektif dari
ekstrak heksana, etil asetat, etanol dan air. Ekstrak etanol mengandung senyawa fenolik dan flavonoid. Daun sintrong dapat digunakan sebagai lalaban. Selain
sebagai pangan, daun dan batangnya berkhasiat mengobati gangguan perut, sakit kepala, dan luka Heyne 1987. Selain memiliki khasiat seperti tersebut di atas,
menurut Kongsaeree 2002 daun sintrongjinakh Crassocephalum crepidioides merupakan salah satu obat anti malaria.
Tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat berasal dari pekarangan sebanyak 56, adapula tumbuhan yang dapat ditemukan di
sekitar jalan yaitu sebesar 7 Tabel 12. Tumbuhan pangan fungsional telah banyak dibudidayakan yaitu sebesar 93. Sedangkan untuk tumbuhan yang
ditemukan secara liar sebesar 7. Tumbuhan pangan fungsional yang hidup
secara liar, yaitu ciplukan Physalis angulata, rampai Solanum nigrum, dan lain-lain. Keterangan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 12 Keanekaragaman tipe habitat tumbuhan pangan fungsional
No. Habitus
Jumlah Spesies Persentase
1. Kebun, pekarangan
7 15
2. Pekarangan
26 56
3. Sekitar jalan, pekarangan
10 22
4. Sekitar jalan
3 7
Total 46
100
5.2 Potensi Keanekaragaman Tumbuhan Obat