Persemaian Teknis Kegiatan dan Biaya pengelolaan .1 Perencanaan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Teknis Kegiatan dan Biaya pengelolaan 5.1.1 Perencanaan Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, biaya perencanaan disini mencakup biaya pengukuran dan pemetaan, biaya penyusunan Rencana Kerja Tahunan HTI RKTHTI dan biaya operasional perencanaan. Kegiatan pengukuran dan pemetaan dilakukan untuk mengetahui luas IUPHHK-HT sekaligus untuk mengetahui kesesuaian luas berdasarkan SK. Menteri Kehutanan, sedangkan kegiatan pemetaan dilakukan untuk membagi areal menjadi kawasan efektif dan tidak efektif. Kegiatan penyusunan RKTHTI merupakan kewajiban pemegang IUPHHK-HT yang mengacu pada Kepmenhut No. 151 tahun 2002. RKT merupakan rincian rencana yang akan dilaksanakan suatu IUPHHK-HT dalam satu tahun dan akan dievaluasi pada akhir tahun pelaksanaannya. Biaya kegiatan perencanaan ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk blok tanaman pada setiap tahun tanam. Total biaya kegiatan perencanaan dari tahun 1998 sampai tahun 2008 berkisar antara Rp 4.352 ha sampai dengan Rp 273.218 ha. Biaya kegiatan perencanaan pada setiap tahun tanam dapat dilihat pada lampiran 1.

5.1.2 Persemaian

Kegiatan teknis silvikultur di perusahaan ini dilakukan di salah satu camp unit yang di khususkan untuk persemaian. Luas areal persemaian adalah 12 ha dengan kapasitas 8.000.000 bibit atau untuk areal penanaman maksimal seluas 5.143 ha. Berdasarkan data realisasi luas areal tanam dari tahun 1998 sampai tahun 2008, realisasi luas areal tanam terkecil yaitu sebesar 557 ha dan terbesar yaitu 9390 ha. Jarak tanam yang digunakan adalah 3x3 m, sehingga kebutuhan bibit per tahun ditambah dengan 40 untuk keperluan penyulaman, berkisar antara 866.444 bibit sampai dengan 14.606.667 bibit. Dari kebutuhan bibit tersebut dapat diketahui bahwa dengan areal tanam seluas 9.390 ha melebihi kapasitas persemaian untuk menyediakan bibit. Gambar 2 Bibit siap tanam berumur tiga bulan di open area persemaian Jenis tanaman pokok yang dikembangkan pada perusahaan ini adalah Acacia mangium dan Eucalyptus pellita. Pada awal pembangunannya, perusahaan ini membeli benih A.mangium dan E.pellita dari Australia dan di kembangkan secara generatif. Pada tahun 1999 akhir perusahaan memiliki gagasan untuk melakukan perbanyakan benih secara vegetatif dengan metode kultur jaringan. Tanaman yang digunakan untuk kultur jaringan adalah tanaman yang memiliki sifat genetik baik dan tahan dari hama penyakit. Pembelian benih dari Australia hanya dilakukan sampai tahun 2000 dan pada tahun 2001 perusahaan mulai menggunakan benih hasil kultur jaringan untuk dikembangkan. Metode Kultur jaringan atau tissue culture merupakan metode perbanyakan benih tanaman dengan menggunakan media agar-agar gel dengan campuran hormon tumbuh dengan suatu perlakuan khusus, antara lain: pengaturan suhu ruangan, sterilisasi, dan lain-lain. Kelebihan benih tanaman yang diperoleh lewat tissue culture adalah benih sehat, subur, tahan terhadap serangan penyakit, daun tumbuh banyak. Kelemahan perbanyakan benih dengan cara ini, yaitu biaya yang diperlukan sangat tinggi, tingkat sterilisasi harus benar-benar diperhatikan, karena jika tidak, jamur dan cendawan akan mudah sekali berkembang biak, dan dapat menyebabkan benih mati. Perusahaan ini melakukan kultur jaringan dengan menggunakan bahan biakan yang berasal dari pohon terbaik atau pohon plus. Perbanyakan benih tanaman secara kultur jaringan ini hanya dilakukan pada jenis tanaman E.pellita saja, sedangkan untuk jenis tanaman A.mangium dilakukan perbanyakan secara generatif namun tetap menggunakan benih yang berasal dari pohon plus. a b Gambar 3 Kegiatan di persemaian a stek yang ditanam di polytube, b hasil tanam cutting Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, yang termasuk dalam komponen biaya-biaya persemaian diantaranya biaya fasilitas persemaian, biaya seleksi dan pemindahan bibit, biaya penaburan benih, biaya proses media, biaya penyapihan bibit, dan biaya pemeliharaan bibit. Seluruh kegiatan dalam persemaian rata-rata dilakukan oleh buruh borongan di bawah pengawasan mandor. Biaya kegiatan persemaian ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk blok tanaman pada setiap tahun tanam. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini sejak tahun 1998 sampai tahun 2008 berkisar antara Rp 301.334 ha sampai dengan Rp 968.405 ha. Biaya kegiatan persemaian pada setiap tahun tanam dapat dilihat pada lampiran 1.

5.1.3 Penanaman