Morfologi Wilayah Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Mandailing Natal

4.3.4 Iklim

4.3.4.1 Musim

Wilayah Mandailing Natal mempunyai iklim yang hampir sama dengan sebagian besar KabupatenKota yang ada di Indonesia. Hanya dikenal dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Musim kemarau terjadi antara bulan Juni sampai bulan September. Arus angin berasal dari Australia yang tidak mengandung uap air, sebaliknya musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai bulan Maret karena arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik. Keadaan ini seperti silih berganti setiap tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April –Mei dan Oktober–November. Frekuensi curah hujan lebih tinggi selama tahun 2008 jika dibandingan dengan tahun 2007.

4.3.4.2 Suhu dan Curah Hujan

Tinggi atau rendahnya suhu udara di suatu tempat dipengaruhi oleh ketinggian daerah di atas permukaan laut. Daerah Mandailing Natal yang terletak di ketinggian antara 0-1.915 meter di atas permukaan laut mengakibatkan suhunya berkisar antara 23 C –32 C dengan kelembaban antara 80 –85. Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh iklim, keadaan orografi dan perputaran pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan wilayah tiap kecamatan. Tahun 2008 rata-rata jumlah curah hujan di Kabupaten Mandailing Natal yakni 2.945 mmtahun. Curah hujan maksimum terdapat di Kecamatan Muara Sipongi yaitu: 3.288 mmtahun sedangkan minimum curah hujan 2.603 mmtahun di Kecamatan Panyabungan Utara.

4.3.5 Jenis Tanah

Jenis-jenis tanah utama di wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol merupakan jenis tanah dengan luas mencapai 223.240 ha. Jenis tanah ini terutama terdapat pada bagian rendah pegunungan tinggi deretan Bukit Barisan, seperti di sebelah kiri dan kanan dari Lembah Semangko dan Lembah Batang Gadis, sebagian besar terdapat pada Kecamatan Natal, Kecamatan Batang Natal, Kecamatan Panyabungan, Kecamatan Kotanopan dan Kecamatan Muarasipongi. Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah yang paling sedikit jumlahnya, yakni hanya 8.400 ha dari seluruh luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal. Jenis tanah regosol dapat ditemukan di sepanjang tepi pantai barat yang terputus- putus oleh bukit-bukit kecil dari formasi tua atau dataran rawa dan endapan alluvial sungai.

4.4 Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Mandailing Natal tahun 2008 yakni 423.712 jiwa, terdiri dari Laki-laki 207.475 orang dan perempuan 216.237 orang, dengan sex ratio 95,95 dan banyaknya rumah tangga 101.802 KK dengan rata-rata anggota rumah tangga 4. Laju pertumbuhan penduduk Mandailing Natal tahun 2008 sebesar 1,47. Struktur penduduk Mandailing Natal menunjukkan bahwa usia produktif 15-64 tahun sangat menonjol sebesar 55,55 dan usia ketergantungan terdiri usia 0-14 tahun sebesar 41,42 dan Lansia 65+ sebesar 3,03. Kepadatan penduduk Kabupaten Mandailing Natal yakni 79 jiwaKm 2 . Kepadatan tertinggi di kecamatan Lembah Sorik Merapi yaitu 511 jiwaKm2 dan terkecil di kecamatan Muara Batang Gadis 10 jiwakm 2 . Sesuai dengan nama daerahnya, penduduk mayoritas adalah Mandailing juga dihuni oleh suku-suku lainnya seperti, Batak, Jawa, Melayu, Minang dan lainnya. Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Situasi ketenagakerjaan di Kabupaten Mandailing Natal pada Agustus 2008, Angkatan Kerja usia 15 tahun keatas sebesar 198.460 orang dan bukan angkatan kerja 52.174 orang. TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja. TPAK Kabupaten Mandailing Natal sekitar 81,48 yang tertinggi di Kecamatan Bukit Malintang 94,78 dan terkecil Kecamatan Lembah Sorik Marapi 47,85. Di sisi lain dapat dianalisis bagian angkatan kerja yang masih mencari pekerjaan atau biasa disebut Tingkat Penggangguran Terbuka TPT. Pada Bulan Agustus 2008 di Mandailing Natal yakni 7,92. TPT yang tertinggi Kecamatan Lembah Sorik Marapi 12,85 dan terendah Kecamatan Bukit Malintang 1,92. Pekerja didominasi oleh kaum laki-laki yaitu: 59,98 dan perempuan 40,02 Pekerjan utama penduduk Kabupaten Mandailing Natal dari sektor pertanian 74,02, perdagangan 12.74, Jasa 4,71 dan lainnya: angkutan, komunikasi, bank dan listrik, gas dan air 8,53.

4.4 Perekonomian

4.5.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mandaling Natal

Angka pertumbuhan sektor ekonomi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan mengingat hal tersebut mencerminkan pertambahan output yang lebih lanjut menjadi pendapatan bagi suatu perekonomian tertentu. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi kabupaten Mandailing Natal cukup tinggi yaitu 6,08 rata –rata pertahun. Angka pertumbuhan ini meskipun fluktuatif namun cenderung meningkat positif. Angka pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 6,50 BPS Kabupaten Mandailing Natal. Di Kabupaten Mandailing Natal, sektor Pertanian yang merupakan sektor andalan bagi perekonomiannya, walaupun demikian laju pertumbuhannya paling rendah dibanding sektor-sektor lainnya yakni tumbuh rata –rata pertahun sebesar 3,71. Pertumbuhan tertinggi yang terjadi dalam kurun waktu 2004 –2008 adalah di tahun 2007 sebesar 5,65. Secara rata –rata subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi di sektor Pertanian adalah subsektor Tanaman Perkebunan sebesar 6,48. Tingkat pertumbuhan paling rendah dibandingkan subsektor lain yang terdapat di dalam sektor Pertanian adalah subsektor Kehutanan pada tahun 2004 dan 2007 tumbuh negatif sebesar -1,86 dan -1,58 dan tahun 2005, 2006 dan 2008 tumbuh positif sehingga secara rata –rata pertahunnya subsektor ini tumbuh hanya sebesar 0,14. Pertumbuhan rata –rata pertahun tertinggi berasal dari sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sektor ini tumbuh sebesar 15,62 rata –rata pertahun. Pertumbuhannya senantiasa meningkat dan bahkan di tahun 2008 laju pertumbuhannya mencapai sebesar 44,86. Sektor-sektor lainnya perdagangan, Hotel dan Restoran, pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa menunjukkan angka pertumbuhan yang fluktuatif per tahunnya, selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 6.