Perhitungan Bintil Akar Peningkatan Kualitas Tanah Bekas Tambang Nikel Untuk Media Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Melalui Pemanfaatan Bahan Humat Dan Kompos
Tabel 5 Hasil analisis sifat-sifat kimia tanah pada percobaan rumah kaca
Perlakuan pH
C- organik
N- total
P KTK
Ca- dd
Mg- dd
K- dd
Na- dd
KB H
2
O KCl
--------- -------- -ppm-
------------------cmol
c
kg----------------- ----
H0P0 5.4
5.3 1.44
0.11 6
10.01 1.18
7.33 1.04
0.16 97
H0P1 5.5
5.3 3.10
0.20 47
16.47 8.73
8.50 3.31
0.87 100
H0P2 5.5
5.3 3.82
0.23 111
14.49 13.17 9.42
5.23 1.31
100 H1P0
5.5 5.3
1.03 0.13
5 9.75
0.88 7.18
0.91 0.16
94 H1P1
5.7 5.6
2.86 0.23
159 12.67
8.40 7.83
2.49 0.62
100 H1P2
5.5 5.4
3.90 0.20
239 14.44 10.50
8.16 3.70
0.86 100
H2P0 5.6
5.4 1.64
0.12 46
8.89 1.01
6.33 0.89
0.10 94
H2P1 5.4
5.3 2.29
0.16 14
11.91 5.71
9.08 2.42
0.62 100
H2P2 5.2
5.1 2.95
0.28 56
12.92 11.13 8.73
4.33 1.24
100
Hasil analisis tanah Tabel 5 menunjukkan bahwa pH tanah pada semua perlakuan tidak berubah dan bersifat masam. Nilai pH ekstrak KCl sedikit lebih
rendah dibandingkan nilai pH ekstrak H
2
O yang menunjukkan rendahnya muatan negatif tanah.
Kandungan C-organik dan N total tanah dengan penambahan kompos lebih tinggi dibandingkan penambahan bahan humat. Untuk semua perlakuan
kombinasi bahan humat dan kompos, kandungan C-organik dan N-total meningkat lebih tinggi dibandingkan perlakuan kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa penambahan bahan organik mampu meningkatkan kandungan C dan N, sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Selain itu, kandungan C dan N yang optimum akan membantu bakteri dalam mineralisasi sehingga unsur hara meningkat Djajadi dan Gilkes 1997.
Perlakuan penambahan bahan humat maupun kompos dan kombinasinya dapat meningkatkan kadar P lebih tinggi dibandingkan kontrol, kecuali pada
perlakuan H1P0 dan H2P1. Lindiawati dan Hardayanto 2002 menjelaskan bahwa pemberian kompos dapat melepaskan unsur hara P ke dalam tanah lebih
cepat karena adanya kandungan fosfat yang cukup tinggi pada kompos, terutama yang berasal kotoran hewan. Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah 2009
menunjukkan bahwa pemanfaatan bahan humat dan kompos pada media tailing telah merubah karakter media tailing murni dengan ketersediaan P yang tinggi
dalam tanah. Hal ini karena adanya interaksi dari fosfor dengan senyawa humat membentuk senyawa kompleks fosfohumat. Bentuk kompleks fosfohumat dapat
terjadi dengan adanya ion logam yang berfungsi sebagai jembatan antara senyawa humat dengan ion fosfor Al-fosfohumat, sehingga ion P dapat tersedia dalam
tanah Tan 1998.
Kapasitas tukar kation KTK dalam tanah meningkat dengan perlakuan kompos dibandingkan kontrol. Bahan humat dalam penelitian ini relatif tidak
berpengaruh terhadap peningkatan KTK dibandingkan kontrol. Dalam hal ini pengaruh bahan humat tertutupi oleh pengaruh kompos terhadap KTK. Pemberian
kompos juga meningkatkan basa dalam tanah secara signifikan, khususnya pada Ca, Mg, K dan Na.
Untuk kation basa tanah yang dapat dipertukarkan menunjukkan bahwa perlakuan kompos mampu meningkatkan kadar Ca-dd, Mg-dd, K-dd, dan Na-dd
dalam tanah dibandingkan bahan humat yang cenderung relatif sama dengan