METODE PENELITIAN

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden maupun pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Sumber data primer adalah konsumen beras organik di pasar swalayan Kota Surakarta.

commit to user

Data sekunder adalah data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar peneliti serta berupa data penelitian yang diperoleh dengan mencatat laporan atau dokumen dari instansi-instansi yang berkaitan dengan penelitian. Data-data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Data tersebut adalah keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, keadaan penduduk dan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang akan diteliti.

2. Wawancara Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer melalui wawancara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya terhadap objek yang akan diteliti yaitu konsumen yang membeli produk beras organik di pasar swalayan Kota Surakarta.

3. Pencatatan Teknik pencatatan digunakan untuk mengumpulkan dan mencatat data yang terkait dengan penelitian ini baik dalam wawancara maupun pada saat pengamatan secara langsung di lokasi setempat.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varian ranking satu arah Kruskal Wallins yang berguna untuk menentukan apakah k sampel independen berasal dari populasi yang berbeda. Tehnik Kruskal Wallins menguji hipotesis nol bahwa k sampel berasal dari populasi

commit to user

bahwa variabel yang dipelajari mempunyai distribusi kontinyu. Tes Kruskal Wallins ini masing-masing N observasi digantikan dengan rankingnya, yaitu semua skor dalam k sampel yang digunakan diurutkan dalam satu rangkaian. Skor yang terkecil digantikan dengan ranking 1, yang setingkat di atas yang terkecil dengan ranking 2 dan yang terbesar dengan ranking N.

Tes Kruskal Wallins menentukan apakah jumlah rangking itu sangat berlainan sehingga sangat kecil kemungkinan bahwa sampel-sampel itu semuanya ditarik dari populasi yang sama. Dapat ditunjukkan bahwa jika seluruh k sampel itu memang benar-benar dari populasi yang sama atau identik, yakni jika  benar, maka H dalam tes Kruskal Wallins dapat dirumuskan sebagai berikut:

12

H mendekati distribusi X² dengan db=k-1 Keterangan:

H =hasil tes kruskal wallins ﴠ = banyaknya nilai pengamatan (ulangan) pada tiap-tiap sampel

(perlakuan) k = banyaknya sampel (perlakuan) yang diuji = jumlah rangking tiap sampel (perlakuan) N = total pengamatan Langkah-langkah dalam penggunaan analisis varian ranking satu arah Kruskal Wallins yaitu

1. Memberi ranking observasi dalam suatu urutan dari 1 hingga N.

2. Menentukan harga R (jumlah rangking) untuk masing-masing k.

3. Jika suatu proporsi yang besar diantara observasi-observasi itu berangka sama menghitung harga H dengan rumus 

璘Ǵ

commit to user

tidak sama menghitung harga H dengan rumus

5. Jika kemungkinan yang berkaitan dengan harga observasi H adalah sama dengan atau kurang dari ∝, tolaklah  dan terima  .

Kriteria sikap konsumen dinilai dengan menggunakan skala Likert. Masing-masing item diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi. Semakin banyak pilihan jawaban, maka jawaban responden semakin terwakili.

Skala Likert:

a. Sangat tidak setuju

b. Tidak setuju

c. Netral

d. Setuju

e. Sangat setuju

commit to user

A. Keadaan Geografis

Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang berada di wilayah Propinsi Jawa Tengah yang terletak antara 110º 45’ 15” dan 110º 45’35” Bujur Timur dan antara 7º 36’ dan 7º 56’ Lintang Selatan. Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta berkisar antara 25,8ºC sampai dengan 28,8ºC. Sedangkan kelembaban udaranya berkisar antara 70% sampai dengan 85%.

Kota Surakarta yang lebih dikenal dengan nama “Kota Solo” merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang dan Yogyakarta. Wilayah Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m di atas permukaan air laut, yang berbatasan wilayah dengan kabupaten eks Karesidenan Surakarta yaitu :

Sebelah Utara

: Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat

: Kabupaten Sukoharjo

Luas wilayah Kota Surakarta yaitu 44,04 km 2 yang terbagi dalam

5 kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan Banjarsari. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang terluas yaitu dengan luas wilayah 1.481,10 Ha atau 33,83 % dari luas wilayah Kota Surakarta dan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Serengan yaitu dengan luas wilayah 319,40 Ha atau 7,25 % dari luas wilayah Kota Surakarta.

Sebagian besar lahan di Kota Surakarta digunakan untuk pemukiman penduduk yaitu sebesar 63,79% sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar yaitu berkisar 21% dari luas lahan yang ada. Penggunaan lahan di Kota Surakarta pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.

commit to user

No.

Penggunaan lahan

Luas lahan (ha)

8. Lapangan olah raga

62,25

1,41

9. Taman kota

12,59

0,28

10. Tanah kosong

100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta (2010:7)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa 63,79% lahan di wilayah Kota Surakarta digunakan untuk pemukiman. Lahan untuk pertanian berupa tegalan dan sawah masing-masing 2,86% dan 3,11% dari wilayah Kota Surakarta. Hal ini menunjukkan bahwa lahan pertanian di Kota Surakarta semakin sempit karena adanya alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke lahan non pertanian. Selain untuk pemukiman dan pertanian, lahan di Kota Surakarta juga digunakan untuk kegiatan perekonomian, kegiatan sosial, dan untuk keperluan lain-lain sebesar 372,74 Ha yang digunakan untuk fasilitas umum seperti jalan raya, trotoar, tempat pembuangan sampah, kamar mandi umum, tempat saluran air, dan lain sebagainya.

B. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Kota Surakarta meliputi keadaan penduduk menurut jenis kelamin, keadaan penduduk menurut kelompok umur, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan,dan keadaan penduduk menurut mata pencaharian adalah sebagai berikut:

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Surakarta tahun 2010, jumlah penduduk Kota Surakarta menurut jenis kelamin tahun 2003- 2010 dapat dilihat pada Tabel 5:

commit to user

Jenis Kelamin

Jumlah Rasio Jenis Laki-laki Kelamin Perempuan

499.377 95,02 Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta (2010:34) Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 jumlah

penduduk Kota Surakarta yang berjenis kelamin laki-laki lebih kecil dari jumlah penduduk perempuan yaitu dengan jumlah 243.296 penduduk laki- laki dan 256.041 penduduk perempuan. Pada tahun 2010, rasio jenis kelamin di Kota Surakarta adalah sebesar 95,02% yang menunjukkan bahwa setiap terdapat 100 penduduk dengan jenis kelamin perempuan maka terdapat 95 penduduk dengan jenis kelamin laki-laki.

Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan di Kota Surakarta diketahui lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan rumah tangga terutama dalam hal pembelanjaan rumah tangga lebih ditentukan oleh perempuan. Karena peranan perempuan dalam rumah tangga lebih besar maka keputusan pembelian kebutuhan rumah tangga untuk sehari-hari lebih didominasi oleh perempuan.

2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Surakarta tahun 2010, keadaan penduduk Kota Surakarta menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6.

commit to user

Jenis Kelamin

Jumlah Total

499.337 Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta (2010:37)

Berdasarkan Tabel 6 mengenai penduduk Kota Surakarta menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2010, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar 48.073 pada kelompok umur 20-24 tahun, sedangkan jumlah penduduk terkecil yaitu sebesar 14.633 pada kelompok umur 60-64 tahun. Komposisi penduduk menurut umur adalah penggolongan penduduk berdasarkan umur sehingga dapat diketahui jumlah penduduk yang produktif dan yang non produktif. Golongan umur non produktif adalah golongan umur antara 0-14 tahun dan golongan umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur produktif adalah golongan umur 15-64 tahun. Berdasarkan data dari Tabel 5 diatas diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar sudah masuk pada penduduk golongan umur produktif. Golongan umur penduduk ini akan berpengaruh pada seleranya, karena kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usianya.

commit to user

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Menurut data BPS Surakarta tahun 2010, berdasarkan monografi masing-masing kelurahan Kota Surakarta, jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kota Surakarta adalah sebagai berikut : Tabel 7. Banyaknya Penduduk 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat

Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2010. No. Tingkat Pendidikan

Jumlah Jumlah (%)

1. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi

47.414 9,20

2. Tamat SLTA

125.035 24,28

3. Tamat SLTP

106.847 20,74

4. Tamat SD

106.281 20,63

5. Tidak Tamat SD

38.294 7,43

6. Belum Tamat SD

54.026 10,49

7. Tidak Sekolah

37.205 7,23

Jumlah

515.102 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta (2010:44) Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui sebagian besar tingkat

pendidikan di Kota Surakarta adalah tamat SLTA yaitu sebesar 125.035 jiwa atau sebesar 24,28%. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kota memiliki pendidikan dasar yang cukup dan memahami akan pentingnya pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu informasi pada suatu produk. Salah satunya merupakan pengetahuan akan pentingnya produk yang akan dikonsumsi baik dari segi kualitas, mutu maupun tentang kesadaran pentingnya produk untuk kesehatan yaitu pada saat mengkonsumsi beras organik.

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Surakarta tahun 2010 dapat diketahui banyaknya penduduk Kota Surakarta menurut mata pencahariannya pada tahun 2010. Menurut data dari BPS Surakarta berdasarkan data monografi masing-masing kelurahan wilayah Surakarta, jumlah penduduk di Kota Surakarta menurut mata pencaharian pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 8.

commit to user

Surakarta Tahun 2010

No.

Mata Pencaharian

Jumlah

1. Petani Sendiri

480

2. Buruh Tani

4. Buruh Industri

72.084

5. Buruh Bangunan

8. PNS/TNI/POLRI

Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta (2010:41-42)

Tabel 8 menunjukkan bahwa penduduk di Kota Surakarta paling banyak masuk dalam jenis mata pencaharian lain-lain yang meliputi karyawan swasta, jasa, dan sebagainya yaitu sebesar 166.408 orang. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani menempati urutan kedua yaitu sebesar 1.235 orang yang terdiri dari petani sendiri dan buruh tani. Luas lahan menurut penggunaan di Kota Surakarta menyatakan bahwa sebesar 63,79% lahan di Surakarta dimanfaatkan sebagai pemukiman. Hal ini karena telah banyak alih fungsi dari lahan pertanian ke nonpertanian sehingga yang bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani juga semakin sedikit. Jenis pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima oleh seseorang. Tingkat pendapatan yang diterima akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang, semakin tinggi pendapatan maka proporsi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan semakin meningkat.

commit to user