Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Objek Penelitian Jenis Data Asumsi- asumsi

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada IUPHHK-HT PT X di Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April –Mei 2010.

3.2 Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya meteran pita ukur, haga hypsometer, tally sheet, kalkulator, alat tulis, kamera, microsoft excel 2007 dan objek penelitian berupa tegakan.

3.3 Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pengamatan di lapangan. Data primer yang diperlukan antara lain: 1. Data potensi tegakan hasil pengukuran pada plot pengukuran potensi 2. Data teknis kegiatan silvikultur yang dipakai hasil pengamatan pada areal persemaian Data sekunder yang diperlukan didapat dari data yang dimiliki perusahaan, data tersebut diantaranya: 1. Data potensi tegakan di setiap Kelas Umur KU hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB 2. Data pengukuran pertumbuhan pada Petak Ukur Permanen PUP 3. Data laporan biaya dalam laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK 32, diantaranya biaya perencanaan kerja, biaya persemaian, biaya penanaman, biaya pemeliharaan, biaya penjarangan, biaya pengendalian kebakaran dan pengamanan hutan, biaya kewajiban kepada lingkungan dan sosial Pengembangan Masyarakat Desa Hutan atau PMDH, biaya kewajiban kepada negara Pajak Bumi dan Bangunan PBB dan pajak lainnya, biaya pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana serta biaya administrasi dan umum.

3.4 Asumsi- asumsi

Dalam analisis nilai aset tegakan hutan ini diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar dalam perhitungan, asumsi tersebut diharapkan mendekati keadaan sebenarnya atau seharusnya di lapangan dan secara keilmuan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Harga kayu Acacia mangium sebesar Rp 431.825,-m 3 yang merupakan rata- rata harga kayu yang meliputi penjualan di Perhutani Rp 413.650,-m 3 Suprayogi 2009 dan IUPHHK-HT Musi Hutan Persada Rp 450.000,- m 3 Murtijo 2009 karena sampai saat penelitian dilakukan perusahaan belum melaksanakan pemanenan dan penjualan. Harga kayu Eucalyptus pellita diasumsikan sama dengan harga kayu Acacia mangium. 2. Biaya pemanenan sebesar Rp 201.500,- m 3 Suprayogi 2009. 3. Tingkat inflasi yang digunakan untuk penentuan harga dasar tahun 1998 merupakan rata-rata inflasi dari tahun 2000-2009 Bank Indonesia 2010 yaitu sebesar 8,74 . Penggunaan tingkat inflasi dari tahun 2000-2009 karena mengingat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 sehingga tingkat inflasi dianggap kembali normal pada tahun 2000. 4. Biaya kegiatan pemeliharaan 1 dan pemeliharaan 2 diestimasi masing-masing sebesar 78 dan 22, atas dasar proporsi kegiatan pemeliharaan 1 dan pemeliharaan 2. 5. Tahun penilaian untuk nilai aset tegakan hutan ini adalah tahun 2009, dengan pertimbangan data potensi tegakan setiap umur hasil IHMB pada tahun 2009. 3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Pengukuran potensi tegakan