Kelayakan Pemasaran Tinjauan Teoritis .1 Pembangunan Ekonomi Wilayah
                                                                                15
menghadapi  beberapa  kendala  yaitu  rendahnya  produktivitas,  terutama  karet rakyat  yang  merupakan  mayoritas  areal  karet  nasional  dan  ragam  produk  olahan
yang  masih  terbatas,  yang  didominasi  oleh  karet  remah  crumb  rubber. Rendahnya  produktivitas  kebun  karet  rakyat  disebabkan  oleh  banyaknya  areal
tanaman tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi  kebun  yang  tidak  terawat,  sehingga  perlu  upaya  percepatan  peremajaan
karet rakyat dan pengembangan industri hilir Balitbang Pertanian, 2009. Perkebunan  karet  rakyat  dicirikan  oleh  pemilikan  lahan  yang  sempit,
tersebar  serta  produktivitas  mutu  hasil  yang  rendah.  Produksi  karet  berupa  sleb, lump
,  SIT  angin  dan  jenis  mutu  lainnya  yang  dikenal  dengan  bokar  bahan  olah karet  rakyat  dari  usahatani  kecil  kemudian  diolah  oleh  perusahaan  pengolah
processor  yang  pada  umumnya  berada  di  dekat  kota,  menjadi  bentuk  karet remah  crumb  rubber.  Proses  sampai  ke  pabrik  pengolahan,  produksi  karet  dari
petani  kecil  tersebut  harus  melalui  rantai  tataniaga  yang  panjang  menggunkan bentuk-bentuk  kelembagaan  yang  telah  berkembang,  sehingga  petani  seringkali
menerima bagian harga yang relatif rendah. Kondisi  agribisnis  karet  saat  ini  menunjukkan  bahwa  karet  dikelola  oleh
rakyat,  perkebunan  negara  dan  perkebunan  swasta.  Pertumbuhan  karet  rakyat masih  positif  walaupun  lambat  yaitu  1,58tahun,  sedangkan  areal  perkebunan
negara  dan  swasta  sama-sama  menurun  0,15tahun.  Oleh  karena  itu,  tumpuan pengembangan karet akan lebih banyak pada perkebunan rakyat. Luas areal kebun
rakyat  yang tua, rusak dan tidak produktif mencapai sekitar 400.000 hektar  yang memerlukan  peremajaan.  Persoalannya  adalah  bahwa  belum  ada  sumber  dana
yang tersedia untuk peremajaan. Di tingkat hilir, jumlah pabrik pengolahan karet sudah cukup, namun selama lima tahun mendatang diperkirakan akan diperlukan
investasi baru dalam industri pengolahan, baik untuk menghasilkan crumb rubber maupun  produk-produk  karet  lainnya  karena  produksi  bahan  baku  karet  akan
meningkat.  Kayu  karet  sebenarnya  mempunyai  potensi  untuk  dimanfaatkan sebagai  bahan  pembuatan  furniture  tetapi  belum  optimal,  sehingga  diperlukan
upaya untuk pemanfaatan yang lebih lanjut Balitbang  Pertanian, 2009. Pengembangan tanaman karet dan pengolahannya di masa mendatang tetap
menjadi  salah  satu  prioritas  pengembangan  di  sub  sektor  perkebunan.  Hal  ini
16
disebabkan,  tanaman  karet  memiliki  beberapa  keunggulan  dibandingkan pengembangan  tanaman  perkebunan  lainnya.  Keuntungan  tersebut  antara  lain
sebagai berikut : 1 persyaratan tumbuh yang lebih mudah dibandingkan tanaman lainnya;  2  merupakan  usaha  yang  didominasi  oleh  perkebunan  rakyat;  3
mendukung  pemerataan  dan  pemberdayaan  ekonomi  rakyat;  4  penyebaran dalam  skala  yang  luas;  5  merupakan  sumber  pendapatan  yang  memadai  secara
berkesinambungan bagi  petani; 6 mampu  memperbaiki kondisi hidrologis pada lahan kritis dan memperbaiki serta melestarikan lingkungan hidup.
Dengan  bertambahnya  jumlah  penduduk  dan  meningkatnya  taraf  hidup diperkirakan  masa  depan  karet  alam  tetap  akan  membaik.  Kebutuhan  akan
produk-produk  yang  menggunakan  bahan  karet  alam  sebagai  bahan  baku  juga akan bertambah. Persaingan antara negara produsen juga akan berlangsung ketat.
Persaingan pasar global tidak terbatas pada produk yang dihasilkan, tetapi terkait dengan  aspek  proses,  sumberdaya  manusia  dan  lingkungan.  Aspek  lingkungan
mendapatkan  porsi  yang  lebih  besar.  Hal  ini  yang  melatarbelakangi  pabrik  ban terkemuka  dunia  mulai  memperkenalkan  jenis  ban  yang  berasal  dari  bahan  baku
karet yang dihasilkan dari kebun-kebun dengan pengelolaan lingkungan yang baik “green  tyres”.  Diharapkan  dengan  penggunaan  ban  jenis  tersebut  permintaan
terhadap  karet  alam  akan  meningkat,  karena  kandungan  karet  alam  yang  semula 30-40  akan  ditingkatkan  menjadi  60-80  untuk  industri  ban  Balitbang
Pertanian, 2009. Tujuan  pengembangan  karet  ke  depan  adalah  mempercepat  peremajaan
karet  rakyat  dengan  menggunakan  klon  unggul,  mengembangkan  industri  hilir untuk meningkatkan nilai tambah, dan meningkatkan pendapatan petani. Sasaran
jangka  panjangnya  2025  adalah  :  1  produksi  karet  mencapai  3,5-4  juta  ton yang  25  diantaranya  untuk  industri  dalam  negeri;  2  produktivitas  akan
meningkat  menjadi  1.200-1.500  kghatahun  dan  hasil  kayu  minimal  300 m3hasiklus  tanam;  3  penggunaan  klon  unggul  85;  4  pendapatan  petani
menjadi US2.000KKtahun dengan tingkat harga 80 dari harga FOB; dan 5 berkembangnya  industri  hilir  berbasis  karet.  Sasaran  jangka  menengah  2005-
2015  adalah  :  1  produksi  karet  mencapai  2,3  juta  ton  yang  10  di  antaranya untuk industri dalam negeri; 2 produktivitas meningkat menjadi 800 kghatahun