3.3.2. Percobaan Lapangan
a Persiapan lahan
Lahan yang disiapkan adalah tanah yang telah ditimbun top soil. Petak ukur dibuat seluas 26 m x 6 m p x l dengan jarak antara tanaman adalah 2 m x 2 m
Krisnawati et al. 2011. Setiap lubang tanam, tanah dicangkul pada luasan 0.5 m x 0.5 m dengan asumsi kedalaman perakaran adalah 50 cm. Kelompok atau petak
ukur penanaman dibagi 3 blok di lahan bekas tambang dianggap sebagai 3 ulangan, sehingga terdapat 27 satuan percobaan 3 x 3 x 3. Petak ukur dibatasi
oleh bambu dan pita penanda.
b Pemilihan bibit
Bibit sengon yang diujikan diperoleh dari lokasi pembibitan PT. Aneka Tambang Persero Tbk. dengan mempertimbangkan persamaan umur, kesehatan
dan diameter tanaman Herjuna 2011.
c Perbaikan Kualitas Tanah
Perlakuan pembanding dilakukan berdasarkan aplikasi kompos yang biasa digunakan oleh PT. Aneka Tambang Persero Tbk., yakni dengan dosis 4 kg
kompos sisa tanaman untuk setiap lubang tanam. Dosis kompos yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari perlakuan PT. Aneka Tambang
Persero Tbk. dan mengacu pada percobaan Widuri dan Yasir 2013, yaitu kompos yang digunakan berupa campuran kotoran kelelawar guano, kotoran
kambing dan sekam padi dengan perbandingan 2:1:1. Taraf yang digunakan masing-masing 0.0; 1.0; dan 2.5 kglubang tanam. Bahan humat yang diperlukan
dalam penelitian ini terdiri dari 3 taraf yaitu 0.0; 0.5; dan 1.0 mllubang tanam. Pemberian bahan humat dilakukan dengan menyiram langsung ke tanah, setelah
masing-masing dosis diencerkan dengan air sebanyak 100 ml. Penelitian ini menggunakan tambahan pupuk dasar NPK sebanyak 10 g untuk seluruh satuan
percobaan. Bahan humat dan kompos yang diaplikasikan dalam lubang tanam dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Perlakuan bahan humat dan kompos pada percobaan lapangan Perlakuan
Bahan humat pekat mllubang tanam
Kompos kglubang tanam
H0P0 0.0
0.0 H0P1
0.0 1.0
H0P2 0.0
2.5 H1P0
0.5 0.0
H1P1 0.5
1.0 H1P2
0.5 2.5
H2P0 1.0
0.0 H2P1
1.0 1.0
H2P2 1.0
2.5
d Waktu Pengukuran
Pengukuran tinggi tanaman dan diameter batang dimulai pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam MST dan dilakukan secara berkala
dengan interval waktu pengukuran setiap 3 minggu selama ± 3 bulan. Pengukuran panjang akar, bintil akar dan biomassa dilakukan pada akhir pengamatan atau 9
minggu setelah tanam MST.
3.4. Pengukuran Pertumbuhan Tanaman
Pengukuran dilakukan terhadap seluruh tanaman pada setiap minggunya selama 9 minggu. Pengukuran tinggi dan diameter batang tanaman pertama
dilakukan pada 3 minggu setelah tanam MST. Tinggi tanaman diukur 1 cm dari permukaan tanah sampai ke ujung titik pertumbuhan batang. Diameter batang
diukur dengan menggunakan kaliper dalam satuan cm. Pengukuran diameter diukur pada titik 1 cm dari permukaan tanah Sukarman et al. 2012.
3.5. Pengukuran Panjang Akar
Akar yang digunakan untuk pengukuran masih dalam keadaan segar dan telah dibersihkan dari tanah yang menempel. Pengukuran panjang akar tanaman
dilakukan mulai dari pangkal batang hingga ujung akar pokok akar primer. Waktu pengukuran dilakukan setelah tanaman dicabut dari media tanam.
3.6. Perhitungan Bintil Akar
Perhitungan bintil akar dilakukan pada akhir tanam dengan menghitung bintil akar efektif berdasarkan proporsi bintil akar berwarna merah muda Setiadi
1989.
3.7. Biomassa Tanaman
Biomassa tanaman sengon percobaan rumah kaca dan lapangan diukur setelah dipanen atau pada umur 9 minggu setelah tanam MST. Variabel yang
diamati meliputi biomassa total bobot kering akar dan bobot kering tajuk dimana komponen tersebut dikeringkan dalam oven dengan suhu 105
o
C selama 24 jam. Metode yang digunakan yakni dengan pemanenan individu tanaman yang
didasarkan pada tingkat kerapatan individu tumbuhan yang cukup rendah dan komunitas tumbuhan dengan jenis yang sedikit. Nilai total biomassa dengan
metode ini diperoleh dengan menjumlahkan biomassa seluruh individu dalam suatu unit area contoh.
3.8. Analisis Tanah
Analisis sifat-sifat kimia dan logam berat tanah dilakukan sesudah percobaan. Sampel tanah yang dianalisis dikumpulkan secara komposit dan
quartering terlebih dahulu kemudian dibawa untuk dianalisis di laboratorium
Balai Penelitian Tanah, Bogor. Hasil analisis tanah yang telah diperoleh dari laboratorium selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
3.9. Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan sifat kimia dan logam berat Ni dan Cr tersedia dalam tanah disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Parameter dan metode pengamatan sifat kimia dan logam berat tanah Parameter pengamatan
Metode pH H2O dan KCl
pH meter dengan ekstrak 1:5 C-organik
Walkley dan Black N-total
Kjeldahl P-tersedia
OlsenBray 1 Kapasitas Tukar Kation
NH
4
-Acetat 1N, pH7 Kejenuhan basa
Perhitungan K-dd, Na-dd, Ca-dd dan Mg-dd
NH
4
-Acetat 1N, pH7 Ni-tersedia
Ekstrak DTPA Cr-tersedia
Ekstrak DTPA Data parameter pertumbuhan diolah menggunakan analisis ragam
ANOVA dan dihitung menggunakan program SPSS. Bila terdapat perbedaan yang nyata maka dilakukan uji DMRT Duncan Multiple Range Test dengan
taraf 5.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Percobaan Pot di Rumah Kaca
4.1.1. Kandungan Unsur Hara Tanah
Unsur hara memegang peranan penting bagi pertumbuhan tanaman setelah berkecambah. Tersedianya hara yang cukup dalam tanah dapat mempermudah
penyerapan hara oleh akar tanaman. Berdasarkan hasil uji tanah di laboratorium diperoleh sifat-sifat kimia tanah yang tersaji pada Tabel 5.