Kontributor Tambahan

Lampiran III: Kontributor Tambahan

Robin Bush saat ini sudah kembali ke Amerika Serikat setelah menghabiskan dua tahun di Jakarta (1998-2000) sebagai Programme Officer untuk Program Islam dan Masyarakat Sipil di Asia Foundation. Ia kini tinggal di Minneapolis di mana ia menulis untuk gelar doktornya tentang Islam dan Indonesia.

Nicholas ‘Fink’ Haysom adalah Associate Professor Hukum di Pusat Studi Aplikasi pada Universitas Wits, Afrika Selatan dan menjadi pengacara ketika pada bulan Mei 1994 ia ditunjuk sebagai penasihat hukum Presiden Nelson Mandela.

Pada kedudukannya ini ia berpartisipasi dalam penyusunan berbagai peraturan legislatif atau menjadi anggota penyusunan kebijakan, khususnya dalam bidang pertahanan, keuangan, dan etika eksekutif. Ia juga memimpin panel sejumlah komisioner untuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Ia juga secara intensif terlibat dalam negosiasi-negosiasi konstitusional yang diarahkan pada konsitusi interim dan konsitusi akhir Afrika Selatan, serta dalam negosiasi-negoasiasi untuk Perjanjian Perdamaian Nasional. Saat ini ia adalah ketua komite negosiasi dalam isu konstitusional mengenai perundingan perdamaian Burundi.

Richard Holloway adalah penasihat pembangunan masyarakat madani pada Proyek Penguatan dan Dukungan bagi Masyarakat Madani yang didanai oleh USAID. Ia banyak menulis tentang masyarakat madani untuk Pact, JHU-SAIS, USAID, Bank Dunia dan CIVICUS. Sebelumnya ia merupakan wakil Oxfam di Indonesia, dan juga pernah bekerja dengan CUSO di Asia, dan dengan Pact di Bangladesh dan Zambia.

Jomo K. S. adalah seorang profesor di Departemen Ekonomi Aplikasi, Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Dia adalah pengarang dan editor banyak buku mengenai Malaysia dan Asia Tenggara, termasuk Southeast Asia’s Misunderstood Miracle (1997), Tigers in Trouble (1998), Southeast Asia’s Ersatz Industrialization (2001) dan Southeast Asia’s Paper Tigers (2001).

Dr. Azza Karam adalah Direktur Program Perempuan di Konferensi Dunia untuk Agama dan Perdamaian (WCRP) di New York. Ia pernah menjabat Direktur Program di Pusat Studi Konflik Etnis pada Universitas Queen, Belfast di Irlandia Utara, sebelumnya ia bekerja sebagai Senior Programme Officer di

International IDEA di mana ia mendirikan dan melaksanakan Program-Program Gender dan Timur Tengah.

Penilaian Demokratisasi di Indonesia

Gerry van Klinken bekerja di Yogyakarta, sebagai direktur menetap untuk sebuah konsorsium universitas Australia (Acicis). Ia menyandang gelar akademis untuk ilmu geofisika, yang karenanya ia mengajar di universitas-universitas di Malaysia dan Indonesia pada 1980-an, dan tentang sejarah Indonesia. Ia juga pernah mengajar dan melaksanakan penelitian tentang studi-studi Asia di berbagai universitas termasuk Universitas Sydney, Brisbane, dan Universitas Nasional Australia di Canberra. Sejak tahun 1996, ia menjadi editor untuk majalah caturwulanan Inside Indonesia.

Dr. Manuel Montes adalah Program Officer untuk Ford Foundation di New York. Institusi lain yang pernah ia geluti termasuk East-West Center di Hawaii dan Institut Studi Asia Tenggara (Singapura). Dr. Montes juga menulis banyak naskah ilmiah dan komentar tentang krisis finansial Asia dan krisis perbankan yang menyertainya.

Joel Rocamora mengepalai Institute for Popular Democracy di Manila, sebuah lembaga penelitian yang bekerja sama dengan erat dengan masyarakat sipil Filipina. Dia memperoleh gelar doktor dari Universitas Cornell, dengan spesialisasi

tentang Partai Nasional Indonesia. Jatuhnya rezim Soeharto mengembalikan minatnya pada Indonesia.

Dr. Leonard Sebastian saat ini adalah Senior Fellow di Institute of Defense and Strategic Studies (IDSS) yang berlokasi di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura. Sebelumnya ia bekerja di Institut Studi Asia Tenggara dengan spesialisasi mengenasi hubungan sipil-militer di Indonesia. Dr. Sebastian memperoleh gelar doktor dari Univeristas Nasional Australia.

Lampiran III

Berikut ini adalah para pemrasaran atau kontributor yang tak ternilai harganya dalam lokakarya dan pertemuan yang terkait dengan proyek Penilaian Demokratisasi di Indonesia:

General Jose Almonte, mantan Penasihat Keamanan Nasional, Filipina Trevor Buising, Konsultan, Brisbane, Australia Jamie Davidson, kandidat Doktor, Universitas Washington, Amerika Serikat. Reverend Priscilla Everson, Komisi Kesetaraan Gender, Afrika Selatan Dr. Kusnanto Anggoro, Centre for Strategic and International Relations, Indonesia Cornelis Lay, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada, Indonesia M. Nawir Messi, Direktur Pelaksana, Institut Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Indonesia Pratikno, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Robert Simanjuntak, Institut Penelitian Ekonomi dan Sosial, Universitas Indonesia

International IDEA juga hendak menyampaikan terima kasih kepada individu- individu berikut ini:

Greg B. Felker; Natasha Hamilton-Hart; Satish Mishra; George Aditjondro; Arief Budiman; Andrew MacIntyre; Murai Yoshinori; Jonathan Pincus; Richard Robison; Jeffrey Winters.

Penilaian Demokratisasi di Indonesia