Potensi hasil pengukuran saat penelitian Potensi hasil pengukuran pada PUP

Sampai tahun 2010 saat penelitian dilakukan perusahaan belum melaksanakan pemanenan tegakan yang sudah masak tebang. Pertimbangan belum dilaksanakan pemanenan ini karena perusahaan terkena pengaruh krisis ekonomi global sehingga perusahaan belum membangun industri pengolahan kayu dan kemampuan keuangan untuk membangun sarana prasarana pemanenan.

5.2.2 Potensi hasil pengukuran saat penelitian

Potensi ini diperoleh dari pengukuran tinggi dan diameter pada setiap KU di lapangan. Tabel 3 Potensi hasil pengukuran jenis E.pellita dan A.mangium Umur Volume m³ ha E. Pellita A. Mangium Peneliti PUP IHMB Peneliti PUP IHMB 1 6,16 6,19 33,47 2 18,03 36,65 32,22 3 50,83 59,47 68,89 4 59,01 94,91 105,98 5 86,28 118,75 133,36 6 264,81 204,87 178,23 7 64,30 177,77 178,04 8 386,29 222,78 234,06 9 422,95 347,03 228,32 10 334,12 367,63 219,13 11 360,45 399,10 272,95 Berdasarkan hasil pengukuran potensi pada Tabel 3, jenis tanaman yang di ukur pada setiap KU tidak dilakukan pada setiap jenis karena terhambat oleh kendala transportasi. Pengukuran ini dilakukan hanya untuk membandingkan hasil pengukuran potensi antara hasil penelitian peneliti dengan data potensi hasil IHMB dan PUP yang dimiliki perusahaan. Kendala yang dihadapi di lapangan saat pengukuran potensi adalah pada tanaman dengan umur 11 dan 12 tahun jarak tanam tidak beraturan.

5.2.3 Potensi hasil pengukuran pada PUP

Dalam Permenhut No.10Menhut-II2006 pasal 10 dijelaskan bahwa setiap pengelola Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi KPHP dan pemegang IUPHHK wajib membuat PUP didalam setiap KPHP atau IUPHHK yang dikelolanya dan hasil evaluasi PUP digunakan sebagai dasar penetapan riap tegakan Dephut 2006. Pembuatan PUP pada IUPHHK-HT ini baru dilakukan pada tahun kelima perusahaan berjalan. Saat pembuatannya manajemen perusahaan menginginkan nilai riap didapat melalui pengukuran per wilayah, sehingga PUP tersebar di empat wilayah pengukuran. Mengingat pembuatan PUP yang baru dilakukan pada tahun kelima, maka untuk mendapatkan data pertumbuhan dari tahun kesatu sampai tahun keempat dilakukan pengukuran pada petak yang berbeda sehingga data pertumbuhan yang diperoleh tidak menunjukkan hasil yang seharusnya. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi tapak yang berbeda di setiap lokasi pengukuran. Sampai saat ini IUPHHK-HT memiliki 180 petak PUP, pengukuran dilakukan per enam bulan dalam satu tahun. Hasil perhitungan MAI dan CAI didapatkan dari data pengukuran yang dilakukan perusahaan pada PUP. Nilai MAI dan CAI untuk jenis A.mangium dan E.pellita disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 MAI dan CAI Acacia mangium berdasarkan pengukuran PUP Umur Volume m 3 ha MAI m 3 hatahun CAI m 3 ha 1 3,66 3,9 2 26,99 13,2 23,33 3 64,76 21,2 37,78 4 121,49 30,3 56,72 5 174,53 35,3 53,04 6 204,87 34,3 30,34 7 221,39 32,0 16,53 8 290,83 36,3 69,44 9 347,03 38,6 56,21 10 367,63 36,8 20,60 Rata-rata 202,03 28,9 39,5 Sumber: Data hasil pengukuran PUP IUPHHK-HT PT. X 2008 Dari Tabel 4 dapat dilihat jika MAI dan CAI tegakan A.mangium mengalami fluktuasi. Berdasarkan data MAI milik IUPHHK-HT, nilai MAI pada saat umur satu tahun sampai umur sepuluh tahun berkisar antara 3,9 – 38,6 m³hatahun. Hasil penelitian Riyanto 2005 mengatakan bahwa MAI tertinggi tegakan A.mangium sampai dengan umur 10 tahun adalah 36 m 3 ha pada umur lima tahun dan CAI tertinggi adalah 60 m 3 ha pada umur empat tahun. Pada Tabel 4 dapat dilihat nilai MAI tertinggi untuk jenis A.mangium adalah sebesar 38,6 m 3 hatahun pada umur sembilan tahun, sedangkan untuk CAI tertinggi adalah sebesar 69,4 m 3 ha pada umur delapan tahun. Perbedaan nilai MAI dan CAI tertinggi ini dapat disebabkan karena kondisi tapak dan perlakuan silvikultur yang berbeda. Nilai MAI dan CAI yang berfluktuasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, karena pertumbuhan suatu tegakan dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah sifat atau genotype dari jenis yang bersangkutan, sedangkan faktor eksternal mencakup kualitas tempat tumbuh, kondisi persaingan dan perlakuan silvikultur yang diberikan Fuad 2001. Selain itu sering ditemui pohon yang mati pada saat pengukuran dilakukan, sehingga dapat mempengaruhi besarnya volume per ha. Tabel 5 MAI dan CAI Eucalyptus pellita berdasarkan pengukuran PUP Umur Volume m 3 ha MAI m 3 hatahun CAI m 3 ha 1 6,19 6,16 2 36,65 17,68 30,5 3 59,47 20,16 22,8 4 94,91 23,30 35,4 5 118,75 23,96 23,8 6 151,17 24,99 32,4 7 177,77 25,52 26,6 8 222,78 27,87 45,0 9 269,20 29,91 46,4 10 310,56 30,80 41,4 Rata-rata 158,64 23,40 29,14 Sumber: Data hasil pengukuran PUP IUPHHK-HT PT. X 2008 Untuk tegakan E.pellita, berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat nilai MAI mengalami peningkatan mulai umur satu tahun sampai umur sepuluh tahun, sedangkan nilai CAI mengalami fluktuasi. Nilai MAI tertinggi untuk jenis E.pellita adalah sebesar 30,80 m 3 hatahun pada umur sepuluh tahun, sedangkan untuk CAI tertinggi adalah sebesar 46,4 m 3 ha pada umur sembilan tahun.

5.3 Nilai Aset Tegakan Hutan Tanaman