Kondisi Masyarakat Setelah Adanya Pengembangan Kegiatan Wisata Bahari Di Pulau Pramuka

masyarakat sebagai pegawai pemerintahan seperti guru dan pegawai pemerintah daerah. Pengeluaran masyarakat tidak terlibat kegiatan wisata bahari di Pulau Pramuka pada kondisi sebelum berkembangnya kegiatan wisata merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Berikut merupakan pengeluaran masyarakat tidak terlibat kegiatan wisata tabel 13 Tabel 13 Pengeluaran masyarakat tidak terlibat kegiatan wisata No Pengeluaran Bulan Sebelum kegiatan wisata Tahun 2002 Jumlah Presentase 1 Rp.250.000 – Rp.500.000 10 33,3 2 Rp.500.001 – Rp.750.000 15 50 3 Rp.750.001 – Rp.1.000.000 5 16,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel diatas, masyarakat yang tidak terlibat kegiatan wisata bahari memilki tingkat pengeluaran yang berbeda-beda. Untuk pengeluaran yang berkisar antar Rp.250.000 – Rp.500.000 sebanyak 10 orang, Rp.500.001 - Rp.750.000 sebanyak 15 orang dan pengeluaran Rp.750.001 – Rp.1.000.000 sebanyak 5 orang. Pengeluaran masyarakat tidak terlibat kegiatan wisata di Pulau Pramuka adalah berupa pengeluaran sehari-hari yakni pengeluaran untuk keluarga, biaya perawatan kapal bagi nelayan juga biaya membeli peralatan untuk keperluan mencari ikan serta biaya keperluan sehari-hari lainnya.

5.3 Kondisi Masyarakat Setelah Adanya Pengembangan Kegiatan Wisata Bahari Di Pulau Pramuka

Kegiatan wisata bahari di Pulau Pramuka dikembangkan dan dibangun secara inovatif sejak tahun 2003, melalui pembangunan atraksi-atraksi wisata berupa atraksi pendidikan lingkungan mangrove, penyu, elang bondol, budidaya terumbu karang dan pendidikan sertifikasi ikan hias, pendidikan diving dan snorkeling. Pada tahun 2007 dimulai penyusunan paket-paket wisata serta melakukan promosi terus menerus melalui media cetak dan media elektronik hingga akhirnya berdampak pada peningkatan tajam jumlah kunjungan wistawan ke Pulau Pramuka sejak tahun 2007. Pulau Seribu semakin populer di kalangan wisatawan sebagai salah satu destinasi wisata bahari yang menjadi pilihan 1000 2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah masyarakat Tahun kunjungan bagi pencari tempat rekreasi. Pengembangan dan pengelolaan wisata di Pulau Pramuka yang semakin efektif memiliki dampak ekonomi bagi perekonomian masyarakat lokal setempat. Masyarakat secara tidak langsung terdorong untuk ikut berkontribusi dalam aktivitas wisata dan memperoleh manfaat dari keberadaan wisata ini yaitu meningkatnya lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat. Kondisi ekonomi masyarakat seiring dengan perkembangan wisata mengalami perubahan yang signifikan, hal itu terlihat dengan bertambahnya usaha atau kegiatan mata pencaharian masyarakat. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik lokal, regional maupun lingkup nasional memiliki dua alasan utama. Alasan pertama selalu berkaitan dengan kepentingan ekonomi daerah, pembukaanlapangan kerja, dan pembangunan infrastruktur. Kedua untuk pelestarian dan pengembangan obyek wisata Yoeti 1997. Seiring dengan berkembangnya kegiatan wisata, jumlah masyarakat sekitar kawasan wisata Pulau Pramuka mengalami peningkatan jumlah penduduk. Berikut merupakan jumlah masyarakat Pulau Pramuka setelah adanya pengembangan kegiatan wisata. Gambar 14 Tingkat pertumbuhan masyarakat Pulau Pramuka. Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Panggang 2010. Jumlah masyarakat Pulau Pramuka setelah berkembangnya kegiatan wisata bahari pada tahun 2002 sebesar 1.136 jiwa, pada tahun 2003 sebesar 1.154 jiwa, 2004 sebesar 1.159 jiwa, pada tahun 2005 sebesar 1.170 jiwa, pada tahun 2006 sebesar 1.283 jiwa, pada tahun 2007 sebesar 1.320 jiwa, pada tahun 2008 sebesar 1.468, pada tahun 2009 sebesar 1.589 dan pada tahun 2010 sebesar 1.689. 28 2 7 4 2 1 8 1 33 3 1 3 2 5 Nelayan TNIPOLRI PNS Pensiunan Warung kelontong Warung nasi Jasa dan akomodasi Karyawan swasta Budidaya perikanan Home industri Perbengkelan Koperasi Industri Kerajinan lain-lain Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak terkait dan masyarakat sekitar, kegiatan wisata bahari di Pulau pramuka di mulai setelah tahun 2002. Sebelum tahun 2002, kondisi Pulau Pramuka sepi pengunjung. Pengunjung yang datang merupakan para akademisi dan para peneliti. Namun setelah tahun 2007, pengunjung yang datang mengalami peningkatan dan perkembangan kegiatan wisata bahari berkembang pesat. Pembangunan sarana prasarana pun dilakukan. Unit-unit usaha banyak yang bermunculan seperti homestay, penjual souvenir, penyewaan alat dan warung makan. Begitu juga dengan mata pencaharian masyarakat. Kegiatan wisata di Pulau Pramuka, sering dikunjungi pada akhir pekan dan hari libur nasional. Unit usaha yang terdapat di kawasan Pulau Pramuka bisa dijumpai pada sabtu-minggu dan libur nasioanal. Sedangkan untuk penyewaan tempat penginapan homestay buka setiap hari.

5.3.1 Jenis mata pencaharian masyarakat

Masyarakat Pulau Pramuka memiliki tingkat mata pencaharian yang bermacam-macam. Berikut merupakan diagram presentase mata pencaharian masyarakat setelah berkembangnya wisata bahari. Gambar 15 Diagram mata pencaharian masyarakat. Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Panggang 2010. 1 34 47 8 6 4 Presentase Unit Usaha Budidaya Rumput laut Bandeng Kerapu Transplantasi karang Ikan hias Karang hias Masyarakat lokal di Pulau Pramuka 28 sebagai nelayan, TNIPOLRI sebesar 2, PNS 7, pensiunan 4, warung kelontong 2, warung nasi 1, jasa dan akomodasi 8, karyawan swasta 1, budidaya perikanan 33, home industry 3, perbengkelan 1, koperasi 3, industry kerajinan 2 dan lain-lain 5. Walaupun kegiatan wisata sudah berkembang, profesi masyarakat sebagai nelayan masih cukup tinggi. Hal ini dikarenakan wilayah Pulau Pramuka yang keberadaannya dikelilingi oleh laut sehingga masyarakat masih tergantung oleh sumberdaya laut. Gambar 16 Diagram Persentase Jumlah Unit Usaha Budidaya. Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Panggang 2010. Berdasarkan diagram diatas terdapat jenis usaha lain yang terdapat di Pulau Pramuka. Masyarakat sekitar yang terdapat di lokasi wisata memiliki kegiatan ekonomi berupa budidaya diantaranya sebanyak 47 memiliki usaha sebagai budidaya ikan kerapau, 34 budidaya bandeng, 8 memiliki budidaya transplantasi karang, 6 memiliki usaha budidaya ikan hias, 4 memiliki usaha budidaya karang hias, 1 memiliki usaha budidaya rumput laut. Keberadaan kawasan wisata Pulau Pramuka yang melibatkan masyarakat lokal dalam setiap kegiatan pengelolaan wisata merupakan salah satu cara dalam meingkatkan partisipasi masyarakat sekitar kawasan wisata dalam sektor ekonomi. Kawasan Pulau Pramuka yang mengalami jumlah wisatawan yang semakin meningkat, secara tidak langsung berdampak terhadap masyarakat yang ingin membuka usaha. Pemilik unit usaha yang terdapat di sekitar kawasan wisata bahari Pulau Pramuka sebagian besar merupakan penduduk asli desa setempat. Dibawah ini merupakan presentase dari unit usaha yang terdapat di Pulau Pramuka setalah adanya kegiatan wisata bahari. 9 1 3 12 13 3 9 2 48 Rumah makan Pedagang kaki lima Pedagang mainan anak Jasa transportasi laut Jasa penginapan Penyewaan alat Pemandu wisata Home industri Warung kelontong Gambar 17 Diagram Persentase Jumlah Unit Usaha. Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Panggang 2010 Jenis usaha masyarakat sekitar yang terdapat di lokasi wisata, diantaranya sebanyak 9 memiliki usaha rumah makan, 1 memiliki usaha sebagai pedagang kaki lima, 3 sebagai penjual mainan anak, 12 memiliki usaha jasa transportasi laut, 13 memiliki usaha jasa penginapan, 3 memiliki usaha sebagai penyewaan alat, 9 sebagai pemandu wisata, 2 memiliki usaha home industri makanan dan 48 memiliki warung kelontong. Pemilik unit usaha di pulau Pramuka sebagian besar memulai usahanya sejak 3-5 tahun yang lalu.

5.3.2 Tingkat pendapatan dan pengeluaran pemilik unit usaha

Kegiatan wisata bahari merupakan aktifitas yang memerlukan tempat dan peralatan yang memadai serta pengetahuan yang cukup tentang suatu kawasan tersebut. Masyarakat memiliki keterlibatan dalam menunjang kegiatan wisata bahari terhadap wisatawan mancanegara dan domestik dalam penyediaan makanan dan minuman, tempat tinggal homestay, pemandu guide, sarana dan prasarana transportasi, penyediaan peralatan wisata bahari, hiburan, dan kegiatan- kegiatan lainnya. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan wisata bahari memberikan tambahan pendapatan masyarakat secara memadai. Tabel 14 Perbandingan pendapatan dan pengeluaran pemilik unit usaha jasa transportasi laut setelah adanya pengembangan wisata bahari No Nama kapal Pendapatan Bulan Pengeluaran Bulan Selisih Bulan 1 Bintang Alam I Rp 82.200.000 Rp 47.500.000 Rp 34.700.000 2 Radja Rp 79.800.000 Rp.45.500.000 Rp 34.300.000 3 Bintang Alam II Rp 90.300.000 Rp 46.500.000 Rp 43.800.000 4 KM. Elang Jaya Rp 96.000.000 Rp 47.250.000 Rp 48.750.000 5 Bahtera Rp 78.600.000 Rp 47.000.000 Rp 31.600.000 6 Sinar Laut Rp 70.800.000 Rp 45.250.000 Rp 25.550.000 Pendapatan pemilik unit usaha jasa transportasi mengalami peningkatan akibat adanya kegiatan wisata bahari. Untuk hari biasa pengunjung rata-rata yang menggunakan jasa transportasi kapal laut sekitar 70 orang sedangkan untuk hari liburweekend rata-rata pengunjung yang sekitar 150-200 orang dalam 1 kapal. Pengeluaran pemilik kapal sendiri terdiri dari pengeluaran untuk bahan bakar, tenaga kerja, perawatan dan lain-lain. Selain unit usaha jasa transportasi laut, dibawah ini merupakan pendapatan dan pengeluaran unit usaha warung makan. Tabel 15 Pendapatan dan pengeluaran pemilik unit usaha jasa warung makan setelah adanya pengembangan wisata bahari No Nama restoranwarung Pendapatan Bulan Pengeluaran Bulan Selisih Bulan 1 Murdia Rp 7.500.000 Rp 6.000.000 Rp 1.500.000 2 Lucia Rp 9.500.000 Rp5.500.000 Rp 4.000.000 3 2 Flower Rp 8.500.000 Rp 4.000.000 Rp 4.500.000 4 Paryo Rp 8.000.000 Rp 3.000.000 Rp 5.000.000 5 Ramsung Rp 6.000.000 Rp 3.500.000 Rp 2.500.000 6 Hamida Rp 10.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Selain unit usaha jasa trasnportasi kapal, pemilik warung makan yang terdapat di Pulau Pramuka mengalami peningkatan pendapatan juga. Hampir setiap hari warung yang terdapat di Pulau Pramuka ini tidak pernah sepi. Berdasarkan penelitian, rata-rata pengunjung yang makan di tempat tersebut lebih besar ketika hari liburweekend yakni sekitar 15-20 orang per hari. Menu makan yang ditawarkan pun cukup bervariasi dengan harga yang cukup mahal. Hal ini dikarenakan untuk membeli bahan baku makanan, pemilik harus keluar Pulau Pramuka. Keberadaan warung makan ini sangat bermanfaat bagi pengunjung yang menginap di homestay, karena kebanyakan pengunjung yang datang lebih suka memesan makan dalam jumlah banyak dan dibawa ke tempat penginapan mereka. Warung makan yang terdapat di Pulau pramuka bervariasi, ada warung makan padang, warung nasi dengan sistem prasmanan, warung makan tegal. Homestay yang terdapat di PulauPramuka sekitar ± 30 unit dengan kelas yang berbeda-beda. Hampir setiap weekend atau hari libur homestay yang terdapat di Pulau Pramuka terisi oleh para wisatawan, baik domestik dan mancanegara. Kedatangan para wisatawan ini sangat berpengaruh terhadap pemasukan pemilik unit usaha ini. Dibawah ini merupakan pendapatan dan pengeluaran pemilik unit usaha homestay Tabel 16 Tabel 16 Pendapatan dan pengeluaran pemilik unit usaha jasa homestay setelah adanya pengembangan wisata bahari No Homestay Pendapatan Bulan Pengeluaran Bulan Selisih Bulan 1 Kelas atas Rp 37.800.000 Rp 5.600.000 Rp 32.200.000 2 Kelas atas Rp 39.200.000 Rp6.400.000 Rp 32.800.000 3 Kelas atas Rp 29.400.000 Rp 7.100.000 Rp 22.300.000 4 Kelas menegah Rp 38.000.000 Rp 5.500.000 Rp 32.500.00 5 Kelas menegah Rp 34.200.000 Rp 6.000.000 Rp 28.200.000 6 Kelas menegah Rp 47.500.000 Rp 5.500.000 Rp 42.500.000 7 Kelas bawah Rp 9.200.000 Rp 4.900.000 Rp 4.300.000 8 Kelas bawah Rp 7.600.000 Rp 4.400.000 Rp 3.200.000 9 Kelas bawah Rp 13.600.000 Rp 6.400.000 Rp 7.200.000 10 Kelas bawah Rp 9.200.000 Rp 5.400.000 Rp 3.800.000 Dari sebanyak ± 30 unit homestay yang terdapat di Pulau Pramuka, diambil sampel sebanyak 10 pemilik homestay untuk dilakukan wawancara. 10 homestay ini terdiri dari homestay dengan kelas yang berbeda-beda yakni kelas bawah, sedang dan kelas atas. Homestay dengan tipe kelas bawah merupakan tempat penginapan dengan fasilitas seperti rumah tinggal warga yang disewakan hanya pada hari libur saja, menyatu dengan pemilik rumah dan harganya per kamar adalah Rp.150.000 – Rp. 200.000 per malam. Tipe homestay kelas sedang merupakan tempat tinggal dengan kapasitas banyak kamar dalam 1 pondokan, tidak menyatu dengan pemilik, terdapat AC, kulkas, listrik 24 jam dan harga per kamar adalah Rp.250.000 – Rp. 300.000 per malam. Sedangkan untuk homestay kelas atas adalah tempat penginapan dengan bentuk pondokan bertingkat denga kapasitas 5 kamar dalam 1 pondokan,memiliki AC, kulkas, listrik 24 jam dan terdapat halaman yang luas untuk kegiatan bersantai keluaga serta memiliki harga per kamar Rp.350.000 – Rp.400.000 per malam. Unit usaha lain yang terdapat di Pulau Pramuka adalah penjual oleh- olehsouvenir. Barang yang ditawarkan oleh pemilik souvenir ini bermacam- macam. Kerajinan tangan hasil dari olahan masyarakat sekitar yang berasal dari berbagai bahan baku ini sangat bermanfaat dan menghasilkan sejumlah uang bagi pemilik unit usaha souvenir. Berikut merupakan pendapatan dan penegluaran pemilik unit usaha souvenir di Pulau Pramuka. Tabel 17 Pendapatan dan pengeluaran pemilik unit usaha souvenir setelah adanya pengembangan wisata bahari No Souvenir Pendapatan Bulan Pengeluaran Bulan Selisih Bulan 1 Elang Rp 3.500.000 Rp 2.500.000 Rp 1.000.000 2 Anggara Rp 5.000.000 Rp 3.500.000 Rp 1.500.000 3 Vira nemo dive Rp 2.500.000 Rp 1.500.000 Rp1.000.000 4 Spkp Rp 4.000.000 Rp 3.000.000 Rp 1.000.000 Berdasarkan keterangan diatas, pendapatan pemilik unit usaha souvenir berkisar antara Rp.2.500.000 – Rp.5.000.000 per bulan. Pendapatan yang diperoleh merupakan hasil dari menjual barang-barang berupa pernak-pernik, kaos, tas, celana dan gantungan kunci. Harga barang yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp.60.000 – Rp.100.000. Toko souvenir ini biasa dikunjungi oleh wisatawan ketika hari libur tiba. Pengunjung rata-rata sering membeli gantungan kunci dan kaos bermotif Kepulauan Seribu. Pulau Pramuka tersedia unit usaha penyewaan alat untuk menikmati keindahan bawah laut. Terdapat 4 unit yang terdapat di Pulau Pramuka yang memberikan jasa untuk menyewakan alat diving dan snorkeling. Umumnya para wisatawan hanya ingin menikmati keindahan panorama bawah laut dengan menggunakan alat snorkel dibandingkan dengan alat diving. Harga yang ditwarkan untuk menyewa alat snorkel lebih murah dan untuk menggunakan alat diving diharuskan mempunyai surat untuk melakukan penyelaman. Berikut merupakan pendapatan dan pengeluaran unit usaha jasa penyewaan alat tabel 18. Tabel 18 Pendapatan dan pengeluaran pemilik unit usaha jasa penyewaan alat setelah adanya pengembangan wisata bahari No Jasa Penyewaan Alat Pendapatan Bulan Pengeluaran Bulan Selisih Bulan 1 Elang Rp 35.000.000 Rp 15.000.000 Rp 20.000.000 2 Ody dive Rp 20.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 3 Nemo dive Rp 15.000.000 Rp 10.000.000 Rp 5.000.000 4 Ris Dive Rp 15.000.000 Rp 10.000.000 Rp 5.000.000 Unit usaha jasa penyewaan alat snorkeling dan diving di Pulau pramuka cukup banyak diminati oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut kepulauan seribu. Untuk hari liburweekend pemilk unit usaha mampu menyewakan semua alat snorkelingnya. Rata-rata pengunjung yang menggunakan jasa penyewaan untuk alat snorkeling 5 – 10 orang per hari sedangkan untuk diving minimal dalam 1 grup adalah 8 orang. Harga yang ditawarkan untu menyewa alat snorkeling adalah 2 21 2 5 2 2 2 2 2 2 31 2 2 5 10 5 Kantor Kabupaten Sekolahan TPI Gedung olah raga Puskesmas Rumah sakit Balai warga Karang taruna Gedung pramuka Gedung serba guna Rudin Kantor Taman Nasional Kantor Pos Asrama Gardu PLTD Koperasi Rp.35.000orang sedangkan untuk menyewa alat diving seharga Rp.400.000 dan diwajibkan sudah memilki surat ijin menyelam. Pemilik unit usaha di Pulau Pramuka memperoleh pelatihan dari Suku Dinas Pariwisata, Balai TNLKS dan LSM. Pelatihan ini terus dilakukan, dengan tujuan untuk terus meningkatkan keterampilan, serta mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada wisatawan dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan.

5.2.3 Jumlah fasilitas di Pulau Pramuka

Setelah berkembangnya kegiatan wisata, Pulau Pramuka sudah memiliki fasilitas yang mampu menunjang kegiatan sehari-hari masyarakat. Fasilitas yang terdapat di Pulau Pramuka sesungguhnya merupakan permintaan wisata yang perlu disediakan apabila ingin mengembangkan kawasan wisata Pulau Pramuka Fasilitas yang ada lebih banyak dan variatif dibandingkan sebelum adanya kegiatan wisata. Dibawah ini merupakan presentase fasilitas yang terdapat di Pulau Pramuka. Gambar 18 Diagram persentase fasilitas di Pulau Pramuka. Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Panggang 2010. 2 4 2 68 16 8 Wartel Warnet kantor pos Warung Pedagang bakulan Koperasi Berdasarkan diagram diatas, setelah berkembangnya wisata bahari di Pulau Pramuka terdapat beberapa fasilitas, antara lain Kantor Kabupaten sebesar 2, sekolahan 21, TPI 2, gedung olahraga 5, puskesmas 2, rumah sakit 2, balai warga 2, karang taruna 2, gedung pramuka 2, gedung serbaguna 2, rumah dinas 31, kantor Taman Nasional 2, kantor pos 2, asrama 5, gardu PLTD 10, dan koperasi 5. Jumlah fasilitas yang terdapat di Pulau pramuka mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya kegiatan wisata. Selain itu, adanya penunjukan kawasan Pulau Pramuka sebagai kabupaten administrasi Kepulauan seribu menyebabkan Pulau Pramuka menjadi salah satu pulau yang ramai dikunjungi para wisatawan. Selain fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, terdapat fasilitas yang dibuat masyarakat untuk kepentingan wisatawan. Dibawah ini merupakan presentase fasilitas yang terdapat di Pulau Pramuka. Gambar 19 Diagram persentase fasilitas di Pulau Pramuka. Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Panggang 2010. Berdasarkan diagram diatas, setelah berkembangnya wisata bahari di Pulau Pramuka terdapat beberapa fasilitas, antara lain wartel sebesar 2, warnet 4, kantor pos 2, warung 68, pedagang bakulan 16 dan koperasi 8. Jumlah warung di Pulau Pramuka memiliki presentase yang lebih besar, hal ini dikarenakan warung merupakan usaha yang sering dikunjungi. Beberapa fasilitas di obyek wisata Pulau Pramuka dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20 Beberapa fasilitas di obyek wisata Pulau Pramuka. Upaya peningkatan pelengkapan sarana dan prasarana wisata, yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan menciptakan pendapatan dan kesempatan kerja. Meskipun kegiatan wisata tidak menghasilkan suatu kesempatan kerja yang paling menguntungkan atau memuaskan, namun pada beberapa lokasi obyek tercipta sejumlah kesempatan kerja. Keberadaan investor dari luar wilayah yang melakukan investasi langsung di unit usaha wisata lokal juga memberikan manfaat, yaitu selain menciptakan kesempatan kerja juga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan pengetahuan berbisnis di wilayah tersebut.

5.3.4 Jumlah Tenaga Kerja di Pulau Pramuka

Keberadaan kawasan wisata Pulau Pramuka yang melibatkan masyarakat lokal dalam setiap kegiatan pengelolaan wisata merupakan salah satu cara dalam meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar kawasan wisata dalam sektor ekonomi. Tenaga kerja lokal yang terdapat di Pulau Pramuka umumnya merupakan masyarakat yang mencari kerja sampingan untuk menambah uang untuk kebutuhan sehari-hari. Berikut untuk lebih jelasnya Gambar 21. 3 42 1 11 31 3 9 Presentase Jumlah Tenaga Kerja Terlibat Kegiatan Wisata Industri makanan Budidaya perikanan Perbengkelan Angkutan laut Warung kelontong Restoran Warung nasi Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Panggang 2010. Gambar 21 Diagram persentase jumlah tenaga kerja. Masyarakat lokal yang terdapat di lokasi wisata berprofesi sebagai tenaga kerja diantaranya sebanyak 42 sebagai tenaga kerja budidaya perikanan, 31 sebagai tenaga kerja warung kelontong, 11 sebagai tenaga kerja angkutan laut, 9 sebagai tenaga kerja warung nasi, 3 sebagai tenaga kerja restoran, home industry makanan 3 dan 1 sebagai tenaga kerja perbengkelan.

5.3.5 Tingkat pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja di Pulau Pramuka

Tabel 19 Pendapatan, pengeluaran dan jumlah tenaga kerja pada unit usaha jasa transportasi laut setelah adanya pengembangan wisata bahari No Nama kapal Jumlah Awak Kapal Rata-rata Pendapatan Bulan Rata-rata Pengeluaran Bulan 1 Bintang Alam I 5 Rp.450.000-600.000 Rp. 400.000-500.000 2 Radja 5 Rp.500.000-600.000 Rp. 450.000-500.000 3 Bintang Alam II 6 Rp.500.000-600.000 Rp. 450.000-500.000 4 KM. Elang Jaya 5 Rp.450.000-600.000 Rp. 400.000-500.000 5 Bahtera 4 Rp.450.000-500.000 Rp. 400.000-500.000 6 Sinar Laut 5 Rp.450.000-500.000 Rp. 400.000-500.000 Berdasarkan tabel diatas, jumlah tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha jasa transportasi laut rata-rata berjumlah 4-6 orang dalam satu kapal. Awak kapal tersebut merupakan masyarakat asli Pulau Pramuka dengan usia 22-27 tahun. Jumlah pendapatan yang diterima tergantung dengan banyaknya penumpang yang menggunakan jasa trasnportasi tersebut. Dalam 1 bulan, awak kapal memperoleh penghasilan rata-rata Rp.450.000 – Rp.600.000 dengan jumlah pengeluaran yang tidak jauh berbeda dengan penghasilan yaitu Rp.400.000 – Rp.500.000. Kawasan wisata Pulau Pramuka memiliki banyak tenaga kerja yang masing-masing bekerja pada unit usaha yang ada. Berikut merupakan jumlah tenaga kerja serta pendapatan dan pengeluaran pada kondisi setelah adanya kegiatan wisata. Tabel 20 Pendapatan, pengeluaran dan jumlah tenaga kerja pada unit usaha jasa warung makan setelah adanya pengembangan wisata bahari No Nama Warung Makan Jumlah Tenaga kerja Rata-rata Pendapatan Bulan Rata-rata Pengeluaran Bulan 1 Murdia 3 Rp.350.000-450.000 Rp.300.000-400.000 2 Lucia 3 Rp.350.000-450.000 Rp. 350.000-400.000 3 2 Flower 4 Rp.300.000-400.000 Rp. 300.000-400.000 4 Paryo 2 Rp 300.000-400.000 Rp. 300.000-400.000 5 Ramsung 3 Rp.350.000-450.000 Rp. 350.000-400.000 6 Hamida 2 Rp.300.000-400.000 Rp. 300.000-400.000 Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha warung makan di Pulau Pramuka rata-rata berjumlah 2-4 orang dalam satu warung makan. Tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja dengan usia 17-22 tahun. Dalam 1 bulan, tenaga kerja di warung makan Pulau Pramuka memperoleh penghasilan rata-rata Rp.300.000 – Rp.450.000 dengan jumlah pengeluaran yaitu Rp.300.000 – Rp.400.000. Tabel 21 Pendapatan, pengeluaran dan jumlah tenaga kerja pada unit usaha homestay setelah adanya pengembangan kegiatan wisata No Nama Homestay Jumlah Tenaga kerja Rata-rata Pendapatan Bulan Rata-rata Pengeluaran Bulan 1 Kelas atas 2 Rp.400.000-500.000 Rp.350.000-400.000 2 Kelas atas 2 Rp 400.000-500.000 Rp. 350.000-400.000 3 Kelas atas 1 Rp.400.000-500.000 Rp. 350.000-450.000 4 Kelas menengah 1 Rp 350.000-400.000 Rp. 250.000-350.000 5 Kelas menengah 2 Rp.350.000-400.000 Rp. 250.000-300.000 6 Kelas menengah 3 Rp.350.000-400.000 Rp. 250.000-450.000 7 Kelas menengah 3 Rp.250.000-300.000 Rp. 200.000-300.000 8 Kelas bawah 2 Rp.250.000-300.000 Rp. 200.000-250.000 9 Kelas bawah 1 Rp.250.000-300.000 Rp. 200.000-250.000 10 Kelas bawah 3 Rp.250.000-300.000 Rp. 200.000-300.000 Berdasarkan tabel diatas, jumlah tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha homestay rata-rata berjumlah 1-3 orang dalam satu homestay. Jumlah pendapatan yang diterima lebih tinggi ketika hari liburweekend, karena para penjaga homestay bias mendapatkan uang lebih dari pengungjung. Dalam 1 bulan, tenaga kerja di homestay memperoleh penghasilan rata-rata Rp.450.000 – Rp.600.000 dengan jumlah pengeluaran yang tidak jauh berbeda dengan penghasilan yaitu Rp.400.000 – Rp.500.000. Tabel 22 Pendapatan, pengeluaran dan jumlah tenaga kerja pada unit usaha souvenir setelah adanya pengembangan wisata bahari No Nama Souvenir Jumlah Tenaga kerja Rata-rata Pendapatan Bulan Rata-rata Pengeluaran Bulan 1 Elang 2 Rp.350.000-400.000 Rp.300.000-350.000 2 Anggara 1 Rp.250.000-350.000 Rp. 200.000-250.000 3 Vira nemo dive 2 Rp.250.000-300.000 Rp. 200.000-250.000 4 Spkp 2 Rp 250.000-300.000 Rp. 200.000-250.000 Berdasarkan tabel diatas, jumlah tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha souvenir rata-rata berjumlah 1-2 orang dalam satu toko souvenir. Tenaga kerja pada toko souvenir di Pulau Pramuka lebih sedikit dibandingkan dengan tenaga kerja pada unit usaha lain. Hal ini dikarenakan toko souvenir hanya buka pada saat banyak pengungjung saja. Dalam 1 bulan, penjaga toko souvenir memperoleh penghasilan rata-rata Rp.250.000 – Rp.400.000 dengan jumlah pengeluaran yang tidak jauh berbeda dengan penghasilan yaitu Rp.200.000 – Rp.350.000. Tabel 23 Pendapatan, pengeluaran dan jumlah tenaga kerja pada unit usaha jasa penyewaan alat setelah adanya pengembangan wisata bahari No Nama penyewaan alat Jumlah Tenaga kerja Rata-rata Pendapatan Bulan Rata-rata Pengeluaran Bulan 1 Elang 3 Rp.500.000-600.000 Rp.350.000-450.000 2 Ody dive 3 Rp.500.000-600.000 Rp.400.000-500.000 3 Nemo dive 4 Rp.400.000-500.000 Rp.350.000-400.000 4 Ris Dive 3 Rp.400.000-500.000 Rp.350.000-400.000 Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha jasa penyewaan alat rata-rata berjumlah 3 – 4 orang dalam unit. Tenaga kerja tersebut merupakan masyarakat sekitar Pulau Pramuka yang memiliki keahlian khusus dalam menyelam sehingga tidak semua masyarakat masuk dalam unit tersebut. Jumlah pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja ini cukup besar, karena selain sebagai instruktur selam juga sebagai pemandu wisata. Tenaga kerja pada unit ini memperoleh penghasilan rata-rata Rp.400.000 – Rp.600.000 dengan jumlah pengeluaran yaitu Rp.350.000 – Rp.500.000. Dampak ini merupakan dampak lanjut dari pendapatan yang diperoleh tenaga kerja lokal dari unit usaha tempat mereka bekerja. Dampak ini berasal dari pengeluaran sehari-hari tenaga kerja lokal. Rendahnya pendapatan yang diperoleh mengakibatkan pendapatan tersebut hanya mencukupi untuk kebutuhan pangan sehari-hari. Sebagian besar tenaga kerja lokal menyatakan bahwa pendapatan yang mereka terima habis untuk makan bahkan tidak cukup sehingga untuk menutupi kekurangan biaya hidup sehari-hari mereka mengandalkan pendapatan lain pendapatan suami dari luar kegiatan wisata. Namun beberapa masyarakat untuk mengantisipasi dalam kebutuhan rumah tangga, mencari pekerjaan sampingan seperti berdagang, menjadi kuli angkut dan lain-lain. Adanya kawasan wisata Pulau Pramuka mengundang perhatian banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk menikmati atraksi alam yang terdapat di dalamnya. Keberadaan wisatawan pada kawasan ini membawa pengaruh terhadap kondisi masyarakat, baik dari segi sosial maupun segi ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan partisipasi masyarakat sekitar kawasan yang turut memanfaatkan kegiatan wisata alam sebagai sumber penghasilan pada segi ekonomi. Kesempatan kerja maupun berusaha yang ditimbulkan oleh adanya kawasan wisata memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan lokal. Menurut Damanik Weber 2006, masyarakat sekitar terutama masyarakat asli setempat yang bermukim di kawasan wisata Pulau Pramuka menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena mereka yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. 5.3.6 Tingkat pendapatan dan pengeluaran masyarakat terlibat dan tidak terlibat kegiatan wisata bahari di Pulau Pramuka Masyarakat yang terlibat kegiatan wisata, masyarakat yang tidak terlibat kegiatan wisata juga mengalami peningkatan pendapatan. Berikut merupakan pendapatan masyarakat yang tidak terlibat kegiatan wisata di Pulau Pramuka. Tabel 24 Jumlah pendapatan masyarakat tidak terlibat di Pulau Pramuka No Pendapatan Bulan Setelah kegiatan wisata Tahun 2011 Jumlah Presentase 1 Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 14 47 2 Rp. 3.000.001 – Rp 5.000.000 13 43 3 Rp. 5.000.001 – Rp. 7.000.000 3 10 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel diatas, masyarakat yang tidak terlibat kegiatan wisata bahari memilki tingkat pendapatan yang berbeda-beda. Untuk pendapatan yang berkisar antar Rp.1.000.000 – Rp.3.000.000 sebanyak 14 orang, Rp.3.000.001 – Rp.5.000.000 sebanyak 13 orang dan pendapatan Rp.5.000.001 – Rp.7.000.000 sebanyak 3 orang. Masyarakat yang tidak terlibat kegiatan wisata merupakan masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, nelayan dan guru. Tabel 25 Jumlah pengeluaran masyarakat tidak terlibat kegiatan wisata No Pengeluaran Bulan Setelah kegiatan wisata Tahun 2011 Jumlah Presentase 1 Rp.1.000.000 – Rp1.500.000 10 33,3 2 Rp.1.500.001 – Rp.2.000.000 15 50 3 Rp.2.000.001 – Rp.2.500.000 5 16,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel diatas, masyarakat yang tidak terlibat kegiatan wisata bahari memilki tingkat pengeluaran yang berbeda-beda. Untuk pengeluaran yang berkisar antar Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 sebanyak 10 orang, Rp.1.500.001 – Rp.2.000.000 sebanyak 15 orang dan pengeluaran Rp.2.000.001 – Rp.2.500.000 sebanyak 5 orang.

5.4 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Masyarakat Pulau Pramuka