Perkembangan adaptasi dan perilaku R. margaritifer di kandang

Total sebanyak 24 individu R. margaritifer telah disterilkan dimana 12 individu diantaranya hidup, 3 individu dilepas kembali, dan 9 individu mati. Selanjutnya, 6 pasang R. margaritifer yang telah disterilisasi langsung dipindahkan ke dalam kandang yang telah disiapkan.

5.1.3 Perkembangan adaptasi dan perilaku R. margaritifer di kandang

pemeliharaan pasca sterilisasi 5.1.3.1 Perilaku adaptasi R. margaritifer Keenam pasang R. margaritifer yang dimasukkan ke terrarium masing- masing, aktif pada waktu malam dan tidur ketika siang. Saat siang hari, katak hanya akan terbangun ketika pengamat membersihkan terrarium. Katak yang terganggu akan langsung melompat ke dalam air dan bersembunyi dibalik batuan. Kondisi ini terjadi hingga beberapa saat setelah pengamat menutup kembali akuarium. Setelah merasa aman, katak tersebut akan kembali lagi ke lokasi tidurnya. Beberapa katak memilih lokasi tidur yang berbeda dari lokasi tidur awalnya. Meskipun begitu, dihari berikutnya masing –masing individu selalu ditemukan di lokasi tidur awal mereka. Kondisi perpindahan lokasi tidur ini hanya dijumpai apabila katak merasa terganggu. Pada awal pengamatan, kebanyakan katak akan tidur di kaca terrarium ataupun di lampu terrarium Gambar 9a dan 9b. Hari berikutnya katak tersebut mulai menjelajah ke semua sudut terrarium dan beberapa memilih daun untuk tempat tidur mereka Gambar 9c. Lokasi tidur antara katak jantan dan katak betina selalu berjauhan. Jarak antar katak berkisar 20 –50 cm. Katak umumnya aktif sekitar pukul 18.00 tetapi belum melakukan pergerakan berpindah. Pergerakan terjadi dimulai antara pukul 19.00 –19.30, semua katak telah berpindah dari lokasi tidurnya. Individu tersebut ada yang beraktivitas seperti bergerak atau melompat dan ada juga yang hanya diam. Perilaku yang teramati adalah diam lalu bergerak dan melompat ke substrat yang ada didekatnya kemudian diam lagi dalam waktu yang cukup lama. Perilaku ini terjadi berulang –ulang sampai pada pukul 22.00. Pada waktu itu, perilaku kebanyakan individu adalah diam meskipun beberapa masih melakukan aktivitas. Pukul 23.00 semua katak tidak melakukan aktivitas lagi atau diam. Ketika diam, individu tidak selalu berada di lokasi istirahatnya. Akan tetapi ketika diamati pada keesokan harinya, masing –masing individu akan kembali ke lokasi istirahatnya. Gambar 9 Lokasi beristirahat R. margaritifer dalam terrarium : a Katak yang tidur di kaca terrarium; b Katak yang tidur di lampu neon; dan c Katak yang mulai beradaptasi. Selama waktu pengamatan, interaksi antara individu jantan dan betina jarang terjadi. Katak di terrarium 1 menunjukkan tingkat interaksi yang lebih banyak dibanding terrarium lain. Bentuk interaksi tersebut yakni katak berada pada substrat yang sama dalam waktu yang lama atau katak melompat saling menghampiri. Selain itu, interaksi juga terjadi antara individu di terrarium 2, 3, 4, dan 5 meskipun jarang. Individu di terrarium 6 tidak pernah menunjukkan interaksi apapun. Katak pada terrarium ini ketika diamati posisinya selalu berjauhan. Secara keseluruhan, perilaku yang umum dijumpai selama waktu aktif Rhacophorus margaritifer adalah diam, bergerak, melompat, dan berpindah. Frekuensi terjadinya masing –masing perilaku ini hampir sama karena selama pengamatan katak sangat aktif. Perilaku yang tidak umum dijumpai adalah individu betina terrarium 3 ditemukan berenang di air. Hal ini hanya terjadi sekali. Perilaku umum R. margaritifer yang tidak dijumpai selama pengamatan ada tiga macam yaitu perilaku bersuara, makan, dan kawin. 5.1.3.2 Penggunaan ruang terrarium Pengamatan pada pagi, siang, dan sore hari menunjukkan penggunaan ruang terrarium untuk tidur individu R. margaritifer. Masing –masing 6 pasang individu ini memiliki lokasi tidur yang berbeda –beda Tabel 6. Data pada Tabel 6 diperoleh berdasarkan pengamatan selama 30 hari. Terdapat katak yang memiliki 2 lokasi tidur yang sering digunakan seperti pada betina terrarium 1, jantan dan betina terrarium 4, serta jantan terrarium 5. Perbandingan penggunaan lokasi tidur 1 dan lokasi tidur 2 adalah 70 : 30. Hal ini disebabkan lokasi 2 hanya akan digunakan oleh katak setelah katak mendapat gangguan dari luar. Gangguan umumnya berasal dari pengamat yang akan membersihkan terrarium. Sedangkan katak lain, setelah mendapat gangguan tetap akan kembali ke lokasi tidurnya semula. Tabel 6 Pemanfaatan ruang untuk istirahat R. margaritifer Terrarium Jenis Kelamin Lokasi beristirahat 1 J Kaca terrarium B 1 Daun hanjuang, 2 Batuan 2 J Daun hanjuang B Di atas lampu neon 3 J Daun hanjuang B Di atas lampu neon 4 J 1 Kaca terrarium, 2 daun hanjuang B 1 Kaca terrarium, 2 daun hanjuang 5 J 1 Kaca terrarium, 2 daun hanjuang B Di atas lampu neon 6 J Daun hanjuang B Di atas lampu neon Katak jantan dan betina sangat jarang terlihat memanfaatkan lokasi tidur yang sama. Kondisi ini hanya terjadi pada katak di terrarium 4. Dalam 30 hari masa pemeliharaan, kondisi tersebut terjadi hanya sekitar 3 –5 kali. Meskipun menggunakan substrat yang sama seperti daun hanjuang untuk tidur tetapi jarak antar individu cukup jauh sekitar 55 cm. Penggunaan lokasi tidur yang sama hanya bisa terjadi pada bentuk terrarium vertikal. Pada waktu aktif R. margaritifer dimulai pada pukul 19.00 –23.00, individu akan mulai menjelajah setiap sudut terrarium. Adapun komponen dalam terrarium yang sering dimanfaatkan katak terdiri dari substrat batang kayu, batuan, daun hanjuang, air, kaca terrarium, lampu neon, dan papan sekat. Persentase penggunaan substrat oleh katak dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Pemanfaatan substrat dalam terrarium oleh R. margaritifer selama 30 hari. Semua substrat yang ada di dalam terrarium telah dimanfaatkan oleh katak di masing – masing terrarium. Katak sering pula ditemukan menempel pada kaca terrarium di dekat aliran air yang berasal dari filter mesin pompa air. Beberapa individu yang tidak melakukan aktivitas selama waktu aktif ditemukan selalu berada di lokasi tidurnya. Pemanfaatan papan sekat oleh katak hanya bisa terjadi pada terrarium 2, 3, 5, dan 6. Untuk pemanfaatan komponen terrarium lain tidak ditemukan adanya perbedaan antara terrarium vertikal dan terrarium horizontal. Masing –masing terrarium memiliki komponen yang sama. 5.1.3.3 Adaptasi terhadap pakan Pada awal pemeliharaan di dalam terrarium, individu R. margaritifer tidak ada yang menyentuh mangsanya. Hal tersebut diketahui dari bangkai jangkrik yang ditemukan mati terapung. Kondisi ini berlangsung selama 3 hari. Setelah itu, perlahan masing –masing individu mulai mendekati pakan yang diberikan. Meskipun tidak semua jangkrik habis dikonsumsi karena seringkali masih 23 17 21 7 8 23 1 Kaca terrarium Batuan Batang kayu Papan sekat Lampu Daun Hanjuang Air 1 2 3 4 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H 10 Ju m lah e k o r Hari ke- a 1 2 3 4 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H 10 Ju m lah e k o r Hari ke- b 1 2 3 4 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H 10 Ju m lah e k o r Hari ke- f 1 2 3 4 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H 10 Ju m lah e k o r Hari ke- e 1 2 3 4 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H 10 Ju m lah e k o r Hari ke- d 1 2 3 4 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H 10 Ju m lah e k o r Hari ke- c ditemukan bangkai –bangkai jangkrik di dalam terarium. Grafik jumlah konsumsi pakan masing –masing terrarium selama 10 hari dapat dilihat pada Gambar 11. Perhitungan konsumsi pakan oleh katak dilakukan per terrarium karena sangat sulit untuk membedakan konsumsi pakan masing –masing individu setiap terrarium. Oleh karena itu, konsumsi pakan per individu hanya dapat dibuktikan melalui pengukuran bobot tubuh dan SVL. Keterangan : a Terrarium 1, b Terrarium 2, c Terrarium 3, d Terrarium 4, e Terrarium 5, f Terrarium 6 Gambar 11 Jumlah konsumsi jangkrik masing –masing terrarium dalam 10 hari. Katak betina adalah individu yang paling jarang mengkonsumsi pakan yang diberikan. Hal ini terlihat dari perubahan bobot tubuh yang diukur setiap 10 hari sekali. Individu jantan yang oportunis yaitu selalu memanfaatkan mangsa yang ada di sekitarnya terlihat dari peningkatan bobot tubuh dan SVL yang berubah dari pengukuran awal. Secara keseluruhan, individu R. margaritifer di terrarium memanfaatkan rata –rata 2,1 ekor jangkrik per hari Tabel 7. Tabel 7 Rata –rata jumlah konsumsi pakan R. margaritifer selama 30 hari Terrarium Jumlah konsumsi jangkrik 1 2,1 2 2,4 3 2,1 4 1,9 5 1,9 6 2,3 Rataan 2,1 Ukuran nyata tingkat keberhasilan individu dalam mengkonsumsi pakan adalah ada tidaknya kotoran feses. Feses katak yang pertama kali terlihat adalah pada terrarium 6 di hari ke-7 pasca sterilisasi. Setelah itu berturut –turut ditemukan pula feses pada terrarium lain Gambar 11. Kebanyakan feses sulit didokumentasikan karena jatuh ke air dan hancur. Gambar 12 Feses R. margaritifer dalam terrarium : a Feses R. margaritifer di terrarium 6; b Feses yang ditemukan pada daun di terrarium 4. 5.1.3.4 Perubahan bobot tubuh dan SVL Grafik pertumbuhan bobot tubuh R. margaritifer jantan selama 30 hari di dalam kandang pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 13. Pada pengukuran awal diketahui bobot tubuh individu jantan terbesar adalah 7 g dan yang terkecil adalah 3 g dengan rata –rata bobot tubuh seluruh individu jantan sebesar 4,17 g. Pengukuran kedua pada hari ke-10, terrarium 1,3, dan 4 mengalami penambahan bobot tubuh masing –masing sebesar 0,15 g, 0,1 g dan 0,1 g. Bobot individu jantan pada terrarium 2 dan 5 sebaliknya mengalami penurunan masing –masing sebesar 0,15 g dan 0,05 g. Sedangkan pada individu jantan di terrarium 6, bobot tubuhnya konstan. Gambar 13 Pertumbuhan bobot tubuh g R. margaritifer jantan. Pengukuran pada hari ke-20 dimana kondisi terrarium 2 dan 5 yang pada hari sebelumnya mengalami penurunan, membaik. Terjadi peningkatan bobot tubuh individu jantan pada terrarium tersebut masing –masing sebesar 0,3 g dan 0,25 g. Hal yang sama juga terjadi pada terrarium 4 yang terus mengalami peningkatan dari bobot awal 3,5 g menjadi 5,75 g pada pengukuran ketiga. Sebaliknya individu jantan di terrarium 1 yang awalnya mengalami peningkatan, pada hari ke-20 turun sebesar 0,05 g. Kondisi bobot tubuh yang tetap dialami oleh individu jantan di terrarium 3 dan 6. Hari ke-30 pengukuran terakhir, 4 dari total 6 terrarium mengalami peningkatan yaitu terrarium 3, 4, 5, dan 6 seperti yang terlihat pada Gambar 13. Rata –rata penambahan bobot tubuh keempat individu jantan pada terrarium tersebut adalah sebesar 0,08 g. Terrarium 1 tidak mengalami penambahan, bobot tubuh individu jantan tetap seperti pada pengukuran ketiga. Satu –satunya yang mengalami penurunan adalah terrarium 2 dimana bobot tubuh individu jantan berkurang sebesar 0,13 g. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Awal Ke-10 Ke-20 Ke-30 B o b o t tu b u h g Hari ke- Terrarium 1 Terrarium 2 Terrarium 3 Terrarium 4 Terrarium 5 Terrarium 6 Meskipun bobot tubuh individu jantan pada masing –masing terrarium mengalami fluktuasi, akan tetapi jika dilihat lebih teliti pada Gambar 12 semua terrarium mengalami peningkatan bobot tubuh. Rata –rata perubahan bobot tubuh individu jantan R. margaritifer per 10 hari selama 30 hari masa pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 8. Secara keseluruhan, R. margaritifer jantan mengalami pertambahan bobot tubuh sebesar 0,05 g per hari. Tabel 8 Rataan pertumbuhan bobot tubuh g R. margaritifer jantan selama 30 hari Hari ke- Terrarium Rataan 1 2 3 4 5 6 10 0,15 -0,15 0,1 0,1 -0,05 0,03 20 -0,05 0,3 0,13 0,25 0,1 30 -0,13 0,05 0,08 0,05 0,15 0,03 Total rataan 0,03 0,01 0,05 0,1 0,08 0,05 0,05 Ket: Minus - menunjukkan penurunan bobot tubuh Untuk individu betina, pada pengukuran bobot awal diperoleh bahwa pada terrarium 3 dan terrarium 6 memiliki bobot yang paling besar yaitu 19 g. Sedangkan bobot tubuh individu betina yang paling kecil sebesar 9 g diletakkan di terrarium 5 Gambar 14. Kondisi pertumbuhan bobot tubuh R. margaritifer betina tidak seperti pertumbuhan R. margaritifer jantan. Pengukuran pada hari ke- 10 menunjukkan bahwa semua terrarium kecuali terrarium 5, mengalami penurunan bobot. Rata –rata besarnya penurunan bobot tubuh terrarium 5 tersebut adalah sebesar 0,16 g. Sedangkan individu betina di terrarium 5 mengalami penambahan bobot tubuh sebesar 0,45 g. Gambar 14 Pertumbuhan bobot tubuh g R. margaritifer betina. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Awal Ke-10 Ke-20 Ke-30 B o b o t tu b u h g Hari ke- Terrarium 1 Terrarium 2 Terrarium 3 Terrarium 4 Terrarium 5 Terrarium 6 Pengukuran selanjutnya hari ke-20 mulai menunjukkan hasil yang baik. Terrarium 2, 5, dan 6 mengalami penambahan bobot tubuh masing –masing sebesar 0,28 g, 0,1 g, dan 0,05 g. Sebaliknya, terrarium 1 dan 3 belum menunjukkan hasil yang baik. Bobot tubuh R. margaritifer pada terrarium ini terus berkurang. Masing –masing terrarium mengalami penurunan bobot tubuh sebesar 0,08 g dan 0,1 g. Satu –satunya terrarium yang pertumbuhan bobotnya konstan adalah terrarium 4 yaitu sebesar 15 g pada hari ke-20. Pengukuran bobot tubuh terakhir pada hari ke-30 ditemukan 3 terrarium yang mengalami penurunan bobot tubuh yaitu terrarium 1, 3, dan 6. Rata –rata penurunan bobot tubuh individu betina pada terrarium tersebut sebesar 0,1 g. Sedangkan individu betina di terrarium 2, 4, dan 5 mengalami penambahan bobot tubuh dengan rata –rata sebesar 0,18 g. Secara keseluruhan terrarium 2, 4, dan 5 mengalami penambahan bobot tubuh rata –rata sebesar 0,03 g, 0,07 g, dan 0,25 g. Sebaliknya pada terrarium 1, 3, dan 6 hasil yang diperoleh minus dengan rata –rata pertumbuhan bobot tubuh masing –masing sebesar -0,12, -0,12, dan -0,07. Rata –rata perubahan bobot tubuh individu betina R. margaritifer per 10 hari selama 30 hari masa pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 9. Secara keseluruhan, R. margaritifer betina mengalami peningkatan bobot tubuh sebesar 0,02 g per hari. Individu betina yang memiliki nilai minus pada rataan bobot tubuh per hari merupakan individu yang tidak dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi habitat buatan. Tabel 9 Rataan pertumbuhan bobot tubuh g R. margaritifer betina selama 30 hari Hari ke- Terrarium Rataan 1 2 3 4 5 6 10 -0,13 -0,2 -0,2 -0,1 0,45 -0,15 -0,05 20 -0,08 0,28 -0,01 0,1 0,05 0,06 30 -0,15 0,03 -0,05 0,3 0,2 -0,1 0,04 Total rataan -0,12 0,3 -0,12 0,07 0,25 -0,07 0,02 Ket: Minus - menunjukkan penurunan bobot tubuh Beberapa R. margaritifer yang mengalami penurunan bobot tubuh juga mengalami luka di bagian moncong. Individu yang mengalami luka adalah katak betina pada terrarium 1, 2, 3, dan 6 juga katak jantan pada terrarium 6. Akan tetapi, hanya katak betina pada terrarium 1, 3, dan 6 saja yang mengalami luka sekaligus menurun bobot tubuhnya. Untuk grafik pertumbuhan SVL R. margaritifer jantan dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15 Pertumbuhan SVL mm R. margaritifer jantan. Pada grafik terlihat bahwa pertumbuhan SVL individu jantan tidak terlalu mengalami fluktuasi. Katak jantan yang memiliki SVL terbesar pada pengukuran awal adalah individu dari terrarium 6 sebesar 51,75 mm dan yang terkecil dari terrarium 3 sebesar 37,95 mm. Rata –rata pertumbuhan SVL per 10 hari dapat dilihat pada Tabel 10. Secara keseluruhan, R. margaritifer jantan mengalami pertumbuhan SVL sepanjang 0,1 mm per hari. Tabel 10 Rataan pertumbuhan SVL mm R. margaritifer jantan dalam 30 hari Hari ke- Terrarium mm Rataan 1 2 3 4 5 6 10 0,01 0,13 0,3 0,26 0,05 0,12 20 0,21 0,09 0,03 0,08 0,02 0,07 30 0,03 0,18 0,13 0,12 0,31 0,12 Total rataan 0,01 0,13 0,11 0,15 0,11 0,13 0,1 Ket: Minus - menunjukkan penurunan bobot tubuh Rata –rata penambahan SVL individu jantan di masing–masing terrarium selama 30 hari berkisar antara 0,01 –0,15 mm. Pada hari ke-30 pengukuran terakhir diperoleh bahwa individu jantan yang memiliki SVL terbesar dan terkecil juga merupakan terrarium yang sama pada awal pengukuran yaitu terrarium 6 dan 10 20 30 40 50 60 Awal Ke-10 Ke-20 Ke-30 S V L m m Hari ke- Terrarium 1 Terrarium 2 Terrarium 3 Terrarium 4 Terrarium 5 Terrarium 6 terrarium 3. Pada terrarium 6, SVL individu jantan yang diperoleh sebesar 55,50 mm dan yang terkecil adalah individu pada terrarium 3 sebesar 41,35 mm. Berbeda dengan grafik pertumbuhan SVL pada individu jantan, grafik pertumbuhan SVL individu betina lebih berfluktuasi Gambar 16. Gambar 16 Pertumbuhan SVL mm R. margaritifer betina. Pada pengukuran awal, katak betina yang memiliki SVL terbesar adalah individu pada terrarium 5 sebesar 65,05 mm dan yang terkecil pada terrarium 4 sebesar 60,50 mm. Berikut pada Tabel 11 rata –rata pertumbuhan SVL individu betina per 10 hari. Secara keseluruhan, R. margaritifer betina mengalami pertumbuhan SVL sepanjang 0,07 mm per hari. Tabel 11 Rataan pertumbuhan SVL mm R. margaritifer betina dalam 30 hari Hari ke- Terrarium mm Rataan 1 2 3 4 5 6 10 0,05 0,06 0,14 0,03 0,09 0,06 20 0,11 0,03 0,08 0,02 0,04 30 0,03 0,13 0,24 0,17 0,18 0,12 Total rataan 0,06 0,13 0,1 0,13 0,08 0,03 0,07 Ket: Minus - menunjukkan penurunan bobot tubuh Berdasarkan pengukuran SVL yang telah dilakukan selama 30 hari, individu betina yang memiliki rata –rata penambahan SVL terbesar ada pada terrarium 2 dan 4 yaitu sebesar 0,13 mmhari. Sedangkan yang terkecil merupakan individu yang berasal dari terrarium 6 hanya sebesar 0,03 mmhari. Akan tetapi 56 58 60 62 64 66 68 70 Awal Ke-10 Ke-20 Ke-30 S V L m m Hari ke- Terrarium 1 Terrarium 2 Terrarium 3 Terrarium 4 Terrarium 5 Terrarium 6 dari hasil pengukuran terakhir di hari ke-30, katak betina yang memiliki SVL terbesar adalah individu pada terrarium 3 sebesar 67,65 mm dan SVL terkecil dimiliki oleh individu pada terrarium 6 sebesar 64,25 mm. Hal tersebut berbeda dengan pengukuran awal dimana individu betina di terrarium 5 memiliki SVL terbesar dan individu di terrarium 4 memiliki SVL terkecil. Katak pada terrarium 4 menunjukkan hasil yang lebih baik dilihat dari nilai rata –rata pertumbuhan SVL individu merupakan yang terbesar. 5.1.3.5 Suhu dan kelembaban Berikut rataan suhu ruangan masing –masing terrarium yang diperoleh selama 30 hari pada Gambar 17. Gambar 17 Rata –rata suhu terrarium selama 30 hari. Terrarium 1 memiliki rataan suhu pagi, siang, dan malam paling tinggi dibandingkan terrarium lain. Sebaliknya, kadar kelembaban yang diukur merupakan yang terendah. Rata –rata nilai kelembaban di terrarium 1 berkisar antara 83 –85. Untuk rataan suhu terendah di pagi hari, terrarium 2 menempati posisi tersebut dengan rataan suhu sebesar 19,4 o C dan kelembaban 86,3. Sedangkan untuk rataan suhu terendah pada siang dan malam hari diperoleh dari terrarium 6 masing –masing sebesar 20,4 o C dan 19,6 o C dengan kelembaban 88 dan 85. Rataan suhu dan kelembaban keseluruhan terrarium selama 30 hari bisa dilihat pada Tabel 12. 18.6 19.1 19.6 20.1 20.6 1 2 3 4 5 6 S u h u o C Terrarium Pagi Siang Malam Tabel 12 Nilai suhu rata –rata dan kelembaban rata–rata seluruh terrarium selama 30 hari Suhu rata –rata o C Kelembaban rata –rata Pagi 10.00 19,5 85 Siang 14.00 20,3 86 Malam 20.00 19,6 84 Pengukuran suhu tubuh yang dilakukan pada katak jantan dan betina dapat dilihat perbandingannya pada Gambar 18. Pada pagi hari, rata –rata suhu individu jantan dan betina hampir sama yaitu sekitar 18 o C. Gambar 18 Rataan suhu tubuh R. margaritifer : a Rataan suhu tubuh R. margaritifer jantan; b Rataan suhu tubuh R. margaritifer betina selama 30 hari. Perbedaan terlihat pada siang dan malam hari. Siang hari, rata –rata suhu tubuh katak betina lebih tinggi daripada katak jantan yaitu sebesar 19,6 ˚C sedangkan rata –rata suhu tubuh katak betina 18,8˚C. Keadaan sebaliknya terjadi pada malam hari, rata –rata suhu tubuh katak jantan lebih tinggu yaitu sebesar 19,6 ˚C sedangkan katak betina hanya sebesar 18,8˚C. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh data bahwa suhu tubuh katak selama berada dalam kandang pemeliharaan berkisar antara 18 –20,5 o C. Sedangkan suhu terrarium berkisar antara 18,5 –21 o C dengan kelembaban 73 – 91. Selain itu, diukur pula suhu lokasi pengumpulan individu Rhacophorus margaritifer di Curug Jaksa dan Rumah Dua Tabel 13. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar kelembaban di kedua lokasi ini antara 82 –91. 17.5 18 18.5 19 19.5 20 1 2 3 4 5 6 Su hu ˚ C Terrarium Pagi Siang Malam b 17 17.5 18 18.5 19 19.5 20 1 2 3 4 5 6 Su hu ˚C Terrarium Pagi Siang Malam a Tabel 13 Kisaran suhu dan kondisi cuaca di lokasi pengumpulan R. margaritifer Hari ke- Cuaca Curug Jaksa Rumah Dua Siang Malam Siang Malam Dry Wet Dry Wet Dry Wet Dry Wet 1 Mendung 21,75 20 21,5 20 21,5 20,5 21 20 2 Mendung 21 19,75 21 19,5 21,25 19,5 21 20,5 3 Gerimis 20,75 20,5 20,5 20 20,5 20 21 20 4 Cerah 21,5 20,5 21 20 22 20 21,5 19,5 5 Cerah 22 21,5 21,5 21 21,5 20,5 21 20 5.2 Pembahasan 5.2.1 Pemeliharaan

R. margaritifer pra sterilisasi

Tahapan awal dalam penangkaran adalah pengumpulan individu R. margaritifer dari habitat alaminya lalu dipindahkan ke kandang pemeliharaan sementara. Selama proses pengumpulan dan pemindahan, katak harus dalam kondisi nyaman sehingga terbebas dari stres. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Poole dan Grow 2012 dimana proses transportasi individu dari habitat alami ke dalam kandang harus dilakukan dengan hati –hati agar individu tidak mengalami stres ataupun luka. Oleh karena itu, kandang yang digunakan juga harus memiliki ukuran yang cukup agar individu merasa nyaman. Saat dipindahkan ke kandang pemeliharaan sementara, beberapa individu aktif bergerak dan ada pula yang diam. Individu dipindahkan sekitar pukul 22.30 – 23.00 dimana sudah masuk waktu tidak aktif R. margaritifer sehingga wajar jika ditemukan beberapa individu yang tidak melakukan aktivitas lagi. Individu yang aktif bergerak melompat ke atas diduga dilakukan untuk mencoba keluar dari kandang. Kondisi suhu dan kelembaban yang sama antara kandang pemeliharaan sementara dengan habitat alami R. margaritifer menyebabkan perilaku katak ini tidak jauh berbeda. Individu yang ditangkap langsung disterilisasi keesokan harinya agar individu tidak mengalami stres karena kondisi kandang pemeliharaan yang sempit yang digunakan untuk beberapa katak sekaligus dalam 1 kandang. Waktu pemeliharaan katak yang hanya sementara di kandang pemeliharaan sementara tidak berdampak buruk terhadap kondisi katak selama dan setelah sterilisasi.