Latar Belakang Adaptasi dan perilaku katak pohon jawa (Rhacophorus margaritifer Schlegel 1837) di penangkaran Taman Safari Indonesia I Cisarua, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rhacophorus margaritifer merupakan salah satu jenis amfibi dari famili Rhacophoridae yang hidup di hutan pegunungan primer. Katak yang merupakan salah satu spesies endemik pulau Jawa ini berdasarkan IUCN Red List ver 2011.2 termasuk kategori Least Concern, dimana tingkat populasinya dianggap cukup tinggi sehingga tidak masuk dalam kategori terancam. Mengingat jenis ini merupakan jenis yang hanya dijumpai di hutan dan endemik Jawa yang berarti hanya bisa ditemukan di pulau Jawa, salah satu pulau terpadat di Indonesia maka keberadaan populasi R. margaritifer rentan terhadap aktivitas manusia. Hal lain yang dapat mengancam keberadaan R. margaritifer adalah keberadaan jamur Batrachochytrium dendrobatidis Bd Kusrini et al. 2008. Penelitian Kusrini et al. 2008 mencatat adanya infeksi Bd pada R. margaritifer di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jamur Bd menyebabkan penyakit Chytridiomycosis, penyakit yang mengakibatkan penurunan dan kepunahan amfibi secara global Skerratt et al. 2007. Di beberapa negara, kegiatan konservasi dalam bentuk penangkaran amfibi telah banyak dijumpai. Tidak hanya sebatas penangkaran, program pelepasliaran kembali juga dilakukan untuk mengatasi rendahnya populasi jenis-jenis yang terancam di alam. Richard et al. 2008 melaporkan bahwa sebanyak 110 spesies amfibi di dunia berada dalam program penangkaran dan pelepasliaran kembali. Aksi konservasi ek-situ terhadap amfibi belum pernah dilakukan di Indonesia. Pada awal tahun 2012, TSI bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan IPB merencanakan kegiatan uji coba penangkaran beberapa jenis katak endemik, diantaranya jenis R. margaritifer. Taman Safari Indonesia I TSI adalah salah satu kawasan konservasi ex-situ yang berlokasi di Kecamatan Cisarua –Bogor. Individu R. margaritifer yang akan digunakan dalam uji coba penangkaran akan diambil dari sekitar kawasan TSI yang merupakan kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan keberadaan Bd di kawasan Cibodas, TNGGP maka diasumsikan bahwa semua individu R.margaritifer terkena jamur Bd dan perlu perlakuan sterilisasi untuk menghilangkan jamur tersebut. Berdasarkan data dan informasi yang ada dapat dinyatakan bahwa pengembangan penangkaran katak ini belum tersedia, sehingga upaya penangkaran katak ini menjadi penting. Tahap awal dari pengembangan penangkaran adalah proses adaptasi satwa di dalam kandang penangkaran sebagai habitat barunya. Keberhasilan proses adaptasi akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses penangkaran selanjutnya. Oleh karena itu, informasi tentang perilaku adaptasi katak dalam penangkaran penting untuk diketahui. Untuk mendukung langkah awal TSI dalam upaya konservasi ek-situ R. margaritifer maka dilakukan penelitian untuk menganalisis adaptasi R. margaritifer dalam penangkaran.

1.2 Tujuan