Hak-hak dan Kewajiban Mendasar Negara dan Warga Negara

7. Hak-hak dan Kewajiban Mendasar Negara dan Warga Negara

Anggota-anggota Forum percaya bahwa negara Indonesia harus membuat suatu komitmen tetap mengenai hak-hak dasar rakyat sebagai warga negara. Para anggota umumnya percaya bahwa negara ini harus mengikuti jalur pembangunan demokrasi yang menguntungkan semua pihak.

Hal ini bisa dilakukan dengan mengingat aspirasi-aspirasi rakyat, dengan memperhatikan kesejahteraan ekonomi dan politiknya, lewat suatu “Prinsip- Prinsip Dasar Arah Kebijakan Negara” dan suatu piagam tentang “Hak-hak dan Kewajiban Mendasar, dan Kebebasan”. Konstitusi merupakan instrumen yang paling tetap untuk mencapai semua ini.

Suatu daftar prinsip arahan dan hak-hak dasar yang secara universal diterima oleh komunitas bangsa-bangsa, termasuk Indonesia, dalam berbagai instrumen internasional, khususnya Piagam-Piagam PBB, dikaji oleh anggota kelompok kerja. Mereka memperdebatkan apakah semua itu sebaiknya dimasukkan

Penilaian Demokratisasi di Indonesia

dalam konstitusi atau tidak. Diakui bahwa “Prinsip-Prinsip Dasar Arah Kebijakan Negara” jarang ditetapkan

sebagai hukum atau suatu hak konstitusional. Namun, mereka diharapkan mampu membimbing kebijakan dan tindakan pemerintah, dan punya kekuasaan yang persuasif. Pada sisi lain, hak-hak mendasar ditegakkan. Sementara aturan hukum dalam kondisi yang terbatas akan menghasilkan pelaksanaan hak-hak tertentu yang spesifik, beberapa hak dinilai mutlak atau tidak bisa dikecualikan, dan tidak dapat diganti atau dikurangi.

7.1 Prinsip-Prinsip Dasar Arah Kebijakan Negara

Para anggota Forum percaya bahwa negara harus menyediakan kebutuhan- kebutuhan mendasar untuk menjamin bahwa semua rakyat Indonesia dapat hidup damai dan beradab serta bebas dari perang.

Mereka merekomendasikan bahwa, sepanjang sumber daya nasional memung- kinkan, rakyat akan menikmati jaminan sosial, perawatan kesehatan, dan akses terhadap air dan perumahan. Disarankan pula negara harus menjamin pembangunan infrastruktur dasar di komunitas-komunitas pedesaan, dan menangani ekonomi untuk kepentingan-kepentingan peningkatan kesejahteraan bagi semuanya. Direkomendasikan agar negara menjamin perlindungan dan penggunaan sumber daya lingkungan secara berkelanjutan untuk keuntungan generasi sekarang maupun masa datang.

Negara juga harus menjalankan pemerintahan yang baik untuk menghadapi aspirasi-aspirasi semua rakyat Indonesia. Hal ini akan menjamin transparansi dan akuntabilitas dari pemerintah dan akses warga negara atas informasi dalam hubungannya dengan pemerintah.

Dalam diskusi diakui bahwa “Prinsip-Prinsip Dasar Arah Kebijakan Negara” dapat memainkan peranan penting dalam menjelaskan dan mengungkapkan aspirasi tertinggi masyarakat Indonesia demi standar kehidupan yang memadai bagi semua warga negara. Penting bahwa aspirasi semacam ini termuat di dalam teks konstitusi, atau warga negara akhirnya dapat mengetahui bahwa konstitusi itu kurang visi dan terbatas.

Konstitutionalisme dan Aturan Hukum

Rekomendasi:

Konstitusi Indonesia harus menyertakan suatu rangkaian Prinsip-Prinsip Arah Kebijakan Negara yang menyeluruh dengan memperhatikan keharusan untuk menyediakan kebutuhan dasar, pemerintahan yang baik, dan kebijakan pembangunan yang terpusat pada manusia.

Prinsip-Prinsip Arah Kebijakan Negara ini harus membimbing hukum, tindakan pemerintah, dan kebijakan publik.

7.2 Hak-Hak Asasi dan Kebebasan

Hak-hak asasi dan kebebasan warga negara harus dilindungi sebagai prioritas tertinggi, dan dibatasi hanya pada kondisi-kondisi tertentu untuk memastikan penggunaan hak-hak ini oleh orang lain. Konstitusi harus membuat daftar piagam yang komprehensif mengenai hak-hak dasar dan membatasi kondisi-kondisi dalam hal bagaimana hak-hak itu dibatasi.

Penting untuk merinci dalam konstitusi keadaan-keadaan yang memungkinkan hak-hak dapat dicabut. Dalam situasi tidak adanya petunjuk konstitusional semacam itu, eksekutif mungkin akan tergoda dalam kondisi darurat untuk melanggar hak-hak ini lebih daripada seharusnya. Kecenderungan universal mensyaratkan bahwa setiap pembatasan atau pencabutan hak-hak asasi yang ada dalam konstitusi disesuaikan dengan risiko atau bahaya yang menghadang negara. Ada hak-hak tertentu, seperti hak untuk bebas dari siksaan, yang seharusnya tidak dilanggar dalam keadaan mana pun.

Jangkauan hak-hak dalam piagam tentang hak-hak dasar seharusnya tidak dibatasi pada hak-hak “negatif” yang melindungi warga dari negara, tetapi seharusnya menyangkut hak-hak generasi baru yang memperkuat masyarakat sipil, melindungi lingkungan, dan mempertegas hak untuk membangun. Hak-hak semacam itu akan meliputi hak atas informasi dan keadilan, termasuk hak atas alasan-alasan setiap keputusan yang ditetapkan oleh seorang pejabat negara. Piagam-piagam terkini juga terfokus pada wilayah-wilayah yang sebelumnya diabaikan dan berusaha memperkuat perlindungan atas sektor-sektor masyarakat yang rentan atau secara tradisional terpinggirkan, seperti anak-anak dan penderita cacat.

Penilaian Demokratisasi di Indonesia

Anggota Forum menyadari bahwa perumusan hak-hak setepatnya harus disesuaikan dengan keadaan di dalam Indonesia. Negara harus melindungi hak-hak asasi, hak-hak personal warga negara, meliputi:

Hak untuk hidup. Bebas dari penyiksaan, kekejaman, perlakuan atau hukuman yang tidak

manusiawi atau merendahkan. Hak atas kehormatan. Perlindungan dan manfaat yang sama bagi semua warga negara berdasarkan

hukum. Hak untuk bebas dari diskriminasi. Hak untuk menikmati persamaan sepenuhnya.

Negara harus melindungi hak-hak politik bagi partisipasi warga negara, meliputi:

Hak untuk memilih dan ikut dalam pemilihan. Kemerdekaan berpendapat dan media. Kemerdekaan berkumpul dan berasosiasi. Hak atas informasi.

Negara harus melindungi dan meningkatkan hak-hak ekonomi, sosial, dan kebudayaan, meliputi:

Kemerdekaan beragama, keyakinan, kepercayaan, dan bersembahyang. Kemerdekaan untuk memilih dan menjalankan salah satu kepercayaan. Hak atas pendidikan. Hak untuk mendapatkan perlindungan dan pengungkapan bahasa dan

kebudayaan. Hak akses atas perawatan kesehatan. Hak untuk bekerja dan mendapatkan kondisi pekerjaan yang nyaman. Hak atas hidup dan bekerja penuh kehormatan. Hak komunitas dan kelompok-kelompok pinggiran untuk meningkatkan

status mereka. Hak untuk pindah dan berada di mana pun di Indonesia.

Negara harus melindungi keluarga sebagai suatu unit masyarakat, meliputi: Hak untuk berkeluarga tanpa intervensi pemerintah.

Kenyamanan hak-hak di dalam keluarga. Persamaan laki-laki dan perempuan di dalam keluarga termasuk hak

yang sama atas warisan. Hak perempuan untuk hidup bebas dari kekerasan. Hak anak untuk dilindungi oleh negara.

Konstitutionalisme dan Aturan Hukum

Negara harus melindungi hak-hak administratif dan hak atas keadilan, meliputi:

Hak untuk mendapatkan pengadilan yang adil tanpa penundaan. Hak untuk keputusan administratif yang adil. Hak atas privasi rumah dan berkomunikasi.

Rekomendasi:

Menjamin bahwa konstitusi dan semua hukum yang disusun sesuai dengan standar hak asasi manusia internasional. Indonesia harus meratifikasi semua konvensi internasional tentang hak asasi manusia. Menjamin bahwa Prinsip-Prinsip Arah Kebijakan Negara dan Piagam tentang Hak-Hak dan Kewajiban Mendasar Negara dan Warga Negara dimasukkan dalam konstitusi.

Memastikan bahwa hak-hak tersebut tidak dipersingkat kecuali dalam kondisi-kondisi yang dikecualikan.

7.3 Amendemen Konstitusi

Ada kebutuhan untuk mempertahankan konstitusi dan memastikan kestabilannya sementara ada usaha mengkaji ulang untuk menjamin bahwa hal ini adalah tanggapan langsung terhadap kebutuhan komunitas. Syarat-syarat yang mengecualikan harus diperkenalkan untuk menghargai amandemen-amandemen konstitusional.

Sebuah konstitusi harus tahan lama dan luwes. Hak-hak yang dijamin seharusnya tidak mudah diganti secara seketika oleh mayoritas yang hanya bersifat sementara. Konstitusi harus melindungi semua warga negara termasuk minoritas politik atau lainnya.

Terlepas dari persyaratan biasa bahwa mayoritas tambahan dibutuhkan sebelum konstitusi dapat diamandemen, muncul argumen kuat yang harus diikuti oleh prosedur-prosedur khusus. Prosedur-prosedur khusus semacam ini akan meliputi paling tidak jaminan bahwa setiap amandemen konstitusi merupakan topik yang tak bisa lepas dari perdebatan publik menjelang pemberlakuannya. Suatu contoh khas prosedur semacam itu adalah yang mengharuskan publikasi amandemen konstitusi agar dikomentari dalam suatu periode waktu yang tertentu sebelum disampaikan kepada parlemen.

Penilaian Demokratisasi di Indonesia

Rekomendasi:

Amandemen terhadap Konstitusi harus memenuhi mayoritas 2/3 dari seluruh komposisi anggota parlemen (dan jika ada dua parlemen, oleh 2/3 dari masing-masing parlemen).

Piagam tentang “Hak-Hak dan Kewajiban Mendasar” tidak dapat diamandemen atau dipersingkat tanpa suara mayoritas dari 2/3 seluruh komposisi parlemen (dan jika ada dua parlemen, oleh 2/3 dari masing-masing parlemen).