Hubungan Perbankan dengan Islam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hubungan Perbankan dengan Islam

Bank Islam didasarkan pada prinsip hukum Islam. Sistem bank Islam menawarkan fungsi dan jasa yang sama dengan sistem bank konvensional meskipun diikat oleh prinsip-prinsip Islam. Sistem operasi dari bank Islam berdasarkan prinsip pembagian keuntungan dan kerugian. Bank Islam tidak mengenakan bunga untuk dana yang ditawarkan ke konsumen tetapi memperkirakan pertambahan dana yang akan datang yang merupakan hasil dari penggunaan dana tersebut. Di sisi lain, nasabah mendapatkan bagiannya dari keuntungan bank yang berdasarkan rasio yang ditetapkan sebelumnya. Dengan perkembanganan keuangan Islam, bank-bank sekarang memperkenalkan berbagai jenis produk dan jasa yang tanpa riba untuk mengembangkan lingkup bank dan penambahan konsumen. Agama Islam memandang bahwa semua bentuk kegiatan ekonomi adalah bagian dari muamalah. Sedangkan muamalah termasuk bahagian dari syariah, salah satu dari kedua ajaran Islam yang pokok lain yang tidak dapat dipisah- pisahkan : aqidah dan akhlak. Ekonomi Islam dibangun dan dilaksanakan berdasarkan ruh dan spirit serta menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai berikut : 1 aqidah tauhid, 2 keadilan, 3 kebebasan, dan 4 kemashlahatan akhlak yang terpuji. Universitas Sumatera Utara Dalam kaitan ini Alquran telah menyerukan agar setiap muslim melakukan segala aktivitas kehidupannya termasuk dalam bidang ekonomi selalu bertumpu pada aqidah tauhid. Dalam hal ini berarti bahwa pencipta, pemilik dan penguasa segala yang ada hanyalah Allah. Karena itu, manusia sebagai mahkluk ciptaan- Nya dalam melakukan kegiatan ekonomi selalu bertumpu pada keimanan kepada Allah dan bertujuan mencari ridho-Nya. Kegiatan ekonomi yang berlandaskan ‘aqidah tauhid menjamin terwujudnya kemashlahatan dan kebaikan perekonomian untuk masyarakat luas-bukan hanya masyarakat luas atau masyarakat muslim. Hal ini, karena ekonomi dalam pandangan Islam merupakan sarana dan fasilitas yang dapat membantu pelaksanaan ibadah dengan sebaik-baiknya. Kegiatan ekonomi yang demikian dilaksanakan oleh pelaku-pelaku ekonomi yang selalu merasakan kehadiran dan pengawasan Allah sehingga selalu berhias dan menjunjung tinggi akhlak yang terpuji, keadilan, bebas dari segala tekanan untuk meraih kebaikan hidup yang diridhai aqidah tauhid dengan akhlak yang terpuji tidak dapat dipisahkan. Peranan aqidah tauhid dan akhlak yang terpuji dalam semua kegiatan setiap manuisia, termasuk didalamnya kegiatan bidang ekonomi adalah sangat penting. Sasaran utama pendirian bank Islam adalah untuk menyebarkan kemakmuran ekonomi dalam struktur ekonomi dalam struktur Islam dengan mempromosikan dan mengembangkan prinsip Islam dala area bisnis. Point sasarannya adalah sebagai berikut : 1. Menawarkan Jasa Keuangan : aturan dan hukum dari bank Islam dengan cepat menerapkan prinsip Islam untuk transaksi keuangan, Universitas Sumatera Utara dimana riba dan gharar diidentifikasi sebagai tidak Islami. Pendorong utamanya adalah kearah keuangan yang berbagai risiko dan fokus pada kegiatan-kegiatan yang halal. Fokusnya adalah menawarkan transaksi perbankan yang melekat pada prinsip syariah dan menolak transaksi bank konvensional yang berdasarkan bunga. 2. Menjaga stabilitas nilai uang : Islam mengakui uang sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditi, di mana harga dapat digunakan, Jadi, sistem tanpa bunga membawa ke stabilitas dalam nilai uang sehingga bisa menjadi alat tukar yang dapat dipercaya dalam unit transaksi. 3. Pengembangan Ekonomi : Bank Islam mengembangkan ekonomi melalui fasilitas seperti Musyarakah, Mudharabah dan lain lain, dengan prinsip pembagian keuntungan dan kerugian yang khusus. Hal ini membangun relasi yang langsung dan dekat antara hasil atas investasi bank dan keberhasilan operasi dari bisnis oleh pengusaha, dimana akan berdampak pada perkembangan ekonomi suatu negara. 4. Alokasi Sumber daya yang optimum : bank Islam optimis dalam mengalokasikan sumber dana melalui investasi dari sumber keuangan ke proyek-proyek yang diyakini sangat menguntungkan, diizinkan agama dan memberi keuntungan secara ekonomi 5. Mendistribusikan sumber daya secara seimbang : bank Islam yakin keseimbangan pendistribusian dari pendapatan dan sumber daya diantara pihak-pihak yang mengambil bagian bank, nasabah dan pengusaha dengan pendekatan pembagian keuntungan. Universitas Sumatera Utara 6. Pendekatan yang optimis : prinsip pembagian keuntungan mendorong bank untuk memilih proyek-proyek dengan keuntungan yang jangka panjang dari pada keuntungan jangka pendek. Hal ini memimpin bank untuk mempelajari terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam suatu proyek yang aman baik bagi bank dan investor. Hasil yang tinggi yang diperoleh kemudian didistribusikan ke shareholder yang memberikan keuntungan sosial dan membawa kemakmuran secara ekonomi Rivai, 2010.

2.2. Perkembangan Perbankan Islam di Dunia