Kondisi Tanah Pascatambang Peningkatan Kualitas Tanah Bekas Tambang Nikel Untuk Media Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Melalui Pemanfaatan Bahan Humat Dan Kompos

dari berbagai aspek yang terkait dengan penyiapan lahan dan revegetasi. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman di areal reklamasi. Untuk memperoleh hasil revegetasi yang baik, kondisi kesuburan media tanam, dalam hal ini tanah pucuk yang disebarkan pada lahan yang sudah ditata ulang, perlu mendapat perhatian. Paramater-parameter yang menyangkut kebutuhan tanaman untuk tumbuh dengan baik perlu diperhatikan. Pembatas pertumbuhan tanaman yang menyangkut tanah, baik pembatas fisik maupun pembatas kimia perlu diatasi dengan cara yang tepat. Tahapan reklamasi akibat proses alihfungsi lahan bekas tambang menjadi lahan revegetasi yang baru terdiri atas i pemulihan fungsi lahan yang mengalami kerusakan dan bersifat kritis melalui kegiatan penanaman vegetasi reklamasi, ii peningkatan fungsi lahan kritis dan lahan rusak yang sudah dipulihkan agar menjadi lahan yang produktif dan iii pemeliharaan fungsi lahan yang fungsinya telah dipulihkan dan ditingkatkan tersebut agar tidak kembali menjadi lahan kritis dan lahan rusak Hermawan 2002. Menurut Iskandar 2008a bahwa reklamasi lahan tambang meliputi proses penutupan tambang mine closure yang disertai kegiatan pengaturan kembali kontur lahan agar diperoleh kondisi stabil Landscaping dan revegetasi revegetation pada lahan yang distabilisasi. Rahmawaty 2002 mengemukakan bahwa kegiatan reklamasi terhadap ekosistem yang rusak memiliki tiga tujuan yaitu protektif, produktif dan konservatif. Protektif dalam hal ini memperbaiki stabilitas lahan, mempercepat penutupan tanah dan mengurangi surface run off dan erosi tanah. Produktif mengarah pada peningkatan kesuburan tanah soil fertility yang lebih produktif, sehingga bisa diusahakan tanaman yang tidak saja menghasilkan kayu, tetapi juga dapat menghasilkan produk non-kayu rotan, getah, obat-obatan, buah-buahan dan lain-lain, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya. Konservatif adalah usaha untuk membantu mempercepat terjadinya suksesi secara alami ke arah peningkatan keanekaragaman hayati spesies lokal, serta menyelamatkan dan pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan potensial lokal yang telah langka. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan reklamasi adalah rekayasa perbaikan tanah dengan teknologi tanah. Tindakan perbaikan kualitas tanah yang dilakukan tergantung kepada karakteristik fisik kimia tanah. Pemberian bahan organik umumnya dapat memperbaiki kualitas fisik dan kimia tanah, namun kelangkaan bahan organik sering menjadi kendala. Pemberian senyawa humat diharapkan dapat menggantikan peran bahan organik konvensional yang umum digunakan Iskandar 2008a. Menurut Tala’ohu dan Irawan 2014, bahwa tanah yang telah ditata dapat dilakukan penanaman, berupa tanaman penutup tanah dan jenis kayu yang berasal dari kelompok kacang- kacangan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mencegah terjadinya erosi. Selain itu, kacang-kacangan berperan sebagai sumber pupuk hijau karena kemampuannya mengikat dan mengelola mineral dalam tanah seperti nitrogen dan fosfor. Selain itu, penanaman tanaman kacang-kacangan akan membuat tanah menjadi lebih gembur. Apabila turun hujan, akan lebih banyak air yang terserap. b Sengon sebagai Tanaman Revegetasi Lahan Pascatambang Revegetasi adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas penggunaan kawasan hutan Permenhut No. P.4Menhut-II2011. Revegetasi umumnya dilakukan dalam tiga tahap, mulai dari penanaman vegetasi penutup tanah cover crops, kemudian penanaman pohon cepat tumbuh fast growing species dan terakhir menanam tanaman sisipan dengan jenis pohon hutan klimaks climax species Darmawan dan Irawan 2009. Lebih lanjut Iskandar 2008b mengemukakan bahwa tanaman yang digunakan untuk revegetasi adalah tanaman yang dinilai mampu mempercepat dan meningkatkan keberhasilan usaha reklamasi, misalnya tanaman asli lokal maupun tanaman kehutanan introduksi. Sebelum revegatasi dilakukan terlebih dahulu ditanami oleh tanaman cover crop dengan tujuan untuk mengatasi terjadinya erosi dan meningkatkan kadar bahan organik secara merata dalam tanah. Upaya merevegetasi lahan bekas tambang perlu pemilihan cover crop yang baik. Hal inilah yang dapat menentukan keberhasilan reklamasi lahan pascatambang. Kriteria cover crop yang baik yaitu mudah ditanam, cepat tumbuh dan rapat, bersimbiosis dengan bakteri atau jamur fungi, mudah terdekomposisi, serta tidak berkompetisi dengan tanaman pokok serta tidak melilit Ambodo 2008. Selain vegetasi penutup, perlu dilakukan pula penanaman tanaman berkayu dan pemeliharaan tanaman agar lahan tambang bisa kembali seperti semula. Secara berkala dilakukan pemupukan dua tahun sekali, yakni pada awal musim penghujan dan awal musim kemarau. Tanah di sekitar tanaman reklamasi juga perlu dibersihkan menggunakan sistim piringan mengikuti tajuk tanaman, diberi mulsa rumput lokal guna mengendalikan pertumbuhan gulma, mengurangi evaporasi, sekaligus sebagai sumber bahan organik. Kriteria pemilihan jenis yang berpotensi untuk revegetasi lahan pascatambang adalah pohon yang bersifat intoleran, yaitu tahan hidup pada tempat terbuka. Jenis-jenis pohon yang intoleran umumnya ditemukan pada hutan-hutan sekunder dan sebagian merupakan jenis-jenis pionir. Salah satu tanaman yang biasa digunakan dalam revegetasi lahan bekas tambang adalah tanaman sengon Paraserianthes falcataria. Sengon juga memiliki sifat intoleran dengan kemampuannya untuk tumbuh di lahan kritis, di tanah-tanah kering maupun lembab sehingga cocok digunakan sebagai tanaman revegetasi. Tanaman ini dapat tumbuh pada iklim basah sampai agak kering dengan hujan rata-rata 2000-2700 mmtahun Adnan 2012. Selain itu, sengon memiliki kemampuan menyuburkan tanah, bahkan semua tanaman yang hidup di bawahnya dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, sengon dapat ditanam pada lahan yang tidak subur meskipun tidak diberikan pupuk. Hal ini karena tanaman sengon dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya Krisnawati et al. 2011. Sengon merupakan jenis tanaman yang cepat tumbuh dan telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari nilai guna kayu sengon yang cukup tinggi sehingga pemasarannya relatif mudah. Kayu sengon bisa digunakan untuk bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Tanaman sengon mempunyai banyak kelebihan dan manfaat diantaranya tidak terlalu menuntut syarat tumbuh yang tinggi, kayunya sebagai bahan baku pulp dan kertas, peti