Mencit Mus musculus Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan bahan

Bee bread juga baik dikonsumsi mereka yang mengalami masalah pada saluran pencernaan Suranto 2004. Madu juga mempunyai khasiat menstabilkan tekanan darah, sumber energi instan, dan kandungan glukosanya aman untuk penderita diabetes melitus, karena di dalam madu terdapat asetilkolin yang merupakan zat perangsang reseptor yang dapat melancarkan metabolisme seperti memperlancar peredaran darah, dan menurunkan tekanan darah Suranto 2004.

2.3 Mencit Mus musculus

Mencit Mus musculus merupakan hewan percobaan yang berkembang biak dengan sangat cepat dan sangat mudah dipelihara. Sistem pemeliharaannya tidak membutuhkan banyak tempat dan biaya. Variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomis terkarateristik dengan baik. Hewan ini paling kecil diantara jenisnya dan memiliki galur mencit berwarna putih. Mencit hidup dalam daerah yang cukup luas penyebarannya mulai dari daerah beriklim dingin, sedang, maupun panas dan terus menerus di dalam kandang atau secara bebas sebagai hewan liar Malole dan Pramono 1989. Menurut Besselsen 2004 taksonomi mencit adalah: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Subkelas : Theria Ordo : Rodensia Subordo : Sciurognathi Famili : Muridae Subfamili : Murinae Genus : Mus Species : Mus musculus Mencit merupakan salah satu hewan laboratorim atau hewan percobaan Malole dan Pramono 1989. Mencit merupakan dasar dari rekayasa genetik pada hewan, karena sebagian besar gen mencit melakukan fungsi yang sama pada mencit seperti gen manusia berfungsi pada manusia, maka mencit dipandang sebagai hewan ideal untuk studi perkembangan dan penyakit manusia Brookes 1999. Mencit dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Mencit Mus musculus sumber: www.pets.dinomarket.com

2.4 Hati

Hati merupakan organ yang sama seperti organ-organ yang lain yang mengalami fase petumbuhan dan perkembangan. Selama proses embriogenesis dan setelah kelahiran sampai kematangan, proses proliferasi yang diikuti proses diferensiasi. Umumnya pada awal kelahiran pada manusia fungsional sel hati belum matang, sedangkan rodensia dan anjing telah memiliki fungsi hati yang telah matang saat lahir William dan Iatropoulos 2002. Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak dibawah os costae. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatika Sloane 1994. Hati mencit Mus musculus memiliki empat lobus utama yang saling berhubungan satu sama lain dan dapat tampak keseluruhannya pada bagian doersal organ ini. Keempat lobus tersebut dapat dibedakan yakni, sebuah lobus median, dua lobus lateral kanan dan kiri, dan satu lobus caudal, yang terbagi setengah dibagian dorsal dan setengah lainnya dibagian ventral Covelli 1972. Pada bagian profundus permukaan hepar terdapat pembuluh darah masuk vena porta dan arteri hepatika dan duktus hepatikus kiri dan kanan yang keluar dari organ ini didaerah yang disebut portal hepatis Junqueira et al 1995. Menurut penelitian Pratiwi 2010 berat hati mencit normal dewasa berkisar antara 1,2-1,6 gram. Histologi hati dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 6 Histologi Hati sumber: Bowen 2012. Fungsi dasar hati diantaranya adalah fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah, fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistem metabolisme tubuh seperti menyimpan lemak, glikogen, albumin, sintesis protein plasma darah, detoksifikasi zat-zat toksik, merombak eritrosit yang rusak, mengeliminasi asam amino, menyimpan vitamin A dan B. Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu sebagai kelenjar eksokrin yang mengalir melalui saluran empedu menuju ke saluran pencernaan Guyton dan Hall 1996. Menurut Pearce 1994, hati juga mempengaruhi komponen normal darah, yaitu a hati juga membentuk sel darah merah pada masa fetus, b hati sebagian berperan dalam penghancuran sel darah merah, c menyimpan hematin yang diperlukan untuk penyempurnaan sel darah merah baru, d membuat sebagian besar protein plasma, e membersihkan bilirubin dari darah, f menghasilkan protrombin dan fibrinogen yang perlu untuk penggumpalan darah. Hati juga berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat. Hati melakukan fungsi spesifik seperti: 1 menyimpan glikogen, 2 mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi galaktosa, 3 glukoneogenesis, dan 4 membentuk banyak senyawa kimia penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat Guyton dan Hall 1996. Hati penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal. Misalnya, penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan Hepatosit glukosa dari darah, menyimpannya, dan kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi glukosa darah mulai turun terlalu rendah. Fungsi ini disebut fungsi penyangga glukosa dari hati Guyton dan Hall 1996.

2.4.1 Toksikologi Hati

Hepatosit mempunyai kemampuan regenerasi yang sangat baik, walaupun hepatosit tersebut merupakan sel stabil dan membelah dengan lambat. Namun demikian kerusakan hepatosit tidak bersifat reversibel apabila mengalami kerusakan yang berat. Kondisi-kondisi yang mengakibatkan kerusakan hepatosit ringan bersifat reversibel, sedangkan kerusakan hati yang berat bersifat irreversibel. Pada tahap akhir, banyaknya degenerasi hepatosit merangsang terjadinya proses sirosis hepatis Underwood 1994. Hepatosit yang terpapar zat toksin mengalami perubahan perlemakan Fatty liver, dengan radang yang minimal, granula glikogen pada membran sel, dan pembesaran sel kuffer. Perubahan ultrastruktural adalah mitokondria besar dan padat dengan perubahan retikulum endoplasmik halus Arvin 1996. Zat toksik juga dapat menyebabkan hepatosit mengalami fatty liver. Pada fatty liver secara mikroskopis tampak jaringan hati sudah tidak teratur, vakuola-vakuola lemak besar dan kecil dalam sitoplasma sel hati, inti sel hati terdesak ke tepi. Tampak pula stroma jaringan ikat yang menebal atau fibrosis pada daerah saluran portal kedalam lobulus hati yang membentuk pseudo lobuli atau lobus palsu Sudiono et al. 2001. Hati mamalia menerima darah dari saluran pencernaan melalui vena portal dan sekitar 30 dari sirkulasi darah pada arteri William dan Iatropoulos 2002 . Hati mengatur beberapa fungsi metabolisme penting dan kerusakan hati terkait dengan distorsi fungsi metabolisme. Dengan demikian, penyakit hati tetap menjadi masalah kesehatan yang serius. Meskipun kemajuan besar kedokteran modern, tidak memiliki banyak obat untuk pengobatan penyakit hati. Dewasa ini beberapa obat ada yang direkomendasikan dalam sistem pengobatan tradisional India untuk pengobatan penyakit hati. Beberapa ilmuwan meneliti dan menerapkan untuk memberikan bahan hepatoprotektif seperti pemberian Bayam Berduri Amaranthus spinosus Zeashan et al. 2008.

2.5 Ginjal

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin atau air seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Ginjal juga berfungsi mengontrol volume dan komposisi cairan tubuh. Ginjal adalah organ berpasangan berbentuk kacang yang terletak di dinding abdomen posterior dorsal. Ginjal sebelah kanan terletak lebih kranial bila dibandingkan dengan ginjal kiri. Ukuran ginjal kanan lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan ginjal kiri. Berat ginjal kanan sekitar 210 mg, sedangkan ginjal kiri sekitar 200 mg Covelli 1972. Setiap ginjal dilingkupi kapsula tipis dari jaringan fibrous yang rapat membungkusnya, dan membentuk pembungkus yang halus Pearce 1994. Ginjal masing-masing terdiri dari kurang lebih satu juta nefron. Setiap nefron memiliki sebuah glomerulus yang terletak utama di korteks ginjal dan hasil penyaringannya akan menuju tubulus ginjal. Beberapa zat asing akan memberi dampak kerusakan pada tubulus proksimal ginjal, nefron merupakan bagian dengan sensitivitas yang lebih besar untuk efek nefrotoksik Cristofori et al. 2007. Gambaran nefron pada ginjal dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 7 Nefron pada ginjal sumber: bp.blogspot.com. Tubulus ginjal terdiri dari tubulus proksimal, tubulus distal, serta lengkung Henle dimana terjadi reabsorbsi air, elektrolit, dan zat zat penting yang terlarut lainnya. Tubulus proksimal berisi endositosis aktif atau aparatur lisosom, sehingga menunjukkan lokasi kerusakan yang berhubungan dengan kelebihan lisosomal, serta protein beracun Cristofori et al. 2007. Morfologi tubulus dan glomerulus pada ginjal dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Histologi tubulus dan glomerulus ginjal dengan pewarnaan HE sumber: i27.photobucket.com .

2.5.1 Toksikologi Ginjal

Ginjal memiliki kesamaan seperti hati apabila mengalami kerusakan, karena ginjal memiliki sel epitel yang dapat beregenerasi, tetapi tidak dapat kembali dengan sempurna seperti normal. Kerusakan epitel tubulus akibat iskhemia atau terpapar toksin dapat menimbulkan gagal ginjal klinis. Tetapi pada umumnya sangat banyak sel-sel epitel yang masih hidup dan dapat membentuk tubulus lagi sehingga fungsi ginjal normal kembali. Radang atau infeksi lain yang merusak glomerulus cenderung menetap atau mengakibatkan jaringan parut pada glomerulus sehingga kemampuan filtrasinya hilang. Demikian pula radang pada interstitial mempermudah timbulnya fibrosis sehingga mengganggu proses reabsorbsi dari tubulus kedalam sirkulasi darah Underwood 1994. Degenerasi hydropis merupakan gangguan membran sel sehingga banyak cairan masuk ke dalam sitoplasma, menimbulkan vakuola-vakuola kecil sampai besar, yang mengalami kerusakan sebenarnya adalah bagian mitokondria sel Sudiono et al. 2001. Secara farmakokinetik, obat yang masuk kedalam tubuh akan mengalami absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Ginjal merupakan organ ekskresi utama yang sangat penting untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, termasuk zat-zat toksik yang tidak sengaja masuk ke dalam tubuh Katzung 1989; Ganiswara 1995; Guyton dan Hall 1996. Berbagai senyawa kimia yang terkandung di dalam jintan hitam dapat berinteraksi di dalam tubuh dan menghasilkan metabolit yang bisa mempengaruhi struktur ginjal sebagai organ ekskresi utama. Gangguan struktur ini dapat dilihat dari perubahan sel epitel tubulus proksimal Robbins dan Cotran 2005; Underwood 1994. Penggunaan antibiotik juga sangat berpengaruh terhadap kerusakan ginjal, karena antibiotik yang diekskresikan melalui ginjal akan mengalami akumulasi di dalam tubuh. Antibiotik pada umumnya bersifat toksik, tetapi sifat ini relatif. Efek toksik dapat ditimbulkan oleh semua jenis antibiotik. Golongan aminoglikosida streptomisin dan kanamisin dan golongan penisilin amoksilin dan ampicilin dieliminasi dari tubuh terutama dengan ekskresi ginjal Ganiswara 1994. BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Agustus 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di Fasilitas Kandang Hewan Percobaan Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi KRP, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan sediaan histopatologi bertempat di Laboratorium Histopatologi Bagian Patologi, Departemen KRP, FKH-IPB.

3.2 Alat dan bahan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat pemeliharaan mencit, berupa 16 boks plastik yang dimodifikasi sebagai kandang, timbangan digital, sonde lambung, dispenser dan spuit. 2. Alat nekropsi seperti jarum pentul, styrofoam, skalpel, gunting, pinset dan wadah sampel organ pot plastik. 3. Alat dalam pembuatan sediaan histopatologi, seperti tissue basket, gelas objek, cover glass, spidol, label, tissue cassette, Sakura ® automatic tissue processor, Sakura ® Paraffin Embedding Console , inkubator dan mikrotom Spencer ® 4. Mikroskop cahaya Olympus . ® BH-1 dan digital electronic eyepiece ® 5. Perangkat lunak Image J camera beserta satu set komputer untuk pengambilan gambar jaringan. ® untuk Microsoft ® Windows ® Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: . 1. Mencit berumur 4 minggu sebanyak 72 ekor yang terdiri dari 36 ekor mencit jantan dan 36 ekor mencit betina. Boks plastik modifikasi Gambar 9 sebagai kandang. 2. Obat-obatan yang digunakan pada masa adaptasi, seperti anthelmintik Albendazole 5, antibiotik Clavamox ® , dan antiprotozoa Flagyl ® . 3. Minyak jintan hitam atau habbatussauda, kombinasi minyak jintan hitam atau habbatussauda dengan madu komersil siap pakai mengandung rasio 1 bagian ekstrak minyak jintan hitam dan 20 bagian madu. 4. Kebutuhan mencit 5. Kebutuhan nekropsi dan pembuatan sediaan histopatologi, seperti tisu, buffered neutral formalin BNF 10, xylol, alkohol absolut, alkohol 95, alkohol 80, alkohol 70, parafin, Mayer’s Hematoksilin, lithium karbonat, Eosin, larutan albumin, dan air hangat dengan suhu 45 seperti air minum, pakan, kain sebagai alas kandang. °

3.3 Metode Penelitian